Anda di halaman 1dari 21

GANGGUAN KARDIOVASKULER PADA

KEHAMILAN

Kelompok : 4

Alfiani Nurlatifah
Bahrul Aziz Sana Rullya
Denty Rizky Fazriany
Marsela Fitria
Windi
 

Kelas : II A S1 Keperawatan
STIKes KARSA HUSADA GARUT
DEFINISI

 Menurut IKAPI (2008) dalam Gaya Hidup dan Penyakit Modern,


penyakit pada kardiovaskuler adalah penyakit yang disebabkan oleh
adanya gangguan fungsi kerja jantung karena tidak adekuatnya aliran
darah.
 Pada ibu hamil, terjadi adaptasi fisiologis sehingga menyebabkan
perubahan signifikan pada sistem kardiovaskuler. Wanita dengan jantung
normal dapat beradaptasi dengan baik selama kehamilan. Sedangkan
yang mengalami penyakit jantung,terjadi komplikasi yang berpengaruh
terhadap tumbuh kembang janin, bahkan dapat membahayakan nyawa
ibu dan janin (Manuaba, 1998).
ETIOLOGI
Penyebab dari penyakit jantung sendiri dibagi menjadi dua :
 Kelainan Primer
Kelainan primer dapat berupa kelainan kongenital, bentuk
kelainan katub, iskemik dan cardiomiopati. Jadi kelainan primer
ini sendiri lebih disebabkan karena kelainan pada fisiologi
jantungnya.
 Kelainan sekunder
Berupa penyakit lain, seperti hipertensi, anemia berat,
hipervolumia, perbesaran rahim, dll. Kelainan sekunder sendiri
lebih disebabkan oleh penyakit-penyakit lain.
FAKTOR RESIKO
1. Penyakit Jantung Akibat Demam Reumatik
 Sebagian besar penyakit jantung pada kehamilan disebabkan oleh demam
rematik. Perubahan kehamilan yang menyulitkan diagnosis demam rematik
adalah nyeri sendi pada wanita hamil mungkin oleh karena sikap tubuh yang
memikul beban yang lebih besar sehubungan dengan kehamilannya serta
meningkatnya laju endap darah dan jumlah leukosit. Bila terjadi demam rematik
pada kehamilan, maka prognosisnya akan buruk.
 Adanya aktivitas demam rematik dapat diduga bila terdapat :
 a. Suhu subfebris dengan takikardi yang lebih cepat dari semestinya
 b. Leukositosis dan laju endap darah yang tetap tinggi
 c. Terdengar desir jantung yang berubah-ubah sifatnya maupun tempatnya
 2. Penyakit Jantung Kongenital
 Biasanya kelainan jantung bawaan oleh penderita sebelum kehamilan, akan
tetapi kadang-kadang dikenal oleh dokter pada pemeriksaan fisik waktu hamil.
Pada umunya penderita kelainan jantung bawaan tidak mengalami kesulitan
dalam kehamilan asal penderita tidak sianosis dan tidak menunjukkan gejala-
gejala lain di luar kehamilan.
 Penyakit jantung bawaan dibagi atas :
 a. Golongan sianotik (right to left shunt)
 b. Golongan asianotik (left to right shunt)
 c. Penyakit jantung hipertensi
 3. penyakit jantung hipertensi
Penyakit jantung hipertensi sering dijumpai pada kehamilan, terutama pada
golongan usia lanjut dan sulit diatasi.Tujuan utama pengobatan penyakit jantung
hipertensi adalah mencegah terjadinya gagal jantung. Pengobatan ditujukan
kepada penurunan tekanan darah dan control terhadap cairan dan elektrolit.
Perubahan tersebut disebabkan oleh :
 a. Hipervolemia: dimulai sejak kehamilan 8 minggu dan mencapai
puncaknya pada 28-32 minggu lalu menetap.
 b. Jantung dan diafragma terdorong ke atas oleh karena pembesaran rahim.
 Dalam kehamilan :
 a. Denyut jantung dan nadi: meningkat
 b. Pukulan jantung meningkat.
 c. Tekanan darah menurun sedikit.
Maka dapat dipahami bahwa kehamilan dapat memperbesar penyakit jantung
bahkan dapat menyebabkan payah jantung (dekompensasi kordis). Frekuensi
penyakit jantung dalam kehamilan berkisar antara 1-4%. Pengaruh kehamilan
terhadap penyakit jantung, saat-saat yang berbahaya bagi penderita adalah :
 a. Pada kehamilan 32-36 minggu, dimana volume darah mencapai puncaknya
(hipervolumia).
 b. Pada kala II, dimana wanita mengerahkan tenaga untuk mengedan dan
memerlukan kerja jantung yang berat.
 c. Pada Pasca persalinan, dimana darah dari ruang intervilus plasenta yang
sudah lahir, sekarang masuk ke dalam sirkulasi darah ibu.
 d. Pada masa nifas, karena ada kemungkinan infeksi
KLASIFIKASI
Kehamilan yang disertai penyakit jantung secara klinis dibagi menjadi 4
stadium (Manuaba, 1998) :
• Kelas 1 :
- Tanpa gejala pada kegiatan biasa
- Tanpa batas gerak biasa
• Kelas 2 :
- Waktu istirahat tidak terdapat gejala
- Gerak fisik terbatas
- Cepat lelah, palpitasi, sesak napas, dapat nyeri dada, edema tangan/tungkai
• Kelas 3 : Gerakan sangat terbatas karena gerak minimal saja dapat
menimbulkan gejala payah jantung.
• Kelas 4 : Dalam keadaan istirahat sudah terjadi gejala payah jantung
Manifestasi Klinik

 Beberapa tanda dan gejala pada ibu hamil yang memiliki penyakit
jantung selama kehamilan meliputi adanya nyeri dada terkait aktivitas
dan emosi ibu, sesak nafas berat baik itu saat istirahat maupun terjadi di
malam hari, dan sinkop (kehilangan kesadaran karena kekurangan suplai
oksigen di otak). Akibat beberapa gejala tersebut, ibu akan cepat merasa
lelah dan susah beraktivitas. (Sinclair, 2010)
PATOFISIOLOGI
 Wanita normal yang mengalami kehamilan akan mengalami perubahan fisiologik dan
anatomic pada berbagai system yang berhubungan dengan kehamilan akibat terjadi
perubahan hormonal didalam tubuhnya,perubahan yang terjadi dapat mencakup system
gastrointensial,respirasi,kardiovaskuler,urogenital,musculoskeletal dan saraf. Perubahan ini
terjadi akibat kebutuhan metabolikyang disebabkan kebutuhan janin,plasenta,dan
Rahim.pada wanita hamil akan terjadi perubahan hemodinamikkarena peningkatan volume
darah sebesar 30-50% yang di mulai sejak trimester pertama dan mencapai puncaknya
pada kehamilan usia 32-34 minggu dan menetap sampai aterm.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
 Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk mengetahui
mengenai penyakit jantung selama masa kehamilan menurut (Manuaba,
2004) adalah sebagai berikut :
 a. Foto thoraks bermanfaat untuk melihat gambaran jantung seperti
pembesaran jantung dan edema paru.
 b. Elektrokardiografi (ECG) dapat mendeteksi adanya gangguan seperti
irama jantung, system konduksi jantung, dan lain sebagainya
 c. Ekokardiografi untuk melihat struktur dan fungsi pembuluh darah,
serta merekam denyut jantung.
 d. USG untuk memantau kesejahteraan janin dalam kandungan
 e. Elektrolit serum untuk menilai kalium sebagai petunjuk terapi cairan
dan elektrolit
PENATALAKSANAAN
 Pengawasan antenatal
 1. Rawat bersama dengan ahli kardiologi.
 2. Banyak istirahat karena jantung melakukan kerja ekstra saat hamil dengan
peningkatan sekitar 12-15 bpm selama hamil.
 3. Pengawasan antenatal lebih sering disertai pemeriksaan EKG dan
Ekokardiografi.
 4. Serial USG sehingga dapat dipantau kesejahteraan janin dalam Rahim.
 5. Perhatikan saat kehamilan berusia 32-34 minggu karena puncak hemodulasi
besar kemungkinan terjadi akut dekompensasio kordis.
 6. Pengobatan tergantung dari ahli kardiologi
Tingkat I : Tanpa pengobatan
Tingkat II : Perhatikan saat kehamilan berusia 28-34 minggu
Tingkat I-II
 1. Frekwensi ANC trimester I-II setiap dua minggu
 2. Pada trimester II:
 - Setiap minggu
 - Konsultasi dokter anak atau kardiolog
 3. Nasihat dietnya:
 - Kurangi garam
 - Banyak minum yang memperlancar diuresis
 4. Pengawasan ketat terhadap:
 - Nadinya agar tidak melebihi 20-28 x/menit
 - Temperature untuk menetapkan kemungkinan infeksi
 - Perhatikan bertambahnya BB, tidak melebihi ½ kg/minggu
 5. Berikan nasihat bila timbul keluhan agar segera datang kembali
 6. Setiap bulan, konsultasi rutin pada kardiolog atau bila dipandang perlu
Tingkat III-IV : rawat dirumah sakit bersama

Kelas III

1. Setiap minggu sejak trimester II

2. Perhatikan keluhan dan gejala dekompensasio kordisnya

3. Konsultasi dengan kardiolog / dokter anak sesuai dengan indikasi atau dilakukan
secara rutin

4. Sekitar 14 hari menjalang persalinan harus masuk rumah sakit untuk persiapan
definitive

Kelas IV

1. Sebagian besar waktunya di rumah sakit, dengan perawatan bersama dokter anak,
kardiolog

2. Persiapan untuk menghadapi persalinan sehingga terhindar dari dekompensasio kordis


A. Pertolongan persalinan penyakit jantung pada kehamilan
 a. Tingkat I : Dapat dengan persalinan spontan
 Tingkat II-IV : Hindari kala dua panjang, profilaksis dengan forsep ekstraksi
 b. Postpartum
 1. Perhatikan regurgitasi darah yang besar sehingga dapat terjadi
dekompensasio kordis akuta
 2. Pada kasus dengan HPP dapat diberikan oksitosin transfuse hanya dengan
pack Cel.
 3. Pantau kemungkinan dekompensasio kordis pascanifas.Dapat diberikan
digalisasi atas saran ahli penyakit jantung.
Terdapat kemungkinan pendarah post partum sehingga memerlukan uterotonika
 - Untuk menimbulkan kontraksi otot uterus dapat diberikan oksitosin bolus
atau drip sehingga pendarahan post partum dapat dikendalikan
 - Jangan diberikan ergometrin-preparat ergot karena dapat menimbulakn
 1) Vasokrontriksi pembuluh darah sehingga tahanan perifer makin meningkat
 2) Dapat terjdi vasokontriksi pembuluh darah coroner sehingga menambah
beratya dekompensasio kordis.
Tindakan lain untuk menghentikan pendarahan adalah melakukan massae bimanual.
Pengawasan post partum dilakukan dirumah sakit selama 14 hari, sampai dapat
dijamin keaadaan jantungnya stabil untuk aktivitas puerperiumnya.
KOMPLIKASI
 a. Eklampsia
 b. Perdarahan serebrovaskular
 c. Masalah liver dan koagulasi
 d. Gagal ginjal,
 e. Edema Paru
 f. Kematian maternal,.
EFEK PENYAKIT JANTUNG PADA IBU HAMIL DALAM
KEHAMILAN
Penyakit jantung selama kehamilan dapat menimbulkan perburukan gejala dari
ibu, hal ini dapat terlihat dari peningkatan aritmia dan CHF yang membutuhkan
peningkatan terapi obat kardiovaskuler salama kehamilan juga perlu rawat inap.
(Hammed, 2001)

Ibu dengan resiko penyakit jantung koroner dapat menyebabkan kerugian


dalam kehamilan diantaranya, berat lahir bayi sangat rendah juga kelahiran kurang
bulan (premature). (Sattar, Greer, 2002)
FEK PENYAKIT JANTUNG PADA IBU HAMIL DALAM MASA
PERSALINAN
 a. Kegagalan jantung (dekompensasi kordis). Dapat terjadi pada ibu selama
persalinan akibat peningkatan beban kerja jantung, sedangkan kondisi jantung ibu
yang sudah dalam keadaan lemah atau sakit, dapat semakin parah hingga gagal
jantung, sehingga akan terjadi payah jantung akibat kompensasi yang kurang baik dari
jantung ibu selama persalinan. (Farrer, 2001)
 b. Hipoksemia pada ibu dan janin. Hal ini dapat terjadi pada ibu dengan kelainan
pembuluh darah coroner.
 c. Kematian maternal dan bayi. Selama persalinan kala I dan kala II, curah jantung
ibu meningkat lebih besar, sehingga kerja jantung berkali lipat lebih cepat dari normal.
EFEK PENYAKIT JANTUNG PADA IBU HAMIL DALAM
MASA POSTPARTUM
 Pada post partum terjadi perubahan hemodinamik ibu hamil :
 3. Pirau retropalsenta berakhir sehingga darah akan kembali menuju sirkulasi
umum sebesar 500-600 cc
 4. Terjadi retraksi otot jantung, sehingga tekanan perifer akan meningkat.
 5. Terjadi perubahan retensio air dan garam kembali menuju sirkulasi umum
untuk dapat dikeluarkan melalui ginjal
 6. Terdapat kemungkinan pendarahan postpartum
 Berdasarkan pendapat kelompok , setelah periode post partum merupakan periode
yang berbahaya bagi semua kalangan wanita dengan penyakit jantung, karena
dapat terjadi peningkatan alirah darah ke jantung yang disebabkan oleh perubahan
tiba-tiba pada tekanan abdomen saat melahirkan.
Sekian dan terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai