• Menurut Potter dan Perry (2009) infeksi merupakan masuk dan berkembang biaknya suatu
organisme (agen infeksius) dalam tubuh pejamu jika agen infeksius (patogen) hanya berada dalam
tubuh penjamu (host). Belum tentu infeksi akan terjadi jika suatu organisme menginvasi atau
bertumbuh dan berkembang biak di dalam pejamu tetapi tidak menyebabkan infeksi, maka ini di
sebut sebagai kolonisasi.
Penyebab Infeksi
Protozo
Virus Bakteri Fungi
a
Tanda dan Gejala
• Rubor
Rubor atau kemerahan biasanya merupakan hal pertama yang terlihat didaerah yang mengalami
peradangan Waktu reaksi peradangan mulai tampak, maka arteriol yang mensuplai daerah tersebar
melebar, dengan demikian lebih banyak daerah mengalir ke dalam mikrosirkulasi lokal. Kapiler-
kapiler yang selumnya kosong atau sebagian saja yang meregang dengan cepat terisi penuh denga
n darah, keadaan ini yang dinamakan hyperemia atau kongesti menyebabkan warna merah lokal
karena peradangan akut. Tampaknya hyperemia pada permulaan reaksi peradangan diatur oleh
tubuh baik secara neurogenic maupun secara kimia, melalui pengeluaran zat seperti histamine.
• Kalor
Kalor atau panas, terjadi bersamaan dengan kemerahan dari reaksi peradangan akut. Sebenarnya,
panas merupakan sifat reaksi peradangan yang hanya terjadi pada permukaan tubuh, yang dalam
keadaan normal lebih dingin dari 37 derajat celcius, yaitu suhu didalam tubuh. Daerah peradangan
pada kulit menjadi lebih panas dari sekelilingnya, sebab daerah (pada subuh 37 derajat celcius)
yang disalurkan tubuh ke permuaan daerah yang terkena lebih banyak daripada yang disalurkan ke
daerah normal.
• Dolor
Dolor atau rasa sakit, dari reaksi peradangan dapat dihasilkan dengan berbagai cara. Perubahan pH lok
al ion-ion tertentu dapat merangsang ujung-ujung saraf. Hal yang sama pengeluaran zat kimia tertent
u seperti histamine atau zat kimia bioaktif lainnya dapat merangsang saraf. Selain itu, pembengkakan
jaringan yang meradang mengakibatkan peningkatan tekanan lokal yang tanpa diragukan lagi dapat
menimpakkan rasa sakit.
• Tumor
Segi paling menyolok dari peradangan akut mungkin adalah pembengkakan lokal (tumor). Pembengka
kan ditimpakan oleh pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstisial.
Campuran dari cairan dan sel yang tertimpakan didaerah peradangan di eksudat. Pada keadaan dini
reaksi peradangan sebagian besar eksudat adalah cair, seperti yang terjadi pada lepuhan yang disebab
kan oleh luka bakar ringan. Kemudian sel-sel darah putih atau leukosit meninggalkan aliran darah, dan
tertimpakan sebagai bagian dari eksudat.
• Fungsio laesa
Fungsio laesa atau perubahan fungsi dari jaringan yang mengalami infeksi.
Faktor Yang Mempengaruhi Proses Infeksi
• Usia memengaruhi resiko infeksi. Bayi baru lahir dan lansia mengalami penurunan pertahanan tubuh
terhadap infeksi. Infeksi merupakan penyebab utama kematian bayi baru lahir, yang memiliki sistem imun
Usia imatur dan hanya memiliki perlindungan selama 2 atau paklan pertama dari imunoglopaklin yang didapat
secara pasif dari bapak.Seiring penuaan, respon imun menjadi lemah kembali, bahwa imunitas terhadap
infeksi menurun seiring pertambahan usia
• Sifat, jumlah, durasi stressor fisik dan emosi dapat memengaruhi kerentanan terhadap
Terapi
• Beberapa terapi medis dapat menjadi predisposisi individu terhadap infeksi.
Sebagai contoh, pengobatan radiasi untuk kanker menghancurkan tidak hanya
medis
sel kanker, tetapi juga beberapa sel normal sehingga individu tersebar lebih
rentan terhadap infeksi. Beberapa pengobatan tertentu juga meningkatkan
kerentanan terhadap infeksi
•• Semua penyakit yang menurunkan pertahanan tubuh terhadap infeksi mempakat pasien beresiko. Misalnya,
penyakit
penyakit paru
paru kronik,
kronik, yang
yang merusak
merusak kerja
kerja silia
silia dan
dan melemahkan
melemahkan barier
barier mukosa,
mukosa, penyakit
penyakit vascular
vascular perifer,
Penyakit
perifer,
yang
yang menghambat
menghambat aliran
aliran darah,
darah, luka
luka bakar
bakar yang
yang merusak
merusak integritas
integritas kulit,
kulit, penyakit
penyakit kronik
kronik atau
atau penyakit
penyakit
dengan
dengan penurunan
penurunan keadaan
keadaan umum,
umum, yang
yang menyebabkan
menyebabkan penurunan
penurunan cadangan
cadangan protein
protein dan
dan penyakit
penyakit sistem
sistem
imun seperti anemia aplastik yang mengganggu produksi sel darah putih.
Pengakajian Riwayat Infeksi
Riwayat kesehatan
• Identitas/data demografi
Identitas yang dikaji meliputi nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan yang sering terpapar sinar
matahari secara langsung, tempat tinggal sebagai gambaran kondisi lingkungan dan keluarga, dan
keterangan lain mengenai identitas pasien.
• Keluhan utama
Alasan mengapa klien melakukan rujukan dan memerlukan bantuan tenaga medis.
• Riwayat penyakit sekarang
Berisi tentang apakah klien memiliki riwayat infeksi dan apakah klien punya riwayat infeksi sebelum
nya atau berulang, apakah klien mengalami demam, berapa suhunya dan bagaimana pola demam
nya, apakah ada ruam diseluruh tubuh. Jika terjadi infeksi pada kulit, kapan terjadi penyakit kulit
yang diderita, apakah ada keluhan yang paling dominan seperti gatal/ menggaruk pada area mana,
ada lesi pada kulit penyebab terjadi penyakit.
• Riwayat penyakit keluarga
Adanya riwayat penyakit kulit akibat infeksi jamur, virus atau bakteri.
• Riwayat psikososial
Perasaan dan emosi yang dialami penderita sehubung dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga
terhadap penyakit penderita.
• Infeksi
Kontak yang dialami pasien akhir-akhir ini dengan infeksi apapun dan tanggal terjadinya kontak terse
but harus ditanyakan. Riwayat infeksi dimasa lalu dan sekarang disamping tanggal dan tipe terapi
yang pernah dijalani pasien
• Alergi
Kepada pasien ditanya tentang riwayat alergi, termasuk tipe allergen, gejala yang dialaminya dan
variasi cuaca dan berkaitan dengan terjadinya atau beratnya gejala. Riawayat pemeriksaan dan
pengobatan yang pernah atau sedang dijalani pasien untuk mengatasi kelainan alergi dan efektifitas
pengobatan tersebut harus ditanyakan.
Pengkajian Menurut Virginia Handerdson
2. Tujuan
•Membantu menurunkan suhu tubuh
•Mengurangi rasa sakit atau nyeri
•Membantu mengurangi perdarahan
•Membatasi peradangan
3. Perlengkapan
3. Prosedur • Baki dan alas
• Persiapan : • Perlak kecil atau handuk kecil dan alas
• Tempat cuci tangan
1. Alat
• Sarung tangan
• Bengkok
• Alat tulis dan buku catata
• Kantong es
• Tempat sampah basah tempat sampah ke
• Sarung pelindung ring baskom
A. Persiapan alat
1.Catatan pemberian obat atau kartu obat
2.Ampul obat sesuai resep
3.Spuit dan jarum yang sesuai
4.Jarum steril ekstra (bila perlu)
5.Kapas alcohol
6.Kassa steri
7.Baki obat
8.Gergaji ampul (bila perlu)
9.Label obat
10.Bak spuit
11.Bengkok
B. Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menyiapkan obat dari ampul
12.Pertahankan sterilitas spuit, jarum dan obat ketika mempersiapkan obat dengan menggunakan prinsip steril
13.Buang bekas ampul pada tempat khusus setelah dibungkus dengan kertas tissue
• C. Prosedur kerja
1. Cuci tangan
2. Siapkan alat-alat
3. Periksa label obat dengan catatan pemberian obat sesuai prinsip 5 benar yaitu benar nama pasien, benar nama obat, benar
dosis obat, benar cara pemberian obat, dan benar waktu pemberian oba
4. Lakukan penghitungan dosis sesuai dengan yang dibutuhkan
5. Pegang ampul dan turunkan cairan di atas leher ampul dengan cara melentikkan jari tangan pada leher ampul beberapa kali
atau dengan cara memutar ampul dengan tangan searah jarum jam
6. Letakkan kassa steril diantara ibu jari tangan dengan ampul, kemudian patahkan leher ampul kearah menjauhi tenaga keseha
tan dan orang sekitar
7. Buang leher ampul pada tempat khusus
8. Buka penutup jarum spuit, kemudian masukkan jarum ke dalam ampulntepat di bagian tengah ampul
9. Aspirasi sejumlah cairan dari ampul sesuai dengan dosis yang diperlukan
10.Jika terdapat gelembung udara dalam spuit harus dikeluarkan terlebihdahulu
11.Periksa kembali jumlah larutan dalam spuit, bandingkan dengan volume yang dibutuhkan
12.Bandingkan label obat dengan catatan pemberian obat
13.Bila perlu ganti jarum spuit yang baru, jika obat dapat mengiritasi kulit
14.Beri label spuit dengan label obat yang sesuai
15.Tempatkan spuit dalam bak spuit, kapas alcohol dan kartu obat diatas baki
16.Buang dan simpan kembali peralatan yang diperlukan
17.Cuci tangan
2.Menyiapkan Obat Vial
B.Beberapa hal yang harus diperhatikan
A.Peralatan saat menyiapkan obat dari vial
1)Catatan pemberian obat atau kartu obat
2)Spuit dan jarum yang sesuai • 1) Jika obat perlu dicampurkan, ikuti p
3)Vial obat sesuai resep etunjuk dalam vial
4)Jarum steril ekstra (bila perlu)
5)Kapas alcohol • 2) Pertahankan kesterilan spuit, jarum
6)Baki obat dan obat saat menyiapkannya
7)Label obat
8)Bak spuit • 3) Perlu pencahayaan yang baik saat m
9)Bengkok enyiapkan obat ini
C.Prosedur kerja
1)Cuci tangan
2)Siapkan peralatan
3)Periksa label vial dengan catatan atau kartu obat sesuai prinsip 5 benar
4)Hitung dosis yang diperlukan. Bila perlu rotasikan cairan yang ada dalam vial dengan menggunakan tangan agar t
ercampur sempurna. Tidak boleh mengocok larutan dalam vial karena dapat menyebabkan larutan menjadi berbuih.
5)Buka segel pada bagian tutup obat tanpa menyentuh bagian karetnya
6)Usap bagian karet tersebut dengan kapas alcohol
7)Buka tutup jarum
8)Masukkan udara ke dalam spuit sesuai dengan jumlah obat yang dibutuhkan
9)Dengan hati-hati masukkan jarum secara tegak lurus tepat di tengah-tengah karet dari vial dan ujung jarum di
jaga di atas permukaan obat.
10)Aspirasi sejumlah obat yang diperlukan sesuai dosis dengan menggunakan salah satu metode di bawah ini:
• Pegang vial menghadap ke atas, gerakkan ujung jarum ke bawah hingga berada pada bagian bawah cairan obat.
Kemudian tarik plunger hingga spuit terisi cairan obat sesuai dengan
• dosis yang diperlukan.Hindari untuk menghisap tetes terakhir dari vial.
• -Pegang vial menghadap ke bawah (terbalik), pastikan ujung jarum berada di bawah cairan obat dan secara berta
hap aspirasi cairan obat sesuai dengan dosis yang diperlukan.
11)Bila terdapat udara pada bagian atas spuit, maka keluarkan udara yang ada dalam spuit terse
but ke dalam vial
12)Pada saat volume obat dalam spuit sudah tepat, maka cabut jarum dari vial dan tutup jarum
dengan penutup jarum
13)Jika masih terdapat gelembung dalam spuit:
• Pegang spuit secara vertical, dengan jarum menghadap ke atas.
• Tarik plunger ke bawah dan jentikkan spuit dengan jari.
• Dorong plunger perlahan ke atas untuk mengeluarkan udara, tetapi jaga agar tidak mengelu
arkan larutan.
14)Periksa kembali jumlah larutan yang ada pada spuit, bandingkan dengan volume yang dibutu
hkan
15)Bandingkan label obat dengan catatan pemberian obat yang sesuai
16)Ganti jarum spuit yang baru
17)Beri label spuit dengan label obat yang sesuai
18)Tempatkan spuit (dalam bak spuit), kapas alkohol, dan kartu obat di atas baki
19)Buang atau simpan kembali peralatan yang tidak diperlukan Mencuci tangan
C.Konsep dan Teknik Pemberian Obat Melalui Intervena (Selang IV), Intracutan (IC), Subcutan (SC), dan
Intramuscular (IM)