Anda di halaman 1dari 8

Perbandingan Hukum Pidana

dalam Sistem Hukum Islamic


Law Arab Saudi dan Civil
Law Jerman
Syifa Qurrota Ayuni Rizqi
Syifa Qurrota Ayuni Rizqi
3018210308
3018210308 Hukum Pidana
Perbandingan
Perbandingan
kelas B Hukum Pidana
kelas B
2
Asal-Usul
Penerapan Civil law di Jerman
(German Civil Law)

• Sistem hukum ini berasal dari tradisi Roman-Germania. Sekitar


abad 450 SM, Kerajaan Romawi membuat kumpulan peraturan
tertulis mereka yang pertama yang disebut sebagai “Twelve
Tables of Rome”.

• Sistem hukum ini kemudian dikodifikasikan oleh Kaisar


Yustinus di abad ke 6. The Corpus Juris Civilis diselesaikan pada
tahun 534 M.

• Jerman dengan Civil Codenya digunakan pada tahun 1896. 


3
Asal-Usul
Penerapan Islamic Law (syariah) di
Arab Saudi
 Sumber hukum Islam yang paling utama adalah Al Qur’an yaitu
wahyu yang diturunkan Allah SWT kepada RasulNya, Nabi
Muhammad SAW.
 Sejak masa Kekhalifahan Abbasiyah pada abad ke-8, Syariah yang
berkembang diterima sebagai dasar hukum di kota-kota dunia
Muslim, termasuk Jazirah Arab
 Pada abad ke-11, dunia Muslim telah mengembangkan empat
mazhab Sunni utama yurisprudensi Islam (atau fiqh ), masing-
masing dengan interpretasi syariahnya sendiri: Hanbali , Maliki , 
Syafi'i dan Hanafi . Wewv
Model
Penerapan
a) Adanya sistem kodifikasi a) Arab Saudi dalam penerapan Syari’ah
b) Hakim tidak terikat dengan preseden atau menggunakan Model Integratif, yakni
doktrin stare decicis, sehingga undang-undang penyatuan antara agama dan negara.
menjadi rujukan hukumnya yang utama
c) Sistem peradilannya bersifat inkuisitorial : sistem b) Pemerintah tidak membuat konstitusi (dustūr)
ini hakim mempunyai peranan yang besar dalam karena hanya Al-Qur’an dan Sunnah Nabi-lah
mengarahkan dan memutus suatu perkara. Hakim yang merupakan konstitusi sebenarnya dari
bersifat aktif dalam menemukan fakta hukum dan suatu masyarakat Muslim
cermat dalam menilai bukti. Sistem ini
mengandalkan profesionalisme dan kejujuran
hakim.

4

c) sistem hukum ganda : menerapkan peraturan-peraturan
serta membangun lembaga-lembaga untuk menangani
kasus-kasus yang tidak dicakup oleh syariat. Ini
dirancang supaya sesuai dengan prinsip-prinsip syariat
dan melengkapinya, bukan malah menggantinya.

d) Dalam struktur Kerajaan, otoritas agama - yakni ulama -


menjadi penasihat bidang syariat Islam di kerajaan.

e) syariat Islam yang mencakup hukum kriminal


dilaksanakan, dan kerajaan bertanggung jawab atas
pelaksanaanya: “The State shall protect the Islamic Creed
and shall cater to the application of Shari'ah.”

5
CONTOH PENGATURAN PIDANA
DALAM CIVIL LAW DI JERMAN

 Dalam konteks perlindungan terhadap korban, hukum pidana Jerman membedakannya


dalam dua kategori tindakan yang dapat dilakukan, yakni suatu tindakan yang dapat dilakukan tanpa melalui
proses peradilan dan tindakan yang dilalui dengan mengikuti proses peradilan dan tindakan yang dialui dengan
mengikuti proses peradilan karena Undang-undang Hukum Pidana di Jerman memberi kewenangan kepada
penuntut umum untuk dapat melakukan hal tersebut.

 Berdasarkan Pasal 10 Juvenile Justice Act 1953, Hakim dapat meniadakan kasus dengan cara memerintahkan
untuk melakukan proses mediasi sebagai bagian dari sebuah prosedur pembelajaran atau edukasi.

 Sistem hukum pidana di Jerman dikenal sistem sanksi pidana bersyarat


dimana pelaku ditempatkan dalam suatu tempat yang asing baginya dan selama dalam periode di tempat
pengasingan pelaku diberi kesempatan untuk melakukan ganti rugi melalui restitusi sebagai dasar pemberian
pembebasan bersyarat.

6
CONTOH PENGATURAN PIDANA
DALAM ISLAMIC LAW ARAB SAUDI

7
Arab Saudi mempunyai 3 jenis hukum pidana Islam. Jenis itu adalah
Had, Ta’zir, Qisas.
1. Had adalah setiap tindak pidana yang bentuk sanksinya telah ditetapkan dalam Al Quran dan
Hadits. 8 jenis tindak pidana yang masuk ke dalam kategori had : perzinahan, tuduhan palsu
berbuat zina dan mabuk. Ketiganya mempunyai sanksi hukum cambukan. Lainnya, murtad,
perampokan, pemberontakan, sihir dan pembunhan berencana mempunyai sanksi hukum
hukuman mati. Terakhir pencurian dengan hukuman potong tangan.

2. Ta’zir adalah setiap tindak pidana yang tidak ditentukan sanksinya dalam Al Quran dan Hadits
dan penetapannya dilakukan oleh hakim/pemerintah berdasarkan kebijakan dan ijtihadnya. 3
jenis tindak pidana ta’zir, yaitu narkoba dan penjualan orang dengan saksi hukum hukuman
mati. Lainnya penipuan dan pemalsuan denan saksi cambukan dan penjara.

3. Qisas adalah hukuman yang diberikan kepada pelaku sesuai/sepadan dengan tindak pidana
yang dilakukan pelaku. Jenis tindak pidana qisas, yaitu pembunuhan sengaja dengan saksi
hukum hukuman mati. Lainnya kecelakaan lalu lintas, penyiksaan orang dan pencideraan
cacat dengan hukuman membayar diyat.
📖
KESIMPULAN
Terdapat beberapa perbedaan dalam sistem hukum yang dianut oleh negara Jerman dan negara Arab Saudi.
Jerman menganut sistem hukum Civil Law, dimana Civil Law diterapkan sejak Tradisi Roman-Germania
sekitar 450 SM. Sedangkan Islamic law berawal dari Al-Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhamad
SAW dan melalu perkembangannya, Islamic Law dijadikan sebagai sistem Hukum sejak Kekhalifahan
Abbasiyah pada Abad ke-8. German menerapkan Civil Law dengan model Kodifikasi sedangankan Arab
Saudi menerapakn Islamic Law (Syariah) menggunakan metode Integratif. Pengaturan Pidanan di Jerman
dikenal Sanksi Pidana Bersyarat, sedangkan Arab Saudi membagikan hukum pidana islamnya dengan tiga
jenis yaitu Had, Taziz, dan Qisas. Maka, masing-masing negara mempunyai perbedaan dalam sistem hukum
yang dijalankan.

Anda mungkin juga menyukai