Anda di halaman 1dari 27

ANTI ASMA

ASMA
DEFINISI
Asma adalah penyakit penyakit pernafasan yang
ditandai dengan inflamasi saluran pernafasan
(bronkus) yang menyebabkan aliran udaradari
paru paru menjadi kurang lancar.
MANIFESTASI KLINIK
• sering batuk dimalam hari
• rasa sesak nafas di dada
• Pada anak-anak bisa berupa rasa gatal di dada atau di leher
• Kebingungan, letargi (keadaan kesadaran yang menurun,
dimana penderita sepert tidur lelap, tetapi dapat
dibangunkan sebenarnya kemudian segera tertidur kembali)
• Sianosis (kulit tampak kebiruan)
• Kadang beberapa alveoli (kantong udara di paru-paru) bisa
pecah dan menyebabkan udara terkumpul disekitar organ
dada.
FAKTOR RESIKO
• Genetik
• Alergen
• Stress
• Makanan
• Infeksi virus
• Umur
• Jenis kelamin
PENGOBATAN ASMA

Berdasarkan jenis pengobatannya, obat asma


dibagi menjadi 3, yaitu :

1. Obat pereda

2. Obat pencegahan

3. Obat pengontrol
Obat
pereda

Jenis obat pereda antara lain adalah salbutamol,


terbutalin, bambuterol, fenoterol dan
formeterol. Mereka dikenal sebagai
bronkodilator yang bekerja membuka saluran
udara sehingga membukapernafasan lebih lega.
Secara umum, obat pereda harus digunakan
hanya saat terjadi serangan asma. Jika
menggunakan obat pereda lebih dari 3-4 kali
seminggu maka harus berkonsultasi kepada
dokter, karena hal itu menunjukkan bahwa asma
tidak terkontrol dengan baik.
OBAT PENCEGAH
• Obat pencegah membuat saluran udara
kurang sensitif terhadap pemicu dan
mengurangi pembengkakan dan peradangan
saluran udara sehingga menurunkan insiden
dan keparahan serangan asma
• Jenis utama obat pencegah asma adalah
kortikosteroid seperti beklokmetason ,
budesonid , flutikason .
OBAT PENGONTROL
SALMETEROL
EFORMOTEROL
PENGONTROL Contoh obat pengontrol adalah
salmeterol dan eformoterol. Obat-obatan ini dapat
menjaga saluran udara terbuka sampai 12 jam
setelah pengambilan. Obat pengontrol tidak
mengobati peradangan sehingga harus digunakan
bersamaan dengan obat pencegah. Beberapa produk
asma berisi kombinasi pencegah dan pengontrol
gejala. Obat-obatan itu diminum setiap hari dan
tidak boleh diambil untuk mengelola serangan asma.
OBAT OBAT ASMA
Berdasarkan mekanisme kerja , obat asma dibagi
dalam beberapa kelompok , yaitu :

ANTIALERGIKA

BRONKHODILATOR

ANTIHISTAMINIKA

KORTIKOSTEROID
ANTIALERGIKA

KROMOGLIKAT

I : PROFILAKSIS ASMA BRONCHIAL


TERMASUK PENCEGAHAN ASMA YANG
DICETUSKAN OLEH AKTIVITAS

EFEK SAMPING :
IRITASI TENGGORAKAN RINGAN,
NAFAS BERBAU, MUAL, BATUK,
BRONCHOSPASME SEMENTARA

SEDIAAN :
INHALASI 5MG / AKTUASI
(INTAL 5)
Zat-zat yang berkhasiat menstabilisasi mastcells, sehingga tidak pecah dan
mengakibatkan terlepasnya histamine dan mediator peradang lainnya. Yang
terkenal adalah kromoglikat dan nedocromil, tetapi juga antihistaminnika
(ketotipen, oksatomida) dan β2-adrenergika (lemah) memiliki daya kerja ini.
Obat ini sangat berguna untuk prefensi serangan asma dan rhinitis alergis (hay
fever).

Kromoglikat Indikasi : Profilaksis asma bronchial termasuk pencegahan asma


yang dicetuskan oleh aktivitas.
Mekanisme kerja : Stabilisator mastcell sehingga menghalangi pelepasan
histamin, serotonin dan leukotrien pada waktu terjadi reaksi antigen antibodi.
Efek samping : Iritasi tenggorokan ringa, napas berbau, mual, batuk,
bronchospasme sementara
Sediaan : Inhalasi 5mg/ aktuasi (Intal 5 ® )
SALBUTAMOL

DOSIS : 2 mg , 4 mg/ tab, 2mg/ 5 ml


Anak-anak : 3-4x 1/4-1/2tab
Dewasa : 3-4x 2 tab

INDIKASI :
Asma bronkial , bronkitis kronik ,
emfisema , pulmonum

EFEK SAMPING
Kejang otot ,tremor , takikardi , sakit
kepala, ketegangan , gugup, mual,
vasodilatasi perifer, susah tidur
Salbutamol Dosis : 2mg, 4mg/tab, 2mg/5ml
Anak-anak : 3-4x 1/4-1/2 tab Dewasa : 3-4x 2 tab
Indikasi : asma bronkial, bronkitis kronik,
emfisema pulmonum,
Efek samping : kejang otot, tremor,takikardia,
sakit kepala, ketegangan, gugup,mual,
vasodilatasi perifer, dan susah tidur.
Kontraindikasi : Hipersensitif ANTIALERGIKA
bronchodilator
Mekanisme kerja obat ini adalah merangsang
sistem adrenergik sehingga memberikan efek
bronkodilatasi. Digunakan sebagai obat utama
dalam bentuk aerosol.
Termasuk kedalamnya adalah :
1. Adrenergika
2. Antikolinergika
3. Derivat xantin
BRONCHODILATOR
(Adrenergika)
Zat-zat ini bekerja selektif terhadap reseptor 2 (bronchospasmolyse) dan tidak
bekerja terhadap reseptor 1 (stimulasi jantung). Contoh obat : salbutamol,
terbutalin, klenbuterol, salmeterol, fenoterol, formoterol dan prokaterol.

Mekanisme kerjanya adalah melalui stimulasi reseptor β2 yang banyak terdapat


di trachea (batang tenggorok dan bronchi yang menyebabkan aktivasi dari
adenilsiklase.Enzim ini memperkuat pengubahan adenosintrifosfat (ATP) yang
kaya energi menjadi cyclic-adenosine- monophosphape (cAMP) dengan
pembebasan enersi yang digunakan proses-proses dalam sel.Meningkatnya
kadar (cAMP) didalam sel menghasilkan beberapa efek melalui enzim fosfokinase
bronchodilatasi dan penghambatan pelepasan mediator oleh mastcells.

Efek samping : Rasa gugup, rasa khawatir Takikardia, palpitasi Nyeri kepala, mual
dan muntah
BRONCHODILATOR
(Antikolinergika)
Dalam otot polos terdapat keseimbangan antara sistem adrenergik
dan kolinergik. Bila reseptor 2 sistem adrenergik terhambat, maka
sistem kolinergikmenjadi dominan, sehingga terjadi peciutan
bronchi. Antikolinergik bekerja memblokir reseptor saraf kolinergik
pada otot polos bronchi sehingga aktivitas saraf adrenergik menjadi
dominan, engan efek bronchodilatasi.

Contoh obat : Ipratropium,tiotropiumdan deftropin

Efek samping : tachycardia, pengentalan dahak, mulut


kering,obstipasi, sukar kencing, gangguan akomodasi. Efek samping
dapat diperkecil dengan pemberian inhalasi.
BRONCHODILATOR
(Antikolinergika)
Ipratropium Bromide
Indikasi : Asma bronchial, bronchitis kronis, emfisema
Kontra indikasi : Hipersensitiv terhadap senyawa yang menyerupai atropin
Efek samping : Mulut kering, iritasi kerongkongan, batuk, peningkatan
tekanan intra okuler jika mengenai mata penderita glaukoma.
Interaksi obat : Memperkuat efek antikolinergik obat lain, bronchodilatasi
diperkuat oleh derivat xantin dan preparat β-adrenergik .
Sediaan : Tablet, inhalasi
Dosis yang dianjurkan 0,1 ml/kg nebulasi tiap – tiap 4 jam, atau lebih dari
6 tahun: 8 – 20 tetes, kurang dari 6 tahun: 4 – 10 tetes larutan 0,025%
BRONCHODILATOR
(Derivate xantin)
Mempunyai daya bronchodilatasi berdasarkan
penghambatan enzim fosfodiesterase dan
meningkatkan kadar cAMP selular.
Contoh obat : Teofilin, Aminofilin
Efek samping : Mual, muntah, nyeri lambung
karena peningkatan sekresi asam lambung,
pendarahan usus, disritmia jantung, palpitasi
(berdebar), hipotensi berat, hiperrefleks, dan
kejang.
BRONCHODILATOR
(Derivate xantin)
Teofilin
Indikasi : Asma bronkial, bronchitis asmatic knonis, emfisema

Mekanisme kerja : Menghambat aktifitas fosfodiesterase yang dihasilkan oleh peningkatan


kadar cAMP dalam otot polos saluran napas. Teofilin menghambat degranulasisel mastosit,
mengurangi kebocoran mikrovaskular, dan meningkatkan bersihan mukosiliar.

Kontra indikasi : Penderita tukak lambung yang aktif dan yang mempunyai riwayat penyakit
kejang.

Efek samping : Penggunaan pada dosis tinggi dapat menyebabkan mual, muntah, nyeri
epigastrik, diare, sakit kepala, insomnia, kejang otot, palpitasi, tachycardia, hipotensi,
aritmia, dll.

Sediaan : Tablet, elixir, rectal, injeksi


ANTIHISTAMINIKA
Obat ini memblokir reseptor histamin sehingga mencegah
bronchokonstriksi. Banyak antihistamin memiliki daya
antikolinergika dan sedatif. Antagonis yang mblok reseptor
histamin H1 digunakan pada terapi alergi seperti demam hay,
urtikaria, ruam akibat sensitivitas terhadap obat, pruritus, serta
gigitan dan sengatan serangga.
Mekanisme kerja : bekerja memblok reseptor H1 secara kompetitif
atau non kompetitif untuk mengurangi kotraksi otot polos saluran
nafas, mngurangi permeabilitas vaskular, dan mengurangi reflex
serabut sensoris yang membebaskan neuro peptida dari serabut
sensoris.
Contoh obat : Ketotipen, oksatomida
ANTIHISTAMINIKA
Ketotifen
Indikasi : Profilaksis asma bronchial karena alergi

Mekanisme kerja : Dapat memblokir reseptor histamin dan


menstabilisasi mastcell.

Efek samping : Mengantuk, pusing, mulut kering, kenaikan berat badan.

Interaksi obat : Memperkuat efek sedativ depresan SSP.

Sediaan : Tablet ANTIHISTAMINIKA


KORTIKOSTEROID
Kortikosteroid berkhasiat meniadakan efek mediator, seperti
peradangan dan gatal gatal. Daya antiradang ini berdasarkan
blockade enzim fosfolipase A2, sehingga pembentukan
mediator peradangan prostaglandin dan leukotrien dari
asam arachidonat tidak terjadi. Kortikosteroid menghambat
mekanisme kegiatan allergen yang melalui IgE dapat
menyebabkan degranulasi mastcells, juga meningkatkan
kepekaan reseptor beta 2 hingga efek beta mimetika
diperkuat.

Contoh obat : Hidrokortison, Prednisone, Dexametason


KORTIKOSTEROID
Kortikosteroid bekerja dengan banyak mekanisme yaitu :
1. Relaksasi bronkospasme
2. Mengurangi sekresi mukosa
3. Potensiasi dengan reseptor adrenergik beta
4. Mengantagonis aksi aksi kolinergik
5. Stabilisasi lisosom
6. Memiliki sifat antiinflamsi
7. Menghambat pembentukan antibodi dan mengantagonis kerja histamin.
8. Kortikosteroid tidak menghambat pembebasan mediator dari sel mastosit, dan
tidak pula menghambat respon awal terhadap alergen , tetapi memblok respon
lambat dan hiperresponsif selanjutnya. o ž
9. Steroid yang aktif pada pemberian topikal dan dapat mengontrol asma tanpa
menyebabkan efek sistemik atau suspersi adrenal adalah beklometason
dipropionat, budesonid, triamsinolon asetat, dan flunisolid.
KORTIKOSTEROID
Methyl prednisolone
Dosis : 4mg, 8mg, dan 16mg Anak –anak : 0,4-1,6 mg/kg BB
Dewasa : 4-48 mg/hari
Kontraindikasi : infeksi jamur ,sistemik, dan hipersensitif.
Indikasi : asma bronkial, gangguan endokrin, gastrointestinal,
reumatik,eksema,alergi,meningitis tuberkulosa.
Efek samping : gangguan elektrolit dan cairan
tubuh,gangguan pencernaan, keringat berlebih, kelemahan
otot, hambatan pertumbuhaan pada anak, DM, glaukoma,
katarak, meningkatnya tekanan darah.

Anda mungkin juga menyukai