Anda di halaman 1dari 27

REFERAT ILMU KEDOKTERAN DAN REHABILITAS

LATIHAN BERBASIS REHABILITAS JANTUNG


UNTUK PENYAKIT JANTUNG KORONER

HELGA YOAN L.T ( 2019.04.2.0093)


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan kasih-Nya sehingga saya diberikan kesempatan
untuk menyelesaikan referat ini yang berjudul “Latihan Berbasis
Rehabilitasi Jantung untuk Penyakit Jantung Koroner”. Referat ini
disusun untuk memenuhi salah satu syarat kepaniteraan klinik dokter
muda di bidang Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi di Rumah Sakit
Angkatan Laut Dr. Ramelan Surabaya.
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
◦ Secara global penyebab kematian nomor satu setiap tahunnya adalah penyakit kardiovaskuler.
Penyakit kardiovaskuler adalah penyakit yang disebabkan gangguan fungsi jantung dan pembuluh
darah.
◦ Ada banyak macam penyakit kardiovaskuler, tetapi yang paling umum dan paling terkenal adalah
penyakit jantung koroner dan stroke.
◦ Penyakit jantung coroner merupakan penyakit jantung utama. Menurut statistic dari Departemen
Kesehatan, kematian akibat penyakit jantung coroner mencapai 69,4% dari semua kematian yang
disebabkan oleh penyakit jantung pada tahun 2007.
◦ Program rehabilitasi pada penderita gangguan jantung merupakan program multi fase yang dirancang
untuk memulihkan gangguan jantung terutama gangguan pembuluh darah koroner jantung. Pada
program ini pasien dilatih agar dapat kembali menjalankan hidup secara optimal dan produktif.
Program ini didasarkan pada pengetahuan fisiologis, psikologis, sosial, vocational dan rekreasional.
Program ini meliputi terapi latihan, konseling psikologis, terapi perilaku menuju gaya hidup sehat.
Gaya hidup yang disarankan berupa menghentikan rokok, diet tinggi serat, rendah lemak dan
manajemen stress.
TUJUAN
◦ Mengetahui gangguan jantung dan klasifikasi gangguan
jantung berdasarkan resiko.
◦ Mengetahui definisi rehabilitasi jantung, tujuan dan manfaat
rehabilitasi jantung.
◦ Mengetahui kontraindikasi rehabilitasi jantung.
◦ Mengetahui fase rehabilitasi jantung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
JANTUNG
◦ Jantung adalah organ berupa otot, berbenmk kerucut,
berongga dan dengan basisnya di atas dan puncaknya di
bawah. Apex-nya (puncak) miring ke sebelah kiri. Berat
janmng kira-kira 300 gram. Agar jantung berfungsi sebagai
pemompa yang efisien, otot-otot jantung, rongga atas dan
rongga bawah harus berkontraksi secara bergantian.
GANGGUAN JANTUNG
◦ Gangguan jantung merupakan keadaan pada jantung dimana
terdapat kelainan yang menyebabkan gangguan fisiologis
jantung. Gangguan ini dapat tidak bergejala, ringan, sampai
dengan berat. Serangan jantung merupakan gangguan berat
dimana aliran darah jantung terhenti, sehingga menimbulkan
kematian sebagian sel jantung. Serangan jantung adalah
suatu kondisi ketika kerusakan dialami oleh bagian otot
jantung (myocardium) akibat mendadak sangat berkurangnya
pasokan darah ke bagian otot jantung.
Klasifikasi Gangguan Jantung Berdasarkan Resiko
Resiko Rendah Paska bedah by pass atau infark myocardial tanpa komplikasi
Kapasitas fungsional ≥ 8 METs pada exercise test selama 3 minggu
Tidak adanya gejala klinis selama exercise testing setara pada aktivitas vokasional sehari hari
Tidak adanya iskemia, disfungsi ventrikular kiri dan disaritmia kompleks

