Anda di halaman 1dari 42

RUPTUR PERINEUM

Oleh :
Nirwan Nugraha. L
PERINEUM
• Daerah antara komissura posterior dengan anus
(antara vagina dan rektum) 3-4 cm

• Dibentuk oleh:

M.Bulbokavernosa,
M.Tranversa Perinei,
M Puborektal ,
Sfingter ani eksterna
ANATOMI PERINEUM
ANATOMI PERINEUM
ANATOMI SPINGTER ANI
IDENTIFIKASI ROBEKAN SFINGTER ANI

• SAE /sfingter ani eksterna menyerupai sebuah pita otot rangka dengan
serat berkapsul

• SAI /Sfingter ani interna agak mengkilap,putih,struktur serat antara


mukosa rektum dan sfingter ani eksterna
DEFINISI Ruptur perineum adalah suatu kondisi robeknya
perineum yang terjadi pada persalinan
pervaginam
Epidemiologi

Diperkirakan lebih dari 85% wanita yang melahirkan


pervaginam mengalami ruptur perineum spontan, yang 60% -
70% di antaranya membutuhkan penjahitan .
ETIOLOGI

1. Kepala janin terlalu cepat lahir


2. Persalinan tidak dipimpin sebagaimana mestinya
3. Sebelumnya pada perineum terdapat banyak jaringan parut
4. Pada persalinan dengan distosia bahu
FAKTOR RISIKO
DERAJAT RUPTUR PERINEUM
Derajat I Derajat II Derajat III Derajat IV

Robekan terjadi hanya Robekan mengenai Robekan mengenai Robekan mengenai


pada selaput lendir selaput lender vagina perineum sampai dengan perineum sampai
vagina dengan atau dan otot perinea otot sfingter ani dengan dengan otot
tanpa mengenai kulit transversalis, tetapi pembagian sebagai berikut: sfingter ani dan
perineum . tidak melibatkan III. a. Robekan < 50% mukosa rektum
kerusakan otot sfingter ani eksterna III. b.
sfingter ani. Robekan > 50% sfingter
ani ekterna
III. c. Robekan juga
meliputi sfingter ani interna
RUPTUR PERINEUM TK II RUPTUR PERINEUM TK IV
DIAGNOSIS

Pemeriksaan Fisik
Robekan pada perineum,
Anamnesis Perdarahan yang bersifat
Perdarahan pervaginam arterial atau yang bersifat Px. Penunjang
dengan riwayat partus merembes, Status Hemodinamik
sebelumnya Pemeriksaan RT, untuk
menilai derajat robekan
perineum
MANAJEMEN RUPTUR
Derajat I Derajat II Derajat III Derajat IV

•Bila hanya ada luka lecet, • Ratakan terlebih


tidak diperlukan penjahitan. dahulu pinggiran
Tidak usah menjahit ruptur robekan yang bergerigi,
derajat I yang tidak mengalami dengan cara mengklem
perdarahan dan mendekat masing-masing sisi Rujuk ke fasilitas
dengan baik. kanan dan kirinya lalu
dilakukan pelayanan kesehatan yang
•Penjahitan robekan perineum pengguntingan untuk memiliki dokter spesialis
derajat I dapat dilakukan meratakannya. obstetric dan ginekologi.
hanya dengan memakai catgut
yang dijahitkan secara jelujur • Setelah pinggiran
(continuous suture) atau robekan rata, baru
dengan cara angka delapan dilakukan penjahitan
(figure of eight). luka robekan.
MANAJEMEN UMUM RUPTUR
PERINEUM
Perbaikan dilakukan hanya pada robekan tingkat II, III, dan
IV.
MANAJEMEN RUPTUR
DERAJAT II
• Pastikan pasien tidak memiliki alergi terhadap lignokain atau obat-obatan sejenis.


• Suntikkan sekitar 10 ml lignokain 0,5% di bawah mukosa vagina, di bawah kulit
perineum, dan pada otot-otot perineum.


• Masukkan jarum sepuit pada ujung atau pojok laserasi atau luka dan dorong
masuk sepanjang luka mengikuti garis tempat jarum jahitnya akan masuk atau
keluar.
MANAJEMEN RUPTUR
DERAJAT II LANJ.

• Tunggu 2 menit, kemudian jepit


area dengan forsep. Jika pasien
masih merasakan, tunggu 2 menit
kemudian lalu ulangi tes.


Jahitan Mukosa
• Jahit mukosa vagina secara jelujur
dengan benang 2-0 mulai dari 1 cm
di atas puncak luka di dalam vagina
sampai pada batas vagina.
MANAJEMEN RUPTUR
DERAJAT II LANJ.
Jahitan Otot

• Lanjutkan jahitan pada daerah otot


perineum sampai ujung luka pada
perineum secara jelujur dengan
benang 2-0.
• Lihat ke dalam luka untuk
mengetahui letak ototnya.
• Penting sekali untuk menjahit otot
ke otot agar tidak ada rongga di
antaranya.
PENJAHITAN M TRANSVERSA PERINEI DAN BULBOCAVERNOSA
MANAJEMEN RUPTUR
DERAJAT II LANJ.
Jahitan Kulit
• Carilah lapisan subkutikuler persis di
bawah lapisan kulit
• Lanjutkan dengan jahitan ubkutikuler
kembali ke arah batas vagina, akhiri
dengan simpul mati pada bagian dalam
vagina
• Potong kedua ujung benang, dan hanya
disisakan masing-masing 1 cm.
• Jika robekan cukup luas dan dalam,
lakukan colok dubur, dan pastikan tidak
ada bagian rektum terjahit.
Manajemen Ruptur Derajat III

End to end Overlapping

Sfingterloplasti/Penyambungan sfingter ani eksterna


Manajemen Ruptur Derajat III dan IV.

