Perceptor :
dr. Fivien Fedriani Sp.THT-KL
Laporan Kasus: Kami melaporkan kasus seorang pria 54 tahun dengan herpes zoster pada faring
dan laring dengan multiple CN palsy dan cegukan yang persisten. Pasien mengeluhkan disfagia
yang bersifat progresif, suara serak, dan cegukan persisten (CN IX dan X). Setelah dirawat di
rumah sakit, keluhan bertambah dengan pusing, gangguan pendengaran, dan kelumpuhan wajah
perifer (CN VII dan VIII). Hasil tes polymerase chain reaction air liur dan cairan vesikuler dari
telinga dan tenggorokan positif virus varicella zoster. Urutan perkembangan CN palsy terjadi secara
ascending.
Kesimpulan: Kami mengajukan urutan dari CN palsy dapat berupa ascending maupun descending,
tergantung dari tempat awal keterlibatannya.
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.X
Usia : 50 tahun
Pekerjaan : -
Anamnesis
Pasien datang dengan Pasien memiliki riwayat
keluhan disfagia yang cacar air saat kecil, dan
progresif, suara serak, akhir-akhir ini mengeluhkan
demam, cekukan sejak 3 stress emosional yang
hari yang lalu disertai cukup parah.
nyeri pada wajah sebelah
kanan
Pemeriksaan Fisik
dan Penunjang
Tanda Vital:
TD: 130/80mmHg
T: 39,2°C
Status Lokalis:
Didapatkan multiple vesikel kecil di pipi, telinga,
rongga mulut dan faring bagian kanan.
Pemeriksaan Penunjang:
Tzanck Test (+)
MRI tidak menunjukkan kelainan
Diagnosa dan
Tatalaksana
Diagnosa
Kerja
Herpes zoster dengan
CN IX dan X palsy
Tatalaksana
Terapi dimulai dengan acyclovir intravena (30mg/kgBB/hari)
dan dexamethasone (20mg/hari) untuk herpes zoster, dan
asam valproate oral dan topiramate untuk cekukannya.
>3 minggu
Non Spesifik
< 3 minggu AKUT KRONIK Spesifik
Laringitis tuberkulosa
Laringitis leutika
ANATOMI
FISIOLOGI
Mempunyai 3 fungsi dasar :
Fonasi
Respirasi
Proteksi
Etiologi
virus influenza (tipe A dan B),
parainfluenza (tipe 1,2,3),
rhinovirus, adenovirus dan herpes
simplex virus (sistemik).
Terjadi oedem & hiperemis dari saluran nafas terutama pada dinding lateral
dari trakea dibawah pita suara (terjadi pada lumen saluran nafas dalam)
a. Supraglottitis bakterialis
Laringitis (Epiglottitis)
Bakterialis
b. Laringitis Difteri
Gejala Klinis Laringitis Akut
1. Gangguan suara :
Parau
Kasar
Susah keluar
2. Gejala sumbatan laring (stridor inspirasi, sesak saat inspirasi, retraksi supraclavicula,
interkostal, epigastrial)
4. Dapat disertai Batuk kering yang lama kelamaan disertai dahak kental
TANDA DAN GEJALA
Laringotrakeitis Supraglotitis
Awitan dalam beberapa hari Awitan dalam beberapa jam (2-6 jam)
Non
Medika
mentosa
Medika
Penatalaksanaan mentosa
Rawat RS
Non Medikamentosa
Menghindari segala
sesuatu yang dapat
Vocal rest dengan Penggunaan uap mengakibatkan
tidak banyak lembab iritasi pada faring
berbicara atau (humidifikasi) dan laring semisal:
bersuara hangat atau dingin merokok, makanan
pedas atau minum
es
MEDIKAMENTOSA
Antipiretik Dekongestan
Hipoksemia,
gelisah, Kegawatan
sianosis, pernapasan
pucat
Depresi
sensorium
Epiglotitis
dan demam
tinggi
LARINGITIS
KRONIK
Etiologi:
• laryngopharyngeal reflux,
• bahan iritan (rokok, debu dan bahan kimia),
• Penggunaan suara berlebih, vocal abuse
• rhinitis, sinusitis kronis, deviasi septum, polip
hidung
• iritasi mekanik dari pita suara dan
• infeksi termasuk laryngitis bakteri dan candida.
