Anda di halaman 1dari 26

NUR ANNISA VIRDA

1933001139

PELAKU TINDAK PIDANA KORUPSI


DAN PENCUCIAN UANG

LAN M AULANA
M. HER 78
19330010
I. LATAR BELAKANG
A. PENGERTIAN BEBAS BERSYARAT
Pembebasan bersyarat adalah bebasnya Narapidana
setelah menjalani sekurang-kurangnya dua pertiga
masa pidananya dengan ketentuan dua pertiga
tersebut tidak kurang dari 9 (sembilan) bulan.
Pengertian ini terdapat dalam Penjelasan pasal 43
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 99 Tahun 2012. 
B. SYARAT MENDAPATKAN BEBAS BERSYARAT DARI
KEMENKUMHAM
• Syarat Umum Bebas Bersyarat Tertuang dalam pasal 43 ayat (2) Peraturan
Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012, yaitu sebagai berikut :

Telah menjalani masa pidana paling singkat 2/3 (dua per tiga) dengan ketentuan 2/3
A.
(dua per tiga) masa pidana tersebut paling sedikit 9 (sembilan) bulan

Berkelakuan baik selama menjalani masa pidana paling singkat 9 (sembilan) bulan
B.
terakhir dihitung sebelum tanggal 2/3 (dua per tiga) masa pidana;

C. Telah mengikuti program pembinaan dengan baik, tekun, dan bersemangat; dan

D. Masyarakat dapat menerima program kegiatan pembinaan narapidana.

Pemberian pembebasan bersyarat harus mempertimbangkan kepentingan pembinaan,


keamanan, ketertiban umum, dan rasa keadilan masyarakat.
SYARAT MENDAPATKAN BEBAS BERSYARAT DARI
KEMENKUMHAM
• Syarat khusus bebas bersyarat bagi narapidana korupsi, harus memenuhi
pembebasan bersyarat dengan syarat berikut yaitu sebagai berikut :

Telah menjalani masa pidana paling singkat 2/3 (dua per tiga) dengan ketentuan 2/3 (dua per
A.
tiga) masa pidana tersebut paling sedikit 9 (sembilan) bulan

B. Telah menjalani asimilasi paling sedikit 1/2 dari masa pidana yang wajib dijalani

Bagi Narapidana yang melakukan tindak pidana korupsi selain harus melengkapi
dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga harus melengkapi surat
C.
keterangan telah membayar lunas denda dan/atau uang pengganti sesuai dengan
putusan pengadilan
C. PROSES PENGURUSAN PERMOHONAN
BEBAS BERSYARAT :
• Ketentuan ini tertuang dalam pasal 87 ayat (1) Permenkumham nomo
tahun 2022 perubahan kedua atas peraturan menteri hukum dan h
asasi manusia nomor 3 tahun 2018 tentang syarat dan tata ca
pemberian remisi, asimilasi, cuti mengunjungi keluarga, pembebas
bersyarat, cuti menjelang bebas, dan cuti bersyarat.
• Jadi, pembebasan bersyarat dapat diajukan dengan memenuhi syar
syarat yang ditetapkan dan mengikuti proses yang telah dijabarka
sampai terbitnya keputusan pemberian pembebasan bersyarat d
Direktur Jenderal Pemasyarakatan atas nama Menteri Hukum d
HAM.

 
ii. kronologi
kasus
DUGAAN
TINDAK
PIDANA
SUSPECT
JENNA D
: KORUPSI DAN
OE
PENCUCIAN
KRONOLOGI KASUS

02
01 • Jaksa Pinangki mulanya ramai
dibicarakan setelah fotonya yang viral
• Pinangki merupakan Pegawai
di media sosial bersama Djoko Tjandra
Negeri di bagian Kepala
dan Anita Kolopaking, yang
Subbagian Pemantauan dan
merupakan pengacara Djoko Tjandra
Evaluasi II pada Biro Perencanaan
(November 2019).
Jaksa Agung Muda Pembinaan
Kejagung.
KRONOLOGI KASUS

04 03
• Djoko Tjandra merupakan buronan yang
• Dalam pertemuan itu jaksa pinangki menawarkan jasa lari selama 11 tahun, menghindari
agar djoko tjandra bisa lolos dari jerat hukum kasus eksekusi hukuman penjara 2 tahun yang
bank bali.dalam pertemuan itu, dibahas sejumlah hal. dijatuhkan pengadilan.
Mulai dari action plan atau upaya membebaskan
djoko tjandra dari jerat hukum hingga fee untuk
menjalankan rencana tersebut.
KRONOLOGI KASUS

05 06
• Setelah dilakukan pemeriksaan,
• Pihak Kejaksaan Agung (Kejagung) kemudian Pinangki akhirnya dicopot dari
melakukan pemeriksaan internal kepada pejabatnya jabatannya.Pinangki ditangkap pada
yang diduga berkaitan dengan terpidana kasus hari Selasa (11/8/2020) malam.
pengalihan hak tagih (cessie) Bank Bali itu. Penangkapan dilakukan penyidik
setelah menetapkan Pinangki sebagai
tersangka
KRONOLOGI KASUS

08 07
• Jaksa Pinangki diduga menerima suap
• Djoko Tjandra dan Jaksa Pinangki merupakan terkait Djoko Tjandra senilai 500.000
terdakwa dalam satu kasus yang sama. Yakni suap dollar AS atau Rp 7 miliar. Terkait
pengurusan fatwa Mahkamah Agung agar Djoko kasus ini, Pinangi disangkakan dengan
Tjandra terlepas dari kasus hukum hak tagih Bank Pasal 5 huruf b Undang-Undang
Bali. Djoko Tjandra merupakan pemberi suap, Tindak Pidana Korupsi
sementara Jaksa Pinangki adalah penerimanya
KRONOLOGI KASUS

09 10
• Atas tindakannya tersebut pinangki
dijebloskan ke Lapas Kelas II-A
• Dari uang yang diterima itu, sebesar USD 375.279 atau
Tangerang pada 2 Agustus 2021.
sekitar Rp 5.253.905.036 disinyalir terindikasi
pencucian uang. Uang itu digunakan Jaksa Pinangki
antara lain untuk membeli mobil BMW X5, pembayaran
sewa apartemen di Amerika Serikat, pembayaran dokter
kecantikan di AS, pembayaran dokter home care,
pembayaran sewa apartemen, dan pembayaran kartu
kredit.
III. DAKWAAN PENUNTUT UMUM
Bahwa Terdakwa Dalam Surat Dakwaan Penuntut Umum Yang Disusun Secara
Kombinasi Dalam Bentuk Kumulatif Dan Subsidiaritas, Didakwa DENGAN :

DAKWAAN KESATU
PRIMAIR :
Perbuatan Terdakwa tersebut diatas diatur dan diancam pidana dalam Pasal 5 ayat (2) Jo. Pasal 5 ayat (1) huruf a
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

SUBSIDAIR
Perbuatan Terdakwa tersebut diatas diatur dan diancam pidana dalam Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi.
III. DAKWAAN PENUNTUT UMUM
Bahwa Terdakwa Dalam Surat Dakwaan Penuntut Umum Yang Disusun Secara
Kombinasi Dalam Bentuk Kumulatif Dan Subsidiaritas, Didakwa DENGAN :
DAN KEDUA
Perbuatan Terdakwa tersebut diatas diatur dan diancam pidana dalam Pasal 3 Undang Undang Nomor 8 Tahun
2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.
III. DAKWAAN PENUNTUT UMUM
Bahwa Terdakwa Dalam Surat Dakwaan Penuntut Umum Yang Disusun Secara
Kombinasi Dalam Bentuk Kumulatif Dan Subsidiaritas, Didakwa DENGAN :
DAN KETIGA
PRIMAIR
Perbuatan Terdakwa tersebut di atas diatur dan diancam pidana dalam Pasal 15 jo. Pasal 5 ayat (1) huruf a Undang
Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan
Undang Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

SUBSIDAIR
Perbuatan Terdakwa tersebut di atas diatur dan diancam pidana dalam Pasal 15 jo. Pasal 13 Undang Undang
Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang
Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
iv. AMAR PUTUSAN
KEADAAN YANG MEMBERATKAN :

1. Terdakwa adalah seorang Aparat Penegak Hukum (APH) dengan jabatan sebagai
Jaksa
2. Perbuatan Terdakwa membantu Saksi Joko Soegiarto menghindari pelaksanaan
Putusan Peninjauan Kembali Nomor 12tanggal 11 Juni 2009 dalam perkara cessi Bank
Bali sebesarRp904.000.000.000,00 (Sembilan ratus empat milyar Rupiah) yang saatitu
belum dijalani
3. Terdakwa sudah biasa mengurus perkara denganbekerja samadengan Saksi Dr.
Anita Dewi Anggraeni Kolopaking, SH., terutama yang terkait dengan institusi
Kejaksaan Agung dan Mahkamah Agung
iv. AMAR PUTUSAN
4. Terdakwa menyangkal atas perbuatannya dan menutup-nutupiketerlibatan pihak-
pihak lain yang terlibat dalam perkara a quo
5. Perbuatan Terdakwa tidak mendukung pemerintah dalam rangkapenyelenggaraan
Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusidan Nepotisme
6. Terdakwa berbelit-belit dalam memberikan keterangan dan tidakmengakui
kesalahannya
7. Terdakwa telah menikmati hasil tindak pidana yang dilakukannya
iv. AMAR PUTUSAN
KEADAAN YANG MERINGANKAN :
1.Terdakwa bersikap sopan di persidangan
2.Terdakwa adalah tulang punggung keluarga, mempunyaitanggungan seorang anak
yang masih kecil, berusia 4 (empat) tahun
3.Terdakwa belum pernah dihukum;
iv. AMAR PUTUSAN
MENGADILI :
1.Menyatakan Terdakwa Dr. Pinangki Sirna Malasari, S.H., M.H. tidak terbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan
dalam dakwaan KESATU - Primair dan KETIGA – Primair
2.Membebaskan Terdakwa tersebut oleh karena itu dari dakwaan KESATU -Primair
dan KETIGA – Primair
3.Menyatakan Terdakwa Dr. Pinangki Sirna Malasari, S.H., M.H. terbukti secara sah
dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Korupsi” sebagaimana
didakwakan dalam dakwaan KESATU - Subsidiair dan “Pencucian Uang”
sebagaimana didakwakan dalam dakwaan KEDUA dan “Permufakatan Jahat
Untuk Melakukan Tindak Pidana Korupsi” sebagaimana didakwakan dalam
dakwaan KETIGA – Subsidair.
iv. AMAR PUTUSAN
4. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa tersebut oleh karena itu dengan pidana penjara
selama 4 (empat) tahun dan denda sebesar Rp600.000.000,- (enam ratus juta rupiah),
dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan
selama 6 (enam) bulan
5. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani oleh Terdakwa dikurangkan seluruhnya
dari pidana yang dijatuhkan.
6. Memerintahkan Terdakwa tetap ditahan
7.Dan menetapkan beberapa barang bukti
8. Membebankan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp10.000,00
(sepuluh ribu Rupiah).
V. ANALISA KELOMPOK
1. DAKWAAN KESATU SUBSIDAIR :
Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah atau janji padahal diketahui atau patut diduga,
bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan karena kekuasaan atau kewenangan yang berhubungan dengan
jabatannya, atau yang menurut pikiran orang yang memberikan hadiah atau janji tersebut ada hubungan dengan
jabatannya :

 Pinangki telah menerima pemberian atau janji berupa uang sebesar USD500.000 (lima ratus ribu dolar Amerika
Serikat) dari sebesar USD1.000.000 (satu juta dolar Amerika Serikat) yang dijanjikan oleh Joko Soegiarto Tjandra
sebagai pemberian fee, yaitu supaya Terdakwa selaku Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara mengurus
Fatwa Mahkamah Agung (MA) melalui Kejaksaan Agung agar pidana penjara yang dijatuhkan kepada Joko
Soegiarto Tjandra tidak bisa dieksekusi sehingga Joko Soegiarto Tjandra bisa kembali ke Indonesia tanpa harus
menjalani pidana, yang bertentangan dengan kewajibannya.
ANALISA KELOMPOK
2. DAKWAAN KEDUA :
Telah menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membelanjakan, membayarkan, menghibahkan, menitipkan,
membawa ke luar negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat berharga atau perbuatan
lain atas harta kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) :

 Yaitu hasil tindak pidana korupsi penerimaan sesuatu atau janji dari Joko Soegiarto Tjandra yang berstatus Daftar
Pencarian Orang (DPO) perkara Tindak Pidana Korupsi untuk mengurus Fatwa Mahkamah Agung (MA), dengan
tujuan menyembunyikan atau menyamarkan asal usul harta kekayaan, yang dilakukan dengan cara-cara yg telah
dibuktikan.
V. ANALISA KELOMPOK
3. DAKWAAN KETIGA SUBSIDAIR
Yakni melakukan pemufakatan jahat bersama Andi Irfan Jaya dan Djoko Tjandra untuk menyuap pejabat di Kejaksaan
Agung dan MA senilai USD 10 juta. dengan mengingat kekuasaan atau wewenang yang melekat pada jabatan
atau kedudukannya, yaitu dengan mengingat kekuasaan atau wewenang Pejabat di Mahkamah Agung dalam
memberikan Fatwa Mahkamah Agung melalui permohonan Fatwa dari Pejabat di Kejaksaan Agung agar pidana
penjara yang dijatuhkan kepada Joko Soegiarto Tjandra tidak harus dijalani.
Hal tersebut tertuang dalam action plan yang mereka buat.
vi. kesimpulan DAN SARAN

1. Dalam undang-undang pemasyarakatan juga 2. Para koruptor di Indonesia masih


menunjukan hak untuk mendapat pengurangan tergolong banyak karena tidak tegas nya
masa tahanan (remisi), pemotongan masa tahanan pemerintah dalam memberi hukuman
pun bisa menjadi motivasi untuk para narapidana kepada mereka, contohnya dalam kasus ini.
berkelakuan baik selama dalam penjara. Alasan Pengadilan tidak menyita seluruh asset yang
lain adalah untuk menghidari terjadinya kelebihan dimiliki oleh Pinangki, koruptor ini tidak
kapasitas di setiap Lapas diberi hukuman untuk di miskinkan
sepenuhnya.
vi. kesimpulan DAN SARAN

3. putusan pengadilan terhadap pinangki dinilai 4. Seharusnya penerapan pasal 34A serta
kurang adil, karena ia bukan merupakan korban, Pasal 43 A PP Nomor 99 Tahun 2012
justru melakukan hal tsb secara sadar. Jika alasan tentang Tata Syarat dan Tata Cara
diringankan hukumanya karna ia sebagai seorang Pelaksanaan Hak Warga Binaan
ibu, harusnya pemerintah ikut andil dalam Pemasyarakatan diberlakukan kembali
menjaga dan merawat anak2nya tersebut sehingga agar para napi tidak dengan mudah
pinangki tetap menjalankan hukumannya. mendapatkan remisi, harus melalui syarat
syarat yang tertuang di dalamnya
vi. kesimpulan DAN SARAN

4. Selama terpidana masih menjadi terpidana


bebas bersyarat, pengamanan dengan petugas
terkait harus tegas dalam memantau dan selalu
mengevaluasi wajib lapor terpidana agar
terhindar dari suatu tindak pidana lainnya.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai