POST OPERASI
Ani P.
Pendahuluan
Tindakan operasi/bedah merupakan upaya untuk
mengatasi masalah dalam penyembuhan penyakit
Tindakan operasi terbagi dalam 2 kategori yaitu
operasi mayor dan operasi minor
Operasi minor yaitu operasi yang dilakukan tanpa
melibatkan/berdampak pada gangguan fungsi
organ dalam tubuh (operasi apendiks, operasi kutil,
operasi luka pada jari tangan dsb )
Operasi mayor yaitu operasi yang dilakukan akan
berdampak pada gangguan fungsi organ tubuh
bagian dalam ( operasi jantung, operasi saluran
cerna, operasi pada ginjal, operasi pada paru-paru
dsb )
Pendahuluan
Dalam penatalaksanaan diet pada pasien yang
menjalani operasi dilakukan dalam 2 tahap yaitu
tahap pre operatif dan post operatif.
Persiapan yang perlu diperhatikan sebelum
menjalani operasi :
- Status gizi pasien 1 minggu terakhir
- Riwayat penyakit penyulit
- Keadaan umum pasien
- Asupan makan pasien 1 minggu terakhir
- Jenis operasi yang akan dijalani pasien
- Obat-obatan yang dikonsumsi pasien sebelum
operasi .
Persiapan Dietetik pada PRE-OPERATIF
Windsor & Hill, 1988 --- Weight loss with physiologic impairment
– basic indicator of surgical risk
Riwayat PEM ( protein energi malnutrition ) sebelum operasi
memiliki resiko tinggi untuk mendapatkan komplikasi setelah
tindakan operasi mayor
Pada pasien PEM sedang hingga berat akan berpengaruh pada
pergantian/turn over lemak dan protein dengan mengandalkan
lemak sebagai substrat energi
Waktu yang tersedia terbatas, tidak praktis,dan tidak
mempertimbangkan dukungan zat gizi lebih dari 7-14 hari
Minimal pertambahan BB diharapkan mencapai 1-5 %
tergantung kondisi metabolik pada pasien tersebut. Penelitian
menunjukkan paling sedikit 4 hari akan memberikan perbaikan
fungsional fisiologis setelah operasi
ALOGARITMA SEDERHANA
UNTUK TERAPI GIZI PRA BEDAH
KEHILANGAN BB > 15 %
Hipometabolik Hipermetabolik
Pemakaian energi berkurang Pemakaian energi meningkat
Anggota badan dingin/lembab Anggota badan hangat
Curah jantung di bawah normal Curah jantung meningkat
Suhu tubuh turun Suhu badan meningkat
Produksi dlukosa normal Produksi glukosa meningkat
Gula darah meningkat Gula darah normal/sedikit
Katekolamin meningkat meningkat
Glukagon meningkat Katekolamin tinggi normal/meninggi
Konsentrasi insulin rendah Glukagon meningkat
Diperantarasi oleh sistem saraf Konsentrasi insulin rendah/meninggi
pusat Diperantarasi oleh sistem saraf
pusat dan sitokin
FAKTOR STRESS =
Kelaparan ( 0,85 – 1 )
Pasca Bedah ( 1,00 – 1,05 )
Patah tulang ( 1,15 – 1,30 )
Peritonitis ( 1,05 - 1,25 )
Multi trauma ( 1,30 – 1,50 )
Luka bakar ( tergantung luas permukaan ) ( 1,50 – 2,00)
Menghitung konsumsi protein :
DEWASA
USIA KEBUTUHAN RATA-RAT
ML/KG BB
16 - 30 TAHUN 40
25 - 55 TAHUN 35
55 - 65 TAHUN 30
> 65 25
PASIEN ANAK
USIA KEBUTUHAN RATA
ML/KG BB
<1 TAHUN 120 - 140
1-3 110 - 120
4 -6 90 - 110
7 - 10 75 - 90
11 - 18 60 - 75
SINDROMA STATUS GIZI
Semi Starvation anoreksia,
muntah/obstruksi parsial ( terjadi katabolisme
di otot dan ↓ deposit lemak dan ↓ laju
metabolisme
Sepsis & trauma bedah ↑ penggunaan
protein tubuh
TINGKATAN SINDROMA
STATUS GIZI PASCA BEDAH
Status Gizi Normal keseimbangan nutrisi dijaga
=> ↓ BB 6% & ↓ plasma protein
Deplesi nutrisi tanpa stress Asupan oral kurang
=> ↓ BB 10 % lemak sub kutan menipis & atrofi otot
Status gizi normal dgn stress tanda sepsis muncul
dan kadar albumin rendah
Deplesi nutrisi dgn stress sepsis,↓ volume
intravaskuler, atrofi otot, kadar albumin ↓dan edema
Trauma berat dan sepsis perubahan proses
metabolik, katabolisme protein , hipoalbumin, dan
atrofi otot