Udara yang
melewati kedua
Inflamasi dan Peningkatan plica vocalis
Tekanan fonasi
iritasi pada plica tekanan untuk mengalami Suara parau
tidak adekuat
vocalis proses fonasi edema sehingga
suara mengalami
distorsi
PENEGAKAN DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN
• Laringoskopi direk dan indirek
ditemukan Mukosa laring
tampak hiperemis dan menebal
ANAMNESIS • Pemeriksaan laboratorium,
• Disfonia, kultur sputum, dan swab
• Sensasi globus, mukosa laring
• Odinofagia, • Pada patologi anatomi tampak
• Pembersihan tenggorokan metaplasi skuamosa
berlebihan.
DIAGNOSIS BANDING
KARSINOMA AKTINOMIKOSI
LARING S LARING
LUPUS
NODUL PLICA
VULGARIS
VOCALIS
LARING
TATALAKSANA
Tatalaksana berupa terapi suportif dan Menghindari Modifikasi
Voice rest Terapi Uap
diberikan berdasarkan dari keparahan iritan Diet
laryngitis. Modifikasi GERD dengan
menggunakan obat anti-reflux (H2
reseptor dan PPI)
Merupakan faktor
penting.
Penggunaan suara
selama laryngitis
akan menyebabkan Menghirup udara Membatasi diet
penyembuhan lembab akan disarankan untuk
yang tertunda atau meningkatkan pasien dengan
Antibiotik diberikan sesuai dengan hasil incomplete. kelembaban dari Seperti asap rokok GERD. Pasien
kultur. Penggunaan steroid singkat dapat Diusahakan untuk upper airway dan dan alcohol dapat menghindari
istirahat suara membantu cafein, makanan
mengurangi proses peradangan namun total, namun jika pengeluaran sekret pedas dan
tidak untuk rehabilitasi jangka panjang. tidak dan eksudat berlemak.
Bila terdapat sumbatan laring maka dimungkinkan
maka disarankan
dilakukan pemasangan ETT atau untuk pelan dan
trakeostomi lembut
PROGNOSIS
PROGNOSIS
• Bergantung pada penyebab dari laryngitis kronis
LARINGITIS LUETIKA
Tatalaksana:
• Penisilin dosis
PP: laringoskop tinggi
dan pemeriksaan • Pengangkatan
PF: jika guma serologic sekuester
pecah, timbul • Trakeostomi
Gejala: suara ulkus yang sangat jika ada
parau dan batuk dalam, bertepi sumbatan laring
kronis. Disfagia dengan dasar
Terjadi pada keras, warna
stadium tersier jika guma di
introitus esofagus merah tua dan
dari sifilis yaitu eksudat warna
saat terbentuk kekuningan
guma
LARINGITIS TUBERCULOSA Tatalaksana:
obat
Diagnosa antituberculosa
banding: dan voice rest.
Rasa kering, laryngitis
panas, dan leutika dan
Gejala tertekan pada karsinoma
bergantung dari laring; suara laring
Klinis: terbagi stadiumnya, parau sampai
menjadi 4 disertai dengan afoni,
Hampir selalu stadium gejala hemoptisis,
berasal dari TB • Stadium tambahan nyeri menelan
paru, sering infiltrasi berupa: yang hebat, dan
kali setelah • Stadium keadaan umum
pengobatan TB yang buruk
ulserasi
paru sembuh
• Stadium
namun
laryngitis TB perikondritis
masih menetap. • Stadium
pembentukan
tumor
Thank You