Resiko sedang Kapasitas fungsional < 8 METs pada exercise test selama 3 minggu
Shock atau PJK selama infark myocardial ( <6 bulan)
Ketidakmampuan untuk memonitor denyut jantung
Ketidakmampuan untuk melaksanakan program latihan
Terjadinya iskemia yang dipicu oleh latihan (ST<2 mm)
Resiko Tinggi Fungsi ventrikel kiri yang sangat rendah (fraksi ejeksi <30 %)
Disritmia ventrikel pada saat istirahat
Hipotensi pada saat latihan (≥ 15 mmHg)
Infark myokardial baru (<6 bulan) dengan komplikasi disritmia ventrikel
Terjadinya iskemia yang dipicu oleh latihan (ST < 2 mm)
Pernah mengalami serangan Jantung
Rehabilitasi Kardiovaskuler
Program rehabilitasi jantung yang komprehensif harus mencakup
beberapa komponen berikut: (1) pengkajian kondisi dan riwayat medis
pasien, (2) edukasi dan konseling dalam rangka meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran pasien agar dengan upaya sendiri mampu
menghindari faktor risiko, mampu mengatasi faktor risiko agar proses
penyakit atau proses atherosklerosis dapat dihentikan atau dihambat,
demikian pula kecemasan, (3) upaya pengontrolan faktor risiko;
menyangkut edukasi, modifikasi gaya hidup kearah hidup sehat dan
pengobatan yang diperlukan, (4) program latihan fisik dan konseling
aktifitas fisik, terutama dalam upaya meningkatkan pola hidup sehat,
tingkat kebugaran, kualitas hidup dan pengendalian faktor risiko.
DEFINISI, MANFAAT DAN TUJUAN
◦ DEFINISI : Rehabilitasi jantung merupakan serangkaian kegiatan
diperlukan untuk mempengaruhi penyebab penyakit jantung dan
mencapai kondisi fisik, mental, dan sosial terbaik sehingga mereka
dapat mempertahankan atau mencapai kehidupan seoptimal mungkin
di masyarakat dengan usahanya sendiri.
◦ MANFAAT : Mengurangi efek samping fisiologis dan psikologis di
rumah sakit, memonitor kondisi fisiologis penderita, untuk mempercepat
proses pemulihan dan kemampuan untuk kembali pada level aktivitas
sebelum serangan jantung.
◦ TUJUAN : Medical Goals, Pschological goals, Social Goals, Health
Service Goals
KRITERIA PASIEN
◦ Kriteria Inklusi : Paska infark miokard, paska PTCA (Precutaneus
Transluminal Coronary Angioplasrty), paska CABG (Coronary Artery By
pass Graft) , CHF (Congestive Heart Failure) stabil, pacu jantung,
penyakit katup jantung, transplantasi jantung, penyakit jantung bawaan,
penyakit gangguan vaskular.
◦ Kriteria Eksklusi : Unstable Angina, Gagal jantung kelas 4,
Tachyaritmia-Bradiaritmia tidak terkontrol, Severe Aortic-Mitral
Stenosis, Hypertropic obstructive cardiomyopathy, Severe pulmonary
hypertension.
KONTRAINDIKASI
◦Angina tidak stabil
◦Tekanan darah sistolik istirahat > 200 mm Hg atau diastolik istirahat >100 mmHg
◦Hipotensi orthostatik sebesar ^ 20 mmHg
◦Stenosis aorta sedang sampai berat
◦Gangguan sistcmik akut atau demam
◦Disritmia ventrikel atau atrium tidak terkontrol
◦Sinus takikardia (>120 denyut/menit)
◦Gangguan janmng kongcstif tidak terkontrol
◦Blok atrio ventricular
◦Myocarditis dan pericarditis aktif
◦Embolisme
◦Tromboplebitis
◦Diabetes tidak terkontrol
◦Problem ortopedis yang menganggu istirahat
FASE REHABILITASI MEDIK
FASE I : INPATIENT
◦ Program latihan inpatient dapat dilakukan sejak 48 jam setelah gangguan jantung
selama tidak terdapat kontraindikasi. Latihan fisik yang dilakukan terbatas pada
aktivitas sehari-hari, misalnya gerakan tangan, kaki dan pengubahan postur. Program
latihan biasanya berupa terapi fisik ambulator (rawat jalan) yang diawasi.
◦ Manfaat dari latihan fisik pada fase ini adalah sebagai bahan melatih pasien untuk
dapat menjalankan aktivitas pada aktivitas sehari-hari, dan untuk menghindari efek
fisiologis dan psikologis negatif pada bedrest.
◦ Tujuan dari latihan fisik fase pertama ini harus disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
Pasien dengan aktivitas rendah hanya memerlukan latihan fisik untuk menunjang
kegiatan sehari-hari /ADL (Activity of Daily Life). Pasien dengan kapasitas fisik yang
lebih baik dapat menjalankan program latihan untuk pencegahan tertier dan mengikuti
program jangka panjang untuk meningkatkan ketahanan kardiorespirasi, komposisi
tubuh, fleksibilitas dan ketahanan otot.
Kelas gerakan Contoh aktivitas
Kelas I Duduk di tempat tidur dengan bantuan
Duduk di kursi 15-30 menit, 2-3 kali sehari

Kelas II Duduk di tempat tidur tanpa bantuan


Berjalan di dalam ruangan

Kelas III Duduk dan berdiri secara mandiri


Berjalan dengan jarak 15-30 meter dengan bantuan sebanyak 3 x
sehari

Kelas IV Melakukan perawatan diri secara mandiri


Berjalan dengan jarak 50-70 meter dengan bantuan sebanyak 3-4
x sehari

Kelas V Berjalan dengan jarak 80-150 meter mandiri sebanyak 3-4 x sehari
FASE II : OUT-PATIENT
◦ Program out-patient (pulang dari rumah sakit sampai dengan 12
minggu merupakan program dengan pengawasan) dilakukan segera
setelah kepulangan pasien dari rumah sakit. Tujuan utama dari
program ini adalah untuk mengembalikan kemampuan fisik pasien
pada keadaan sebelum sakit.
1. Latihan I (Latihan Siku)
Cara :
• Berdiri dengan siku menekuk dan dikatupkan pada dada
• Luruskan siku ke arah depan.
• Tekuk kembali siku.
• Ulangi sampai dengan 10 kali

2. Latihan Elevasi Lengan


Cara :
• Berdiri dengan siku menekuk di dada.
• Luruskan siku dan lengan ke arah atas
• Tekuk kembali ke posisi semula.
• Ulangi sampai dengan 10 kali
3. Latihan Ekstensi lengan
Cara :
• Berdiri dengan siku menekuk ke arah dada.
• Lengan direntangkan ke arah disamping pinggang.
• Katupkan kembali lengan pada dada
• Ulangi sampai dengan 10 kali.

4. Latihan Elevasi Lengan II


Cara :
• Berdiri dengan kaki membuka selebar bahu dan lengan disamping badan.
• Dengan tetap meluruskan siku angkat lengan keatas kepala.
• Turunkan lengan kembali ke samping badan.
• Ulangi sampai dengan 10 kali.
5. Latihan Lengan Gerak Melingkar
Cara :
• Berdiri dengan kaki membuka selebar bahu dan lengan disamping badan.
• Rentangkan tangan setinggi bahu.
• Gerakakan secara melingkar tangan dan lengan dengan arah depan
dengan tetap meluruskan siku.
• Ulangi sampai dengan 10 kali
Lakukan gerakan memutar kebelakang sampai dengan 10 kali

6. Latihan Jalan Di Tempat (Mulai hari ke-5)


Cara:
• Berdiri dengan kaki membuka selebar bahu dengan lengan ditekuk ke depan
• Angkat satu kaki dengan menekuk lutut seperti saat berbaris.
• Ayunkan lengan untuk membantu menjaga keseimbangan
• Ulangi sampai dengan 10 kali
7. Latihan Menekuk Pinggang
Cara :
• Berdiri dengan kaki membuka selebar bahu
• Tekuk lengan sehingga tangan menyentuh pinggang kanan
• Pertahankan kaki dan punggung tetap lurus.
• Ulangi sampai dengan 10 kali.
• Tekuk lengan sehingga tangan menyentuh pinggang kiri.
Ulangi sampai 10 kali

8. Latihan Memutar Pinggang


Cara:
• Berdiri dengan kaki membuka selebar bahu, tekuk lengan dan tempatkan tangan di pinggang
• Putar tubuh ke kanan dan kemudian kembali.
• Putar tubuh ke kiri dan kemudian kembali
• Ulangi sampai dengan 10 kali.
9. Latihan Menyentuh Lutut (Mulai hari ke 7)
Cara:
• Berdiri dengan kaki membuka selebar bahu, lengan diangkat diatas kepala.
• Tekuk punggung sampai tangan menyentuh lutut.
• Angkat kembali lengan keatas kepala
• Putar tubuh ke kiri dan kemudian kembali
• Ulangi sampai dengan 10 kali.

10. Latihan Menekuk Lutut (Mulai Minggu ke-3)


Cara:
• Berdiri dengan kaki membuka selebar bahu, tangan
menyentuh pinggang.
• Tekuk punggung ke depan dengan lutut juga menekuk.
• Kembali luruskan punggung
• Ulangi sampai dengan 10 kali.
FASE III : PEMELIHARAAN
◦ Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk melanjutkan ke fase pemeliharaan adalah kapasitas
fungsional pasien, status klinis serta tingkat pengetahuan pasien tentang gangguan jantung yang
dialaminya.
◦ Beberapa metode latihan yang dapat dijalankan pada penderita gangguan jantung adalah :
1. Latihan interval, didefinisikan sebagai latihan yang kemudian diikuti oleh periode istirahat.
Beberapa manfaat dari jenis latihan ini adalah dapat dilakukannya latihan fisik dengan intensitas
tinggi pada fase aktif dan secara keseluruhan intensitas latihan rata-rata meningkat.
2. Latihan sirkuit, merupakan latihan dengan melakukan beberapa jenis aktivitas fisik tanpa
istirahat. Latihan sirkuit biasanya meliputi latihan beban dengan sasaran otot tangan dan kaki.
Manfaat dari latihan jenis ini adalah dapat melatih otot tangan dan kaki.
3. Latihan sirkuit interval, merupakan latihan tipe sirkuit dimana seseorang menjalankan beberapa
aktivitas akan tetapi diselingi oleh istirahat pada saat dilakukan peralihan aktivitas. Manfaat dari
latihan jenis ini adalah manfaat yang didapat dari latihan sirkuit dan interval.
4. Latihan kontinyu, menekankan penggunaan energi submaksimal yang dia jaga terus sampai
dengan latihan berakhir. Manfaat dari latihan jenis ini adalah bahwa latihan ini lebih mudah untuk
dijalankan.
BAB III
KESIMPULAN
KESIMPULAN
◦ Penyakit kardiovaskuler adalah penyakit yang disebabkan gangguan fungsi jantung
dan pembuluh darah. Penyakit jantung coroner merupakan penyakit jantung utama
penyebab kematian paling banyak. Program rehabilitasi pada penderita gangguan
jantung merupakan program multi fase yang dirancang untuk memulihkan gangguan
jantung terutama gangguan pembuluh darah koroner jantung. Penatalaksanaan dari
penyakit kardiovaskuler bervariasi salah satunya ialah program rehabilitasi pada
penderita gangguan jantung yang merupakan program multi fase yang dirancang
untuk memulihkan gangguan jantung terutama gangguan pembuluh darah koroner
jantung. Manfaat dari program rehabilitasi ialah untuk mengurangi efek samping
fisiologis dan psikologis di rumah sakit, untuk memonitor kondisi fisiologis penderita
dan untuk mempercepat proses pemulihan dan kemampuan untuk kembali pada level
aktivitas sebelum serangan jantung.
DAFTAR PUSTAKA
◦ Arovah, N. I. (2010). Program Latihan Fisik Rehabilitatif. Medikora, 6(1), 11–22.
◦ Ii, B. a B., & Sistem, a P. (2001). Universitas Sumatera Utara 7, 7–37.
◦ Iqra, S. (2018). Fase Rehabilitasi.
◦ Niven, N. (2007). Coronary Heart Disease Indonesian. Universitas Stuttgart, 1–8.
◦ Novita, O., & Arovah, I. (2015). PROGRAM LATIHAN FISIK REHABILITATIF, 11–22.
◦ Pusat Data dan Informasi. (2014). Infodatin : Situasi Kesehatan Jantung. Pusat Data Dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI, 1–8. Retrieved from www.depkes.go.id/download.php?
file=download/pusdatin/infodatin/infodatin-jantung.pdf
◦ Radi, B., Joesoef, A. H., & Kusmana, D. (2009). Rehabilitasi Kardiovaskular Di Indonesia, 30(2), 43–45.
◦ SAKIT, R., & RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG, ; (2016). REHABILITASI POST PJK
(PENYAKIT JANTUNG KORONER) Di Ruang 5 CVCU RSU Dr.Saiful Anwar Malang.

Anda mungkin juga menyukai