Anda di halaman 1dari 31

ANATOMI, FISIOLOGI

HIDUNG DAN SINUS


PARANASAL
OLEH:
Alfia Nikmah (1818012055)
Neli Salsabila (1818012096)

Preceptor: Dr. dr. Fatah Satya Wibawa, Sp. THT-KL

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROKAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. ABDUL MOELOEK
2020
ANATOMI DAN
FISIOLOGI HIDUNG
HIDUNG LUAR
■ Bentuk piramid di apertura
piriformis

1. Pangkal (radix)
2. Batang (dorsum)
3. Puncak (apex)
4. Sayap (Ala nasi)
5. Kolumela
6. Lubang (nares anterior)
KERANGKA
HIDUNG

■ Tulang
1. Os nasalis
2. Pros Frontalis os
Maxillaris
■ Tulang Rawan
1. Kartilago lateral hidung
2. Kartilago alaris mayor
‒ lateral
‒ medial
3. Kartilago alaris minor
HIDUNG DALAM
VESTIBULUM NASI
– Dari nares anterior ke supero-
posterior ke cavum nasi
– Epitel kulit dengan vibrise & kelenjar
sebasea

CAVUM NASI
‒ Dibatasi oleh vestibulum nasi (anterior) &
nares posterior /koana (posterior)
‒ Terbagi 2 bagian kanan & kiri oleh septum
nasi di tengah
‒ Mempunyai: dasar (lantai), atap, dinding
lateral & medial
CAVUM NASI
DASAR ATAP MEDIAL LATERAL
 SEPTUM
1. Proc. 1. Proc. • Bagian Tulang • Anterior :
Palatinus Nasalis Os • Lamina processus
Os Maxilla Frontalis Perpendikularis Os frontalis os
(¾ (Anterior) Ethmoid maxila
anterior ) 2. Lamina • Vomer • Medial : os
2. Proc. Cribosa Os • Krista Nasalis Os etmoidal, os
Horizontali Ethmoidalis Maxilla maxilla dan
s Os (media ) • Krista Nasalis Os konka
Palatinus 3. Os Palatina • Posterior : lamina
(¼ Sphenoidali • Bagian Tulang Rawan perpendikularis
posterior ) s (posterior) • Lamina os palatum dan
Kuadrangularis lamina
(kartilago septum ) pterigoides
• Kolumela medial
KONKA
■ Batas lateral berbatasan dinding medial Sinus Maxillaris Os Maxilla

KONKA NASI KONKA NASI KONKA NASI KONKA NASI


INFERIOR MEDIUS SUPERIOR SUPREMA

Dibawahnya
Terbesar & Dibawahnya ada Meatus Terkecil &
ada Meatus
terpanjang Nasi Medius muara biasanya
Nasi
Sinus Frontalis, Etmoid rudimenter
Superior
Anterior & Maxillaris
muara Sinus
Kaya pembuluh Ethmoid
darah  Plx. Posterior &
Cavernosus Kompleks
Ostiomeatal ( KOM ) Sphenoid
Concharum
• Proc. Unsinatus
Dibawahnya ada • Infundibulum Ethmoid
Meatus Nasi • Hiatus Semilunaris
Inferior muara • Bula Ethmoid
Duct. • Meatus media
Nasolacrimalis • Os sinus maxilla
( Katub Hasner ) • Recessus Frontal
Kompleks
Ostiomeatal ( KOM )
• Infundibulum
Ethmoid
• Proc. Unsinatus
• Hiatus Semilunaris
• Bula Ethmoid
• Meatus media
• Os sinus maxilla
• Recessus Frontal
MEATUS
Meatus nasi superior
• Antara konka medius dan
superior (terdapat resesus
sfenoetmoidal yang
terletak di
posterosuperior konka
superior)

Meatus nasi medius:


• Antara konka inferior dan
medius

Meatus nasi inferior:


• Antara dasar rongga
hidung dengan konka
inferior
VASKULARISASI

Bagian Superior ( cabang A. Bagian Inferior ( cabang A. Bagian anterior


Ophtamika – cabang A. maxilaris) • Cabang-cabang A. fasialis
Carotis interna) • A. Sphenopalatina
• A. Etmoidalis ant • A. Palatina major
• A. Etmoidalis post
INERVASI
N. Etmoidalis anterior (cabang N.
ophthalmicus / N. V1)
• Sensori anterior dan superior
hidung

Ganglion sfenopalatinum /
Pterygopalatina (cabang N.
Maxillaris / N. V2)
• Sensori dan vasomotor/ otonom
mukosa hidung

N. olfactorius (N. I)
• Reseptor penghidu
FISIOLOGI HIDUNG
pengatur udara, penyaring
udara, humidifikasi,
penyeimbang tekanan, resonansi suara melalui
mekanisme imunologik lokal konduksi tulang
RESPIRASI FONETIK REFLEKS
NASAL

PENGHIDU STATISTIK
DAN
MEKANIK
adanya mukosa olfaktorius dan
meringankan beban kepala, proteksi
reservoir udara untuk
terhadap trauma dan panas
menampung stimulus penghidu
FUNGSI RESPIRASI

Udara inspirasi masuk Naik setinggi konka Turun ke bawah


ke nares anterior media menuju nasofaring

FUNGSI PENGHIDU

Menuju ke mukosa
Berdifusi dengan
olfaktorius, Konka
Partikel bau mucus atau saat
superior, dan 1/3 atas
inspirasi maksimal
septum
ANATOMI SINUS
PARANASAL
ANATOMI SINUS
PARANASAL
Terdiri dari 4 pasang:
1. Sinus Maksila
2. Sinus Frontal
3. Sinus Etmoid
4. Sinus Sfenoid

Anterior Group Posterior Group


- Sinus Maxillaris - Sinus Ethmoidalis Posterior
- Sinus Frontalis - Sinus Sphenoidalis
- Sinus Ethmoidalis Anterior
Sinus paranasal merupakan hasil pneumatisasi tulang-tulang kepala,
sehingga terbentuk rongga di dalam tulang. Semua sinus mempunyai
ostium ke dalam rongga hidung.

