Anda di halaman 1dari 23

Kelompok 3

MERIYANTIKA SELVI A. (2014-11-055)


GRAZIELA TERESA PINTO (2018-11-026)
HELENA HERWINA GULO (2018-11-027)
MARIA GABRIELLA (2018-11-037)
MARIA YASINTA NAO (2018-11-038)
YOSEFINA WUA LENA (2018-11-060)
ANGELITA INDAH L (2018-11-065)
TESA LONIKA N (2018-11-069)
pengertian
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan cairan melebihi
normal di dalam cavum pleura diantara pleura parietalis dan viseralis dapat
berupa transudat atau cairan eksudat. Pada orang normal rongga pleura
terdapat cairan yang berfungsi untuk mencegah melekatnya pleura viseralis
dan pleura parietalis sehingga dengan demikian pergerakan paru
(mengembang dan mengecil) berjalan dengan mulus. Dalam keadaan normal
cairan fisiologis dalam rongga pleura ini berkisar antara kurang dari 1 ml
sampai 20 ml setiap peningkatan jumlah cairan dianggap sebagai efusi pleura.
Efusi pleura dapat di bagi menjadi dua kelompok antara lain:
1. Transudat adalah cairan tipis yang tidak mengandung protan yang
berpindah dari sel ke ruang intertisial atau melaluli membran. Transudat
terjadi dalam kondisi noninflamasi dan sering merupakan akibat gagal
jantung kongestif,gagal hati kronis, atau penyakit ginjal.
2. Eksudat lebih tebal, mengandung sel, protein,dan zat lain secara perlahan
dikeluarkan dari sel ke luar tubuh.
Anatomi fisiologi
Dinding dada dibentuk, disokong, dan dilindungi oleh 24 tulang iga. Tulang iga
dan sternum melindungi paru dan jantung dari cedera dan disebut juga
Thoracic cage. Rongga dada diliputi oleh membrane yang disebut pleura
parietal. Sedangkan paru-paru dilapisi oleh membran pleura visceral. Pleura
visceral tidak memiliki serabut saraf sensori untuk nyeri sedangkan pleura
parietal memilikinya. Ruang diantara pleura visceral dan parietal disebut
rongga intra pleura, normalnya berisi 20-25 ml cairan.
. Fungsi cairan tersebut :
1. Untuk lubrikasi membran pleura agar tidak terjadi gesekan antar membran
saat bernafas.
2. Memfasilitasi kohesi antar lapisan pleura dengan memfasilitasi ekspansi
pleura dan paru-paru ketika inspirasi
Etiologi dan faktor resiko
Efusi Pleura Transudat
Penyakit jantung kongestif, merupakan Keganasan
penyebab tersering
Sirosis dengan hepatic hydrothorax Infeksi : pneumonia, tuberkolosis, jamur,
serta apses intra abdomen
Syndrome nefrotik Emboli paru, penyakit perikardium, uremia
Peritoneal dialysis Trauma diafragma atau thorax
Hypoalbuminemia/ hypoproteinemia Latrogenik : operasi coronary artery
bypass graft atau CABG
Glumerulonefritis Penyakit sistemik : rheumatoid pleuritis,
lupus, hypotiroid
Opstruksi vena kava superior Paparan asbestos, perforasi esofagus
Urinothorax Chylothorax
Kebocoran cairan selebrospinal ke kavum Syndrome ovarian hyperstimulation,
pleura akibat prosedur medis megist syndrom
Faktor-faktor yang
meningkatkan risiko terjadinya Tampilan cairan Pleura
efusi pleura, antara lain:
1.Jernih, Tumor jinak
•Memiliki penyakit paru, kekuningan (tanpa Tumor ganas
terutama bila tidak tuntas darah) Tubercolosis
berobat
•Memiliki penyakit inflamasi 2.Seperti susu, Pasca trauma
kronis, seperti lupus atau tidak berbau (kilus), Empinema
berbau (nanah
rheumatoid arthritis
3.Hemoragik Keganasan
•Sedang menderita atau Trauma
memiliki riwayat keganasan
•Memiliki penyakit jantung / liver
•Memiliki pekerjaan yang
terkena paparan asbes
•Konsumsi obat-obat tertentu,
misalnya methotrexate dan
nitrofurantoin
•Konsumsi alkohol berlebih akan
meningkatkan risiko ruptur
Patofisiologi
Patofisiologi terjadinya efusi pleura tergantung pada
keseimbangan antara cairan dan protein dalam rongga pleura.
Dalam keadaan normal cairan pleura dibentuk secara lambat
sebagai filtrasi melalui pembuluh darah kapiler. Filtrasi ini terjadi
karena perbedaan tekanan osmotik plasma dan jaringan
interstisial sub mesotelial, kemudian melalui sel mesotelial masuk
ke dalam rongga pleura. Selain itu cairan pleura dapat melalui
pembuluh limfe sekitar pleura. Proses penumpukan cairan dalam
rongga pleura dapat disebabkan oleh peradangan. Bila proses
radang oleh kuman piogenik akan terbentuk pus/nanah, sehingga
terjadi empyema/piotoraks. Bila proses ini mengenai pembuluh
darahsekitar pleura dapat menyebabkan hemotoraks.
Tanda dan gejala
1.Nyeri
•Timbul akibat efusi yang banyak berupa nyeri dada pleuritik atau
nyeri tumpul yang terlokalisir.
2.Keluhan berat badan menurun
3.Batuk berdarah
4.Rasa berat pada bahu
5.Tuberkolosis (paling sering ) dijumpai, yang menyebabkan
terjadinya eksudat adalah :
•Perkontinuitatum
•Penyebaran limfogen
•Penyebaran hematogen
•Reaksi hipersensitif
Test diagnostik
1.Test Torakosentris
Prosedur yang digunakan untuk menganalisisa cairan pleura dengan cara
memasukan jarum tipis pada selaput pleura dan diambil sampel cairan pleura
untuk diperiksa lebih lanjut. Secara makroskopis dapat berupa cairan
hemoragi,eksudat,dan transudat.

2.Computed Tomography (CT) Scan Toraks


Berperan penting dalam mendeteksi ketidaknormalan konfigurasi trakea serta
cabang utama bronkus, menentukan lesi pada pleura dan secara umum
mengungkapkan sifat serta derajat kelainan bayangan yang terdapat pada paru
dan jaringan toraks lainnya
CT scan toraks juga bermanfaat untuk:
•Menentukan lokasi drainase dan lokasi chest tube bila terjadi kegagalan
drainase
•Membedakan dari abses paru
•Menilai ukuran dan jenis massa
•Menentukan etiologi efusi pleura: kanker paru, pleuritis tuberkulosis, emboli
paru
3.Ultrasonografi Toraks
Tes ini dilakukan untuk melihat jaringan pleura mengalir atau hanya berkumpul
di satu titik.USG dapat mendeteksi efusi pleura dalam volume kecil. Pada efusi
pleura, akan terdapat gambaran anechoic space antara pleura viseral dan
parietal. USG toraks juga memiliki keunggulan sebagai berikut:
•Membedakan cairan efusi dan massa padat: pada kasus opasitas hemitoraks
di rontgen toraks
•Membedakan transudat dan eksudat: transudat anechoic, sementara eksudat
septated atau complex/homogeneous echogenic pattern
•Menetapkan lokasi torakosentesis
4.Biopsi pleura
Berguna untuk mengambil spesimen jaringan pleura melalui biobsi
perkutaneus.Biopsi ini dilakukan untuk mengetahui adanya sel-sel ganas atau
kuman-kuman penyakit.
Penatalaksanaan medik dan pembedahan
 Tujuan pengobatan adalah untuk menemukan penyebab dasar, untuk
mencegah penumpukan kembali cairan, dan untuk menghilangkan
ketidaknyamanan serta dispnea.
 Torasentetis dilakukan untuk membuang cairan, untuk mendapatkan
spesimen guna keperluan analisis dan untuk menghilangkan dispnea.
 Agen yang secara kimiawi mengiritasi, seperti tetrasiklin dimasukkan
kedalam ruang pleura dan mencegah akumulasi cairan lebih lanjut.
 Irigasi cairan garam fisiologis atau larutan antisepti (betadin).
 Pleurodesis adalah tindakan untuk mengurangi penumpukan cairan
pleura dirongga pleura dengan menyatukan lapisan viseral dan lapisan
pariental pleura untuk mencegah pembentukan efusi berlebihan dan
mencegah pneumotoraks berulang.
 Antibiotika jika terdapat empiema.
 Tirah baring adalah pasien berbaring dalam jangka waktu yang lama
( bed rest )
 Biopsi dan aspirasi pleura untuk mengetahui adanya keganasan.
 Operatif.
Komplikasi efusi pleura
a.Fibrotoraks
Efusi pleura yang berupa eksudat tidak ditangani dengan drainase yang baik akan
terjadi perlekatan fibrosa antara pleura perientalis dan pleura viseralis. Keadaan ini
disebut dengan fibrotoraks.

b.Atalekstasis adalah pengembangan paru yang tidak sempurna disebabkan oleh


penekanan akibat efusi pleura.

c.Fibrosis paru
Fibrosis paru merupakan keadaan patologis dimana terdapat jaringan ikat di paru dalam
jumlah yang berlebihan. Fibrosis timbul akibat cara perbaikan jaringan sebagai
kelanjutan suatu proses penyakit paru yang menimbulkan peradangan. Pada efusi
pleura atalektasis yang berkepanjangan dapat menyebabkan penggantian jaringan paru
yang terserang dengan jaringan fibrosis.

d.Kolaps paru
Pada efusi pleura, atakletasis tekanan yang di akibatkan oleh tekanan ekstrinsik pada
sebagian atau semua bagian akan mendorong udara keluar dan mengakibatkan kolaps
paru.
Konsep keperawatan
I. PENGKAJIAN
1.POLA PERSEPSI DAN KESEHATAN PASIEN
•Kaji lebih lanjut riwayat penyakit pasien. Apakah pernah menderita penyakit
seperti TBC paru, pneumoni, gagal jantung, dan sebagainya
•Kaji lebih lanjut riwayat penyakit keluarga
•Kaji lebih lanjut riwayat kebiasaan merokok
•Kaji lebih lanjut minum penggunaan obat-obatan dan alkohol
2.POLA NUTRISI DAN METABOLIK
•Mengukur tinggi badan dan berat badan pasien untuk mengetahui status
nutrisi.
•Kaji lebih lanjut kebiasaan makan pasien sebelum dan sesudah gejala timbul.
Pasien akan mengalami penurunan nafsu makan akibat dari sesak napas.
3.POLA ELIMINASI
•Kaji lebih lanjut mengenai kebiasaan defekasi pasien sebelem dan sesudah
sakit. Apakah megalami penurunan akibat keadaan pasien yang lemah dan
karena bed rest.
4.POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN
•Kaji lebih lanjut kelelahan yang di rasakan pasien akibat dari sesak napas.
•Kaji lebih lanjut pada saat kapan sesak napas muncul dan hilang.
•Kaji lebih lanjut pada saat kapan saja pasien merasa lelah
5.POLA TIDUR DAN ISTIRAHAT
•Kaji lebih lanjut apakah pasien mengalami kesulitan tidur akibat dari sesak napas dan
nyeri yang dirasa.
•Kaji lebih lanjut deficit jam tidur pasien.
•Kaji lebih lanjut kebiasaan tidur pasien , menggunakan berapa bantal, menggunakan ac/
kipas angin.
6.POLA SENSORI DAN KOGNIITIF
•Kaji lebih lanjut nyeri sesak napas (PQRST)
P : saat kapan nyeri muncul
Q : seperti apa nyeri yang dirasakan (ditusuk-tusuk atau ditindih benda berat)
R : dimana lokasi nyeri terjadi
S : skala nyeri (1-10) ada dikisaran berapa nyeri yang dirasakan
T : berapa lama nyeri biasanya terjadi
Kapan pertama kali nyeri muncul
7.POLA PERSEPSI DAN KONSEP DIRI
•Kaji lebih lanjut persepsi pasien terhadap dirinya. Pasien yang tadinya sehat tiba-tiba
mengalami sakit, sesak napas , nyeri dada mungkin akan beranggapan penyakitnya
adalah penyakit berbahaya dan mematikan.
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Diagnosa keperawatan Nama jelas

1. Pola napas tidak efektif b.d akibat adanya Kel 3


penumpukan cairan dalam rongga pleura.

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari Kel3


kebutuhan tubuh b.d penurunan nafsu makan
akibat sesak napas.
3. kel3
Intoleran aktivitas berdasarkan dengan
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen
T Diagnosa Hasil yang di Rencana Alasan Ttd
g keperawatan harapkan tindakan
l
2 Ketidakefektifan Masalah 1.Kaji  Mengetahui kel3
5 pola napas b.d ketidakefektifan kedalaman sejauh mana
/ akibat adanya pola nafas b.d pernapasan perubahan
0 penumpukan akibat adanya pasien. kondisi pasien
9 cairan dalam penumpukan 2.Observasi  Peningkatan
/ rongga pleura. cairan dalam TTV setiap 4 RR dan
0 rongga pleura jam. tachcardi
1 teratasi secara 3.Berikan merupakan
9 perlahan dalam Pasien posisi indikasi
waktu 3x24 jam semi fowler. adanya
yang di tandai 4.Anjurkan penurunan
dengan: pasien napas fungsi paru
-Pasien dalam dan  Mendorong
mengatakan pernapasan pengembang
keluhan sesak diafragma. an diafragma
nafas berkurang 5.Ajarkan atau ekspansi
sampai dengan tekhnik paru optimal
hilang. relaksasi.  Meningkatkan
ekspansi paru
 Memperbaiki
pola napas
 Pemberian
oksigen
TTV dalam 6.Kolaborasi dapat menurunkan
batas normal dengan tim media beban pernafasan
TD : 120/80 untuk pemberian dan mencegah
N : 60-100 O2 dan obat- terjadinya sianosis
x/menit obatan. akibat hipoksia
RR : 12-20 7.Kolaborasi  Untuk
x/menit pemasangan WSD mengurangi
SpO2 : 97- cairan di rongga
100% pleura
tg Diagnosa Hasil yang di Rencana Alasan Tt
l keperawatan harapkan tindakan d
25 Ketidakseimb Ketidakseimbang 1.Catat status  Mengetahui kel
/0 angan nutrisi an nutrisi kurang nutrisi pasien. derajat masalah 3
9/ kurang dari dari kebutuhan 2.Berikan dan pilihan
01 kebutuhan tubuh b.d makanan sedikit intervensi yang
9 tubuh b.d penurunan nafsu tapi sering. tepat
penurunan makan 3.Anjurkan  Memaksimalkan
nafsu makan akibatsesak keluarga pasien masukan nutrisi
akibat sesak napas teratasi untuk membawa tanpa
napas secara perlahan makanan dari kelemahan
dalam waktu rumah dan berikan  Membantu
3x24 jam yang di pada klien kecuali memenuhi
tandai dengan: kontra indikasi. kebutuhan
-Kebutuhan 4.Kolaborasi personal.
nutrisi pasien dengan ahli gizi.  Pemberian
terpenuhi nutrisi dapat
- Berat badan dihitung dengan
serta hasil tepat
labiratorium
dalam batas
normal
tgl Diagnosa Hasil yang di Rencana Alasan Ttd
keperawatan harapkan tindakan
25/ Intoleran Masalah 1.Observasi  Untuk memantau kel
09/ aktivitas b.d intoleran TTV kondisi 3
01 ketidakseimban aktivitas tertasi 2.Kaji respon. perkembangan
9 gan antara secara perlahan pasien pasien
suplai dan dalam waktu terhadap  Agar dapat
kebutuhan satu minggu aktivitas. menilai sejauh
oksigen yang ditandai 3.Ajarkan mana intoleran
dengan : pasien metode aktivitas
-Pasien bisa penghematan  Teknik
melakukan energy untuk penghematan
aktivitas secara aktivitas. energi,
bertahap 4.Kolaborasi menurunkan
-Pasien terlihat dengan ahli penggunaan
segar dan terapi okupasi energi sehingga
bersemangat jika perlu. membantu
- TTV dalam keseimbangan
batas normal suplai dan
TD : 120/80 kebutuhan
N : 60-100 oksigen
x/menit  Untuk melatih
RR : 12-20 ketahanan
x/menit
Gagal Jantung Neoplasma Infeks Trauma
Serosis Hati Nefrotik ginjal

Tekanan pada vena


sistemik dan Permeabilitas Proses inflamasi
Limfoma Kangker/Tumor Sintesis Albumin ↓ Inflamasi
kapiler pulmonal ↑ glomerulus ↑ ditandai dengan
peningkatan
suhu tubuh
Kapasitas Terbentuknya sel Menumpuknya sel Tekanan osmotik ↓ Protein keluar diatas rentang
Vasodilantasi
Reabsorpi ↓ getah bening P tumor melalui urin secara normal.
berlebihan

PD Subpleura dan Kegagalan pada Permeabilitas pleura Permeabilitas ↑


Hipoalbumin MK :
aliran getah bening ↓ perpindahan cairan terhadap air dan
HIpertermi
protein ↑

Filtrasi cairan ke
rongga pleura dan
paru ↑
Penumpukan Penumpukan
Hemotoraks
cairan di
cairan dalam pleura
rongga pleura
Test Diagnostik :
1. Test Torakosentris
Chylotorax 2. CT Scan Toraks
3. Ultrasonografi Toraks
4. Biopsi Pleura

Disfungsi Limfatik TRANSUDAT EKSUDAT

Obstruksi Limfatik
EFUSI
PLEURA
EFUSI
PLEURA

stimulasi sekret ↑
Perpindahan cairan dari Tekanan intra pleura ↓ Ekspansi Paru ↓
rongga pleur ke rongga MK : Pola nafas tidak
abdomen melalui sal. efektif
MK : Bersihan Getah bening dan celah
Menyebabkan Inspirasi tidak
jalan nafas tidak diafragma Gangguan difusi O2
reflek batuk untuk maksimal
mengeluarkan efektif dan CO2 TG : Bradipnea,
cairan sekret Takipnea,
Acites Paru-paru kolaps penggunaan otot
bantu napas

Iritasi membran
O2 ↓ (di sel ↓) Ketidakseimbanga
mukosa saluran
Mendesak lambung n suplai oksigen
pernapasan
dengan
Metabolisme kebutuhan
anaerob
Napsu makan ↓
Nyeri dada
TG : mual, muntah MK : Intoleran
Asam laktat ↑
anoreksia aktifitas
MK : Nyeri akut
MK : Perubahan Asidosis Respirasi
Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Gagal Napas


Kesimpulan
Di Indonesia, kasus efusi pleura mencapai 2,7 % dari penyakit
infeksi saluran napas lainnya. Efusi pleura adalah keadaan
dimana terdapat akumulasi cairan dalam rongga pleura.
Terjadinya efusi pleura tergantung pada keseimbangan antara
cairan dan protein dalam rongga pleura.Terdapat dua jenis
cairan pleura yaitu eksudatif dan transudatif. Proses
penumpukan cairan dalam rongga pleura dapat disebabkan oleh
peradangan.

Anda mungkin juga menyukai