Keperawatan Anak I
D.IV KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
TAHUN 2017
SUBTOPIK PEMBAHASAN
CAMPAK/ MORBILI
DIPTERI
MALARIA
DEMAM BERDARAH
TETANUS
CAMPAK/ MORBILI
Penyebab: virus morbili yang terdapat
pada sekret nasofaring dan darah selama
masa masa prodormal sampai 24 jam
setelah timbul bercak-bercak.
Cara penularan dengan droplet dan
kontak.
Biasanya muncul pada masa kanak-kanak
dan kemudian menyebabkan kekebalan
seumur hidup.
Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang
pernah menderita morbili akan
mendapatkan kekebalan secara pasif
melalui plasenta sampai umur 4-6 bulan
dan setelah itu kekebalan berkurang
Bila ibu belum pernah menderita morbili
maka bayi yang dilahirkan tidak
mempunyai kekebalan.
Bila wanita hamil menderita morbili
ketika umur kehamilan 1-2 bulan maka
50% kemungkinan akan mengalami
keguguran.
Bila dia menderita morbili setelah usia
kandungan > 2 bulan maka kemungkinan
bayi menderita cacat/kelainan atau BBLR
atau lahir mati atau bayi kemudian
meninggal sebelum usia 1 tahun.
PATOLOGI
Disebabkan oleh virus, akan terbentuk
eksudat yang sereus dan proliferasi sel
mononukleus dan beberapa sel
polimorfonukleus di sekitar kapiler
Terjadi pada kulit, selaput lendir
nasofaring, bronkus dan konjungtiva
PROGNOSIS
KU baik, maka prognosis baik
KU buruk atau yang menderita penyakit
kronik atau komplikasi, maka prognosis
buruk
GAMBARAN KLINIS
Stadium
Katar
Stadium Stadium
(prodormal) Erupsi Konvalensi
STADIUM KATARALIS
(PRODORMAL)
Berlangsung 4-5 hari
Suhu tubuh naik, melaise (lemah), batuk,
fotofobia (silau), konjungtivitis, dan koriza
(Katar hidung)
Menjelang akhir stadium kataralis dan 24 jam
timbul enentema (ruam pada selaput lendir),
muncul bercak koplik berwarna putih kelabu,
sebesar ujung jarum dan dikelilingi eritema
Lokalisasi di mukosa bukalis berhadapan
dengan molar bawah
Gambaran darah tepi: limfositosis dan
leukopenia
Secara klinis seperti gambaran influenza
Didiagnosis sebagai morbili bila ada
bercak koplik dan pasien pernah kontak
dengan pasien morbili dalam waktu 2
minggu terakhir
STADIUM ERUPSI
Koriza dan batuk-batuk bertambah
Timbul enantema atau titik merah di
palatum durum dan palatum molle.
Eritema berbentuk makula papula disertai
meingkatnya suhu tubuh
Makula mula-mula muncul di belakang
telinga, di bagian atas lateral tengkuk
sepanjang rambut dan bagian belakang
pipi
Dalam waktu 2 hari bercak-bercak
menjalar ke muka, lengan atas, dada,
punggung, perut, tungkai bawah.
Rasa gatal, bengkak
Terdapat pembesaran sel getah bening di
sudut mandibula dan di daerah leher
belakang.
Terdapat sedikit splenomegali serta
kadang muntah dan diare
STADIUM KONVALENSI
Erupsi berkurang meninggalkan bekas
dan berwarna lebih tua (hiperpigmentasi)
yang lama kelamaan akan hilang sendiri.