Secara embriologi, sinus paranasal berasal dari


invaginasi mukosa rongga hidung.
Perkembangannya dimulai pada fetus usia 3-4
bulan (maksila dan etmoid)
Sinus frontal berkembang dari sinus
etmoid anterior (8 tahun)
Sinus sfenoid berasal dari bagian postero-superior rongga
hidung mulai pada usia 8-10.
Umumnya sinus mencapai besar maksimal usia 15-18 tahun.
Sinus Maksila (SM)
• Terletak di tulang maksila kanan dan
kiri
• Sinus terbesar (15 ml saat dewasa)
• Berbentuk piramid
• Dinding anterior : permukaan fasial os
maksila (fosa kanina)
• Dinding posterior : permukaan
infratemporal maksila
• Dinding medial : Dinding lateral
rongga hidung
‒ Dasar sinus tempat akar gigi geraham • Dinding superior : dasar orbita
atas (P1 dan P2 ; M1dan M2) • Dinding inferior : prosesus alveolaris
‒ Lantai sinus maksila 5 – 10 mm lebih & palatum
rendah dari dasar cavum nasi
‒ Ostium di meatus nasi medius (di KOM)
19
Sinus Frontal (SF)
SF ■ Terletak antara tabula eksterna dan interna
os frontal, di posterior arcus superciliaris
SF dan radix nasi
■ Sepasang, kanan dan kiri, tidak sama besar,
kadang-kadang hanya tumbuh sebelah
■ Ke atas dan belakang berbatasan dengan
fosa kranii anterior
■ Ke bawah berbatasan dengan rongga orbita
■ Sinus frontal berdrenase melalui ostium di
resesus frontal, yang berhubungan dengan
infundibulum etmoid
■ Ostium di meatus nasi medius (di KOM)

20
Sinus Etmoid (SE)
• Berongga-rongga, terdiri banyak sel di
dalam tulang etmoid, berdasarkan
letaknya dibagi : etmoid anterior dan
etmoid posterior
• Etmoid anterior drainase ke meatus nasi
SE SE
medius dan etmoid posterior ke meatus
nasi superior
• Atap berbatasan dengan lamina
SS SS kribrosa , dinding lateral: lamina
papirasea yang sangat tipis dan
membatasi sinus etmoid dari rongga
orbita
21
Sinus Sphenoid (SS)
■ Terletak didalam corpus os sphenoid
dan dapat meluas ke dalam ala
major dan ala minor os sphenoid
■ Ostium di resesus sphenoetmoidalis

■ Superior berbatasan dengan fosa


serebri media dan kelenjar hipofisa
SS ■ Lateral berbatasan dengan sinus
SSS
kavernosus dan A. carotis interna
■ Posterior berbatasan dengan fosa
serebri posterior di daerah pons
22
PEMERIKSAAN
HIDUNG & SINUS
PARANASAL
PEMERIKSAAN HIDUNG
& SINUS PARANASAL
Anamnesa :
a. Sumbatan hidung
b. Sekret di hidung
c. Bersin
d. Rasa nyeri di daerah muka dan kepala
e. Perdarahan dari hidung
f. ga79ngguan penghidu (anosmia / hiposmia)

666
24
Pemeriksaan Fisik

1. Inspeksi

• Deformitas(melebar,asimetri)
Dorsum nasi • Tandaradang

• Sekret
Vestibulum Nasi • Maserasi
• Tandaradang
2. Palpasi
• Crepitasi
Dorsum Nasi • Dislokasi
• Tumor

VestibulumNasi • Tekan ala nasi


• Furunkelvestibulum(jika nyeri)

Sinus Frontal • tekanlantai/dasar&dindingdepanSinusFrontalisdenganibujari

Sinus Maksila • tekanFossaCaninadgibujaritenagaoptimalsimetriskanan&kiri,hindariForamen Supra/Infra


Orbitalis
3. Rhinoscopia Anterior
Pemeriksaan Cavum Nasi dari depan (Nares) dengan bantuan lampu kepala &
spekulum hidung (Hartmann Speculum)

Untuk memeriksa :
• Dasar Cavum Nasi
• Choncha Nasi Inferior & Media
• Meatus Nasi Inferior & Media
• Septum Nasi
• Palatum Mole Phenomena
4. Rhinoscopia Posterior
Pemeriksaan Cavum Nasi dari belakang (Choane)
dengan bantuan lampu kepala, spatula lidah & kaca
cermin kecil bertangkai

Untuk memeriksa :
• Nasopharynx
• Choana
• Tepi dorsal septum nasi
• Cauda concha nasi superior &
media
• Ostium tuba Eustachius
• Fosa Rossenmuler
5. Transiluminasi / Diaphanoscopia
Pemeriksaan Sinus dengan bantuan lampu dalam kamar gelap

Sinus Frontalis

Lampu diletakkan di dasar sinus lihat


kedua sisi kanan-kiri secara bergantian,
pancaran sinar pada dahi penderita
Sinus Maxillaris

1. lampu dimasukkan dalam rongga mulut


 lihat pancaran lampu didaerah infra orbital kanan / kiri

2. lampu diletakkan di Fossa Canina kanan / kiri bergantian  lihat pancaran lampu
pada dasar Sinus & Palatum.

Hasil bermakna jika terdapat perbedaan antara kanan & kiri.

Anda mungkin juga menyukai