Anda di halaman 1dari 22

Ekstradisi

Syifa Qurrota
3018210308
Penpidnas kelas C

1
Kasus ekstradisi yang
dilakukan pemerintah
Indonesia ke negara luar
1.Pelaksanaan Ekstradisi
Indonesia dengan India

3
Kasus Pembobol Bank BUMN India
Rp 4 T Diekstradisi dari Bali-Mumbai

Ekstradisi ini dilakukan berdasarkan penetapan


Denpasar - Kejaksaan Tinggi Provinsi Bali
Pengadilan Negeri Denpasar dan Keputusan
menyerahkan Vinay Mittal, seorang buronan
Presiden RI No 14/2018 tertanggal 4 Juni 2018
kepolisian India terkait penipuan bank milik
yang mengabulkan permohonan ekstradisi
pemerintah India. Mittal merupakan DPO kasus
pemerintah Republik India atas nama Vinay
penipuan dan pemalsuan dokumen yang
Mittal. Mittal ditangkap kepolisian interpol
merugikan pemerintah India hingga mencapai
Indonesia pada 18 Januari 2017.
Rp 4 triliun. Mittal merupakan salah satu
komplotan beberapa kasus penipuan bank.
Modus yang digunakan Mittal yakni melakukan
pemalsuan dokumen.

Proses ektradisi Vinay Mittal telah menjalani penahanan selama 610 hari sejak 18 Januari 2017 sampai 20
September 2018
4
Pelaksanaan ektradisi berdasarkan:
• Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 1979 tentang Ekstradisi
• Perjanjian Ekstradisi antara Pemerintah Republik
Indonesia dan Pemerintah Republik India yang

‘’
ditanda tangani pada tanggal 25 Januari 2011 di
New Delhi India dan UU RI Nomor 13 Tahun 2014
tentang Pengesahan Perjanjian Ekstradisi antara
Republik Indonesia dengan Republik India
• Keputusan Presiden RI No 14/2018

Tn Vinay Mittal diekstradisi karena terlibat tindak pidana


penipuan terhadap Punjabi National Bank pada tahun 2010
bersama 5 (lima) orang lainnya yang telah dituntut terlebih
dahulu. Para terdakwa menipu keseluruhan berjumlah 325
Lakhs Rupees dan mereka belum membayar kembali jumlah
pinjaman tersebut kepada bank. Perbuatan para terdakwa
melanggar Pasal 120-B jo Pasal 419, Pasal 420, Pasal 467,
Pasal 468, dan Pasal 471 Undang-Undang Hukum Pidana India
dan pelanggaran substantif-nya
5
Mekanisme ekstradisi atas nama Vinay Mittal

▣ Bahwa dasar pelaksanaan ekstradisi yaitu Adanya permintaan ekstradisi yang diajukan oleh
Pemerintah Republik India melalui Menteri Luar Negeri Republik India tertanggal 2 Maret 2017
atas termohon ekstradisi VINAY MITTAL yang ditujukan kepada Pemerintah Republik Indonesia
melalui saluran diplomatik (Nota Diplomatik dari Duta Besar Republik India kepada Menteri Luar
Negeri Republik Indonesia;
▣ Bahwa permintaan dimaksud oleh Menteri Luar Negeri Republik Indonesia telah disampaikan
kepada Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum u.p Direktur Otoritas Pusat dan Hukum
Internasional pada Kementerian Hukum dan HAM RI yang melaksanakan fungsi meneruskan
permohonan kepada Presiden Republik Indonesia; Keputusan Presiden RI No. 14 Tahun 2018
tanggal 4 Juni 2018 Tentang Ekstradisi Yang Diajukan Pemerintah India atas Nama VINAY
MITTAL.

6
▣ Sesuai proses hukum yang berlaku di Indonesia, sebagai diatur dalam Undang-Undang No. 1 tahun
1979 tentang Ekstradisi.
▣ Jaksa pada Kejaksaan Tinggi (Kejati) Bali meminta agar Pengadilan Negeri (PN) Denpasar
mengeluarkan penetapan pengadilan yang menyetujui agar Vinay Mittal diekstradisi ke India untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya.
▣ Bahwa Termohon ekstradisi VINAY MITTAL ditangkap di Denpasar pada tanggal 16 Januari 2017
oleh POLRI berdasarkan permintaan provisional arrest sebagaimana tertuang dalam Red
Notice No. Kontrol: A-9525/10-2016 tanggal 21 Oktober 2016 yang diterbitkan oleh INTERPOL
Secretaria Jenderal INTERPOL di Lyon, Perancis melalui NCB -  India, dengan merujuk kepada
perintah penangkapan dan penahanan (arrest warrant) tanggal  26 September 2016 yang
dikeluarkan oleh Pengadilan Magistrat Khusus untuk Kasus CBI, Ghaziabad, U.P.
▣ Bahwa Penyidik Polda Bali membuat Berita Acara Pemeriksaan Ekstradisi atas nama termohon
ekstradisi VINAY MITTAL pada hari Senin tanggal 8 Mei 2017 dan kemudian diserahkan BAP
beserta bukti-bukti sebagaimana berkas kepada Penuntut Umum pada tanggal 4 Agustus 2017 dan
dinyatakan bahwa persyaratan pengajuan ekstradisi guna pemeriksaan di Pengadilan telah lengkap
tertanggal 4 Agustus 2017.

7
▣ Bahwa pengajuan pemeriksaan di Pengadilan dilaksanakan berdasarkan ketentuan Pasal 32 UU RI
Nomor 1 Tahun 1979 tentang Ekstradisi, Pengadilan menetapkan dapat atau tidaknya termohon
ekstradisi diekstradisikan. Penetapan dimaksud akan disampaikan kepada Presiden untuk
memperoleh Keputusan;
▣ Bahwa Penuntut Umum telah melakukan pemeriksaan terhadap termohon ektradisi VINAY
MITTAL pada tanggal 4 Agustus 2017 dan membenarkan bahwa seseorang yang dihadapkan oleh
Penyidik Polda Bali adalah benar termohon ekstradisi VINAY MITTAL sesuai dengan identitas
sebagaimana tertuang dalam dokumen ekstradisi;
▣ Bahwa pelaksanaan ekstradisi telah sesuai dengan ketentuan Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 1979 tentang Ekstradisi dan Perjanjian Ekstradisi antara Pemerintah Republik
Indonesia dan Pemerintah Republik India yang ditanda tangani pada tanggal 25 Januari 2011 di
New Delhi India dan telah diratifikasi oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan UU RI Nomor
13 Tahun 2014 tentang Pengesahan Perjanjian Ekstradisi antara Republik Indonesia dengan
Republik India

8
Pelaksanaan Ekstradisi
2. Indonesia dengan
Hongkong

9
Pemerintah Indonesia Ekstradisi WN Prancis Pelaku
TPPU dari Bali ke Hong Kong

Pemerintah Indonesia melalui Kejaksaan Tinggi Biro Hukum dan HLN Kejaksaan Agung
Bali mengekstradisi Mathias Hubert Marie kemudian memfasilitasi dengan mengkoordinir
Echene seorang warganegara asing penyerahan secara fisik Mathias oleh Kejati Bali
berkebangsaan Prancis dari Denpasar, Bali ke kepada perwakilan Department of Justice Hong
Hong Kong pada Kamis (12/9/2019). Kong SAR untuk membawanya ke Hong Kong.
Pengekstradisian dilakukan setelah Pengadilan Di Hong Kong warganegara Prancis ini akan
Negeri Denpasar membuat penetapan yang menghadapi tuduhan melakukan tindak pidana
menyatakan Mathias Hubert dapat diserahkan pencucian uang atau money laundering.
kepada pemerintah Hong Kong SAR. Permintaan ekstradisi tersebut diajukan
berdasarkan Persetujuan antara Pemerintah
Republik Indonesia dan Pemerintah Hong Kong
untuk Penyerahan Pelanggar Hukum yang
Melarikan Diri

10
Permintaan ekstradisi dari Pemerintah Hong Kong
dalam perjanjian mengharuskan terpenuhinya asas
kejahatan ganda (dual criminality) dimana kejahatan
yang dituduhkan kepada Mathias yaitu melakukan
tindak pidana terkait dengan pengelolaan properti
diketahui atau dipercaya merupakan hasil dari tindak
pidana (offence of dealing with property known or
believed to represent proceeds of indictable offence).
Ekstradisi dilaksanakan berdasarkan:
• UU RI No.1 Tahun 2001, yaitu Pengesahan
Persetujuan Antara Pemerintah RI dan
Pemerintah Hongkong Untuk Penyerahan
Pelanggar Hukum Yang Melarikan Diri
(Agreement between the Government of the
Republic of Indonesia and the Government of
Hongkong for the Surrender of Fugititive
Offenders).
• Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 20 Tahun
2019 tanggal 26 Juli 2019

11
Mekanisme ekstradisi Mathias Hubert
Berdasarkan Red Notice pada 16 September 2014 dengan merujuk kepada
perintah penangkapan dan penahanan tanggal 10 Oktober 2014 yang dikeluarkan
oleh Pengadilan Negeri Hong Kong, Cina, maka Polda Bali melakukan
penangkapan terhadap Mathias tanggal 1 Agustus 2017.

Sambil menunggu proses ekstradisi yang diajukan oleh Kemenkumham RI atas


pemerintah Hong Kong. Dan tepat tanggal 12 September 2019 Red Notice tersebut
diekstradisi dari Bali menuju Hongkong. Subjek dibawa ke Bandara Ngurah Rai untuk
diterbangkan ke Hongkong pukul 16.00 dengan penerbangan Cathay Pacific .

Pelaksanaan ekstradisi dilakukan di Kejaksaan Tinggi Bali dengan Direktur OPHI menjadi
perwakilan dari Pemerintah Indonesia dan disaksikan kementerian/lembaga terkait penanganan
ekstradisi serta perwakilan dari Pemerintah Hong Kong.

12
Kasus ekstradisi dari
negara luar ke Indonesia

13
1. Pelaksanaan ekstradisi Australia
dengan Indonesia terhadap kasus
Adrian Kiki Irawan

14
Adrian Kiki Ariawan sebagai buronan Pemerintah Republik Indonesia
dalam kasus aliran dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI).

Adrian Kiki Ariawan adalah terpidana kasus Bambang Sutrisno bersama-sama Kiki
pembobolan dana BLBI Rp 1,5 triliun bersama mengucurkan dana BLBI kepada grup
Bambang Sutrisno. Ia pernah menjabat sebagai perusahaan yang ternyata 103 perusahaan itu
Direktur Utama PT. Bank Surya bersama fiktif sehingga mengakibatkan kerugian negara.
dengan Bambang Sutrisno selaku Wakil Dirut Perbuatan kedua terdakwa itu, kata hakim,
Bank Surya. Kasus yang melilit Adrian Kiki melanggar Pasal 1 Ayat (1) sub a juncto Pasal
Ariawan terjadi pada 3 September 1997. Adrian 28 jo pasal 24 c Undang-Undang Nomor 3
mengkorupsi dana BLBI dengan cara Tahun 1971 jo Pasal 55 Ayat (1) jo Pasal 64
menyalurkan kredit ke 168 perusahaan lainnya. Ayat (1) KUHP sebagaimana dakwaan primer
Adrian diketahui lari ke Australia pada 8 Juli jaksa penuntut umum Arnold Angkouw. Andrian
2002 yaitu pada saat sidang yang diadakan oleh Kiki melarikan diri ke Australia dan Bambang
Pengadilan Negeri Jakarta. Sidang dilakukan Sutrisno ke Singapura.
secara in absentia

15
Ekstradisi dilaksanakan berdasarakan:
• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1979
tentang Ekstradisi
• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1994
tentang Pengesahan Perjanjian Ekstradisi Antara Republik
Indonesia dan Australia
• United Nations Convention Againts Corruption 2003 (UNCAC
2003) tentang Konvensi Anti Korupsi
• Konvensi wina 1969

Dasar hukum dilakukannya ekstradisi Adrian Kiki Ariawan adalah Putusan Nomor:
71/PID/2003/PT.DKI tanggal 2 Juni 2003 Jo. Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
Nomor: 899/Pid.B/2002/PN.JKT.PST tanggal 13 November 2002

16
Mekanisme Ekstradisi Adrian Kiki Irawan

 Keberadaan Adrian Kiki berada di Australia setelah buronan selama enam tahun itu ditangkap oleh
pihak kepolisian Perth pada Jumat (28/11/2008).
 Selanjutnya proses ekstradisi akan dilakukan sesuai dengan permintaan Pemerintah Indonesia pada
2005 yang pernah mengajukan permohonan esktradisi sesuai Surat dari Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia Nomor. M.IL.01.02-02 tanggal 28 September 2005. Hal itu diperkuat
perjanjian ekstradisi antara kedua Negara yang ditandatangi pada 22 April 1992 dan disahkan
dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1994 tentang Pengesahan Perjanjian Ekstradisi antara
Republik Indonesia dan Australia. "Namun terpidana mengajukan keberatan ekstradisi tersebut,
dan mengajukan ke Pert Magistrate Court,

17
 Pengadilan Australia (Magistrate of the State of Western Australia) pada Jumat tanggal 16 Oktober
2009 memutuskan bahwa Adrian Kiki bisa diekstradisi ke Indonesia, dan atas putusan tersebut
Selanjutnya Adrian Kiki mengajukan upaya banding ke Full Federal Court negara bagian Western
Australia.
 Full Federal Court negara bagian Western Australia pada 15 Februari 2013 memutuskan
mengabulkan keberatan Adrian Kiki (membatalkan ekstradisi Adrian Kiki), dan atas putusan
Pengadilan Federal tersebut, pemerintah Australia mengajukan banding ke High court of Australia
(setingkat Mahkamah Agung).
 Pada 18 Desember 2013 High Court of Australia menguatkan penetapan yang dibuat oleh Menteri
Kehakiman Australia bulan Desember 2010 untuk menyerahkan terpidana Adrian ke Indonesia
untuk menjalani hukuman yang diputuskan secara in absensia atas tindak pidana korupsi.

18
 Kedutaan Besar Australia kemudian melalui nota diplomatik nomor: P187/2013 menyampaikan
secara resmi kepada Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia sehubungan Nota No.
P182/2013 tentang permintaan ekstradisi Pemerintah Indonesia terhadap terpidana Adrian Kiki
Ariawan.
 Sesuai pernyataan pemerintah Australia, maka penyerahan Adrian Kiki akan dilaksanakan di Perth
International Airport dan harus dilaksanakan paling lambat tanggal 16 Februari 2014.
 Kejaksaan berkoordinasi dengan pihakpihak terkait yang bergabung dalam Tim Terpadu dibawah
pengendalian Menteri Koordinator Politik Hukum dan Hak Asasi Manusia. Dan proses
penjemputan Adrian Kiki Irawan juga didampingi oleh dua orang dari NCB Interpol Indonesia.
 Pada hari Rabu tanggal 22 Januari pelaksanaan ekstradisi dilakukan tanpa harus menunggu hingga
tanggal 16 Februari 2014. Selanjutnya dilakukan eksekusi oleh Jaksa Penuntut Umum dengan
membawa terpidana Adrian Kiki Ariawan ke Lembaga Pemasyarakatan Cipinang.

19
2. Ekstradisi Warga Negara Australia ke
Indonesia:

Warga negara Australia Peter D. Walbran, buronan tersangka kasus tindak pidana
perbuatan cabul terhadap anak dibawah umur berhasil di ekstradisi dari Australia
ke Indonesia Perjanjian ekstradisi ekstradisi dilakukan pada tanggal 21 Oktober
2011 di bandara internasional Sydney Australia melakukan pencabulan anak
dibawah umur di beberapa tempat di Jakarta Bali dan Lombok tersangka
dikenakan pasal 82 undang-undang Republik Indonesia nomor 23 tahun 2002
tentang perlindungan anak dan atau pasal 292 KUHP

20
Modus yang dilakukan oleh Walbarn yang merupakan mantan kepala sekolah pada
salah satu sekolah swasta internasional di Jakarta adalah dengan melakukan pendekatan
kepada korban melalui donasi atau pembayaran biaya sekolah serta memberikan uang
saku pada anak-anak calon korban keakraban yang terjadi selanjutnya dimanfaatkan
tersangka untuk melanjutkan pencabulan terhadap anak dibawah umur

21
Proses Ekstradisi

Pengungkapan kasus ini dilakukan secara bersama-sama antara penyidik POLRI dan penyidik AFP
(Australian Federal Police) kasus ini telah dinyatakan lengkap oleh penuntut umum berdasarkan surat
P21 yang dikirimkan oleh Kejaksaan Agung pada tanggal 29 Januari 2010 terlaksananya ekstradisi ini
diawali oleh permintaan resmi direktur Dit. Tipideksus bareskrim Polri pada tanggal 30 September
2010 melalui Departemen hukum dan HAM untuk diteruskan kepada otoritas Australia berdasarkan
Perjanjian ekstradisi diantara kedua negara Indonesia dan Australia serta beberapa timbangan hukum
pengadilan Australia memutuskan pelaksanaan ekstradisi yang dapat dilaksanakan pada tanggal 21
Oktober di Bandara Internasional Sydney.
Keberhasilan ekstradisi ini merupakan hasil kerjasama antara beberapa instansi penanganan ekstradisi di
Indonesia yaitu Kemenkumham Republik Indonesia Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia
kejagung republik Indonesia dan kepolisian negara Republik Indonesia 

22

Anda mungkin juga menyukai