Suhu menurun sampai normal, kecuali
terjadi komplikasi
KOMPLIKASI
Bisa terjadi otitis media akut, ensefalitis
dan bronkopneumonia
Komplikasi neurologis: hemiplagia,
paraplegia, afasia, gangguan mental,
neuritis optika dan ensefalitis
PENCEGAHAN
Dengan melakukan imunisasi
Pemberian vaksin campak pada anak usia
15 bulan
Bisa diberikan vaksin lain yaitu vaksin
MMR (measles-mumps-rubella)
PENATALAKSANAAN MEDIS
Pengobatan bersifat simptomatik:
antipiretik nila suhu tinggi, sedativum,
obat batuk
Pengobatan terhadap komplikasi
PENATALAKSANAAN
KEPERAWATAN
KEBUTUHAN NUTRISI DAN CAIRAN
HIPERTERMI
●
Berikan makanan lunak
Berikan makanan TKTP
nutrisi
●
Morbili didahului dengan hipertermi
sebelum enantem/ campaknya keluar
Demam akan menurun setelah
Hipert
●
ermi
●
●
Ruang cukup ventilasi
●
Pakaian pasien dibuka, ditutup dengan
selimut tipis
●
Tepid water sponge
Anak akan merasa pusing, lidah pahit,
Ganggu
●
an rasa ●
keluar akan terasa gatal
Pemberian bedak salisil 1%
Dimandikan dengan PK 1/1000 atau
aman
●
lampu
Resiko ●
●
Morbili menyebabkan daya tahan tubuh
anak menurun
Hindari kontak dengan sumber infeksi
adekuat
●
Ubah sikap berbaring selama bedress untuk
kasi
●
Pastikan anak mengkonsumsi obat secara
tepat
Kurang ●
Pendkes tentang pentingnya
pengetah imunisasi campak
●
Penyuluhan pentingnya
uan pemberian makanan yang
mengandung gizi yang cukup
orang tua pada anak
tentang ●
Penyuluhan perawatan anak
yang menderita campak
penyakit
DIPTERI
Merupakan penyakit mudah menular dan
yang sering diserang terutama saluran
pernapasan bagian atas dengan tanda
munculnya “pseudomembran”
Penyebab: Diphtheriae corynebacterium
Dapat ditemukan dalam sediaan hapusan
tenggorok atau hidung
Sifat basil dipteria:
1. membentuk pseudomembran yang susah
diangkat, mudah berdarah dan berwarna putih
keabu-abuan yang meliputi daerah yang
terkena
2. mengeluarkan eksotoksin yang sangat
ganas dan dapat meracuni jaringan setelah
beberapa jam diserap dan memberikan
gambaran peubahan jaringan terutama pada
otot jantung, ginjal dan jaringan saraf
PATOGENESIS
Eksotoksin yang
mengenai otot jantung Bisa juga mengenai Bisa menyebabkan
menyebabkan
hati dan ginjal yang kematiankarena
miokarditis toksik, kena
jaringan saraf perifer, menyebabkan miokarditis atau
timbul paralisis terutama nefritis interfisialis gagal napas
otot pernapasan
Penularan: melalui udara/droplet/
perantara alat yang terkontaminasi bakteri
dipteria
Terjadi pada kebanyakan balita
Gejala ringan keluhannya berupa sakit
saat menelan dan akan sembuh sendiri
dan menimbulkan kekebalan jika daya
tahan tubuh baik
Gejala berat sudah stridor dan dispnea
DIFTERI FARING DAN
TONSIL
Terjadi 75% kasus
Gejala ringan: tidak terbentuk pseudomembran,
dapat sembuh sendiri dan menimbulkan
kekebalan
Gejala berat timbul gejala demam tetapi tidak
tinggi, nyeri telan, timbul pseudomembran yang
mula hanya bercak-bercak putih keabu-abuan dan
cepat meluas ke faring dan laring, napas berbau,
pembengkakan pada kelenjar di leher disebut
leher banteng/bull neck, suara serak, stridor saat
inspirasi
DIFTERIA LARING DAN TRAKEA
Umumnya merupakan penjalaran dari difteria
faring dan tonsil
Gejala: napas sesak hebat, stridor inspiratoir,
sianosis, terdapat retraksi otot suprasternal
dan epigastrium, pembesaran kelenjar
regional.
Laring tampak kemerahan, sembab, banyak
sekret, permukaan tertutup pseudomembran.
Bisa terjadi penyumbatan jalan napas yang
berat sehingga memerlukan trakeostomi
PROGNOSIS
Usia. Makin muda usia, makin jelek
prognosisnya
Perjalanan penyakit, makin lambat ditemukan
makin buruk keadaan
Letak lesi dipteria. Di hidung tergolong ringan
Keadaan umum, gizi buruk, prognosis buruk
Komplikasi miokarditis memperburuk
prognosis
Pengobatan, terlambat pemberian ADS,
prognosis makin memburuk
PENCEGAHAN
Imunisasi DTP
Isolasi pasien di ruang khusus
Pencarian seorang karier dipteri dengan
uji shick
PENGOBATAN SPESIFIK
Antidiphtheria serum (ADS) 20.000
U/hari selama 2 hari berturut-turut
Antibiotik: penisilin prokain 50.000
U/kgBB/hari sampai 3 hari bebas demam
Kortikosteroid: prednison 2
mg/kgBB/hari selama 3-4 minggu
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
Pada hasil lab darah terdapat penurunan
Hb dan leukositosis polimorfonukleus,
penurunan jumlah eritrosit, dan kadar
albumin
Pada urin terdapat albuminuria ringan
PENATALAKSANAAN MEDIS
Pengobatan umum
Isolasi
Pengawasan EKG
Pengobatan spesifik
MASALAH KEPERAWATAN
Resiko terjadi komplikasi obstruksi jalan napas, miokarditis atau pneumonia
Gangguan nutrisi
Thermoregulator
Sel Inang
Hypothalamus
endothelium
Splenomegali
Akibat kongesti (bendungan)
Limpa menjadi hitam
Bila menahun konsistensi limpa menjadi keras
Anemia
Jenisnya anemia hemolitik, normokrom dan
normositik.
Disebabkan oleh :
(1) Penghancuran eritrosit .
(2) Reduced survival time
(3) Diseritropoiesis
Patogenesis malaria berat
Aspek klinis