+ BRONKIEKTASIS
Penyusun :
Rival Riansyah (21360333)
Feti Sugiharti (21360292)
Preseptor :
dr. Heny Damajanti., Sp. Rad, M. Sc
No. RM : 177542
Nama : Tn. M
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tanggal Lahir : 29 September 1964
Umur : 58 Tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan :-
Alamat : Bandarlampung
Anamnesis
Keluhan Utama Sesak napas sejak 2 hari yang lalu
01 02
Riwayat Penyakit Dahulu:
Riwayat Penyakit
Keluarga:
Pasien mempunyai riwayat
penyakit Hipertensi dan DM -
03 04
Riwayat Pengobatan: Riwayat Pribadi & Sosial:
Obat TB wiraswasta
Pemeriksaan Fisik
.
Status Generalis
2
1
Leher:
Kepala:
• Mata: DBN Tidak ada massa
• Hidung: DBN
• Telinga: DBN KGB normal
• Mulut: DBN
3
Paru:
Inspeksi : Bentuk normal, pergerakan simetris, retraksi (-)
Palpasi : Tidak teraba massa, dada simetris, taktil fremitus
normal
Perkusi : sonor
Auskultasi: Ronkhi di bagian basal kedua paru dan wheezing (+)
Status Generalis
4
Jantung:
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : BJ I dan II normal, reguler, murmur (-), gallop (-)
5
Abdomen:
Inspeksi : Simetris, distensi (-)
Auskultasi : Peristaltik usus kesan normal
Perkusi : Kembung (-)
Palpasi : Nyeri tekan (+) epigastrium, hepar dan lien tidak teraba
Status Generalis
6
Extremitas Atas:
5
Extremitas Bawah:
ALC (Absolute
1.236
Lymphocyte Count)
NLR (Neutrophil
6,75
Lymphocyte Ratio)
Pemeriksaan Penunjang
Urea 45 10 – 50 mg / dl
Kesan:
•Radiografi Thorax AP saat ini menunjukkan adanya
gambaran suspek KP lama duplex aktif terutama
kanan disertai Suspek effusi pleura kiri minimal,
perlu dipertimbangkan (Bagaimana klinis dan lab?)
•Scoliosis vertebra thoracalis
•Tidak tampak kardiomegali
1
RESUME
3 4
Pemeriksaan Laboratorium :
Hemoglobin 12,7 g/dl Pemeriksaan Radiologi Thorax AP
Hit. Jenis leukosit batang 1 %
Hit. Jenis leukosit segmen 80 % Pada pemeriksaan Radiografi Thorax AP saat ini
Hit. Jenis leukosit limfosit 12 % menunjukkan adanya gambaran suspek KP lama
hematokrit 42 % duplex aktif terutama kanan disertai Suspek effusi
MCV 65 pleura kiri minimal, perlu dipertimbangkan dan
MCH 20. scoliosis vertebra thoracalis.
Diagnosa Kerja:
Suspek Cor Pulmonale + PPOK Eksaserbasi + Bronkiektasis
Penatalaksanaan:
1. IVFD RL 500 cc + Aminofilin ½ amp Diagnosa Banding:
2. Furosemide •Asma
3. Racikan batuk 3 x 1 /oral •Gagal jantung
4. Nac 3 x 1 /oral •Sindrom Obstruksi Pasca TB (SOPT)
5. Inj. Ondansentron 3 x 1 /iv •Pneumothoraks
6. Inj. Omeprazole 2 x 1 /iv
7. Levofloxacin 1 x 750 mg/iv
8. Pulmicort 2 x 1
9. Combivent 6 x 1
10. Inj. Methylprednisolone 3 x 30 mg/iv
Follow Up Pasien
30 Oktober 2022
1 November 2022 s
s
Sesak hilang timbul, batuk, nyeri ulu hati
s
S
Teori
kasus Penyebab terjadinya PPOK adalah
inflamasi kronik pada saluran
napas. Inflamasi ini dapat terjadi
akibat paparan asap rokok, polusi
Pasien mengeluhkan sesak udara, status sosial ekonomi, dan
napas sejak 2 hari yang lalu predisposisi genetik.
disertai batuk berdahak dan
demam Pada kasus ini bahwa pasien adalah
perokok aktif sejak usia muda dan
juga pajanan polusi udara dalam
jangka panjang dapat menjadi
pencetus PPOK.
Analisa Kasus
Teori
Pada pemeriksaan fisik ditemukan Ronkhi di bagian basal kedua paru
dan Wheezing, yang diakibatkan adanya penumpukan secret di dalam
trachea atau di dalam broncus. Pasien juga mengeluhkan batuk berdahak dan
sulit keluar, disertai sesak nafas (+).
Teori
kasus
Pada kasus ini penatalaksanaan yang
diberikan ialah pemberian Terapi PPOK eksaserbasi umumnya
-IVFD RL 500 cc + Aminofilin ½ amp menggunakan tiga kelas pengobatan yaitu
-Furosemide kortikosteroid, antibiotik dan bronkodilator.
-Racikan batuk 3 x 1 /oral Sedangkan pada kasus ini penatalaksanaan yang
-Nac 3 x 1 /oral diberikan ialah pemberian obat kortikosteroid
-Inj. Ondansentron 3 x 1 /iv seperti Pulmicort, methylprednisolone obat
-Inj. Omeprazole 2 x 1 /iv bronkodilator seperti Aminofilin, combivent dan
-Levofloxacin 1 x 750 mg/iv antibiotik seperti Levofloxacin.
-Pulmicort 2 x 1
-Combivent 6 x 1
-Inj. Methylprednisolone 3 x 30 mg/iv
Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad malam
Quo ad sanationam : dubia ad malam
Kesimpulan
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) atau Chronic
Obstruktive Pulmonary Disease (COPD) merupakan suatu istilah yang
sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru-paru
yang berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan resistensi ter-
hadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya. Ketiga
penyakit yang membentuk satu kesatuan yang dikenal
dengan COPD adalah asma bronchial, bronchitis kronik dan
emphysema paru-paru.Sering juga penyakit-penyakit ini disebut dengan
Chronic Obstruktive Lung Disease (COLD) (Somantri, 2009).
Kesimpulan
PPOK adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran
udara di saluran nafas yang bersifat progresif non reversible atau
revesibel parsial. PPOK merupakan gabungan dari bronkitis kronik,
emfisema atau gabungan keduanya ( Perhimpunan Dokter Paru
Indonesia, 2003 ).
PPOK adalah klasifikasi luas dari gangguan, yang mencangkup
bronchitis kronis, bronkiektasis, emfisema dan asma.PPOK merupakan
kondisi ireversibel yang berkaitan dengan dispneu saat beraktivitas dan
penurunan aliran masuk dan keluar paru-paru ( Smeltzer & Bare, 2002 ).
Berdasarkan pengertian diatas, dapat penulis simpulkan bahwa
penyakit paru obstruktif kronik adalah penyakit paru kronis ditandai
dengan adanya hambatan aliran udara yang masuk dan keluar paru,
dengan penyakit yang menyertainya adalah asma bronchial, bronchitis
kronik, bronkiektasis dan emphysema paru.
Thankyou