Pemeriksaan rektovaginal harus


dilakukan pascareparasi spingter ani
PENATALAKSANAAN
FARMAKOLOGI
Dosis tunggal sefalosporin golongan II atau III dapat
diberikan intravena sebelum perbaikan dilakukan (untuk
ruptur perineum yang berat).
KOMPLIKASI RUPTUR PERINEUM

• Infeksi
• Defek spingter ani
• Fistula rektovaginal
• Hematoma vulva
• Disparenia
• Inkontinensia urine
• Inkontinensia alvi/fekal
INFEKSI
HEMATOMA VULVA
KIE

Memberikan informasi kepada pasien cara menjaga kebersihan daerah vagina dan sekitarnya
setelah dilakukannya penjahitan di daerah perineum, yaitu antara lain:
a. Menjaga perineumnya selalu bersih dan kering.

b. Hindari penggunaan obat-obatan tradisional pada perineumnya.

c. Cuci perineumnya dengan sabun dan air bersih yang mengalir 3 sampai 4 kali perhari.

d. Kembali dalam seminggu untuk memeriksa penyembuhan lukanya. Ibu harus kembali
lebih awal jika ia mengalami demam atau mengeluarkan cairan yang berbau busuk dari
daerah lukanya atau jika daerah tersebut menjadi lebih nyeri.
PENCEGAHAN

• Menghindari atau mengurangi dengan menjaga jangan


sampai dasar panggul didahului oleh kepala janin dengan
cepat.

• Episiotomi dilakukan atas indikasi dan direkomendasikan


teknik medio lateral

• Mengurangi penggunaan alat forseps/ekstraksi cunam,


vakum
EPISIOTOMI

Episiotomi, dengan indikasi:


Terjadi gawat janin dan persalinan mungkin harus
diselesaikan dengan bantuan alat (ekstraksi cunam
atau vakum)
Adanya penyulit (distosia bahu, persalinan sungsang)
Adanya perut yang menghambat proses pengeluaran
bayi
REFERENSI

• Kementrian Kesehatan RI. 2013. Buku Saku Pelayanan


Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
Pedoman Bagi Tenaga Kesehatan. Jakarta: Kementrian
Kesehatan RI.
• IDI. 2013. Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer . Jakarta : Ikatan Dokter Indonesia

• Dr Pribakti B,SpOG(K). 2012. Ruptur Perineum. FK


Unlam/RSUD Ulin Banjarmasin
TERIMA KASIH
PENCEGAHAN RUPTUR
PERINEUM (2)
Harus mengenali faktor resiko

• Berat badan bayi lebih 4 kg (2%)


• Posisi oksipito posterior menetap (3%)
• Nullipara (4%)
• Induksi Persalinan (2%)
• Analgesia epidural (2%)
• Kala dua lebih 1 jam (4%)
• Distosia bahu (4%)
• Episiotomi mediana (3%)
• Ektraksi cunam/forseps (7%)
LANGKAH PENJAHITAN (1)

• Bagian apeks vagina yang laserasi diindentifikasi


• Buat jahitan jangkar 1 cm diatas apeks vagina yang laserasi
• Jahit mukosa vagina dan fascia rektovagina dibawahnya
jelujur interlocking sampai cincin hymen
LANGKAH PENJAHITAN (2)

• Bila apeks vagina terlalu jauh untuk dilihat , dapat membuat


jahitan pada daerah yang paling dapat dilihat
• Dengan tarikan jahitan maka akan dapat dilihat apeks
vagina yang laserasi
• Penjahitan harus mengikutsertakan fascia rektovagina
LANGKAH PENJAHITAN (3)

• Otot perineum (transversa perinei dan


bulbocavernosa) yang laserasi diindentifikasi
• Bila terputus didekatkan dengan jahitan satu atau
dua dengan jahitan interupted dengan benang 3-0
• Penjahitan dilanjutkan secara subkutikuler dangan
cara interupted transkutaneus dengan benang 4-0
ANATOMI SFINGTER ANI
SFINGTER ANI INTERNA/SAI

• SAI bertanggung jawab pada tonus otot anus istirahat yang


sangat penting pada proses Inkontinensia Alvi

• SAI terbentuk dari otot polos yang merupakan lanjutan dari


otot polos kolon
PENJAHITAN SPINGTER ANI

• Otot sfingter ani dijahit dengan PDS atau PGA


3/0. SAI harus diidentifikasi dan jika robek harus
dijahit terpisah dengan SAE. SAI dijahit dengan
cara interupted atau matras.

• Ujung-ujung SAE harus diidentifikasi dan


dipegang dengan Allis forceps, kemudian
dibebaskan dari lemak ischioanal sehingga mudah
dimobilisasi.
IDENTIFIKASI SPINGTER ANI
MUKOSA ANUS DIPERBAIKI DENGAN JAHITAN
INTERRUPTED MENGGUNAKAN PGA 3/0 DENGAN SIMPUL
PADA LUMEN ANUS

Anda mungkin juga menyukai