Anda di halaman 1dari 49

GANGGUAN KEBUTUHAN

KESEIMBANGAN SUHU TUBUH


AKIBAT PATOLOGIS BERBAGAI
SISTEM TUBUH
Dosen Pengampu :
Ns. Siti Nuryanti, S.Kep. M.Pd

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


Anggota Kelompok
Anisah Salsabila Islamiah P07220119109
Carmila Ardina Febriyanti P07220119112
Chichin Faqih Azaroqh P07220119113
Fatya Ramadanti P07220119119
Rara Akhsari PO7220119135
Utari Angraini Fagi P07220119147
Konsep Infeksi
Definisi :

• Menurut Potter dan Perry (2009) infeksi merupakan masuk dan berkembang biaknya suatu
organisme (agen infeksius) dalam tubuh pejamu jika agen infeksius (patogen) hanya berada dalam
tubuh penjamu (host). Belum tentu infeksi akan terjadi jika suatu organisme menginvasi atau
bertumbuh dan berkembang biak di dalam pejamu tetapi tidak menyebabkan infeksi, maka ini di
sebut sebagai kolonisasi.
Penyebab Infeksi

Protozo
Virus Bakteri Fungi
a
Tanda dan Gejala
• Rubor
Rubor atau kemerahan biasanya merupakan hal pertama yang terlihat didaerah yang mengalami
peradangan Waktu reaksi peradangan mulai tampak, maka arteriol yang mensuplai daerah tersebar
melebar, dengan demikian lebih banyak daerah mengalir ke dalam mikrosirkulasi lokal. Kapiler-
kapiler yang selumnya kosong atau sebagian saja yang meregang dengan cepat terisi penuh denga
n darah, keadaan ini yang dinamakan hyperemia atau kongesti menyebabkan warna merah lokal
karena peradangan akut. Tampaknya hyperemia pada permulaan reaksi peradangan diatur oleh
tubuh baik secara neurogenic maupun secara kimia, melalui pengeluaran zat seperti histamine.
• Kalor
Kalor atau panas, terjadi bersamaan dengan kemerahan dari reaksi peradangan akut. Sebenarnya,
panas merupakan sifat reaksi peradangan yang hanya terjadi pada permukaan tubuh, yang dalam
keadaan normal lebih dingin dari 37 derajat celcius, yaitu suhu didalam tubuh. Daerah peradangan
pada kulit menjadi lebih panas dari sekelilingnya, sebab daerah (pada subuh 37 derajat celcius)
yang disalurkan tubuh ke permuaan daerah yang terkena lebih banyak daripada yang disalurkan ke
daerah normal.
• Dolor
Dolor atau rasa sakit, dari reaksi peradangan dapat dihasilkan dengan berbagai cara. Perubahan pH lok
al ion-ion tertentu dapat merangsang ujung-ujung saraf. Hal yang sama pengeluaran zat kimia tertent
u seperti histamine atau zat kimia bioaktif lainnya dapat merangsang saraf. Selain itu, pembengkakan
jaringan yang meradang mengakibatkan peningkatan tekanan lokal yang tanpa diragukan lagi dapat
menimpakkan rasa sakit.
• Tumor
Segi paling menyolok dari peradangan akut mungkin adalah pembengkakan lokal (tumor). Pembengka
kan ditimpakan oleh pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstisial.
Campuran dari cairan dan sel yang tertimpakan didaerah peradangan di eksudat. Pada keadaan dini
reaksi peradangan sebagian besar eksudat adalah cair, seperti yang terjadi pada lepuhan yang disebab
kan oleh luka bakar ringan. Kemudian sel-sel darah putih atau leukosit meninggalkan aliran darah, dan
tertimpakan sebagai bagian dari eksudat.
• Fungsio laesa
Fungsio laesa atau perubahan fungsi dari jaringan yang mengalami infeksi.
Faktor Yang Mempengaruhi Proses Infeksi

• Usia memengaruhi resiko infeksi. Bayi baru lahir dan lansia mengalami penurunan pertahanan tubuh
terhadap infeksi. Infeksi merupakan penyebab utama kematian bayi baru lahir, yang memiliki sistem imun
Usia imatur dan hanya memiliki perlindungan selama 2 atau paklan pertama dari imunoglopaklin yang didapat
secara pasif dari bapak.Seiring penuaan, respon imun menjadi lemah kembali, bahwa imunitas terhadap
infeksi menurun seiring pertambahan usia

Hereditas • Hereditas dapat memengaruhi perkembangan infeksi sedemikian rupa


beberapa individu memiliki kerentanan genetic terhadap infeksi tertentu

• Sifat, jumlah, durasi stressor fisik dan emosi dapat memengaruhi kerentanan terhadap

Stress infeksi. Stressor meningkatkan kortison darah. Peningkatan kortison darah


berkepanjangan menurunkan respons anti radang, menurunkan simpanan energy,
menyebabkan keletihan dan menurunkan pertahanan terhadap infeksi.
• Pertahanan terhadap infeksi bergantung pada status nutrisi yang adekuat. Karena antibody
Nutrisi merupakan protein, kemampuan untuk mesintesis antibody dapat terhambat akibat asupan
nutrisi yang tidak adekuat, terutama ketika cadangan protein berkurang.

Terapi
• Beberapa terapi medis dapat menjadi predisposisi individu terhadap infeksi.
Sebagai contoh, pengobatan radiasi untuk kanker menghancurkan tidak hanya

medis
sel kanker, tetapi juga beberapa sel normal sehingga individu tersebar lebih
rentan terhadap infeksi. Beberapa pengobatan tertentu juga meningkatkan
kerentanan terhadap infeksi

•• Semua penyakit yang menurunkan pertahanan tubuh terhadap infeksi mempakat pasien beresiko. Misalnya,
penyakit
penyakit paru
paru kronik,
kronik, yang
yang merusak
merusak kerja
kerja silia
silia dan
dan melemahkan
melemahkan barier
barier mukosa,
mukosa, penyakit
penyakit vascular
vascular perifer,
Penyakit
perifer,
yang
yang menghambat
menghambat aliran
aliran darah,
darah, luka
luka bakar
bakar yang
yang merusak
merusak integritas
integritas kulit,
kulit, penyakit
penyakit kronik
kronik atau
atau penyakit
penyakit
dengan
dengan penurunan
penurunan keadaan
keadaan umum,
umum, yang
yang menyebabkan
menyebabkan penurunan
penurunan cadangan
cadangan protein
protein dan
dan penyakit
penyakit sistem
sistem
imun seperti anemia aplastik yang mengganggu produksi sel darah putih.
Pengakajian Riwayat Infeksi
Riwayat kesehatan
• Identitas/data demografi
Identitas yang dikaji meliputi nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan yang sering terpapar sinar
matahari secara langsung, tempat tinggal sebagai gambaran kondisi lingkungan dan keluarga, dan
keterangan lain mengenai identitas pasien.
• Keluhan utama
Alasan mengapa klien melakukan rujukan dan memerlukan bantuan tenaga medis.
• Riwayat penyakit sekarang
Berisi tentang apakah klien memiliki riwayat infeksi dan apakah klien punya riwayat infeksi sebelum
nya atau berulang, apakah klien mengalami demam, berapa suhunya dan bagaimana pola demam
nya, apakah ada ruam diseluruh tubuh. Jika terjadi infeksi pada kulit, kapan terjadi penyakit kulit
yang diderita, apakah ada keluhan yang paling dominan seperti gatal/ menggaruk pada area mana,
ada lesi pada kulit penyebab terjadi penyakit.
• Riwayat penyakit keluarga
Adanya riwayat penyakit kulit akibat infeksi jamur, virus atau bakteri.
• Riwayat psikososial
Perasaan dan emosi yang dialami penderita sehubung dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga
terhadap penyakit penderita.
• Infeksi
Kontak yang dialami pasien akhir-akhir ini dengan infeksi apapun dan tanggal terjadinya kontak terse
but harus ditanyakan. Riwayat infeksi dimasa lalu dan sekarang disamping tanggal dan tipe terapi
yang pernah dijalani pasien
• Alergi
Kepada pasien ditanya tentang riwayat alergi, termasuk tipe allergen, gejala yang dialaminya dan
variasi cuaca dan berkaitan dengan terjadinya atau beratnya gejala. Riawayat pemeriksaan dan
pengobatan yang pernah atau sedang dijalani pasien untuk mengatasi kelainan alergi dan efektifitas
pengobatan tersebut harus ditanyakan.
Pengkajian Menurut Virginia Handerdson

