Anda di halaman 1dari 21

ASMA

•Angela Puteri Aprilianti (201911003)


•Elisabeth Carisa Wiwid Cahya (201911017)
•Lilia Lopes (201911030)
•Rangga Wijayantoro (201911045)
LATAR BELAKANG
• Asma merupakan salah satu masalah kesehatan yang berhubungan
dengan sistem respiratori yang banyak kita jumpai dikalangan masyarakat
dari anak-anak sampai dewasa. Asma adalah penyakit akibat penyempitan
atau peradangan pada saluran pernapasan sehingga dapat menyebabkan
sesak nafas bagi penderitanya.
• DataThe Global Asthma Report pada tahun 2016 menyatakan bahwa
perkiraan jumlah penderita asma seluruh dunia adalah 325 juta orang
dengan angka prevalensi yang terus meningkat terutama pada anak-anak.
Pada bulan mei tahun 2014 World Health Organisation (WHO)mendata
bahwa 235 juta penduduk dunia merupakan penderita asma dan paling
sering terjadi pada anak. WHO juga menyatakan bahwa angka kematian
akibat penyakit asma bronkial di Indonesia mencapai 24.773 orang atau
sekitar 1,77 persen dari total jumlah kematian penduduk. Angka kejadian
ini menempatkan Indonesia pada urutan ke19 di dunia perihal kematian
akibat asma bronkial.
PENGERTIAN
• Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif
intermiten,reversible dimana trakea dan bronci
berspon dalam secara hiperaktif terhadap stimulus
tertentu (Smelter ,2002:611)
• Asma adalah obstruksi jalan nafaas yang bersifat
reversible ,terjadi ketika bronkus mengalami
inflamasi/peradangan dan hipperesponsif
(Reevers,2001:48)
KLASIFIKASI ASMA
1. Ekstrinsik (alergik)
reaksi alergik oleh faktor-faktor pencetus spesifik ( debu,
serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan (antibiotic dan
aspirin) dan spora jamur.
2. Intrinsik (non alergik)
reaksi non alergi bereaksi terhadap pencetus yang tidak
spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau adanya
infeksi saluran pernafasan dan emosi. lebih berat dan dapat
berkembang menjadi bronkhitis kronik dan emfisema.
3. Asma gabungan
yang paling umum. karakteristik dari bentuk alergik dan non-
alergik.
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI

 Anatomi pernafasan manusia terdiri dari : 
1.Rongga hidung  
2.Rongga mulut
3.faring 
4.Laring 
5.Trakea 
6.Brokus 
7.Bronkioulus 
8.Alveolus 
 
Fungsi organ pernafasan manusia : 

1. Rongga hidung : 
• Sebagai pintu masuk dan keluarnya udara ke dalam tubuh 
• Menyaring udara yang masuk ke dalam tubuh 
2. Rongga mulut :
• Sebagai pintu masuk dan keluarnya udara ke dalam tubuh  
3. Faring : 
• Memasukan makanan dari rongga mulut ke kerongkongan agar ti
dak masuk ke saluran pernafasan 
4.Laring : 
• Menghasilkan suara 
• Menghubungkan faring dan trakea 
5. Trakea : 
• Sebagai jalur masuk dan keluarnya udara menuju paru paru  
Lanjutan
6. Bronkus : 
• Menghasilkan dahak atau mukosa pencegah peradangan pada br
onkus 
• Menyalurkan udara dari bronkus ke alveolus 
 7. Bronkioulus : 
• Menyalurkan udara dari bronkus ke alveolus 
• Mengontrol jumlah masuk dan keluarnya udara saat bernafas
8. Alveolus : 
• Tempat pertukaran oksigen dan karbondioksida untuk di alirkan 
ke seluruh tubuh melalui darah 
 
ETIOLOGI & FAKTOR RESIKO
Etiologi
untuk etiologi belum ada penelitian lebih lanjut
tentang penyebab asma .
Faktor Resiko
Faktor risiko asma yang sering menginduksi
gejala asma adalah perubahan suhu terkait kondisi
geografis, alergen, aktivitas fisik, asap rokok, ekspresi
emosi yang berlebihan, dan polusi udara.
Penderita asma tidak melakukan tindakan
pencegahan yang direkomendasikan terhadap
paparan faktor risiko asma.
TANDA DAN GEJALA
• Batuk : batuk ini sering memburuk dimalam
atau dini hari
• Produksi Mukus : Lendir kental dan lengket
• Serbuk dada : seperti terdapat sesuatu yang
meremas atau terdapat beban diatas dada
• Sesak napas : Tidak mampu mengambil nafas
atau merasa tidak dapat bernapas atau tidak
mampu mengeluarkan udara dari paru
TEST DIAGNOSTIK

a. Spirometri
- Forced Expiratory Volume in 1 second (FEV1) atau Volume Ekspirasi Paksa dalam 1 detik
(VEP1), meningkat lebih dari 12% atau 200 mL setelah pemberian bronkodilator
mengindikasikan obstruksi saluran napas reversibel.

- Forced Vital Capacity (FVC) atau Kapasitas Vital Paksa (KVP) yang diukur bersamaan saat
mengukur FEV1. Nilai rasio FEV1/FVC kurang dari 70% mengindikasikan restriksi akibat
terperangkapnya udara dalam paru atau air trapping.
b. provokasi bronkus
- Pemberian metakolin atau histamine

- Tes olahraga
- Inhalasi alergen dan manitol

c. Pemeriksaan sputum
– Pada pemeriksaan sputum ditemukan adanya eosinophil.

d. Pemeriksaan cosinofit total

e. Uji kulit Pemeriksaan kadar IgE total dan IgE spesifik dalam sputum
– Kadar serum IgE lebih dari 100 UI menandakan adanya alergi

f. Foto dada
g. Analisis gas darah
PENATALAKSANAAN MEDIK DAN KEPERAWATAN

1. Penatalaksanaan Medik
a. Obat-obatan anti peradangan (preventer), uasaha pengedalian dalam
jangka panjang, mencegah dan mengurangi peradangan,
pembengkakan saluran nafas dan produksi lender
b. Obat-obat pelega gejala jangka panjang
c. Obat kartikosteroid berfungsi, mengatasi pembekakan dan peradangan
yang mencetus serangan asma, dibutuhkan 6-8 jam agar obat bekerja
d. Alat hirup yang digunakan untuk menghantar obat-obatan keseluruh
pernafasan atau paru-paru.
2. Penatalaksanaan Keperawatan
e. Memberikan penyuluhan ( pendidikan kesehatan)
f. Pemberian cairan
g. Fisioterapy
h. Pemberian O2 bila perlu
KOMPLIKASI
a. Status asmatikus merupakan suatu kondisi dimana terjadi serangan asma
berat yang tidak berespon terhadap pengobatan asma
b. Atelektasis merupakan salah satu penyebab paru-paru kolaps atau
kempis dan tidak dapat mengembang
c. Hipoksemia merupakan penurunan oksigen dalam darah
d. Pneumothoraks merupakan kegagalan paru untuk ekspansi
e. Enfisema merupakan kantung udara di paru-paru hancur membuat nafas
pendek dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
ASUHAN KEPERAWATAN
 Pola Persepsi Kesehatan-Pemeliharaan Kesehatan
DS: Pasien mengatakan bahwa ia memiliki riwayat penyakit asma sehingga ia tidak
bisa melakukan pekerjaan berat, ia juga memiliki alergi terhadap cuaca dingiin
Pasien mengatakan bahwa ia sering mengeluhkan sesak nafas saat cuaca dingin
ataupun saat terpapar ac terlalu lama. Beberapa hari lalu pasien kehujanan saat
pulang dari pasar, dan setelah itu pasien merasa sesak nafas.
 Pola Aktivitas dan Latihan
DS:Keadaan Sebelum Sakit 
Pasien mengatakan bahwa kegiatan dia sehari hari nya hanya    membersihkan
rumah karena dia tidak bisa mengerjakan pekerjaan berat, pasien mengatakan
bahwa dia setiap pagi ia sering melakukan olahraga ringan. Pasien mengatakan
bahwa ketika ia memiliki waktu senggang ia pergunakan untuk menonton tv.
Pasien mengatakan bahwa dia merasakan sulit ketika bernapas pada saat cuaca
dingin di malam hari, pasien mengatakan bahwa ia merasakan nyeri di dada
dengan skala 7 dan semenjak itu ia jarang melakukan olahraga di pagi hari. 
• DO:  
• Pemeriksaan fisik
• Pernapasan = 45 kali/menit
• Inspeksi dyspnea = positif
• Auskultasi suara nafas = wheezing/mengi
•  
• Pemeriksaan Diagnostik
• Pemeriksaan darah lengkap : Eosinofil >4%
• Pemeriksaan sputum : Dijumpai eosinofil
• Serum IgE : >100 IU = alergi
 Pola Tidur dan Istirahat
DS:
sesak nafas sehiPasien mengatakan bahwa ia tidur 8 jam dalam sehari dalam
keadaan lampu dimatikan dan tanpa ac ataupun kipas, pasien juga tidak bisa tidur
dalam keadaan yang berisik
Pasien mengatakan bahwa ia mengalami defisit, sesak nafas pada saat cuaca dingin,
sering terbangun karena ngga ia merasa cemas karena ia tidak bisa tidur hingga pagi
hari

DO:
- Ekspresi wajah mengantuk : Positif
- Banyak Menguap : Positif

- Palpebrae inferior berwarna gelap : positif

 Pasien tampak meringis sambil memegang dadanya


Diagnosa Hasil Yang Intervensi Rasional
Keperawatan Diharapkan

Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan 1.Monitor bunyi 1. Untuk memantau


tidak efektif b.d tindakan nafas apakah ada bunyi
respon alergi d.d keperawatan 2.Posisikan semi- nafas tambahan lain
suara wheezing saat diharapkan pasien : fowler 2 . Untuk
bernafas dan sesak 1.Pasien dapat 3.Ajarkan pasien memberikan posisi
atau nyeri napas mengontrol teknik relaksasi nyaman pada pasien
saat cuaca dingin pernapasannya nafas dalam dan mengurangi
2.Bunyi wheezing 4.Monitor kadar sesak nafas
dapat berkurang eosinophil dan 3 . Agar pasien
3.Eosinofil <=4% lakukan cek secara mengontrol
4.Tidak terdapat berkala pernapasan saat
eosinophil pada asma kambuh
sputum 4 . Untuk
mengetahui apakah
masih ada
kandungan
eosinophil pada
sputum
Diagnosa Hasil Yang Intervensi Rasional
Keperawatan Diharapkan

Gangguan pola setelah dilakukan 1.Matikan AC saat 1. Untuk


tidur b.d keadaan tindakan pasien tidur mengurangi
lingkungan yang keperawatan 2.. Berikan posisi pasien
tidak mendukung diharapkan pasien: nyaman pada saat terbangun dan
d.d sesak nafas saat 1.Ekspresi wajah pasien tidur sesak nafas
cuaca dingin. mengatuk dan 3. Cek TTV setiap 4 karena udara
menguap pada jam sekali yang dingin
pasien berkurang. 4. Ajarkan pasien 2. Agar pasien
2.Palpebrae inferior teknik relaksasi dapat tidur
kembali normal nafas dalam dengan nyenyak
3.Pasien dapat 3. Untuk
tidur dengan memantau
nyenyak tanpa perkembangan
adanya rasa cemas. TTV pada
4.Sesak nafas pasien
pasien dapat 4. Untuk
teratasi. mengurangi
sesak napas
Diagnosa Hasil Yang Intervensi Rasional
Keperawatan Diharapkan
Risiko intoleransi Setelah dilakukan 1. Monitor skala 1. Untuk
aktivitas b.d tindakan nyeri pasien mengintrol
gangguan keperawtan, hasil 2. Ajarkan pasien skala nyeri
pernapasan yang diharapkan teknik relaksasi pasien
  yaitu : napas dalam 2. Untuk
1.Skala nyeri pasien 3. Ajarkan pasien mengurangi
berkurang menjadi olahraga nyeri saat
<4. sederhana bernafas
2.Pasien dapat 4. Latih pasien 3. Agar pasien
tetap olahraga melakukan tetap dapat
3.Pernapasan ambulansi berolahraga
pasien menjadi 60- tanpa tongkat 4. Agar pasien
100 kali/menit tidak
4.Pasien tidak bergantung
bergantung pada pada tongkat
tongkat ketika
ambulasi
KESIMPULAN
Dari makalah yang kami buat ini dapat disimpulkan
bahwa asma merupakan penyakit dengan presentasi
penderita yang cukup banyak didunia. Asma adalah
penyakit yang menyerang system pernapasan yang
disebabkan oleh karena adanya penyempitan saluran
pernapasan, alergi, ataupun karena faktor genetik
yang menyebabkan sesak/sakit saat bernafas.

Anda mungkin juga menyukai