Anda di halaman 1dari 36

MUNTAH

Diana Nubatonis
Divisi Gastrohepatologi Ilmu Kesehatan Anak
FK UNPAD
DEFINISI

Dikeluarkannya isi lambung melalui mulut secara


ekspulsif dengan bantuan kontraksi otot-otot perut.

Hegar badriul. Dalam: Muntah. Juffrie M et al, Penyunting. UKK- Gastroenterologi Hepatologi, Jilid-1. Jakarta:
Badan Penerbit IDAI; 2012. hal.137-147
Regurgitasi adalah
dikeluarkannya isi refluks dari
esofagus ke dalam rongga
mulut dan kemudian
dikeluarkan dari rongga mulut.

Refluks gastroesogfagus (RGE)


adalah kembalinya isi
lambung (makanan, minuman,
asam, pepsin, asam empedu,
dsb) ke dalam esofagus tanpa Ruminasi yaitu pengeluaran
terlihat upaya anak untuk makanan secara sadar untuk
mengeluarkannya. dikunyah kemudian ditelan
kembali.

Hegar badriul. Dalam: Muntah. Juffrie M et al, Penyunting. UKK- Gastroenterologi Hepatologi, Jilid-1. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2012. hal.137-147. Guandalini
S. Textbook of pediatric Gastroenterology and Nutrition. 1st Edition. USA: Taylor and Francis; 2004. p.39-54
REGURGITASI
- Fisiologis pada bayi berusia di bawah 12 bulan
- 80% dialami bayi berusia 1 bulan, minimal 1 kali sehari
- 40-60% pada usia 5-6 bulan
- 5-10% pada usia 12 bulan

Hegar badriul. Dalam: Muntah. Juffrie M et al, Penyunting. UKK- Gastroenterologi Hepatologi, Jilid-1. Jakarta:
Badan Penerbit IDAI; 2012. hal.137-147
PENYEBAB MUNTAH PADA NEONATUS
Saluran Cerna Luar Saluran Cerna Non-organik

Obstruksi Non-obstruksi SSP Organ lain

Atresia esogafus Gastroenteritis TIK meninggi Sepsis Iritasi C. Amnion

Stenosis pilorus NEC Meningitis Insuf.ginjal Teknik minum

M.Hirchsprung Kalasia Efusi subdural Inf.saluran kemih Obat

Malrotasi usus Iritasi as.lambung Hidrosefalus Hiperplasia


adrenal
Hernia hiatus Inborn error
metab.
Ileus mekonium

Laktobezoar
(Sumber: Dodge)

Hegar badriul. Dalam: Muntah. Juffrie M et al, Penyunting. UKK- Gastroenterologi Hepatologi, Jilid-1. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2012. hal.137-147
PENYEBAB MUNTAH PADA BAYI

Saluran Cerna Luar Saluran Cerna Non-organik


Obstruksi Non-obstruksi SSP Organ lain
Stenosis pilorus RGE Meningitis Inf.saluran Teknik makan
napas
Antral web Intoleransi Ensefalitis Inf. Saluran Erofagi
laktosa kemih
Intususepsi CMPSE TIK meninggi Otitis media Motion
Sickness
Volvulus Gastroenteritis Hepatitis
NEC Insuf. Adrenal
Ggn. metabolik

(Sumber: Dodge)

Hegar badriul. Dalam: Muntah. Juffrie M et al, Penyunting. UKK- Gastroenterologi Hepatologi, Jilid-1. Jakarta:
Badan Penerbit IDAI; 2012. hal.137-147
PENYEBAB MUNTAH PADA ANAK

Saluran Cerna Luar Saluran Cerna Non-organic


Obstruksi Non-obstruksi SSP Organ lain
Intususepsi Gastroenteritis TIK meninggi Inf. Saluran Psikogenik
napas
Obstruksi usus Apendisitis Infeksi SSP Inf.saluran Menarik
kemih perhatian
Akalasia Gastritis Hidrosefalus Otitis media Motion sickness
Striktur (ingesti Ulkus peptikum Henoch- Obat
bahan akustik) Schonlein
Keracunan Torsio testis
makanan

(Sumber: Dodge)

Hegar badriul. Dalam: Muntah. Juffrie M et al, Penyunting. UKK- Gastroenterologi Hepatologi, Jilid-1. Jakarta:
Badan Penerbit IDAI; 2012. hal.137-147
PATOGENESIS
1. Sistem saraf pusat
2. 2 daerah di medula oblongata, yaitu :
• Nukleus soliter
• Formasi retikular lateral yang dikenal sebagai pusat
muntah.