• Bernafas • Makan dan minum


Mengkaji tentang kemampuan pasien dalam memenuhi kepaktuha makan
Yang perlu dikaji antara lain kemampuan p dan minum tentang
asien dalam melakukan ekspirasi dan inpira perilaku makan dan minum, kemampuan menentukan makan dan minum
si. Apakah menggunakan otot-otot pernafas yang memenuhi syarat
an, bagaimana frekuensi pernafasan, pengu kesehatan.
kuran tidal volume dan warna mukosa. 1.  Sebelum sakit
1. Sebelum sakit • Ketika sebelum sakit, biasanya bapak makan berapa porsi?
• Dalam sehari berapa kali makan?
• Apakah ada keluhan sesak nafas sebelu
• Makanan seperti apa yang dimakan?
m masuk ke RS? • Sebelum sakit apa nafsu makan bapak baik?
2. Saat sakit • Kalau minumnya berapa banyak dalam sehari?
• Apakah bapak ada keluhan sesak nafas • Jenis minuman seperti apa yang biasanya bapak minum?
saaat ini? 2. Saat sakit
• Berapa porsi makanan yang dihabiskan?
• Apa nafsu makan bapak baik?
• Minumnya berapa banyak dalam sehari?
• Eliminasi
Mengkaji kemampuan BAB/BAK serta fungsi dari organ-organ tersebut dan bagaimana pasien
mempertahankan fungsi normal dari BAB/BAK.
1. Sebelum sakit
BAB :
Bapak berapa kali BAB dalam sehari?
Bagaimana dengan konsistensinya? Warnanya apa pak?
BAK :
Bapak berapa kali BAK dalam sehari?
Warna nya seperti apa pak?
2. Saat sakit
BAB :
Bapak berapa kali BAB dalam sehari?
Konsotensinya bagaimana? Warna nya apa?
BAK :
Bapak berapa kali BAL dalam sehari/ warna nya seperti apa pak?
• Aktivitas dan latihan 2. Saat sakit
Mengkaji kemampuan aktivitas dan mobilitas kehidupan kli • Apakah tidur bapak nyenyak semalam?
en sehari-hari. • Berapa lama bapak tidur semalam?
1. Sebelum sakit • Apakah bapak tidur siang? Jika iya, berapa lama tidu
• Sebelum sakit aktivitas apa yang sering bapak lakukan? r siangnya?
2. Saat sakit • Apakah ada kebiasaan yang dilakukan sebelum tidur
• Sekarang dirumah sakit aktivitas apa yang bisa bapak kerj ?
akan? • Berpakaian
• Istirahat dan tidur • Mengkaji apakah ada kesulitan dalam memakai pak
Mengkaji kemampuan pasien dalam pemenuhan kepaktuh aian.
an tidur(pola, jumlah, kualitas tidur) 1. Sebelum sakit
1. Sebelum sakit • Sebelum sakit apakah bapak dapat menggati pakaia
• Saat dirumah apakah tidur bapak nyenyak saat malam ha n sendiri?
ri? • Berapa kali ganti pakaian dalam sehari?
• Berapa lama bapak biasanya tidur malam? 2. Saat sakit
• Apakah bapak tidur siang? Jika iya, berapa lama tidur sia • Saat ini apakah bapak dapat mengganti pakaian sen
ngnya? diri?
• Apakah ada kebiasaan yang dilakukan sebelum tidur? • Berapa kali pakaian dalam sehari?
• Aman 2. Saat sakit
Mengkaji apakah ada perubahan rasa aman karena keterbatasa • Saat ini apakah bapak mandi atau hanya di lap saja?
n fisik dari suatu penyakit. • Apakah bapak dapat menggosok gigi?
1. Sebelum sakit
• Biasanya dirumah apa yang mempakat aman?
• Apa bapak dapat melakukan segala sesuatu tanpa hambatan?
• Komunikasi
2. Saat sakit Melalui komunikasi antar perawat, pasien dan keluarga
• Saat ini apa yang mempakat bapak merasa aman? dapat dikaji mengenai pola komunikasi dan interaksi sos
ial pasien dengan cara mengidentifikasi kemampuan pas
• Apa bapak dapat melakukan segala sesuatu tanpa ada hamba
tan?
ien dalam berkomunikasi.
1. Sebelum sakit
• Kebersihan diri • Apakah bapak sering mengobrol dengan keluarga atau
Mengkaji apakah ada kesulitan dalam memelihara kebersihan di
tetangga bapak?
rinya. • Apakah bapak memiliki keluhan saat berbicara?
1. Sebelum sakit 2. Saat sakit
• Sebelum sakit biasanya bapak mandi berapa lama dalam seha • Apakah bapak sering mengobrol dengan keluarga atau
ri? teman sekamar bapak?
• Biasanya sikat gigi berapa kali dalam sehari? • Apakah saat ini bapak memiliki keluhan saat sedang b
• Dalam seminggu berapa kali bapak sampoan? erbicara?
• Pola beribadah • Apakah ada hambatan saat melakukan pekerjaannya?
Mengkaji bagaimana klien memenuhi kepaktuhan spiritualn 2.Saat sakit
ya sebelum dan setelah sakit. • Apakah bapak memiliki hambatan untuk pekerjaan bapak ketik
1.Sebelum sakit a bapak dirawat disini?
• Apa agama yang dianut oleh bapak?
• Apakah sebelum sakit bapak melaksanakan sholat? • Kreasi
• Apakah ada hambatan saat akan melaksanakan sholat? • Mengkaji kemampuan aktivitas rekreasi dan relaksasi (jenis ke
• Bagaimana cara bapak menyelesaikan masalah, apakah ber giatan dan frekuensinya).
doa kepada tuhan atau curhat dengan 1.Sebelum sakit
• orang lain? • Apakah bapak merasa senang saat bapak berada dirumah?
2.Saat sakit
2.Saat sakit
• Saat ini apakah bapak merasa senang dengan keluarga yang me
• Kalau sekarang dirumah sakit apa ada hambatan bapak mel
nemani bapak dan tim kesehatan
akukan sholat?
• yang bertugas?
• Bagaimana cara bapak menyelesaikan masalah, apakah ber
• Kepatuhan belajar
doa kepada tuha atau curhat dengan
Mengkaji bagaimana cara klien mempelajari sesuatu yang baru/
• orang lain?
1.Sebelum sakit
• Apakah bapak suka mengenai hal hal yang baru? Apakah ada h
• Produktivitas ambatan ketika bapak melakukannya?
Mengkaji pekerjaan pasien saat ini atau pekerjaan yang lalu. 2.Saat sakit
1.Sebelum sakit • Saat ini apakah bapak merasakan hal hal baru
• Apakah pekerjaan biasa bapak lakukan sebelum sakit?
Masalah perawatan pada pasien Hipotermi dan Hip
ertermi
SDKI 2017
• Gejala dan Tanda Minor
1.Hipertermia (D.0130)
• Subjektif : (tidak tersedia)
• Definisi : Suhu tubuh meningkat diatas rentang normal tubuh
• Objektif:
• Penyebab :
 Kulit merah
 Dehidrasi
 Kejang
 Terpapar lingkungan panas
 Takikardi
 Proses penyakit (misalnya infeksi, kanker)
 Takipnea
 Ketidaksesuaian pakaian dengan suhu lingkungan  Kuliat terasa hangat
 Peningkatan laju metabolism • Kondisi klinis terkait :
 Respon utama • Proses infeksi
 Aktivitas berlebihan • Hipertiroid
 Penggunaan incubator • Stroke
• Gejala dan Tanda Mayor : • Dehidrasi
 Subjektif : (tidak tersedia) • Trauma
 Objektif: Suhu tubuh diatas nilai normal • Prematuritas
Hipotermia (D.0131) • Transfer panas
• Definisi : Suhu tubuh berada dibawah rentang normal • Trauma
tubuh
• Proses penuaan
• Penyebab :
• Efek agen farmakologis
• Kerusakan hipotalamus
• Kurang terpapar informasi tentang pencegahan
• Konsumsi alcohol hipotermia
• Berat badan ekstrem
• Kekurangan lemak subkutan
•• Gejala dan Tanda
Terpapar suhuMayor
lingkungan rendah
• Subjektif : (tidak tersedia)
•• Objektif
Malnutrisi
•Kulit teraba dingin
•Menggigil
•Suhu tubuh dibawah nilai normal
• Gejala dan Tanda Minor
• Subjektif : (tidak tersedia)
• Objektif
•Akrosianosis
•Bradikardi
•Dasar kuku sianotik
INTERVENSI KEPERAWATAN (SLKI DAN SIKI) Intervensi utama : Edukasi Pengukuran Suhu Tubuh (I.12
414)
• Termoregulasi
• Observasi
• Kriteria hasil • Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima infor
• Menggigil menurun masi
• Kulit merah menurun • Terapeutik
• Akrosianosis menurun • Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
• Konsumsi oksigen menurun • Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
• Piloereksi menurun • Berikan kesempatan untuk bertanya
• Dokumentasikan hasil pengukuran suhu
• Vasokonstriksi perifer menurun
• Edukasi
• Kutis memorata menurun
• Jelaskan prosedur pengukuran suhu tubuh
• Pucat menurun • Anjurkan terus memegang bahu dan menahan dada sa
• Takikardi menurun at pengukuran aksila
• Bradikardi menurun • Ajarkan memilih lokasi pengukuran suhu oral atau aksil
• Dasar kuku sianotik menurun a
• • Ajarkan cara meletakkan ujung thermometer dibawah
Hipoksia menurun
lidah atau dibagian tengah aksila
• Suhu tubuh membaik • Ajarkan cara membaca hasil thermometer raksa dan el
• Suhu kulit membaik ektronik
Implementasi
Intervensi utama : Edukasi Pengukuran Suhu Tubuh (I.12414)
• Observasi
a. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
• Terapeutik
a. Menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan
b. Menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
c. Memberikan kesempatan untuk bertanya
d. Mendokumentasikan hasil pengukuran suhu
• Edukasi
a. Menjelaskan prosedur pengukuran suhu tubuh
b. Menganjurkan terus memegang bahu dan menahan dada saat pengukuran aksila
c. Mengajarkan memilih lokasi pengukuran suhu oral atau aksila
d. Mengajarkan cara meletakkan ujung thermometer dibawah lidah atau dibagian tengah aksila
e. Mengajarkan cara membaca hasil thermometer raksa dan elektronik
Melaksanakan Tindakan Keperawatan Pada Gangguan
Pemenuhan Keseimbangan Suhu Tubuh

PROSEDUR PEMBERIAN COOLER BLANKET


1. Pengertian
Pemberian tindakan keperawatan cooler blanket Sering kali digunakan untuk meredakan
perdarahan dengan cara mengkonstriksi pembuluh darah, meredakan inflamasi dengan v
asokontriksi, dan meredakan nyeri dengan memperlambat kecepatan konduksi saraf, me
nyebabkan mati rasa, dan bekerja sebagai counterirritant

2. Tujuan
•Membantu menurunkan suhu tubuh
•Mengurangi rasa sakit atau nyeri
•Membantu mengurangi perdarahan
•Membatasi peradangan
3. Perlengkapan
3. Prosedur • Baki dan alas
• Persiapan : • Perlak kecil atau handuk kecil dan alas
• Tempat cuci tangan
1. Alat
• Sarung tangan
• Bengkok
• Alat tulis dan buku catata
• Kantong es
• Tempat sampah basah tempat sampah ke
• Sarung pelindung ring baskom

2. Bahan 4. Persiapan pasien


• Potongan es secukupnya dalam wada • Menjelasakan prosedur yang akan dilakuk
• Kassa gulung an
• Menjaga privasi klien
• Plester
• Larutan klorin 0,5 %
Prosedur Kerja Cooler Blanket
• Berikan kesempatan pasien untuk bertanya.
A. Tahap Prainteraksi • Ajak pasien berdoa bersama sebelum melakukan tindakan denga
a. Kemampuan klien untuk mengenali kapan rasa dapat menyebabkan c n membaca do’a sesuai keyakinan dan agama klien masing- masi
edera. ng.
b. Kaji apakah klien menyadari rasa dingin untuk jaringan tubuh.
c. Tingkat kesadaran dan kondisi fisik umum klien. Klien yang sangat mu C. Tahap kerja
da, sangat tua,tidak sadar, atau yang lemah dapat menoleransi dingin • a. Meyiapkan alat dan bahan
dengan baik.
1. Sebelum di masukkan kedalam kantong es, potongan es di celupk
d. Area yang di berikan selimut dingin dengan adanya udema, memar, k
an dulu ke dalam air untuk menghilangkan ujung – ujungnya yan
emerahan , lesi terbuka, adanya rabas, dan perdarahan. Status sirkula
g runcing.
si (warna,suhu,dan sensasi). Jaringan yang terasa dingin, berwarna pu
cat atau kebiruan, dan kurangnya sensasi atau mati rasa mengidentifi 2. Kemudian isi alat dengan keping es sebanyak stengah hingga dua
kasikan kerusakan sirkulasi. pertigaKantong
e. Tingkat ke tidak nyamanan dan rentang pergerakan sendi jika spasme 3. Keluarkan udara yang berlebihan dengan menekuk atau memelin
otot atau nyeri sedang di berikan selimut dingin. tir alat.
f. Denyut nadi, pernapasan, dan tekanan darah. Faktor ini penting di ka 4. Pasang tutup kantongatau kolar es dengan kuat, atau buat sebua
ji sebelum kompres di berikan pada area tubuh yang luas. h simpul pada sarung tangan di bagian ujung yang terbuka. Hal in
i dilakukan untuk mencegah kebocoran cairan jika es meleleh.
B. Tahap Orientasi 5. Pertahankan alat tersebut pada tempatnya dengan menggunaka
• Mengucapakan salam, memperkenalkan diri dan menjelaskan prosed n kasa gulung, pengikat, atau handuk, fiksasi dengan plester sesu
ur yang akan di lakukan. ai kebutuhan.
lanjutan • D. Tahap Terminasi
• b. Mencuci tangan dibawah air mengalir
• c. Memasang perlak dan alasny • a. Evaluasi
• d. Mendekatkan alat dan bahan
• Mengevaluasi respon klien terhadap tin
• e. Memakai sarung tangan
dakan yang telah dilakukan
• f. Memasang kompres pada bagian tubuh yang
memerlukan dan hanya pada jangka waktu yan • Mengevaluasi kenyamanan pasien setela
g h dilakuka tindakan selimut dingin / cool
• telah ditentukan guna menghindari efek uang er blanket
membahayakan daro kompres dingin yang • b. Dokumentasi :
• berkepanjangan • Mencatat respon klien terhadap pemind
• g. Mengucapkan hamdalah dengan pasien dan ahan yang telah dilakuka
berpamitan.
• Mencatat kenyamanan posisi pasiensetel
• h. Membereskan alat – alat.

ah dilakukan pemberian selimut pending
i. Merendam sarung tangan dalam larutan klori
n in /
• j. Mencuci tangan • cooler blanket.
5. Gambar
Alat dan bahan
6. Hal-hal yang perlu diperhatikan
•Kaji apakah klien menyadari rasa dingin untuk jaringan t
ubuh.
•Tingkat kesadaran dan kondisi fisik umum klien. Klien ya
ng sangat muda, sangat tua,tidak sadar, atau yang lemah
dapat menoleransi dingin dengan
baik.
PROSEDUR PEMBERIAN WARMER BLANKET
3. Prosedur
1. Pengertian • Persiapan :
• warmer blanket / selimut penghangat • persiapan alat dan bahan
di gunakaan untuk menghangatkan tub 1. selimut 2 lembar
uh paien ketika mengalami hipotermi. 2. thermometer
3. tempat tidur
2. Tujuan 4. tempat cuci tangan
• Membantu mngembalikan suhu tubuh 5. sarung tangan
normal • Persiapan Pasien
• Menghangatkan pasien 1. Menjelasakan prosedur yang akan dilakuka
2. Menjaga privasi klien
Prosedur Kerja Warmer Blanket : • C. Tahap kerja
• A. Tahap Prainteraksi 1. Cuci tangan
• 2. Menganjurkan pasien untuk berbaring
Kaji :
3. Memeriksa tanda- tanda vital
1. Kemampuan klien untuk mengenali kapan rasa dapat 4. Kemudian Balik pasien kearah perawat
menyebabkan cedera. Kaji apakah klien menyadari ra 5. Kemudian letakkan selimut ditempat tidur lalu balik kembali pasien
sa panas untuk jaringan tubuh. dan ratakan selimut di tempat tidur.
2. Tingkat kesadaran dan kondisi fisik umumklien. Klien 6. Kemudian letakkan selimut diatas pasien.
yang sangat muda, sangat tua, tidak sadar, atau yang 7. Pantau asupan cairan untuk melihat perubahan pada kulit dan bibir
lemah dapat menoleransi dingin dengan baik. 8. Merubah posisi pasien setiap 30 menit
• Pantau tanda-tanda vital dan aktivitas neurologis setiap 5 menit sa
3. Tingkat ke tidak nyamanan dan rentang pergerakan s
mpai suhu tubuh yang di stabil / normal
endi jika spasme otot atau nyeri Denyut nadi,
4. pernapasan, dan tekanan darah. Faktor ini penting di • D. Tahap Terminasi
kaji sebelum tindakan di berikan pada area tubuh yan • Evaluasi :
g luas. • Mengevaluasi respon klien terhadap tindakan yang telah dilakukan
• B. Tahap Orientasi • Mengevaluasi kenyamanan pasien setelah dilakukan tindakan selim
ut hangat / warmer blanke
1. Mengucapakan salam, memperkenalkan diri dan men
• Dokumentasi :
jelaskan prosedur yang akan di lakukan • Mencatat respon klien terhadap pemindahan yang telah dilakukan
2. Berikan kesempatan pasien untuk bertanya. • Mencatat kenyamanan posisi pasien setelah dilakukan pemberian s
3. Ajak pasien berdoa bersama sebelum melakukan tind elimut hangat/ warmer blanket.
akan dengan membaca do’a sesuai keyakinan dan aga
ma klien masing- masing
5. Gambar
• 6. Hal-hal Yang Perlu Diperhatik
Alat dan Bahan
an
1. Kemampuan klien untuk mengenal
i kapan rasa dapat menyebabkan c
edera. Kaji apakah klien menyadari
rasa panas untuk jaringan tubuh.
2. Tingkat kesadaran dan kondisi fisik
umumklien. Klien yang sangat mud
a, sangat tua, tidak sadar, atau yan
g lemah dapat menoleransi dingin
dengan baik.
PEMBERIAN OBAT SESUAI DENGAN PROGRAM TERAPI
Obat diberikan semata – mata hanya bertujuan untuk menghasilkan • Bantu untuk meminumkannya dengan cara:
reaksi terapi atau reaksi pengobatan guna untuk mengurangi hingga
a. Apabila memberikan obat berbentuk tablet atau
menyembuhkan penyakit yang di derita oleh klien atau pasien.
kapsul dari botol, maka tuangkan jumlah yang di
butuhkan ke dalam tutup botol dan pindahkan ke
A.Konsep Dan Tehnik Pemberian Obat Melalui Oral, S
tempat obat. Jangan sentuh obat dengan tangan.
ublingual Dan Bukal
Untuk obat berupa kapsul jangan dilepaskan pe
mbungkusnya.
1.   Pemberian Obat Melalui Oral
• Pemberian obat melalui mulut dilakukan dengan tujuan mencegah, mengo b. Kaji kesulitan menelan. Bila ada, jadian tablet d
bati, dan mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis obat. alam bentuk bubuk dan campur dengan minuma
• A.   Persiapan Alat Dan Bahan : n.
• Daftar buku obat / catatan, jadwal pemberian obat.
• Obat dan tempatnya. c. Kaji denyut nadi dan tekanan darah sebelum pe
• Air minum dalam tempatnya. mberian obat yang membutuhkan pengkajian.
• B.   Prosedur Kerja : • Catat perubahan dan reaksi terhadap pemberian.
• Cuci tangan.
Evaluasi respons terhadap obat dengan
• Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
• Baca obat, dengan berprinsip tepat obat, tepat pasien, tepat dosis, tepat wa • mencatat hasil pemberian obat.
ktu, dan tepat tempat. • Cuci tangan.
2.   Pemberian Obat Melalui Sublingul B.  Prosedur Kerja :
• Pemberian obat melalui sublingual merupakan 1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
rute pemberian obat yang absorpsinya baik mel
3. Memberikan obat kepada pasien.
alui jaringan, kapiler di bawah lidah.Obat-obat 4. Memberitahu pasien agar meletakkan o
bat pada bagian bawah lidah, hingga ter
ini mudah diberikan sendiri.Karena tidak melal
larut seluruhnya.
ui lambung, sifat kelabilan dalam asam dan per 5. Menganjurkan pasien agar tetap menut
meabilitas usus tidak perlu dipikirkan. up mulut, tidak minum dan berbicara se
lama obat belum terlarut seluruhnya.
A.  Persiapan 6. Catat perubahan dan reaksi terhadap pe
mberian. Evaluasi respons terhadap oba
Persiapan Alat Dan Bahan : t dengan mencatat hasil pemberian obat
Daftar buku obat / catatan, jadwal pemberian obat.
.
7. Cuci tangan.
Obat yang sudah ditentukan dalam tempatnya.
3.  Pemberian Obat Melalui Bukal B. Prosedur Kerja :
• Pemberian obat secara bukal adalah memberik • Cuci Tangan.
a obat dengan cara • Jelaskan Prosedur Yang Akan Dilakukan.
• meletakkan obat diantara gusi dengan membra
• Memberikan Obat Kepada Pasien.
n mukosa diantara pipi.

• Memberitahu Pasien Agar Meletakkan Obat
Tujuannya yaitu mencegah efek lokal dan sist
emik, untuk memperoleh aksi Diantara Gusi Dan Selaput
• kerja obat yang lebih cepat dibandingkan seca • Mukosa Pipi Sampai Habis Diabsorbsi Selur
ra ora, dan untuk uhnya
• menghindari kerusakan obat oleh hepar. • Menganjurkan Pasien Agar Tetap Menutup
Mulut, Tidak Minum Dan
A. Persiapan Alat Dan Bahan : • Berbicara Selama Obat Belum Terlarut Selur
• Daftar Buku Obat / Catatan, Jadwal Pemberia uhnya.
n Obat. • Catat Perubahan Dan Reaksi Terhadap Pem
• Obat Yang Sudah Ditentukan Dalam Tempatn berian. Evaluasi Respons Terhadap Obat De
ya. ngan Mencatat Hasil Pemberian Obat.
• Cuci Tangan.
B. Menyiapkan Obat Dari Ampul Dan Vial

1. Menyiapkan Obat Ampul

A. Persiapan alat
1.Catatan pemberian obat atau kartu obat
2.Ampul obat sesuai resep
3.Spuit dan jarum yang sesuai
4.Jarum steril ekstra (bila perlu)
5.Kapas alcohol
6.Kassa steri
7.Baki obat
8.Gergaji ampul (bila perlu)
9.Label obat
10.Bak spuit
11.Bengkok

B. Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menyiapkan obat dari ampul
12.Pertahankan sterilitas spuit, jarum dan obat ketika mempersiapkan obat dengan menggunakan prinsip steril
13.Buang bekas ampul pada tempat khusus setelah dibungkus dengan kertas tissue
• C. Prosedur kerja
1. Cuci tangan
2. Siapkan alat-alat
3. Periksa label obat dengan catatan pemberian obat sesuai prinsip 5 benar yaitu benar nama pasien, benar nama obat, benar
dosis obat, benar cara pemberian obat, dan benar waktu pemberian oba
4. Lakukan penghitungan dosis sesuai dengan yang dibutuhkan
5. Pegang ampul dan turunkan cairan di atas leher ampul dengan cara melentikkan jari tangan pada leher ampul beberapa kali
atau dengan cara memutar ampul dengan tangan searah jarum jam
6. Letakkan kassa steril diantara ibu jari tangan dengan ampul, kemudian patahkan leher ampul kearah menjauhi tenaga keseha
tan dan orang sekitar
7. Buang leher ampul pada tempat khusus
8. Buka penutup jarum spuit, kemudian masukkan jarum ke dalam ampulntepat di bagian tengah ampul
9. Aspirasi sejumlah cairan dari ampul sesuai dengan dosis yang diperlukan
10.Jika terdapat gelembung udara dalam spuit harus dikeluarkan terlebihdahulu
11.Periksa kembali jumlah larutan dalam spuit, bandingkan dengan volume yang dibutuhkan
12.Bandingkan label obat dengan catatan pemberian obat
13.Bila perlu ganti jarum spuit yang baru, jika obat dapat mengiritasi kulit
14.Beri label spuit dengan label obat yang sesuai
15.Tempatkan spuit dalam bak spuit, kapas alcohol dan kartu obat diatas baki
16.Buang dan simpan kembali peralatan yang diperlukan
17.Cuci tangan
2.Menyiapkan Obat Vial
B.Beberapa hal yang harus diperhatikan
A.Peralatan saat menyiapkan obat dari vial
1)Catatan pemberian obat atau kartu obat
2)Spuit dan jarum yang sesuai • 1) Jika obat perlu dicampurkan, ikuti p
3)Vial obat sesuai resep etunjuk dalam vial
4)Jarum steril ekstra (bila perlu)
5)Kapas alcohol • 2) Pertahankan kesterilan spuit, jarum
6)Baki obat dan obat saat menyiapkannya
7)Label obat
8)Bak spuit • 3) Perlu pencahayaan yang baik saat m
9)Bengkok enyiapkan obat ini
C.Prosedur kerja

1)Cuci tangan
2)Siapkan peralatan
3)Periksa label vial dengan catatan atau kartu obat sesuai prinsip 5 benar
4)Hitung dosis yang diperlukan. Bila perlu rotasikan cairan yang ada dalam vial dengan menggunakan tangan agar t
ercampur sempurna. Tidak boleh mengocok larutan dalam vial karena dapat menyebabkan larutan menjadi berbuih.
5)Buka segel pada bagian tutup obat tanpa menyentuh bagian karetnya
6)Usap bagian karet tersebut dengan kapas alcohol
7)Buka tutup jarum
8)Masukkan udara ke dalam spuit sesuai dengan jumlah obat yang dibutuhkan
9)Dengan hati-hati masukkan jarum secara tegak lurus tepat di tengah-tengah karet dari vial dan ujung jarum di
jaga di atas permukaan obat.
10)Aspirasi sejumlah obat yang diperlukan sesuai dosis dengan menggunakan salah satu metode di bawah ini:
• Pegang vial menghadap ke atas, gerakkan ujung jarum ke bawah hingga berada pada bagian bawah cairan obat.
Kemudian tarik plunger hingga spuit terisi cairan obat sesuai dengan
• dosis yang diperlukan.Hindari untuk menghisap tetes terakhir dari vial.
• -Pegang vial menghadap ke bawah (terbalik), pastikan ujung jarum berada di bawah cairan obat dan secara berta
hap aspirasi cairan obat sesuai dengan dosis yang diperlukan.
11)Bila terdapat udara pada bagian atas spuit, maka keluarkan udara yang ada dalam spuit terse
but ke dalam vial
12)Pada saat volume obat dalam spuit sudah tepat, maka cabut jarum dari vial dan tutup jarum
dengan penutup jarum
13)Jika masih terdapat gelembung dalam spuit:
• Pegang spuit secara vertical, dengan jarum menghadap ke atas.
• Tarik plunger ke bawah dan jentikkan spuit dengan jari.
• Dorong plunger perlahan ke atas untuk mengeluarkan udara, tetapi jaga agar tidak mengelu
arkan larutan.
14)Periksa kembali jumlah larutan yang ada pada spuit, bandingkan dengan volume yang dibutu
hkan
15)Bandingkan label obat dengan catatan pemberian obat yang sesuai
16)Ganti jarum spuit yang baru
17)Beri label spuit dengan label obat yang sesuai
18)Tempatkan spuit (dalam bak spuit), kapas alkohol, dan kartu obat di atas baki
19)Buang atau simpan kembali peralatan yang tidak diperlukan Mencuci tangan
C.Konsep dan Teknik Pemberian Obat Melalui Intervena (Selang IV), Intracutan (IC), Subcutan (SC), dan
Intramuscular (IM)

1.Pemberian Obat Melalui Intervena (selang IV)


A.Alat dan bahan :
1)Spuit dan jarum sesuai ukuran
2)Obat dalam tempatnya
3)Selang intravena
4)Kapas alcohol
B.Prosedur Kerja:
1)Cuci tangan
2)Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3)Periksa identitas pasien dan ambil obat kemudian masukkan ke dalam spuit.
10)Catat obat yang telah diberikan dan dosisnya4)Cari tempat penyuntikan obat pada daerah selang intravena
5)Lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol dan stop aliran
Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga menembus bagian
tengah dan masukkan obat perlahan-lahan ke dalam selang intravena.
7)Setelah selesai tarik spuit.
8)Periksa kecepatan infuse dan observasi reaksi obat
9)Cuci tangan
2.Pemberian Obat Melalui Jaringan Intrakutan B.Prosedur Kerja:
(IC) 1)Cuci tangan.
Memberikan atau memasukkan obat ke dalam jaring 2)Jelaskan ada pasien mengenai prosedur yang akan dilak
ukan.
an kulit dilakukan sebagai tes reaksi alergi terhadap
3)Bebaskan daerah yang akan disuntik. Bila menggunakan
jenis obat yang akan digunakan. Pemberian obat mel baju lengan panjang, buka dan ke ataskan.
alui jaringan intrakutan ini dilakukan di bawah derm 4)Pasang perlak / pengalas di bawah bagian yang disuntik.
is atau epidermis.Secara umum, dilakukan pada daer 5)Ambil obat untuk tes alergi, kemudian larutkan / encerk
ah lengan, tangan bagian ventral. an dengan akuades (cairan pelarut). Selanjutnya, ambil 0,5
cc dan encerkan lagi sampai ±1 cc. Lalu siapkan pada bak
injeksi atau steril.
A.Persiapan Alat dan Bahan: 6)Desinfeksi dengan kapas alkoho pada daerah yang akan
1)Daftar buku obat / catatan, jadwal pemberian obat. disuntik.
2)Obat dalam tempatnya. 7)Tegangkan daerah yang akan disuntik dengan tangan kir
3)Spuit 1 cc / spuit insulin. i.
4)Kapas alkohol dalam tempatnya. 8)Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas
5)Cairan pelarut. yang sudutnya 15-20 terhadap permukan kulit.
6)Bak steril dilapisi kas steril (tempat spuit). 9)Semprotkan obat hingga terjadi gelembung.
7)Bengkok. 10)Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan massage.
8)Perlak dan alasnya. 11)Cuci tangan.
3. Pemberian Obat Melalui Jaringan Subc B. Prosedur Kerja:
utan (SC) 1. Cuci tangan.
Pemberian obat melalui suntikan di bawah kulit da 2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilak
pat dilakukan pada daerah lengan atas sebelah luar ukan.
atau 1/3 bagian dari bahu, paha sebelah luar, daerah 3. Bebaskan daerah yang disuntik atau bebaskan suntikan d
dada, dan daerah sekitar umbilikus (abdomen). ari pakaian. Apabila menggunakan baju, maka dibuka ata
u dikeataskan.
4. Ambil obat dalam tempatnya sesuai dengan dosis yang a
A. Persiapan Alat dan Bahan: kan siberikan. Setelah itu, tempatkan pada bak injeksi.
1. Daftar buku obat / catatan, jadwal pemberian o 5. Desinfeksi dengan kapas alcohol
bat. 6. Tegakkan dengan tangan kiri (daerh yang akan dilakukan
suntikan subkutan).
2. Obat dalam tempatnya. 7. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas,
3. Cairan pelarut. yang sudut 45o dengan permukaan kulit.
4. Bak injeksi. 8. Lakukan aspirasi. Bila tidak ada daerah, semprotkan obat
perlahan-lahan hingga habis.
5. Bengkok.
9. Tarik spuit dan tahan dengan kapas alkohol. Masukan sp
6. Perlak dan alasnya. uit yang telah dipakai  ke dalam bengkok.
10.Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu pemberian, dan j
enis/dosis obat.
11.Cuci tangan.
4. Pemberian Obat Melalui intramuscular B.Prosedur kerja:
(IM)
1)Cuci tangan.
Memberikan obat melalui intramaskular merupakan pemberi
an obat dengan memasukannya 2)Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
.
kedalam jaringan otot.Lokasi penyuntikan dapat dilakukan di
3)Ambil obat kemudian masuk kedalam spuit sesuai dengan dos
dorsogluteal (posisi tengkurak),
is. Setelah itu, letakan pada bak injeksi.
ventrogluteal (posisi berbaring), vastus lateralis (daerah pah
4)Periksa tempat yang akan dilakukan penyuntikan (lihat lokasi
a), atau deltoid (lengan atas).Tujuannya agar absorsi obat dap
penyuntikan).
at lebih cepat.
5)Disenfeksi dengan kapas alkohol pada tempat yang akan dilak
ukan penyuntikan.
A. Persiapan Alat dan Bahan: 6)Lakukan penyuntikan
1. Daftar buku obat/catatan, jadwal pemberian obat. 7)Lakukan penusukan menggunakan jarum dengan posisi tegak
2. Obat dalam tempatnya. lurus.
3. Spuit dan jarum yang sesuai dengan ukuran: untuk orang d 8)Setelah jarum masuk, lakukan aspirasi spuit. Bila tidak ada dar
ewasa, panjangnya 2,5-3,75 cm sedangkan untuk anak, pa ah, semprotkan obat secara perlahan-lahan hingga habis.
njangnya 1,25-1,5 cm. 9)Setelah selesai, ambil spuit dengan menariknya. Tekan daerah
4. Kapas alcohol dalam tempatnya. penyuntikan dengan kapas alkohol, kemudian letakan spuit yan
g telah digunakan pada bengkok.
5. Cairan pelarut.
10)Catat reaksi pemberian, jumblah dosis dan waktu pemberian
6. Bak injeksi. .
7. Bengkok. 11)Cuci tangan.
D.Konsep dan Teknik Cara Pemberian Obat Secara Topic B. Prosedur kerja:
al (Kulit, Mata, Telinga dan Hidung)
1. Cuci tangan.
1.Pemberian Obat Pada Kulit 2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur
Memberikan obat pada kulit merupakan pemberian obat de yang akan dilakukan.
ngan mengoleskannya dikulit yang bertujuan mempertahan 3. Pasang pengalas dibawah daerah yang ak
kan hidrasi, melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi an dilakukan tindakan.
kulit atau mengatasi infeksi.Jenis obat kulit yang diberikan d
apat bermacam-macam seperti krim, losion, aerosol dan spr 4. Gunakan sarung tangan.
ay. 5. Bersihkan daerah yang akan diberi obat d
A.Persiapan alat dan bahan: engan air hangat (apabila terdapat kulit
1)Obat dalam tempatnya (seperti krim, losion, aerosol dan s mengeras) dan gunakan pinset anatomis.
ray).
2)Pinset anatomis.
6. Berikan obat sesuai dengan indikasi dan c
3)Kain kasa. ara pemakaian seperti mengoleskan dan
4)Kertas tisu. mengompres.
5)Balutan. 7. Kalau perlu, tutup dengan kain kasa atau
6)Pengalas. balutan pada daerah yang diobati.
7)Air sabun, air hangat. 8. Cuci tangan.
8)Sarung tangan.
2. Pemberian Obat Pada Mata B. Prosedur kerja:
Pemberian obat pada mata dengan obat tetes mata at 1. Cuci tangan.
au saleb mata digunakan untuk persiapan pemeriksaa 2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
n struktur internal mata dengan mendilatasi pupil, pen 3. Atur posisi pasien dengan kepala menegadah dengan posisi pera
wat disamping kanan.
gukuran refraksi lensa dengan melemahkan otot lensa,
4. Gunakan saryng tangan.
serta penghilangan iritasi mata.
5. Bersihkan daerah kelopak dan bulu mata dengan kapas lembab d
ari sudut mata kearah
A. Persiapan alat dan bahan: 6. hidung. Apabila sangat kotor basuh dengan air hangat.
1.Obat dalam tempatnya dengan penetes steril atau b 7. Buka mata dengan menekan perlahan-lahan bagian bawah denga
n ibu jari, jari telunjuk di atas tulang orbita.
erupa saleb.
8. Teteskn obat mata diatas sakus kunjungtiva. Stelah tetesan selesa
2.Pipet. i sesuai dengan dosis, anjurkan pasien untuk menutup mata deng
3.Pinset anatomi dalam tempatnya. an berlahan-lahan, apabila menggunakan obat tetes mata.
9. Apabila obat mata jenis saleb, pengang aplikasi saleb diatas pingg
4.Korentang dalam tempatnya. ir kelopak mata kemudian pencet tube sehingga obat keluar dan
5.Plester. berikan obat pada kelopak mata bawah. Setelah selesai, anjurkan
6.Kain kasa. pasien untuk melihat kebawah, secara bergantian dan berikan ob
at pada kelopak mata bagian atas. Biarkan pasien untuk memeja
7.Kertas tisu. mkan mata dan merenggangkan kelopak mata.
8.Balutan. 10.Tutup mata dengan kasa bila perlu.
9.Sarung tangan. 11.Cuci tangan.
12.Catat obat, jumblah, waktu dan tempat pemberian.
10.Air hangat/ kapas pelembab.
B. Prosedur kerja:
3.Pemberian Obat pada Telinga
1. Cuci tangan.
Memberikan obat pada telinga dilakukan d
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan digunak
engan obat tetes telinga an.
atau salep. 3. Atur posisi pasien dengan kepala miring kekanan atau kekiri
sesuai dengan daerah yang akan diobati, usahakan agar lub
ang telinga pasien ke atas.
A.Persiapan Alat dan Bahan: 4. Luruskan lubang telinga dengan menarik daun telinga ke ata
1)Obat dalam tempatnya. s/kebelakang pada orang dewasa dan kebawah pada anak-a
2)Penetes. nak.
5. Apabila obat berupa obat tetes, maka teteskan obat dengan
3)Speculum telinga. jumlah tetesan sesuai dosis pada dinding saluran untuk men
4)Pinset anatomi dalam tempatnya. cegah terhalang oleh gelembung udara.
5)Korentang dalam tempatnya. 6. Apabila berupa salep, maka ambil kapas lidi dan masukan at
au oleskan salep pada liang telinga.
6)Plester. 7. Pertahankan posisi kepala ±2-3 menit.
7)Kain kasa. 8. Tutup telinga dengan pembalut dan plester kalau perlu.
8)Kertas tisu. 9. Cuci tangan.
9)Balutan. 10.Catat jumlah, tanggal, dan dosis pemberian
4. Pemberian Obat Pada Hidung B. Prosedur Kerja:
Memberikan obat tetes pada hidung dapat di 1. Cuci tangan.
lakukan pada hidung seseorang dengan kera 2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang
dangan hidung (rhinitis) atau nasofaring. akan dijalankan.
3. Atur posisi pasien dengan cara:
A. Persiapan Alat Dan Bahan: 4. Duduk di kursi dengan kepala menengadah ke b
elakang.
1. Obat dalam tempatnya.
5. Berbaring dengan kepala ekstensi pada tepi te
2. Pipet. mpat tidur.
3. Speculum hidung. 6. Berbaring dengan bantal dibawah bahu dan kep
4. Pinset anatomi dalam tempatnya. ala tengadah ke belakang.
7. Berikan tetesan obat sesuai dengan dosis pada
5. Korentang dalam tempatnya.
tiap lubang hidung.
6. Plester. 8. Pertahankan posisi kepala tetap tengadah ke be
7. Kain kasa. lakang selama 5 menit.
8. Kertas tisu. 9. Cuci tangan.
9. Balutan 10.Catat cara, tanggal, dan dosis pemberian obat.
E. Konsep dan Teknik Cara Pemberian Obat B. Prosedur Kerja:
Melalui Anus / Rectum dan Vagina 1. Cuci tangan.
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan di
1. Pemberian Obat Melalui Rectum lakukan.
Memberikan obat melalui rectum merupakan pem 3. Gunakan satung tangan.
berian obat dengan memasukan obat melalui anus 4. Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa.
dan kemudian raktum, dengan tujuan memberikan 5. Oleskan pelicin pada ujung oabat Supositoria.
efek local dan sistemik.Tindakan pengobatan ini d 6. Regangkan glutea dengan tangan kiri. Kemudian masu
isebut pemberian obat Supositotia yang bertujuan kan Supositiria secara berlahan melalui anus, Sphinch
untuk mendapatkan efek terapi obat, menjadikan l er ana interna, serta mengenai dinding rectal ± 10 cm
unak pada daerah fases, dan merangsang buang air pada orang dewasa, 5 cm pada bayi atau anak.
besar. 7. Setelah selesai, tarik jari tangan dan bersihkan daerah
sekitar anal dengan tisu.
A. Persiapan Alat Dan Bahan:
8. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring telentang atau
1. Obat Supositoria dalam tempatnya. miring selama ± 45 menit.
2. Sarung tangan. 9. Setelah selesai, lepaskan sarung tangan kedalam beng
3. Kain kasa. kok
4. Vaseline/pelican/pelumas. 10.Cuci tangan.
11.Catat obat, jumblah dosis, dan cara pemberian.
5. Kertas tisu.
B. Prosedur Kerja:
2. Pemberian Obat Melalui Vagina 1. Cuci tangan.
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan di
Pemberian obat melalui vagina merupakan tindakan me lakukan.
masukkan obat melalui vagina, yang bertujuan untun m 3. Gunakan sarung tangan
endapatkan efek terapi obat dan mengobati saluran vagi 4. Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa
5. Bersihkan sekitar alat kelamin dengan kapas sublimat
na atau serviks.Obat ini tersedia dalam bentuk krim dan
6. Anjurkan pasien tidur dengan posisi dorsal recumbert
supositoria yang digunakan untuk mengobati infeksi lo
7. Apabila jenis obat Supositoria, maka buka pembungk
kal.
us dan berikan pelumas pada obat
8. Renggangkan labia minora dengan tangan kiri dan ma
A. Persiapan Alat Dan Bahan: sukkan obat sepanjang dinding kanal vaginal posterio
1. Obat dalam tempatnya. r sampai 7,5-10 cm.
2. Sarung tangan 9. Setelah obat masuk, bersihkan daerah sekitar orivisiu
3. Kain kasa m dan labia dengan tisu
4. Kertas tisu 10.Anjurkan untuk tetap dalam posisi selama ±10 menit
5. Kapas sublimat dalam tempatnya. agar obat bereaksi.
11.Cuci tangan
6. Pengalas
12.Catat jumlah, dosis, waktu, dan cara pemberian.
7. Korentang dalam tempatnya
F. Konsep dan Teknik Pemberian Obat B. Prosedur Kerja :
Melalui Wadah Cairan Intravena a. Cuci tangan
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
• Merupakan cara memberikan obat dengan
c. Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunak
menambahkan atau an bau lengan panjang buka dan ke ataskan
• memasukkan obat kedalam wadah cairan in d. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah kantong
travena yang bertujuan untuk e.  Lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol dan stop ali
ran.
• meminimalkan efek samping dan memperta
f.   Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum sp
hankan kadar terapetik dalam uit hingga menembus
• darah. bagian tengah dan masukkan obat perlahan-lahan ke da
lam kantong / wadah cairan.
g.  Setelah selesai tarik spuit dan campur dengan memb
A. Alat dan bahan : alikkan kantong cairan
1.Spuit dan jarum sesuai dengan ukuran dengan perlahan-lahan dari satu ujung ke ujung lain.
2.Obat dalam tempatnya h.  Periksa kecepatan infus.
i.   Cuci tangan
3.Wadah cairan ( kantong / botol )
j.   Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pe
4.Kapas alcohol dalam tempatnya mberian obat
 
Melaksanakan Evaluasi Kebutuhan Keseimbangan Suhu Tubuh

Evaluasi tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan keperawatan


dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan ya
ng diberikan yaitu:
1. Mengevaluasi respon klien terhadap tindakan yang telah dilakukan
2. Mengevaluasi kenyamanan pasien setelah dilakukan tindakan selimut dingi
n / cooler blanket
3. Mengevaluasi kenyamanan pasien setelah dilakukan tindakan selimut hang
at /
warmer blanket
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai