Anda di halaman 1dari 32

Review

Case
Masyita Haerianti, M.Kep
A. Pengkajian (tanggal berapa melakukan pengkajian )
I. Data Umum Case 1
1. Kepala keluarga 1. Bp M
2. Alamat dan telepon 2. -
3. Pekerjaan KK 3. Buruh pabrik
4. Pendidikan KK 4. -
5. Komposisi keluarga
No Nama J.K Hub dgn Umur Pendidi Pekerjaan Status Kes
KK kan
1 Ny. S P Istri 40 - - -
2 An. H L Anak 19 - - -
3 An. D P Anak 12 - - -
Genogram

3 generasi dgn laman


: keluarga inti
6. Tipe keluarga
7. Suku bangsa : Indonesia
8. Agama :-
9. Status sosial ekonomi keluarga
penghasilan keluarga 1,2 jt/bulan sbg buruh pabrik
10. Aktivitas rekreasi keluarga
-
II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

11. Tahap perkembangan keluarga saat ini


Keluarga dgn anak remaja (19th)
12. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
komuikasi keluarga kurang terbuka, keluarga tidak memberik
an informasi terkait masalah yng dialami An.D, kelurga tdk me
miliki biaya pengobatan Bp.M
13. Riwayat kesehatan keluarga inti
Bp.M menderita TB Paru dan drop out pengobatan, mengeluh s
esak napas, batuk berdahak dan kepala pusing.
14. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
-
III. Data lingkungan
15. Karakteristik rumah
luas rumah 5x8m², tinggal di ling padat penduduk, ventlasi hanya dari jendela dan pi
ntu depan, di sampinng & belakang tdk ada ventlasi. Sumber air minum PDAM, tdk m
emiliki jamban, memanfaatkan WC umum yg tdk jauh dari rumah.
16. Karakteristik tetangga dan komunitasnya
t.d.k
17. Mobilitas geografis keluarga
t.d.k
18. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
t.d.k
19. Sistem pendukung keluarga
yg merawat Bp.M hanya istrinya sendiri, dengan situasi Ibu S tdk tahu bgaimana
perawatann TB Paru. Bp.M tdk memiliki uang untuk berobat.
IV. Struktur keluarga
20. Struktur peran
Bp M merasa tetap sebagai kepala keluarga yang harus bertanggung jawab
terhadap kehidupan keluarganya, meskipun saat ini tidak lagi bekerja. Ibu
S berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Anak pertama berperilaku yang wa
jar sesuai dengan usianya, namun anak ke 2 cenderung pendiam dan malu
karena pertama kali menstruasi
21. Nilai atau norma keluarga
t.d.k
22. Pola komunikasi keluarga
komunikasi keluarga kurang terbuka
23. Struktur kekuatan keluarga
Bp.M kurang mampu membina komunikasi dg keluarga, keluarga tidak ma
mpu memberikan informasi yg adekuat untuk menyelesaikan masalah D d
an Ibu S tdk megetahui cara merawat Bp.M
V. Fungsi keluarga

24. Fungsi ekonomi


keluarga memanfaatkan penghasilan yang dimiliki seefisien mungkin.
25. Fungsi mendapatkan status sosial
komukasi keluarga kurang terbuka shg data status sosial tdk dapat diketa
hui
26. Fungsi pendidikan
t.d.k
27. Fungsi sosialisasi
t.d.k
28. Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan) kesehatan
a. Mengenal masalah kesehatan
keluarga tidak mengetahui bagaimana perawatan TB Paru dan tdk mampu mem
berikan edukas tentang menstruasi pada anak D
b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
Keluarga tdk mampu mengambl keputusan bagaimana perawatan TB Paru dan t
dk mampu memberikan edukas tentang menstruasi pada anak D

c. Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit


Keluarga tdk mampu merawat bagaimana perawatan TB Paru
d. Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan rumah yang sehat
keluarga tdk mampu memodifikasi lingkungan rumah yg sehat, rumah Bp.M han
ya memiliki ventilasidari jendela dan pintu depan, serta tdk memliki jamban
e. Kemampuan menggunakan fasilitas yankes
t.d.k
29. Fungsi religius
t.d.k
30. Fungsi rekreasi
tdk ada
31. Fungsi reproduksi
…t.d.k
32. Fungsi afeksi
komunikasi keluarga kurang terbuka shg keluarga tdk dapat membantu le
bih jauh terkait perawatan Bp M da anak D untuk mengatasi masalah men
struasinya
VI. Stres dan koping keluarga

33. Stresor jangka pendek dan panjang


stres yg dialami keluarga stres panjag karena sakit yang dialami Bp.M TB
paru dgn riwayat do pengobatan dan stres jangka pendek karena An.D m
enjadi pendiam dan menarik diri karena menstruasi yg pertama kali
34. Kemampuan keluarga berespon terhadap stresor
keluarga pasrah dgn kondisi sakit Bp.M
35. Strategi koping yang digunakan
T.DK.
36. Strategi adaptasi disfungsi
keluarga pasrah dgn kondisi sakit Bp.M dan An.D jd pendiam dan menari
k diri
VII. Pemeriksaan kesehatan tiap individu
anggota keluarga

t.d.k

VIII. Harapan keluarga


t.d.k
Section Break
CASE 2
A. Pengkajian (tanggal berapa melakukan pengkajian )
I. Data Umum Case 1
1. Kepala keluarga 1. Ibu S
2. Alamat dan telepon 2. -
3. Pekerjaan KK 3. PNS
4. Pendidikan KK 4. -
5. Komposisi keluarga

No Nama J.K Hub dgn Umur Pendidikan Pekerjaan Status


KK Kes
1 An. D P Anak 23 - - Sehat

2 An. K P Anak 20 Mahasiswa - Sehat


Genogram
: keluarga janda
6. Tipe keluarga
7. Suku bangsa : Indonesia
8. Agama :-
9. Status sosial ekonomi keluarga
penghasilan sbg PNS
10. Aktivitas rekreasi keluarga
T.d.k
II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

11. Tahap perkembangan keluarga saat ini


Keluarga dgn anak dewasa (23th)
12. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
anak pertama yg usia dewasa belum menikah
13. Riwayat kesehatan keluarga inti
Ibu S menderita hipertensi selama 5 tahun dan mengeluh pusi
ng.
14. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
t.d.k
III. Data lingkungan

15. Karakteristik rumah


t.d.k
16. Karakteristik tetangga dan komunitasnya
t.d.k
17. Mobilitas geografis keluarga
t.d.k
18. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
t.d.k
19. Sistem pendukung keluarga
kedua anak Ibu S selalu mendukung Ibu S dikarenakan adanya komunikasi yang t
erbuka antar keluarga
IV. Struktur keluarga

20. Struktur peran


Ibu S merasa tetap sebagai kepala keluarga yang harus bertanggung jawab
terhadap kehidupan keluarganya, meskipun saat ini tidak lagi bekerja. Ibu
S berprofesi sebagai PNS. Anak-anaknya pertama berperilaku yang wajar s
esuai dengan usianya
21. Nilai atau norma keluarga
t.d.k
22. Pola komunikasi keluarga
komunikasi terbuka
23. Struktur kekuatan keluarga
Ibu S merupakan pengambil keputusan dalam keluarga
V. Fungsi keluarga

24. Fungsi ekonomi


keluarga memanfaatkan penghasilan yang dimiliki seefisien mungkin.
25. Fungsi mendapatkan status sosial
Ibu S mengajarkan dan menyekolahkan anak-anaknya serta mengajarkan
berprilaku
26. Fungsi pendidikan
Anak kedua Ibu S sekolah pada tingkat universitas
27. Fungsi sosialisasi
t.d.k
28. Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan) kesehatan
a. Mengenal masalah kesehatan
Ibu S mengetahui penyakitnya namun jarang memeriksakan dirinya ke RS kar
ena alasan ekonomi
b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
Keluarga tdk mampu mengambl keputusan bagaimana merawat Ibu S karena ala
san ekonomi
c. Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga tdk mampu merawat Ibu S karena alasan ekonomi
d. Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan rumah yang sehat
t.d.k
e. Kemampuan menggunakan fasilitas yankes
Ibu S jarang memeriksakan dirinya ke RS karena alasan ekonomi
29. Fungsi religius
t.d.k
30. Fungsi rekreasi
tdk ada
31. Fungsi reproduksi
…t.d.k
32. Fungsi afeksi
komunikasi keluarga terbuka
VI. Stres dan koping keluarga

33. Stresor jangka pendek dan panjang


stres yg dialami keluarga merupakan stres panjang karena Ibu S menderi
ta HT selama 5 tahun
34. Kemampuan keluarga berespon terhadap stresor
t.d.k
35. Strategi koping yang digunakan
T.DK.
36. Strategi adaptasi disfungsi
t.dk
VII. Pemeriksaan kesehatan tiap individu
anggota keluarga

