Disusun Oleh :
Kelompok 9
FAKULTAS SYARIAH
PONTIANAK
2023
PEMBAHASAN
A. Pengertian Yurisdiksi Hukum Islam
Yurisdiksi hukum Islam merujuk pada wilayah atau lingkup di mana hukum Islam
berlaku dan memiliki kekuatan hukum. Ini mencakup otoritas dan batas keberlakuan hukum
Islam dalam suatu tempat atau dalam konteks tertentu. Pengertian yurisdiksi hukum Islam
mencakup beberapa aspek:
1. Otoritas Hukum: Yurisdiksi hukum Islam menunjukkan bahwa suatu wilayah atau
lembaga memiliki kekuasaan atau kewenangan untuk menerapkan hukum Islam.
Otoritas ini dapat dimiliki oleh negara atau lembaga-lembaga hukum Islam di
tingkat lokal.
2. Cakupan Hukum: Yurisdiksi juga mencakup cakupan atau lingkup hukum Islam,
yaitu bidang-bidang kehidupan atau kategori hukum tertentu di mana prinsip-
prinsip hukum Islam diterapkan. Misalnya, hukum keluarga, hukum pidana, dan
hukum ekonomi Islam dapat menjadi bagian dari yurisdiksi hukum Islam.
3. Sumber Hukum: Yurisdiksi hukum Islam didasarkan pada sumber-sumber hukum
Islam utama, seperti Al-Qur'an, Hadis, ijtihad (pendapat hukum), qiyas (analogi),
dan ijma (konsensus). Wilayah atau lembaga yang berada dalam yurisdiksi hukum
Islam mengakui dan mendasarkan keputusan hukumnya pada sumber-sumber ini.
4. Sistem Peradilan: Yurisdiksi hukum Islam dapat mencakup sistem peradilan
khusus yang menangani kasus-kasus yang berkaitan dengan hukum Islam.
Pengadilan Islam atau lembaga-lembaga peradilan lainnya dalam yurisdiksi ini
bertugas menerapkan dan menginterpretasikan hukum Islam dalam menyelesaikan
perselisihan atau kasus hukum.
5. Penerapan Hukum Islam di Tingkat Nasional: Yurisdiksi hukum Islam dapat
mencakup penerapan hukum Islam di tingkat nasional, di mana hukum Islam
diakui sebagai sumber atau dasar hukum nasional. Ini bisa terjadi dalam bentuk
konstitusi yang mengakui Syariah sebagai sumber hukum, atau adopsi hukum
Islam dalam sistem hukum nasional.
Penting untuk diingat bahwa yurisdiksi hukum Islam dapat bervariasi di antara
negara-negara dengan mayoritas penduduk Muslim, dan pendekatan terhadap
penerapan hukum Islam dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, politik, dan
sejarah.
1. Sumber Hukum: Yurisdiksi hukum Islam berakar pada sumber-sumber hukum Islam,
yang utama di antaranya adalah Al-Qur'an dan Hadis (tradisi Nabi Muhammad).
Sumber-sumber lainnya meliputi ijtihad (pendapat hukum) ulama, qiyas (analogi),
dan ijma (konsensus).
2. Hukum Keluarga: Salah satu aspek penting dari yurisdiksi hukum Islam adalah
pengaturan masalah-masalah keluarga, seperti perkawinan, perceraian, warisan, dan
hak-hak keluarga. Hukum Islam memberikan pedoman terperinci tentang bagaimana
masalah-masalah ini harus diatur.
3. Hukum Pidana: Yurisdiksi hukum Islam mencakup hukum pidana yang mengatur
pelanggaran hukum dan sanksi yang diberikan. Hukuman-hukuman dalam hukum
Islam dapat mencakup hukuman fisik, denda, atau hukuman lainnya sesuai dengan
sifat pelanggaran.
4. Hukum Ekonomi dan Keuangan: Hukum Islam juga mencakup prinsip-prinsip tentang
keadilan ekonomi dan keuangan. Misalnya, sistem keuangan Islam melarang riba
(bunga) dan mendorong prinsip keadilan distributif.
5. Pengadilan Islam: Dalam beberapa negara atau wilayah dengan mayoritas penduduk
Muslim, terdapat sistem pengadilan yang khusus menangani kasus-kasus yang
berkaitan dengan hukum Islam. Pengadilan-pengadilan ini bertugas
menginterpretasikan dan menerapkan hukum Islam dalam kasus-kasus tertentu.
6. Penerapan Hukum Islam di Tingkat Nasional: Beberapa negara dengan mayoritas
penduduk Muslim telah mengadopsi hukum Islam sebagai hukum negara atau
mengintegrasikannya ke dalam sistem hukum nasional. Sementara itu, negara lain
mungkin hanya menerapkan hukum Islam dalam ranah tertentu.
Penting untuk diingat bahwa interpretasi dan penerapan hukum Islam dapat bervariasi di
antara negara-negara, dan terdapat berbagai sekolah hukum Islam yang memiliki pendekatan
yang berbeda terhadap interpretasi dan aplikasi hukum Islam.
Asas-asas yurisdiksi hukum Islam mencakup prinsip-prinsip dasar yang menjadi dasar bagi
keberlakuan dan pelaksanaan hukum Islam dalam suatu wilayah atau konteks tertentu.
Berikut adalah beberapa asas yurisdiksi hukum Islam:
1. Asas Kepentingan Umum (Maslahah): Asas ini menekankan perlunya menjaga
kepentingan umum dan kesejahteraan masyarakat. Hukum Islam dapat diterapkan jika
dianggap memberikan manfaat atau melindungi kepentingan umum.
2. Asas Keadilan (Adl): Prinsip keadilan merupakan salah satu pijakan utama dalam
yurisdiksi hukum Islam. Hukum Islam menekankan perlunya menegakkan keadilan
dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam proses peradilan dan penegakan
hukum.
3. Asas Keshalihan (Al-Ihsan): Asas ini menekankan pada konsep melakukan kebaikan
dan berlaku adil dalam berbagai situasi. Hal ini mencakup perlakuan baik terhadap
sesama, kepatuhan terhadap hukum, dan keselarasan antara tindakan hukum dengan
nilai-nilai moral.
4. Asas Keterbukaan (Al-Imamah): Keterbukaan dan keterlibatan masyarakat dalam
proses perundangan dan pengambilan keputusan hukum ditekankan dalam yurisdiksi
hukum Islam. Keterlibatan masyarakat diharapkan dapat mencerminkan kehendak dan
aspirasi masyarakat.
5. Asas Keterpaduan (Tawhid): Prinsip tawhid atau keesaan Allah menekankan bahwa
hukum Islam harus mencerminkan kesatuan dan kohesi dalam kehidupan masyarakat.
Tidak boleh ada ketidaksesuaian antara hukum Islam dengan prinsip-prinsip
keimanan dan ketaatan kepada Allah.
6. Asas Kemerdekaan Individu (Huriyah): Prinsip ini menegaskan hak-hak individu
dalam hukum Islam, termasuk hak atas kebebasan dan martabat. Hukum Islam
diharapkan memberikan perlindungan terhadap hak-hak individu serta menjamin
kebebasan individu selama sesuai dengan norma-norma agama.
7. Asas Keseimbangan (Mizan): Keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta antara
individu dan masyarakat, merupakan prinsip yang ditekankan dalam yurisdiksi hukum
Islam. Hukum Islam bertujuan menciptakan harmoni dan keseimbangan dalam
kehidupan sosial.
8. Asas Keberlanjutan (Wasathiyah): Prinsip keterbukaan dan toleransi dalam menerima
berbagai pandangan dan pendapat ditekankan untuk mencapai keberlanjutan dan
stabilitas dalam hukum Islam.