Anda di halaman 1dari 40

ASUHAN KEPERAWATAN

GANGGUAN SENSORI PERSEPSI:


HALUSINASI
 Halusinasi merupakan salah satu tanda gangguan jiwa
yang banyak ditemukan.
 Halusinasi ditandai dengan adanya perubahan
perilaku seperti sering tertawa sendiri, mendengar
sesuatu, dan berbicara sendiri.
 Asuhan keperawatan halusinasi perlu dilakukan agar
pasien mampu mengontrol halusinasi dan keluarga
mempuyai kemampuan merawat pasien halusinasi di
rumah dan di lingkungan sekitar.
PENGERTIAN
Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan
dari proses panca indera tanpa adanya
rangsangan eksternal.
Halusinasi merupakan gangguan persepsi
dimana pasien mempersepsikan sesuatu
yang sebenarnya tidak ada.
FAKTOR PREDISPOSISI
a. Biologis
Herediter atau genetika, riwayat penyakit, trauma
kepala, dan riwayat penggunaan NAPZA.
b. Psikologis
Kegagalan berulang, korban kekerasan, kurangnya
kasih sayang, atau overprotektif.
c. Sosiobudaya dan lingkungan
Penolakan yang berulang, sosial ekonomi rendah,
perceraian, perpisahan, terisolasi oleh lingkungan, dan
tidak bekerja.
FAKTOR PRESIPITASI
Riwayat penyakit infeksi, penyakit kronis atau
kelainan struktur otak
Kekerasan dalam keluarga
Kegagalan-kegagalan dalam hidup
Kemiskinan
Adanya aturan atau tuntutan di keluarga atau
masyarakat yang sering tidak sesuai dengan
pasien
Konflik antar masyarakat
Tidak patuh minum obat
TANDA DAN GEJALA
Jenis Data Objektif Data Subjektif
Halusinasi
Halusinasi Bicara atau tertawa sendiri Mendengar suara-suara atau kegaduhan.
Dengar/suara Marah-marah tanpa sebab Mendengar suara yang mengajak bercakap-
Menyedengkan telinga ke arah cakap.
tertentu Mendengar suara menyuruh melakukan
Menutup telinga sesuatu yang berbahaya.
Halusinasi Menunjuk-nunjuk ke arah Melihat bayangan, sinar, bentuk geometris,
Penglihatan tertentu bentuk kartoon, melihat hantu atau monster
Ketakutan pada sesuatu yang
tidak jelas.
Halusinasi Menghidu seperti sedang Membaui bau-bauan seperti bau darah, urin,
Penghidu membaui bau-bauan tertentu. feses, kadang-kadang bau itu menyenangkan.
Menutup hidung.
Halusinasi Sering meludah Merasakan rasa seperti darah, urin atau feses
Pengecapan Muntah
Halusinasi Menggaruk-garuk permukaan Mengatakan ada serangga di permukaan kulit
Perabaan kulit Merasa seperti tersengat listrik
PENGKAJIAN
1. Wawancara (data subjektif)
Data penting yang perlu didapat:
a. Jenis halusinasi
b. Isi halusinasi
c. Waktu munculnya halusinasi
d. Frekuensi munculnya halusinasi dalam sehari
e. Situasi munculnya halusinasi
f. Respons pasien terhadap halusinasi
g. Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi halusinasi
2. OBSERVASI
Bicara atau tertawa sendiri
Marah-marah tanpa sebab
Mengarahkan telinga ke arah tertentu
Menutup telinga
Menunjuk-nunjuk ke arah tertentu
Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas
Mencium sesuatu seperti sedang membaui bau-bauan tertentu
Menutup hidung
Sering meludah
Muntah
Menggaruk-garuk permukaan kulit
Pasien
1. Membina hubungan saling percaya

