Anda di halaman 1dari 34

DIABETES MELLITUS

KELOMPOK 1:
1. FAUZIAH INDAR PARAWANSA
2. SALSA NABILA
3. SALSABILA NUR AMALIA A.
4. SEPTIANI PUTRI RIZKI

PRODI NERS TINGKAT 2


PENGERTIAN DIABETES
MELITUS
Diabetes melitus adalah suatu keadaan
hyperglikemia kronis yang disebabkan oleh faktor
lingkungan dan keturunan secara bersama-sama,
mempunyai karakteristik hyperglikemia kronis
tidak dapat disembuhkan tetapi dikontrol. (WHO)
Dua hormon penting yang dihasilkan pankreas adalah:
Insulin, adalah protein kecil yang berat molekulnya 5808 untuk
manusia. Insulin terdiri dari dua rantai asam amino, satu sama lain
dihubungkan oleh ikatan disulfide. Seksresi insulin diatur oleh
glukosa darah dan asam amino yang memegang peranan penting.
Kadar glukosa darah adalah 80-90 mg/ml.
Glukagon, adalah suatu hormon yang disekresikan oleh sel-sel
alfa pulau langerhans mempunyai beberapa fungsi yang berlawanan
dengan insulin. Fungsi yang terpenting adalah meningkatkan
glukosa dalam darah.
TANDA DAN GEJALA
Sering merasa haus
Sering buang air kecil, terutama di malam hari
Sering merasa sangat lapar

Turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas


Berkurangnya massa otot
Terdapat keton dalam urine
Lemas
Pandangan kabur
Luka yang sulit sembuh
Mulut kering
Rasa terbakar, kaku, dan nyeri pada kaki
Gatal-gatal
Disfungsi ereksi atau impotensi
Mudah tersinggung
ETIOLOGI/PENYEBAB
Diabetes Mellitus tipe 1

Diabetes Mellitus tipe 1 ditandai oleh penghancuran sel-sel


beta pankreas yang merupakan kombinasi dari beberapa
faktor:

FAKTOR FAKTOR FAKTOR


GENETIK IMUNOLOGI LINGKUNGAN
Diabetes Mellitus tipe 2

Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin


dan gangguan sekresi insulin pada Diabetes Mellitus tipe 2
masih belum diketahui. Faktor genetik diperkirakan
memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi
insulin dan juga terdapat beberapa faktor resiko tertentu
yang berhubungan dengan proses terjadinya Diabetes tipe 2
yaitu:
1.Usia 3. Obesitas
2.Obesitas 4. Kelompok etnik tertentu
Faktor Non Genetik

INFEKSI STRESS HORMONAL


NUTRISI
KLASIFIKASI
 Diabetes tipe 1

Diabetes tipe 1 adalah penyakit autoimun kronis


yang terjadi ketika tubuh kurang atau sama sekali tidak
dapat menghasilkan hormon insulin. Dibandingkan
diabetes tipe 2, jenis diabetes ini memang terbilang
kurang umum. Walaupun begitu, kondisi ini dapat terjadi
pada usia berapa pun. Secara umum terjadi pada anak-
anak, remaja, atau dewasa muda.
Sering kali penderita diabetes tipe 1 memerlukan terapi
insulin seumur hidup untuk mengendalikan gula darahnya.
Insulin sendiri tidak dapat dikonsumsi melalui mulut, tapi
diberikan dengan jarum suntik, pena insulin, dan pompa
insulin. Namun, perlu dipahami bahwa pemberian terapi
insulin pada pasien diabetes jenis ini mungkin akan
berbeda-beda. Jumlah insulin yang akan anda perlukan
setiap hari akan bergantung pada berbagai faktor termasuk
pola makan, tingkat aktivitas fisik, dan seberapa parah
penyakit diabetes yang anda miliki.
Diabetes tipe 2

Secara umum, jenis diabetes ini dapat menyerang siapa saja


pada semua kalangan usia. Namun, diabetes tipe 2 biasanya
lebih mungkin terjadi pada orang dewasa dan lansia karena
faktor gaya hidup. Pada diabetes tipe 2, tubuh tidak
menghasilkan cukup insulin. Padahal, insulin dibutuhkan
untuk menjaga kadar gula darah tetap normal. Kekurangan
hormon insulin pada orang dengan diabetes tipe 2 membuat
tubuh tidak bisa menggunakan insulin untuk mengolah gula
darah menjadi energi secara efektif. Dalam istilah medis
kondisi ini disebut dengan resistansi insulin.
Diabetes Gestasional

Diabetes Gestasional adalah jenis diabetes yang terjadi


pada ibu hamil. Tipe diabetes yang terjadi selama
kehamilan bisa menyerang ibu hamil, walau tidak
memiliki riwayat diabetes. Menurut American Pregnancy
Association, tipe diabetes ini muncul karena plasenta ibu
hamil akan terus menghasilkan sebuah hormon khusus.
Nah, hormon inilah yang menghambat insulin bekerja
dengan efektif. Akibatnya, kadar gula darah Anda pun
menjadi tidak stabil selama kehamilan.
KOMPLIKASI
A. Akut 
1.) Hypoglikemia 
2.) Ketoasidosis B. Kronik
3.) Diabetic 1.) Makroangiopati
2.) Mikroangiopati
3.) Neuropati diabetic
PENATALAKSANAAN
MEDIK
Perencanaan Makan

Standar yang dianjurkan adalah makan dengan komposisi


seimbang dalam hal Karbohidrat, Protein, Lemak yang
sesuai
kecukupan gizi:
a.KH 60-70%
b.Protein 10-15%
c.Lemak 20-25%
 Latihan Jasmani

Dianjurkan latihan jasmani secara teratur (3- 4 x


seminggu) selama kurang lebih 30 menit yang di
sesuaikan dengan kemampuan dan kondisi penyakit
penyerta. Latihan yang dapat dijadikan pilihan adalah
jalan kaki, jogging, lari, reang, bersepeda dan
mendayung. Secepat mungkin zona sasaran yaitu 75-85
% denyut nadi maksimal : DNM = 220-umur (dalam
tahun)
 Pengelolaan Farmakologi

A. Obat hipoglikemik oral (OHO)


1. Golongan sulfonilures bekerja dengan cara:
Menstimulasi penglepasan insulin yang
tersimpan
Menurunkan ambang sekresi insulin
Meningkatkan sekresi insulin sebagai akibat
rangsangan glukosa
2. Biguanid

Menurunkan kadar glukosa darah tapi tidak sampai


bawah normal. Preparat yang ada dan aman adalah
metformin. Obat ini dianjurkan untuk pasien gemuk.

3. Inhibitor alfa glukosidase

Secara kompetitif menghambat kerja enzim alfa


glukosidase didalam saluran cerna sehingga menurunkan
hiperglikemia pasca pransial
4. Insulin sensitizing agent

Thoazolidinediones adalah golongan obat


baru yang mempunyai sfek farmakologi
meningkatkan sensitivitas insulin sehingga
bisa mengatasi masalh resistensi insulin dan
berbagai masalah akibat resistensi insulin
tanpa menyebabkan hipoglikemia.
ASUHAN
KEPERAWATAN
1.PENGKAJIAN

Pengkajian pada klien dengan gangguan sistem


endokrin
Diabetes Mellitus dilakukan mulai dari pengumpulan
data

yang meliputi: biodata, riwayat kesehatan, keluhan


utama,

sifat keluhan, riwayat kesehatan masa lalu,


Keluhan Utama :

Adanya rasa kesemutan pada kaki/tungkai


bawah, rasa raba yang menurun, adanya
luka yang tidak sembuh-sembuh dan
berbau, adanya nyeri pada luka.
2.DIAGNOSA KEPERAWATAN

Berdasarkan pengkajian data keperawatan yang sering


terjadi berdasarkan teori, maka diagnosa keperawatan
yang mungkin muncul pada klien Diabetes Melitus, yaitu:
a. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan
dieresis osmotik
b. Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidakcukupan insulin, penurunan
masukan oral
c. Resiko infeksi berhubungan dengan
hyperglikemia
d. Resiko tinggi terhadap perubahan persepsi
sensori berhubungan dengan
ketidakseimbangan glukosa/insulin atau
elektrolit
e. Kelelahan berhubungan dengan penurunan
produksi energi metabolik
3. RENCANA KEPERAWATAN
Yang biasa dilakukan pada tahap intervensi adalah:
 Pantau tanda-tanda vital
 Pantau masukan dan keluaran, catat berat jenis urine

 Berikan terapi cairan sesuai indikasi

 Tentukan program diet dan pola makan pasien


 Berikan pengobatan insulin secara teratur sesuai
indikasi
 Observasi tanda-tanda infeksi dan peradangan
 Berikan perawatan kulit secara teratur

 Berikan aktivitas alternatif dengan periode


istirahat yang cukup
 Anjurkan pasien untuk menghindari baju atau
kaos kaki yang ketat
 Tinggikan kaki saat duduk di kursi
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
 Memantau tanda-tanda vital
 Memantau masukan dan keluaran, catat berat
jenis urine
 Memberikan terapi cairan sesuai indikasi
 Menentukan program diet dan pola makan
pasien
 Memberikan pengobatan insulin secara teratur
sesuai indikasi
 Mengobservasi tanda-tanda infeksi dan
peradangan
 Memberikan perawatan kulit secara teratur
 Memberikan aktivitas alternatif dengan periode
istirahat yang cukup
 Menganjurkan pasien untuk menghindari baju
atau kaos kaki yang ketat
 Meninggikan kaki saat duduk di kursi
5.EVALUASI KEPERAWATAN

Hasil yang diharapkan pada klien Diabetes Mellitus:


Apakah kebutuhan volume cairan klien terpenuhi/adekuat?

Apakah nutrisi klien terpenuhi ke arah rentang yang diinginkan?

Apakah infeksi dapat dicegah dengan mempertahankan kadar glukosa?

Apakah kelelahan dapat diatasi dan produksi energi dapat dipertahankan


sesuai kebutuhan?
Apakah klien dapat menerima keadaan dan mampu merencanakan
perawatannya sendiri?
Apakah klien dapat mengungkapkan pemahaman tentang penyakit?
SOP PEMERIKSAAN GDS
Pengertian : pemeriksaan gula darah digunakan untuk mengetahui
kadar gula darah seseorang.
Tujuan : untuk mengetahui kadar gula sewaktu sebagai indikator
adanya metabolisme karbohidrat.
Alat dan bahan :
1. Glukometer/alat monitor GDS 4. Lanset/jarum penusuk
2. Kapas alkohol 5. Strip tes GDA
3. Handscoon 6. Bengkok
Prosedur kerja :
 Menjaga privasi klien
 Mencuci tangan
 Memakai handscoon
 Atur posisi klien senyaman mungkin
 Pasang stik GDA pada alat glukometer dan otomatis alat
glukometer akan hidup
 Mengurut jari yang akan ditusuk (darah diambil dari salah satu
ujung jari telunjuk, jari tengah, jari manis tangan kiri/kanan)
 Desinfeksi jari yang akan ditusuk dengan kapas alkohol
Menusukkan lanset di jari tangan pasien dan biarkan darah
mengalir secara spontan
Tempatkan ujung strip tes glukosa darah (bukan diteteskan)
secara otomatis terserap ke dalam strip
Menutup bekas tusukan lanset menggunakan kapas alkohol

Alat glukometer akan berbunyi dan bacalah angka yang


tertera pada monitor
Keluarkan strip tes glukosa dari alat monitor dan matikan alat

Membereskan alat

Mencuci tangan, lalu dokumentasikan


SOP INJEKSI INSULIN
Pengertian : insulin adalah hormon yang digunakan untuk
mengobati Diabetes Mellitus. Actrapid Novolet adalah insulin short
acting yang dikemas dalam bentuk pulpen insulin khusus yang
berisi 3 cc insulin.

Tujuan : mengontrol kadar gula darah

Alat dan bahan :

1.Spuit insulin/insulin pen (Actrapid Novolet) 4. Handscoon

2.Vial insulin 5. Daftar obat px

3.Kapas alkohol/alkohol swabs


Prosedur kerja :

Menjaga privasi klien

Mencuci tangan

Memakai handscoon

Mengambil vial insulin dan aspirasi sebanyak dosis yang diperlukan
untuk klien (berdasarkan daftar obat klien/instruksi medik)

Memilih lokasi suntikan. Periksa apakah di permukaan kulitnya terdapat
kebiruan, inflamasi atau edema

Melakukan rotasi tempat/lokasi penyuntikan insulin. Lihat catatan
perawat sebelumnya
Mendesinfeksi area penyuntikan dengan kapas
alkohol/alkohol swabs, dimulai dari bagian tengah
secara sirkuler
Mencubit kulit tempat area penyuntikan pada
klien yang kurus dan regangkan kulit pada klien
yang gemuk dengan tangan yang tidak dominan
Menyuntikan insulin secara subcutan dengan
tangan yang dominan secara lembut dan perlahan,
tahan 5-10 detik
Mencabut jarum dengan cepat, tidak boleh di
massage, hanya dilakukan penekanan pada area
penyuntikan dengan menggunakan kapas alkohol
Membuang spuit ke tempat yang telah ditentukan
dalam keadaan jarum yang sudah tertutup dengan
tutupnya
Membereskan alat
Mencuci tangan, lalu dokumentasikan

Anda mungkin juga menyukai