t.d.k

VIII. Harapan keluarga


t.d.k
Section Break
CASE3
TULISLAH DATA UNTUK
CASE BERIKUT
CASE 3
Bapak Kr (Umur 66 tahun) mempunyai seorang istri bernama Ny.ZH (40th), dan 4 oran
g anak. Anak pertama AA laki-laki (18 th ) bersekolah di STM dan mempunyai pekerjaan sa
mpingan sebagai kuli bangunan. Anak kedua AS laki-laki (17th) bersekolah di SMA, anak keti
ga HE laki-laki (11th) duduk di kelas 5 SD, anak keempat Il perempuan (8th) duduk di bangk
u sekolah dasar kelas 2 sementara Bapak Kr sendiri tidak menyelesaikan pendidikan sekolah
dasar karena faktor ekonomi. Istri dan keempat anaknya berstatus sehat.
Hasil wawancara yg dilakukan perawat didapatkan data bahwa Bpk Kr anak terakhr da
ri enam bersaudara. Ibu dan saudara kelima Bp.Kr telah meninggal dunia 7 thu yg lalu akibat
serangan jantung, sementara ayah dan keempat saudara Bp.Kr masih hidup dan tinggal terpi
sah dengan Bp.Kr. Saudara pertama Bp.Kr adalah laki-laki, sementara saudara ke2, 3 & 4 pere
mpuan. Sementara Ny.ZH merupakan anak bungsu dari lima bersaudara. Saudara pertama N
y.ZH meninggal dunia di usia 43 th akibat kecelakaan. Keempat saudara Ny.ZH adalah perem
puan.
Bpk Kr merupakan orang jawa yang menganut agama Islam. Bp. Kr bekerja sebagai tuka
ng batu dan kayu dengan penghasilan ± Rp. 500.000,- (sehat). Usaha Bu Kr membuat kerupu
k dengan penghasilan Rp. 3.500,- per hari, dan menyewakan 4 kamar dalam rumah secara ko
s Rp. 15.000,- per bulan. Saat Pak Kr sakit, penghasilan keluarga dibantu oleh anak pertaman
ya sebesar Rp. 150.000,- per bulan. Penghasilan yang ada hanya cukup untuk memenuhi keb
utuhan dasar sehari-hari.
Pak Kr mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan. Pada usia muda, dia pernah menderit
a batu ginjal yang tidak sampai dioperasi (tahun kejadian lupa). Sejak 2 tahun yang lalu dokter
mendiagnosis bahwa dia menderita "bronkitis kronis". Pak Kr telah berobat secara rutin di dokt
er praktik swasta, tetapi saat ini sering kumat setelah obatnya habis. Keluarga memanfaatkan fa
silitas kesehatan poliklinik yang ada di sekitar rumah (200 m dari rumah). Pak Kr saat ini masih
merokok 1-2 batang per hari dan anaknya yang tertua juga mulai merokok dengan alasan sebag
ai anak muda. Anak yang lain kadang memancing di sungai yang berjarak 3 km dari rumah, ber
main di sekitar rumah, dan menonton televisi bersama keluarga pada sore hari. Sesekali keluarg
a menyempatkan diri mengunjungi sanak keluarga Pak Kr di desa. Pak Kr juga sering mengobrol
dengan anak kos yang sering dilakukannya pada hari Minggu.
Bp. Kr memiliki luas rumah yang ±48 m2 (lebar 4 m panjang 12 m), terdiri dari 2 kamar tidur, 1 kama
r sebagai mushola, 1 kamar mandi dan WC, ruang tamu, dan dapurnya memanfaatkan pojok dari loro
ng yang tidak dibuat kamar. Tipe bangunan rumah adalah permanen. Keadaan lantai terbuat dari ples
ter yang lembab, tidak ada sinar matahari yang masuk melalui genteng kaca, jumlah jendela samping
hanya 1 dengan ukuran 0,75 m x 1,2 m, jendela kamar tidak ada karena berimpitan dengan rumah tet
angga. Barang yang tidak terpakai sehari-hari ditempatkan pada lorong/ruang tengah, depan dapur, d
an kamar mushola. Sumber air minum yang digunakan dari PAM yang dibeli secara eceran sesuai keb
utuhan. Untuk keperluan sehari-hari menggunakan air sumur gali milik sendiri. WC yang dimiliki tida
k ada septik tank dan langsung dialirkan ke sungai kecil sebelah rumah. Kebiasaan memasaknya men
ggunakan kayu bakar di dalam rumah. Keluarga tidak pernah pindah tempat tinggal sejak menikah.
Meskipun Bp.Kr sdang sakit namun Bp.Kr mash mengerjakan sholat dan keluarga masih tetap
percaya bahwa yang diderita merupakan penyakit yang dapat diobati meskipun ada tetanggan
ya yang mengatakan sebaiknya dibawa ke dukun karena penyakitnya tidak sembuh-sembuh.
Bapk Kr juga masih menyempatkan untuk mendidik anaknya yang remaja, tetapi sewaktu-wak
tu memberikan teguran apabila anak-anaknya telah diperingatkan oleh ibunya. Bp.Kr memara
hi anak pertamanya karena merokok. Keluarga mengajarkan agar anak tertuanya selalu memp
erhatikan keadaan adiknya yang masih sekolah untuk membantu keluarga. Sikap saling mengh
ormati antar anggota keluarga masih tetap diajarkan oleh keluarga. Bapk Kr jg selalu menginga
tkan agar berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-ha
ri di rumah dan lingkungan tempat tinggalnya.
Hasil wawancara yang dilakukan perawat juga mendapat data bahwa Ibu Kr tidak ingin punya
anak lagi meskipun tidak mengikuti program KB, karena merasa sudah tua. Menurut pengakua
n Pak Kr, meskipun sakit kadang-kadang masih berhubungan suami-istri.
Melhat kondisi Bp.Kr keluarga pasrah menerima keadaan ini apa adanya karena sedang menda
pat cobaan dan berharap pada anak tertuanya untuk bekerja lebih giat lagi sehingga dapat me
mbantu keluarga. Keluarga juga selalu melibatkan anak tertuanya untuk mengambil keputusan
yang terbaik bagi keluarga.
Pak Kr berharap mendapat bantuan seperti yang dikatakan oleh tetangganya, yaitu Kartu Sehat
sehingga dapat berobat secara rutin di Puskesmas. Dia juga mengharapkan penyakitnya hanya
diperiksa di Puskesmas saja karena alasan ekonomi.
Friend in hospital

Anda mungkin juga menyukai