Hegar badriul. Dalam: Muntah. Juffrie M et al, Penyunting. UKK- Gastroenterologi Hepatologi, Jilid-1. Jakarta:
Badan Penerbit IDAI; 2012. hal.137-147
Impuls

endogen exogen
afferen N. Vagus

Chemo-receptor Trigger
Zone Central Vomiting center

vomiting
Gastrointestinal tract, …

Impuls

Hegar badriul. Dalam: Muntah. Juffrie M et al, Penyunting. UKK- Gastroenterologi Hepatologi, Jilid-1. Jakarta:
Badan Penerbit IDAI; 2012. hal.137-147
PROSES MUNTAH
Terdiri dari 3 Tahap, yaitu :
1. Nausea
2. Retching
3. Emesis

Hegar badriul. Dalam: Muntah. Juffrie M et al, Penyunting. UKK- Gastroenterologi Hepatologi, Jilid-1. Jakarta:
Badan Penerbit IDAI; 2012. hal.137-147
NAUSEA
• Nausea merupakan sensasi psikis yang disebabkan oleh
berbagai stimulus baik pada organ visera, labirin, atau
emosi.
• Disertai gejala otonom seperti bertambahnya produksi
air liur, berkeringat, pucat, takikardia, atau anoreksia.

Hegar badriul. Dalam: Muntah. Juffrie M et al, Penyunting. UKK- Gastroenterologi Hepatologi, Jilid-1. Jakarta: Badan Penerbit IDAI;
2012. hal.137-147
NAUSEA
• Pada saat nausea, gerakan peristaltik aktif
berhenti dan terjadi penurunan kurvatura
mayor lambung bagian bawah secara
mendadak. Tekanan pada fundus dan
korpus menurun, sedangkan kontraksi di
daerah antrum sampai pars desendens
duodenum meningkat. Bulbus duodenum
menjadi distensi sehingga dapat
menyebabkan refluks duodenogaster.
• Selain itu juga terjadi peristaltik retrograd
mulai dari jejunum sampai ke lambung.

Hegar badriul. Dalam: Muntah. Juffrie M et al, Penyunting. UKK- Gastroenterologi Hepatologi, Jilid-1. Jakarta: Badan Penerbit IDAI;
2012. hal.137-147
RETCHING
• Terjadi inspirasi dengan gerakan otot napas
spasmodik yang diikuti dengan penutupan glottis 
tekanan intratoraks negatif dan pada saat yang sama
terjadi pula konstraksi otot perut dan diafragma 
Fundus mengalami dilatasi, sedangkan antrum dan
pilorus mengalami kontraksi  Sfingter esofagus
bagian bawah membuka tetapi sfingter bagian atas
masih menutup.
• Fase retching-pun dapat terjadi tanpa harus diikuti
oleh fase emesis.

Hegar badriul. Dalam: Muntah. Juffrie M et al, Penyunting. UKK- Gastroenterologi Hepatologi, Jilid-1. Jakarta:
Badan Penerbit IDAI; 2012. hal.137-147
LES
Fundus Tonus decrease
Corpus
Antrum Peristaltic decrease

Pylorus Tonus increase


Duodenum
EMESIS
• Isi lambung yang dikeluarkan melalui mulut
• Terjadi relaksasi diafragma, perubahan tekanan
intratoraks dari negatif menjadi positif, dan relaksasi
sfingter esofagus bagian atas yang mungkin disebabkan
oleh peningkatan tekanan intralumal esofagus.

Hegar badriul. Dalam: Muntah. Juffrie M et al, Penyunting. UKK- Gastroenterologi Hepatologi, Jilid-1. Jakarta:
Badan Penerbit IDAI; 2012. hal.137-147
GEJALA BERDASARKAN PENYEBAB

• Infeksi : Demam, mual, sakit perut, atau diare. Keadaan ini


biasanya akan berhenti dalam waktu 6-48 jam.
• Penyakit peptikum : Muntah terjadi segera setelah makan
• Keracunan makanan : Muntah biasanya terjadi 1-8 jam setelah
makan.
• Food borne disease (Salmonella) : memerlukan waktu
yang lebih lama untuk menimbulkan gejala.

Hegar badriul. Dalam: Muntah. Juffrie M et al, Penyunting. UKK- Gastroenterologi Hepatologi, Jilid-1. Jakarta: Badan Penerbit IDAI;
2012. hal.137-147
GEJALA BERDASARKAN PENYEBAB

• Obstruksi Saluran Cerna : Muntah proyektil non-bilious yang


berulang pada bayi (stenosis pilorus).
• Hernia hiatus : Muntah persisten pada neonatus yang terjadi
pada malam hari
• Akut Abdomen : Nyeri perut yang timbul mendahului muntah
dan/atau berlangsung lebih dari 3 jam, muntah bercampur
empedu dan distensi perut.

Hegar badriul. Dalam: Muntah. Juffrie M et al, Penyunting. UKK- Gastroenterologi Hepatologi, Jilid-1. Jakarta: Badan Penerbit IDAI;
2012. hal.137-147
GEJALA BERDASARKAN PENYEBAB

• Volvulus pada neonatus : Muntah berwarna hijau yang timbul


pada hari pertama kehidupan dan diikuti tanda obstruksi saluran
cerna letak tinggi dan peritonitis.
• Trauma Kepala ringan : ditemukan pada 15% anak dan sebagian
besar mempunyai riwayat sakit kepala berulang dan motion
sickness.
• Kelainan Psikiatri : Gangguan tingkah perilaku seperti anoreksia
atau bulimia nervosa

Hegar badriul. Dalam: Muntah. Juffrie M et al, Penyunting. UKK- Gastroenterologi Hepatologi, Jilid-1. Jakarta:
Badan Penerbit IDAI; 2012. hal.137-147
PENDEKATAN DIAGNOSIS
• Tegakkan/singkirkan penyakit infeksi sebagai penyebab muntah (otitis
media, diare, infeksi intrakranial, infeksi saluran kemih atau napas,
sepsis, atau hepatitis)
• Tegakkan/singkirkan kelainan organik saluran cerna ( atresia esofagus,
RGE, stenosis pilorus, M. Hirschsprung, penyakit peptikum)
• Cari kemungkinan masalah dalam makanan (intoleransi laktosa, alergi
makanan, kebanyakan makan, teknik pemberian makan/minum yang
salah)
• Cari kemungkinan pengaruh obat-obatan, kelainan psikologi, dan
kelainan metabolik

Hegar badriul. Dalam: Muntah. Juffrie M et al, Penyunting. UKK- Gastroenterologi Hepatologi, Jilid-1. Jakarta:
Badan Penerbit IDAI; 2012. hal.137-147
ANAMNESIS
• Usia dan jenis kelamin
• Tentukan terlebih dahulu apa yang dihadapi: muntah/yang lain
• Bagaimana keadaan gizi anak
• Faktor predisposisi
• Apakah ada penyakit yang menyerang anak secara interkuren
• Bagaimana bentuk (isi) muntahan, apakah seperti susu/makanan
asal (tanda isi dari esofagus), atau telah merupakan susu yang telah
menggumpal (isi lambung) atau mengandung empedu (isi
duodenum), atau adakah darah

Hegar badriul. Dalam: Muntah. Juffrie M et al, Penyunting. UKK- Gastroenterologi Hepatologi, Jilid-1. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2012. hal.137-147
ANAMNESIS
• Apakah saat muntah berhubungan dengan saat makan/minum
• Apakah perubahan posisi tubuh mempengaruhi muntah
• Informasi diet: kualitas, kuantitas, dan frekuensi makan
(terutama untuk anak kecil)
• Bagaimana teknik pemberian minum
• Bagaimana kondisi psikososial di rumah

Hegar badriul. Dalam: Muntah. Juffrie M et al, Penyunting. UKK- Gastroenterologi Hepatologi, Jilid-1. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2012. hal.137-147
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan darah (termasuk Analisa Gas Darah)
• Radiologis dengan atau tanpa kontras
- Foto polos abdomen  dilatasi usus dan air-fluid levels
menunjukkan adanya obstruksi saluran cerna yang memerlukan
tindakan bedah.
- Foto Polos Abdomen dengan kontras  membedakan adanya
atresia duodeni, malrotasi midgut, volvulus, atresia jejunum, atau
ileus yang merupakan penyebab obstruksi saluran cerna paling
sering pada neonatus.

Hegar badriul. Dalam: Muntah. Juffrie M et al, Penyunting. UKK- Gastroenterologi Hepatologi, Jilid-1. Jakarta:
Badan Penerbit IDAI; 2012. hal.137-147
Pemeriksaan Penunjang
• Ultrasonografi  Kecurigaan klinis adanya stenosis pilorus
• Endoskopi  Esofagitis dan penyakit peptikum (erosi, ulkus)
• Pemantauan ph esofagus (ph-metri) : Refluks gastroesofagus
(RGE)
• Uji hidrogen napas : Intoleransi laktosa dan overgrowth
bacteria
• Biopsi mukosa saluran cerna : Esofagitis dan penyakit
peptikum (erosi, ulkus).

Hegar badriul. Dalam: Muntah. Juffrie M et al, Penyunting. UKK- Gastroenterologi Hepatologi, Jilid-1. Jakarta:
Badan Penerbit IDAI; 2012. hal.137-147
• Obat obatan : Histamin, fenitoin, (obat anti epilepsi),
kemoterapi, aspirin, dan beberapa antibiotika.
• Peningkatan kadar H2 napas diatas 20 ppm pada menit
ke setelah minum larutan laktosa menunjukkan adanya
malabsorpsi laktosa, sedangkan peningkatan pada menit
ke-30 menunjukkan overgrowth bacteria.
TERAPI
• Terapi utama muntah ditujukan untuk mencari dan
mengatasi penyebabnya
• Terapi suportif diperlukan untuk mencegah keadaan yang
lebih buruk dan mengatasi komplikasi yang telah terjadi.

Hegar badriul. Dalam: Muntah. Juffrie M et al, Penyunting. UKK- Gastroenterologi Hepatologi, Jilid-1. Jakarta:
Badan Penerbit IDAI; 2012. hal.137-147
TERAPI AWAL
• Apabila tidak ada obstruksi saluran cerna, muntah biasanya akan
berhenti dalam waktu 6-48 jam
• Atasi dan cegah dehidrasi serta gangguan keseimbangan elekrolit
• Anak diistirahatkan (sebaiknya di tempat tidur) sampai merasa
lebih enak atau tidak ada muntah lagi selama 6 jam
• Hentikan obat-obatan yang diduga dapat mengiritasi lambung dan
membuat muntah bertambah (misalnya aspirin, asetosal,
kortikosteroid, antibiotik golongan makrolid)

Hegar badriul. Dalam: Muntah. Juffrie M et al, Penyunting. UKK- Gastroenterologi Hepatologi, Jilid-1. Jakarta:
Badan Penerbit IDAI; 2012. hal.137-147
TERAPI AWAL
• Hindarkan makanan padat pada 6 jam pertama
• Berikan makanan yang mudah dicerna sehingga membantu proses
penyembuhan saluran cerna yang mengalami gangguan
• Berikan minuman manis seperti jus buah (kecuali jeruk dan anggur
karena terlalu asam), sirup, atau madu (untuk anak di atas 1 tahun)
secara bertahap setiap menit sebanyak 1-2 sendok teh. Cairan lain
yang dapat pula diberikan antara lain kaldu ayam, atau oralit.

Hegar badriul. Dalam: Muntah. Juffrie M et al, Penyunting. UKK- Gastroenterologi Hepatologi, Jilid-1. Jakarta:
Badan Penerbit IDAI; 2012. hal.137-147
TERAPI AWAL
• Setelah 1 jam pertama dapat diberikan minuman dengan jumlah
yang lebih banyak (2-4 sendok teh setiap menit) secara bertahap
dan ditingkatkan 2 kali setiap 1 jam.
• Apabila terjadi muntah kembali, berikan minuman dalam jumlah
lebih sedikit. Pemberian minum ad libitum pada anak terutama bayi
mempunyai risiko terjadi muntah yang berulang
• Setelah 3 jam tidak mengalami muntah, dapat diberikan minuman
melalui gelas (anak) atau botol (bayi) dengan jumlah yang
ditingkatkan secara bertahap pula.

Hegar badriul. Dalam: Muntah. Juffrie M et al, Penyunting. UKK- Gastroenterologi Hepatologi, Jilid-1. Jakarta:
Badan Penerbit IDAI; 2012. hal.137-147
TERAPI AWAL
• Setelah 6 jam tidak mengalami muntah, bayi dapat diberikan
buah pisang, sereal, dan jus apel, sedangkan pada anak yang
lebih besar dapat diberikan roti, krakers, madu, sup ayam,
kentang atau nasi. Jenis dan jumlah makanan juga diberikan
secara bertahap. Diet normal biasanya dapat diberikan setelah
24 jam.
• Hindarkan aktivitas setelah makan.

Hegar badriul. Dalam: Muntah. Juffrie M et al, Penyunting. UKK- Gastroenterologi Hepatologi, Jilid-1. Jakarta:
Badan Penerbit IDAI; 2012. hal.137-147
MEDIKAMENTOSA
• JENIS ANTI-EMETIK
- gol. Antagonis reseptor dopamin
- Antikolenergik
- Antihistamin
- Antagonis reseptor serotonin

Pemilihan golongan obat berdasarkan dari ptofisiologi


muntah yang terjadi.

Hegar badriul. Dalam: Muntah. Juffrie M et al, Penyunting. UKK- Gastroenterologi Hepatologi, Jilid-1. Jakarta:
Badan Penerbit IDAI; 2012. hal.137-147
MEDIKAMENTOSA
• Pertimbangkan keuntungan dan kerugiannya.
• Diberikan bila anak menolak minum setelah muntah atau muntah telah
berlangsung lebih dari 24 jam.
• Muntah tetap berlangsung selama 12 jam (untuk bayi) dan 24 jam
(untuk anak).
• Diberikan pada kasus yang mendapat kemoterapi atau radioterapi.
• Hal yang paling penting adalah harus diyakini bahwa tidak ada obstruksi
saluran cerna.
• Pemilihan golongan obat tersebut bergantung dari patofisiologi muntah.

Hegar badriul. Dalam: Muntah. Juffrie M et al, Penyunting. UKK- Gastroenterologi Hepatologi, Jilid-1. Jakarta:
Badan Penerbit IDAI; 2012. hal.137-147
MEDIKAMENTOSA
• Motion sicknes terjadi gangguan sistem vestibular, maka golongan
antikolinergik (misalnya skopolamin) merupakan obat pilihan. Golongan
antihistamin (hyoscine hydrobromide, prometazin) yang bekerja pada
pusat muntah juga dapat digunakan pada keadaan tersebut.
• Kemoterapi dan radioterapi  golongan antagonis reseptor serotonin
(ondansetron) yang bekerja pada CTZ
• Gangguan pada saluran cerna seperti yang terjadi pada infeksi,
golongan antagonis reseptor dopamin yang bekerja pada pusat (CTZ)
dan perifer (saluran cerna) merupakan obat pilihan.

Hegar badriul. Dalam: Muntah. Juffrie M et al, Penyunting. UKK- Gastroenterologi Hepatologi, Jilid-1. Jakarta:
Badan Penerbit IDAI; 2012. hal.137-147
MEDIKAMENTOSA
Metoklopramid
- Mempunyai efek menghambat reseptor dopamin di CTZ,
sehingga mengurangi nausea dan muntah.
- Berbagai gejala seperti ansietas, tremor, distonia dan
diskenesis pernah dilaporkan pada pasien yang
menggunakan obat ini.

Hegar badriul. Dalam: Muntah. Juffrie M et al, Penyunting. UKK- Gastroenterologi Hepatologi, Jilid-1. Jakarta:
Badan Penerbit IDAI; 2012. hal.137-147
Domperidon
• Dosis yang dianjurkan pada anak adalah 0,2-0,4 mg/kgbb/hari
peroral.
• Memiliki efek yang positif dan efek sampingnya kecil (0.5%)
• Menghambat reseptor dopamin di CTZ dan reseptor dopamin
perifer (saluran cerna).
• Efek positif yang diperlihatkan setelah pemberian domperidon,
antara lain meningkatkan tekanan SEB, meningkatkan
kontraktilitas lambung, memperbaiki koordinasi antroduodenum,
dan mempercepat pengosongan lambung.

Hegar badriul. Dalam: Muntah. Juffrie M et al, Penyunting. UKK- Gastroenterologi Hepatologi, Jilid-1. Jakarta:
Badan Penerbit IDAI; 2012. hal.137-147
KOMPLIKASI
• Kehilangan cairan dan elektrolit
• Aspirasi isi lambung
• Malnutrisi dan gagal tumbuh
• Sindrom Mallory-Weiss (robekan pada epitel gastroesophageal
junction akibat muntah yang berulang)
• Sindrom Boerhave (ruptur esofagus)
• Esofagitis peptikum.

Hegar badriul. Dalam: Muntah. Juffrie M et al, Penyunting. UKK- Gastroenterologi Hepatologi, Jilid-1. Jakarta:
Badan Penerbit IDAI; 2012. hal.137-147
DAFTAR PUSTAKA
1. Hegar badriul. Dalam: Muntah. Juffrie M et al, Penyunting.
UKK- Gastroenterologi Hepatologi, Jilid-1. Jakarta: Badan
Penerbit IDAI; 2012. hal.137-147

2. Guandalini S. Textbook of pediatric Gastroenterology and


Nutrition. 1st Edition. USA: Taylor and Francis; 2004. p.39-54

Anda mungkin juga menyukai