2. Membantu pasien mengenal halusinasi

3. Melatih pasien mengontrol halusinasi


3.1 Menjelaskan cara mengontrol halusinasi dengan:
- Melawan : menghardik
- Mengendalikan : minum obat
- Distraksi : bercakap-cakap dan
melakukan kegiatan
3.2 Melatih cara mengontrol halusinasi:
- Menghardik, minum obat, bercakap-cakap dan
melakukan kegiatan di rumah
4. Memberikan kesempatan pasien mempraktekkan cara
mengontrol dengan menghardik, minum obat, bercakap-cakap
dan melakukan kegiatan di rumah
5. Memberi Pujian
6. Siap mendengarkan ekspresi pasien setelah melakukan tindakan
1.1. Salam :
“Selamat pagi, saya Siti, perawat yang merawat adik . Nama adik
siapa?”
“Oo… S, senang dipanggil apa?”
“Baik… Jadi senangnya dipanggil S ya?”

1.2. Evaluasi :
“Apa yang S rasakan?
“Oo.. S merasa takut? Apa yang menyebabkan S merasa takut?”
“Oo.. Jadi S merasa takut karena ada suara-suara yang mengganggu”.
“Sudah berapa lama S mendengar suara-suara?”

1.3. Validasi :
“Apa yang telah S lakukan untuk mengatasi suara-suara yang
mengganggu?”
“Bagaimana hasilnya?”
1.4. Kontrak

1.4.1. Topik & Tujuan:


“Bagaimana jika sekarang kita berbicara tentang
suara-suara yang mengganggu S dan belajar
cara mengatasinya?”
“Tujuannya agar S dapat mengatasi suara-suara yang
mengganggu S”
1.4.2. Waktu:
“Waktunya selama 3o menit dari sekarang”
1.4.3. Tempat:
“Dimana sebaiknya kita berbicara?”
2.1. Pengkajian
“Tadi S mengatakan mendengar suara-suara. Apa yang dikatakan
oleh suara-suara tersebut?”
“Kapan biasanya suara-suara tersebut muncul?”
“Kira-kira berapa kali dalam satu hari suara-suara tersebut
muncul?”
“Biasanya pada saat S sedang apa suara-suara tersebut muncul?”
“Bagaimana perasaan S saat mendengar suara-suara tersebut?”
“Apa yang S lakukan saat suara-suara tersebut muncul?”
“Bagaimana hasilnya dari cara yang S lakukan?”
2.2. Diagnosis
“Saya percaya bahwa S mendengar suara-suara
yang mengejek dan mengganggu S, tapi saya dan
orang lain tidak mendengar suara-suara tersebut”

“Berarti ada masalah mendengar suara tanpa ada


sumbernya”
2.3. Tindakan Keperawatan
“Bagaimana kalau belajar cara mengontrol suara
tersebut?”
2.3.1. Jelaskan 4 cara mengontrol halusinasi dengan:
- Melawan: menghardik
- Mengendalikan: minum obat
- Distraksi: bercakap-cakap dan melakukan kegiatan
2.3.2. Latih mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
•Jelaskan cara menghardik
•Peragakan cara menghardik
“Pergi! Jangan ganggu saya!”
•Minta pasien ulangi cara menghardik
•Beri pujian
3.1. Evaluasi Subjektif :
“Bagaimana perasaan S setelah latihan 1cara untuk mengontrol suara-
suara?”
3.2. Evaluasi Objektif :
“Coba sebutkan kegiatan apa saja yang telah kita latih bersama untuk
mengontrol suara-suara!”
“Coba peragakan kembali cara mengontrol suara-suara dengan
menghardik!”

3.3. Rencana Tindak Lanjut Pasien


“Berapa kali dalam sehari S akan melakukan latihan menghardik?”
“Baiklah, jangan lupa yaa S, selain latihan sesuai jadual, cara yang sudah
dilatih tadi dilakukan saat suara-suara muncul!”
3.4. Kontrak yang akan datang
“Baiklah, bagaimana kalau nanti jam 13.00 kita
bertemu lagi untuk latihan cara 2..yaitu patuh minum obat , kita
mau latijhan dimana
3.5. Salam : “Sampai nanti ”
1.1. Salam : “Selamat pagi, S…”
1.2. Evaluasi :
“Bagaimana perasaan S?”
“Bagaimana dengan suara-suara yang sering mengganggu?” Apakah masih
muncul tadi malam atau sejak kita tidak berjumpa?”
1.3. Validasi :
“Apa yang sudah S lakukan untuk mengatasinya?”
“Bagaimana hasilnya?”
“Bagaimana dengan jadual latihannya? Coba saya lihat!”
“Latihan menghardik…..?
“Bagus sekali! Sudah dilakukan dan diberi tanda M”
Evaluasi Manfaat:
“Apa manfaat yang S rasakan dengan melakukan latihan mengontrol suara-
suara?”
“Dan apa manfaat yang S rasakan dengan menghardik suara-suara saat suara
muncul?”
1.4. Kontrak

1.4.1. Topik & Tujuan:


“Sesuai dengan janji kita kemarin, sekarang kita akan
latihan cara mengatasi suara-suara yang lain, yaitu
dengan cara patuh minum obat”
“Tujuannya agar dengan S patuh minum obat dapat
mengontrol suara-suara yang menggangu”

1.4.2. Waktu:
“Waktunya selama 3o menit dari sekarang”

1.4.3. Tempat:
“Kita berbicara di tempat ini”
2.1. Tindakan Keperawatan
2.1.1. Latihan mengontrol halusinasi dengan cara melakukan
kegiatan terjadual

2.1.2. Latihan mengontrol halusinasi dengan cara patuh obat


(Penjelasan tentang obat)
“S, ini ada obat dari dokter. Sekarang saya akan jelaskan cara
minum obat yang benar”
(Jelaskan tentang 6 cara minum obat yang benar, yaitu benar
orang, jenis, manfaat, dosis, frekuensi, cara, kadaluarsa)
3.1. Evaluasi Subjektif :
“Bagaimana perasaan S setelah latihan cara mengontrol suara-suara
dengan minum obat?”
3.2. Evaluasi Objektif :
“Coba sebutkan kegiatan apa saja yang telah kita latih bersama tadi!”
“Coba sebutkan kembali kegiatan apa saja yang akan S lakukan untuk
mengontrol suara-suara!”
“Coba sebutkan kembali kapan saja waktu untuk minum obatnya!”

3.3. Rencana Tindak Lanjut Pasien


“Mau berapa kali melakukan kegiatan …………..?”
“Mau berapa kali melakukan kegiatan……………?”
“Obatnya diminum pada jam 7 pagi dan jam 7 malam setelah makan.
Dan satu obat diminum jam 9 malam sebelum tidur”
“Jangan lupa selain latihan sesuai jadual, cara yang sudah dilatih tadi
dilakukan saat suara-suara muncul!”
3.4. Rencana Tindak Lanjut Perawat
“Baiklah, bagaimana kalau kita besok bertemu jam
10. kita akan latihan cara mengontrol halusinasi dengan
melakukan kegiatan, kita akan mengobrol dimana?

3.5. Salam : “selamat siang, sampai jumpa besok ya”


3. TINDAKAN KEPERAWATAN
KELUARGA

Mengenal masalah halusinasi


Memutuskan pelayanan yang diperlukan pasien
halusinasi
Merawat anggota keluarga yang mengalami halusinasi
Menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang
aman untuk membantu pasien mengontrol halusinasinya
Melakukan follow-up ke fasilitas pelayanan kesehatan
secara teratur
1. Bina hubungan saling percara
2. Diskusikan masalah yang dirasakan oleh keluarga dalam merawat
pasien
3. Jelaskan tentang halusinasi: pengertian, tanda dan gejala, penyebab
halusinasi, akibat jika halusinasi tidak diatasi dan cara merawat
halusinasi
4. Diskusikan cara merawat halusinasi :
 Tidak membantah dan tidak mendukung halusinasi
 Memotivasi pasien untuk latihan mengontrol halusinasi sesuai jadual
 Memberi pujian jika pasien telah melakukan latihan sesuai jadual dan
menerapkan cara mengontrol halusinasi di saat halusinasi muncul.
5. Latih cara merawat anggota keluarga yang mengalami halusinasi
6. Diskusikan perilaku pasien yang perlu dirujuk dan cara merujuk
1.1. Salam
1.2. Evaluasi
“Coba ibu ceritakan apa yang ibu rasakan
dalam merawat anak ibu?”
“Jadi…ibu merasa bingung karena anak ibu
sering bicara dan tertawa sendiri atau
kadang tampak kesal”.
“Sejak kapan hal ini terjadi?”
1.3. Validasi:
“Apa yang telah ibu dan keluarga lakukan untuk
mengatasi masalah ini?”

1.4. Kontrak
1.4.1. Tindakan dan Tujuan: jelaskan tindakan &
tujuan
1.4.2. Waktu : jelaskan lama pertemuan
1.4.3. Tempat: sepakati tempat berinteraksi
2.1. Penjelasan tentang halusinasi (menggunakan
leaflet)
2.1.1. Pengertian halusinasi
2.1.2. Tanda & Gejala halusinasi
2.1.3. Penyebab halusinasi
2.1.4. Akibat jika halusinasi tidak diatasi
2.1.5. Cara keluarga merawat anggota keluarga yang
mengalami halusinasi
2.2. Peran Keluarga
2.2.1. Menjelaskan latihan yang telah dilatihkan pada
pasien untuk mengontrol halusinasi
2.2.2. Menjelaskan apa yang harus dilakukan keluarga
untuk membantu anggotanya mengontrol
halusinasi :
• Memberi pujian setelah pasien melakukan jadual
latihan.
• Mengingatkan jika pasien lupa melakukan jadual
latihan.
3.1. Evaluasi subjektif:
“Apa yang ibu rasakan dengan penjelasan tadi?”
3.2. Evaluasi objektif :
“Apa saja cara yang dapat ibu lakukan untuk membantu
anak ibu mengontrol halusinasinya?”

3.3. Rencana Tindak Lanjut Keluarga:


“Jangan lupa bu yaa berikan pujian setelah S melakukan
latihan untuk mengontrol halusinasinya. Atau jika S
menerapkannya saat halusinasi muncul. Ingatkan jika ia
lupa melakukan latihan sesuai jadual”.
3.4. Rencana Tindak Lanjut Perawat:
“Bagaimana kalau Minggu depan ibu datang
kembali untuk mengetahui perkembangan mba S
dan ibu bisa mencoba latihan cara merawat nanti
saat dirumah, tanggal berapa ibu datang,
bagaimana jam10.00 diruang rawat ya bu

3.5. Salam: “Semoga anak ibu lekas pulih kembali”


 Pasien mengenal halusinasi
 Pasien mampu menggunakan cara mengontrol
halusinasi:
 Menghardik
 Menggunakan obat secara teratur
 Bercakap-cakap
 Membuat jadual kegiatan
 Melakukan kegiatan sesuai jadual

 Pasien mampu mengidentifikasi manfaat latihan yang


dilakukan dalam mengontrol halusinasi
Keluarga mampu:
 Menjelaskan masalah halusinasi yang dialami oleh
pasien
 Mampu menjelaskan cara merawat melalui 4 cara
mengontrol halusinasi:menghardik, minum obat,
bercakap-cakap dan melakukan aktivitas.
 Mampu memperagakan cara merawat
 Mampu menjelaskan fasilitas pelayanan kesehatan
yang tersedia
 Melaporkan keberhasilan merawat pasien
 Mengidentifikasi manfaat yang dirasakan dalam
merawat anggota keluarga yang mengalami halusinasi

Anda mungkin juga menyukai