Anda di halaman 1dari 7

Perbandingan Pertanggungjawaban Pidana

Korporasi dan Pengaturan alasan penghapus


pidana dalam Sistem Hukum Common Law
dan Civil Law

Perbandingan Hukum Pidana Kelas B


Syifa Qurrota Ayuni Rizqi 3018210308
Perbandingan Pertanggungjawaban Korporasi di
Negara Indonesia dan Inggris
1 Indonesia yang menganut sistem hukum Civil Law, korporasi telah menjadi subyek hukum
pidana dalam berbagai peraturan perundang-undangan, di antaranya yaitu:
◈ Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
◈ Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
◈ PERMA No.13 Tahun 2016 tentang TATA CARA PENANGANAN PERKARA
TINDAK PIDANA OLEH KORPORASI
◈ Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen; dan
◈ Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP).

Contoh Kasus perkara PT. Giri Jaladhi Wana yang diajukan sebagai terdakwa oleh Kejaksaan dan dituntut ke pengadilan tndak
pidana korupsi. Jaksa dalam menuntutkan pertanggungjawaban pidana di peradilan ini didukung dengan perangkat kebijakan
Penegak hukum berupa Surat Edaran Kejaksaan Agung RI Nomor B-36/A/Ft.1/06/2009 perihal Korporasi Sebagai
Tersangka/Terdakwa Dalam Tindak Pidana Korupsi.
Inggris penganut sistem Common Law sejak tahun 1944 telah mantap pendapat
bahwa suatu korporasi dapat bertanggungjawab secara pidana, baik sebagai
pembuat atau peserta untuk tiap delik, meskipun disyaratkan adanya mens rea
dengan menggunakan asas identifikasi.
◈ Kasus hukum terkenal yang terjadi di Inggris berkaitan dengan penerapan
sistem pertanggungjawaban pidana korporasi adalah Tesco Supermarket Ltd.
V. Nattrass, [1972] AC 153. Menurut hukum pidana Inggris, terlepas dari
tanggungjawab mereka sebagai pelaku atau sebagai peserta dalam tindak
pidana, sebuah korporasi mungkin diharuskan bertanggungjawab secara
pidana.
◈ Berdasarkan ketentuan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa jika suatu
pelanggaran berdasarkan undang-undang telah dilakukan oleh sebuah
korporasi, terbukti telah dilakukan oleh persekutuan atau dengan sengaja
dibiarkan terjadi oleh perusahaan atau dapat dikaitkan dengan kelalaian di
pihak direktur, manajer, sekretaris atau pejabat lain pada tingkat yang sama
dalam korporasi itu, korporasi harus dinyatakan bersalah melakukan
pelanggaran itu.
2

Perbandingan Pengaturan Alasan


Penghapus Pidana di
Indonesia dan Inggris
5
Dasar Penghapus Pidana dibagi Alasan Penghapus Pidana
menjadi 2 (dua) alasan, yaitu (Exemptionsfromliability) menurut

Indonesia

Inggris
1. Alasan Pemaaf KUHP Inggris,terbagi atas 2 yaitu:
(schuldduitsluitingsgrond ) 1. General defences (dapat
Alasan penghapus pidana yang termasuk diajukan untuk semua tindak
alasan pemaaf yang terdapat dalam pidana pada umumnya),
KUHP,antara lain : meliputi:
1) Tidak mampu bertanggung jawab ◈ Mistake (kesesatan);
karena cacat dalam pertumbuhan atau
◈ Compulsion (paksaan);
penyakit (Diatur dalam pasal 44
KUHP) ◈ Intoxication (keracunan/mabuk);
2) Noodweerexces (pembelaan terpaksa ◈ Automatism (gerak refleks);
yang melampaui batas) karena ◈ Insanity (Gila);
serangan tersebut menimbulkan
goncangan jiwa yang hebat maka ◈ Infancy  (anak di bawah umur);
pembelaan tersebut menjadi ◈ Consentof the Victim (persetujuan
berlebihan. Hal ini diatur dalam pasal korban)
49 ayat (2) KUHP
6
2. Alasan Pembenar
(rechtvaardigingsgrond)

Indonesia
2. Special defences

Inggris
◈ Noodtoestand (keadaan darurat), diatur
dalam pasal 48 KUHP ◈ Dalam delik abortus,dengan
◈ Noodweer (pembelaanterpaksa/bela diridan
pertimbangan demi
atau kehormatan orang lain), diatur dalam keselamatansi ibu dan jika
pasal 49 ayat (1) KUHP diketahui sianak akan lahir
◈ Melaksanakan ketentuan undang–undang, cacat.
diatur dalam pasal 50 KUHP ◈ Dalam delik penerbitan atau
◈ Menjalankan perintah jabatan yang publikasi tulisan cabul yang
diberikan oleh penguasa yang berwenang, dibenarkan demi kepentingan
diatur dalam pasal 51 KUHP umum,seni,ilmu pengetahuan
KESIMPULAN
Perbandingan pertanggungjawaban pidana korporasi yang ada di negara Indonesia dalam sistem
hukumnya civil law, dalam lingkup Pidana, dimulai dari kasus PT. Giri Jaladhi Warna (GJW) suatu
korporasi, badan hukum yang melakukan tindak pidana korupsi yang telah merugikan keuangan negara,
sehingga munculnya PERMA no. 13 Tahun 2016 tentang tata cara penanganan perkara tindak korupsi.
Sedangkan di Inggris yang merupakan negara Commonn law, disebut corporate criminal liability dalam
KUHPInggris.

Kemudian perbandingan antara alasan penghapus pidana di Indonesia dan Inggris adalah, jika dalam
Indonesia pengaturan penghapus pidana terdiri dari 2 alasan, yaitu alasan pemaaf (Pasal 44, Pasal 49 ayat
(2) KUHP) dan alasan pembenar (Pasal 48, Pasal 49 ayat (1), Pasal 50, Pasal 51 KUHP). Sedangkan di
Inggris, pengaturan penghapus pidana terbagi atas 2, yaitu General defences dan Special defences

Anda mungkin juga menyukai