Anda di halaman 1dari 11

Journal Reading

Dela Destiani Aji


Tedi Mulyana

Pembimbing:
dr. Edi Riyanto, Sp. THT-KL

SMF ILMU THT


RSUD Waled Kabupaten Cirebon
Management of Rhinosinusitis in
Adults in Primary Care
Identitas Jurnal
Judul:
Management of Rhinosinusitis in Adults in Primary

Penulis:
Salina Hussain
Amilia Hazreena Hamidan
Rosli Mohd Noor
Farah Dayana Zahedi
Ida Sadja’ah Sachlin

Malaysian Family Physician


2018
Volume 13, Number 1
CPG Secretariat, Health Technology Assessment Section,
Medical Development Division, Ministry of Health Malaysia
Abstrak
Rhinosinusitis adalah masalah kesehatan yang umum
dijumpai pada pelayanan primer. Ini terjadi karena
inflamasi mukosa hidung dan sinus paranasal. Kurang
dari 2% kasus berkaitan dengan infeksi bakteri.
Diagnosis didasarkan pada gejalan klinis dan
pemeriksaan penunjang oleh endoskopi nasal dan
gambaran radiologi. Kortikosteroid intranasal dan
irigasi salin merupakan pengobatan yang penting.
Antibiotik jarang diindikasikan.
Pendahuluan
Rhinosinusitis dibagi menjadi dua subtipe: akut
Sinusitis adalah masalah kesehatan umum yang (ARS) dan kronis (CRS), berdasarkan durasi
ditandai dengan inflamasi mukosa pada sinus gejala. Tingkat prevalensi ARS dan CRS masing-
paranasal. Pada sebagian besar pasien, sinusitis masing berkisar 6%-15% dan 5%-15%, pada
muncul berdampingan dengan rhinitis. Oleh karena populasi Barat. Sementara itu, studi dari
itu, terminologi yang diterima saat ini adalah beberapa negara Asia menunjukan tingkat
rhinosinusitis (RS). prevalensi CRS yang lebih rendah berkisar
sekitar 2,7% dan 8%.

Rhinosinusitis merupakan masalah kesehata utama.


Penyakit dan pengaruhnya terhadap kualitas hidup,
produktivitas, dan keuangan sangat besar. Karena mayoritas
pasien dengan rhinosinusitis datang ke pelayanan primer,
penting bagi penyedia layanan kesehatan primer untuk
menyadari diagnosis dan manajemen penyakit.
Diagnosis
Diagnosis rhinosinusitis biasanya didasarkan pada gejala klinis yang didukung
oleh gambaran radiologi atau endoskopi nasal seperti yang ditunjukan
dibawah ini.
Definisi Klinis dari rhinosinusitis pada dewasa adalah: Inflamasi nasal dan sinus paranasal ditandai oleh dua
atau lebih gejala, salah satunya berupa penyumbatan hidung/obstruksi/kongesti atau keluarnya cairan
hidung (tetesan hidung anterior/posterior):
 ± Nyeri/tekanan pada wajah
 ± berkurangnya atau hilangnya bau daya penciuman
Dan minimal satu dari:
 Endoskopi
Nasal Polip dan/atau
Mucopurulent discharge, terutama dari meatus tengah dan/atau
Edema/obstruksi mukosa, terutama di meatus tengah
 CT Scan
Perubahan mukosa didalam ostiomeatal complex dan/atau sinus
 Riwayat penyakit CRS sebelumnya
Klasifikasi
Akut dan Kronis
ARS didefinisikan sebagai memburuknya
gejala selama lima hari atau gejala bertahan
setelah 10 hari, tetapi kurang dari 12
minggu. Jika durasi gejalanya kurang dari lima
hari, diagnosis adalah rhinosinusitis viral akut,
umumnya dikenal sebagai common cold. CRS
didefinisikan sebagai gejala yang bertahan
sealam lebih dari 12 minggu.
Klasifikasi

 Virus dan Bakteri


Dapat dinyatakan Rhinosinusitis bakterial
Sebagian besar kasus ARS berasal dari virus, akut (ABRS) ketika setidaknya ada tiga
dengan hanya 0,5% - 2,0% infeksi bakteri. gejala/tanda:
Dalam praktek klinis, sulit untuk membedakan • Discharge yang berwarna (dengan
dominasi unilateral) dan sekresi
antara rhinosinusitis bakteri dan virus. Hal ini purulent di rongga nasal
dapat menyebabkan penggunaan antibiotic • Nyeri lokal yang parah (dengan
dominasi unilateral)
yang tidak perlu untuk pasien dan
• Demam (>38ºC)
meningkatkan kejadian resistensi antibiotic. • Peningkatan tingkat sedimentasi
Gejala seperti demam, nyeri wajah, nasal eritrosit/ protein C-reaktif
• Kemunduran gejala dan tanda
discharge purulent, dan durasi gejala telah
digunakan untuk membedakan rhinosinusitis
bakteri dari rhinosinusistis virus.
Faktor Resiko
Rhinosinusitis Akut Rhinosinusitis Kronik
• Perokok aktif • Perokok (perokok pasif memiliki
• Rhinitis alergi resiko yang lebih tinggi untuk
CRS dengan paparan saat ini dan
masa lalu)
• Riwayat keluarga yang CRS
• Asma, terutama pada CRS
dengan polip hidung (CRSwNP)
• Alergi, bronkitis kronis, dan
emfisema
• ARS
• Rhinitis kronis
• GERD
• Sleep Apnea
• Adenotonsilitis
Tidak ada bukti korelasi kausal antara variasi
anatomi sinonasal dan kejadian CRS
Pemeriksaan Fisik
Rhinosinusitis Akut
Rhinoskopi anterior harus dilakukan sebagai
bagian dari penilaian klinis pada pasien yang dicurigai
ARS di pelayanan primer. Ini dapat menunjukan
seperti edema mukosa, inflamasi nasal, purulent nasal
discharge, polips dam/atau kelainan anatomi

Rhinosinusitis Kronik
Rhinoskopi anterior memiliki keterbatasan
dalam mendiagnosis CRS. Diagnosis CRS
membutuhkan endoskopi nasal oleh ahli bedah
otorhinolaryngology (ORL), yang memberikan
visualisasi yang lebih baik dari patologi nasal,
termasuk variasi anatomi, inflamasi mukosa, polip,
dan nasal discharge
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai