Anda di halaman 1dari 47

UPAYA PENINGKATAN

PRODUKSI PERTANIAN

CATATAN KULIAH
DASAR-DASAR AGRONOMI
FP UNRAM
Upaya peningkatan produksi tanaman bisa dilakukan melalui
program :

Ekstensifikasi : memperluas areal pertanaman,


Intensifikasi : meningkatkan produktifitas lahan dengan
jalan penambahan modal dan iptek,
Difersifikasi : menganekaragamkan tanaman yang
diusahakan;
Konservasi lahan : usaha mempertahankan kesuburan lahan
usaha, dan
Rehabilitasi : usaha memperbaiki lahan pertanian;
memperbaiki /meremajakan kebun yang
sudah kurang produktif
Ekstensifikasi Pertanian
• Ekstensifikasi pertanian adalah usaha meningkatkan
hasil pertanian dengan cara memperluas lahan
pertanian baru,
• misalnya membuka hutan dan semak belukar, daerah
sekitar rawa-rawa, dan daerah pertanian yang belum
dimanfatkan (pemanfaatan lahan tidur)
• selain itu, ekstensifikasi juga dilakukan dengan
membuka persawahan pasang surut, lahan gambut
 percetakan sawah
Ekstensifikasi Pertanian

• Ekstensifikasi pertanian banyak dilakukan di daerah


jarang penduduk seperti di luar Pulau Jawa,
khususnya di beberapa daerah tujuan transmigrasi,
seperti Sumatera,
• Usaha percetakan sawah pada lahan gambut pernah
dilakukan di Kalimantan
• Percetakan sawah dengan membuka hutan banyak
dilakukan masyarakat, kadang tanpa
mempertimbangkan keamanan lahan jika dijadikan
sawah
Intensifikasi Pertanian
• Intensifikasi pertanian adalah pengolahan
lahan pertanian yang ada dengan sebaik-
baiknya untuk meningkatkan hasil pertanian
dengan menggunakan berbagai sarana
• Intensifikasi pertanian banyak dilakukan di
Pulau Jawa dan Bali yang memiliki lahan
pertanian sempit
Intensifikasi Pertanian
• Pada awalnya intensifikasi pertanian ditempuh dengan
program Panca Usaha Tani, yang kemudian dilanjutkan
dengan program sapta usaha tani. Adapun sapta usaha
tani dalam bidang pertanian meliputi kegiatan sebagai
berikut :
– Pengolahan tanah yang baik
– Pengairan yang teratur
– Pemilihan bibit unggul
– Pemupukan
– Pemberantasan hama dan penyakit tanaman
– Pengolahan pasca panen
Diversifikasi Pertanian
• Diversifikasi pertanian adalah usaha
penganekaragaman jenis usaha atau
tanaman pertanian untuk menghindari
ketergantungan pada salah satu hasil
pertanian.
• Diversifikasi pertanian dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu
– memperbanyak jenis kegiatan dan
– memperbanyak jenis tanaman
Diversifikasi Pertanian

1. Memperbanyak jenis kegiatan pertanian,


misalnya seorang petani selain bertani juga
beternak ayam dan beternak ikan. Contoh :
Pertanian Terpadu
2. Memperbanyak jenis tanaman pada suatu
lahan, misalnya pada suatu lahan selain
ditanam jagung juga ditanam padi ladang.
Contoh : Bertanam Ganda
Sistem Pertanian Terpadu
• Sistem Pertanian terpadu merupakan sistem yang
menggabungkan kegiatan pertanian, peternakan,
perikanan, kehutanan dan ilmu lain yang terkait
dengan pertanian dalam satu lahan, sehingga
diharapkan dapat sebagai salah satu solusi bagi
peningkatan produktivitas lahan, program
pembangunan dan konservasi lingkungan, serta
pengembangan desa secara terpadu.
• Diharapkan kebutuhan jangka pendek, menengah, dan
panjang petani berupa pangan, sandang dan papan
akan tercukupi dengan sistem pertanian ini
Model pertanian terpadu
• Model pertanian terpadu dalam satu siklus biologi
(Integrated Bio Cycle Farming) yang tidak ada limbah,
semua bermanfaat. Limbah pertanian untuk pakan
ternak dan limbah peternakan diolah jadi biogas dan
kompos sehingga impian membentuk masyarakat tani
yang makmur dan mandiri terkonsep dengan jelas.
• Konsep terapan pertanian terpadu akan menghasilkan F4
yang sebenarnya adalah langkah pengamanan terhadap
ketahanan dan ketersediaan pangan dan energi secara
regional maupun nasional, terutama pada kawasan
kawasan remote area dari jajaran kepulauan Indonesia.
1. F1 [FOOD]; Pangan manusia (beras, jagung,
kedelai, kacang-kacangan, jamur, sayuran, dll.),
produk peternakan (daging, susu, telor, dll.),
produk budi-daya ikan air tawar (lele, mujair,
nila, gurame, dll.) dan hasil perkebunan (salak,
kayumanis, sirsak, dll.)
2. F2 [FEED]; Pakan ternak termasuk di dalamnya
ternak ruminansia (sapi, kambing, kerbau,
kelinci), ternak unggas (ayam, itik, entok, angsa,
burung dara, dll.), pakan ikan budidaya air tawar
(ikan hias dan ikan konsumsi).
• Dari budidaya tanaman padi akan dihasilkan produk
utama beras dan produk sampingan bekatul, sekam padi,
F2/Feed
jerami dan kawul, semua produk sampingan apabila
diproses lanjut masih mempunyai kegunaan dan nilai
ekonomis yang layak kelola.
• Jerami dan malai kosong (white head) dapat disimpan
sebagai hay (bahan pakan kering) untuk ternak
ruminansia atau dibuat silage (makanan hijau
terfermentasi), sedangkan bekatul sudah tidak asing lagi
sebagai bahan pencampur pakan ternak (ruminansia,
unggas dan ikan).
• Pakan ternak ini berupa pakan hijauan dari tanaman
pagar, azolla, dan eceng gondok.
3. F3 [FUEL]; Akan dihasilkan energi dalam berbagai
bentuk mulai energi panas (bio gas) untuk
kebutuhan domestik/masak memasak, energi
panas untuk industri makanan di kawasan
pedesaan juga untuk industri kecil. Hasil akhir
dari bio gas adalah bio fertilizer berupa pupuk
organik cair dan kompos.
Pemakaian tenaga langsung lembu untuk
penarik pedati, kerbau untuk meng-olah lahan
pertanian sebenarnya adalah produk
berbentuk fuel/energi.
• Sekam padi dapat dikonversi menjadi energi
(pembakaran langsung maupun gasifikasi)
F3
dan masih akan menghasilkan abu maupun
arang sekam yang dapat diimplementasikan
sebagai pupuk organic, sementara apabila
energi sekam padi digunakan untuk gas
diesel engine akan didapatkan lagi hasil
sampingan berupa asap cair (cuka kayu)
yang dapat digunakan untuk pengewet
makanan atau campuran pestisida organik.
• F4 [FERTILIZER]; Sisa produk pertanian melalui proses
decomposer maupun pirolisis akan menghasilkan
organic fertilizer dengan berbagai kandungan unsur hara
dan C-organik yang relative tinggi. Bio/organic fertilizer
bukan hanya sebagai penyubur tetapi juga sebagai
perawat tanah (soil conditioner), yang dari sisi
keekonomisan maupun karakter hasil produknya tidak
kalah dengan pupuk buatan (anorganik fertilizer) bahkan
pada kondisi tertentu akan dihasil-kan bio pestisida (dari
asap cair yang dihasilkan pada proses pirolisis gasifikasi)
yang dapat dimanfaatkan sebagai pengawet makanan
yang tidak berbahaya (bio preservative).
Diversifikasi Pertanian

2. Memperbanyak jenis tanaman


pada suatu lahan, misalnya
pada suatu lahan selain
ditanam jagung juga ditanam
padi ladang. Contoh : Bertanam
Ganda
Budidaya tanaman ganda
1. Multiple Cropping
Penanaman lebih dari jenis tanaman
pada sebidang tanah yang sama dalam
satu tahun, yang termasuk dalam sistem
tanaman ganda yaitu
Inter Cropping,
Mixed Cropping dan
Relay Cropping.
1) Multiple Cropping
a. Inter Cropping.
– Penanaman serentak dua atau lebih jenis tanaman dalam
barisan berselang-seling pada sebidang tanah yang sama.
Sebagai contoh tumpang sari antara Sorghum dan
tanaman kacang tunggak dan antara tanaman ubi kayu dan
jagung atau kacang tanah.
b. Mixed Cropping.
– Penanaman dua atau lebih jenis tanaman secara serentak
dan bercampur pada sebidang lahan yang sama. Sistem
tanam campuran lebih banyak diterapkan dalam usaha
pengendalian hama dan penyabab penyakit.
1) Multiple Cropping
c. Relay Cropping.
– Penanaman sisipan adalah penanaman suatu jenis
tanaman kedalam pertanaman yang ada sebelum
tanaman yang ada tersebut dipanen, atau dengan
istilah lain suatu bentuk tumpang sari dimana tidak
semua jenis tanaman ditanam pada waktu yang
sama.
– Sebagai contoh : padi gogo dan jagung ditanam
bersamaan kemudian ubi kayu ditanam sebagai
tanaman sela satu bulan atau lebih sesudahnya.
2) Squantial Cropping

– Penanaman lebih dari satu jenis


tanaman pada sebidang lahan dalam
satu tahun, dimana tanaman kedua
ditanam setelah tanaman pertama
dipanen. Demikian juga kalau ada
tanaman ketiga, tanaman ditanam
setelah tanaman kedua dipanen
Konservasi Lahan
• Konservasi lahan adalah upaya manusia untuk
mempertahankan, meningkatkan, mengembalikan
(merehabilitasi) daya guna lahan sesuai dengan
peruntukannya dengan cara mengendalikan erosi.
• Konservasi lahan ini diarahkan pada tiga perlakuan pokok,
yaitu :
– Perlindungan tanah dari butir-butir hujan dengan cara
meningkatkan jumlah penutupan tanah dengan bahan organic
dan tajuk tanaman.
– Mengurangi jumlah aliran permukaan melalui peningkatan
infiltrasi, kandungan bahan organic.
– Mengurangi kecepatan aliran permukaan sehingga kecepatan
erosi dapat dikurangi
• Teknik Konservasi Lahan Secara Vegetatif
– Konservasi tanah secara vegetatif yaitu teknik
konservasi tanah yang menggunakan tanaman
atau tumbuhan dan sisa-sisanya. Konservasi tanah
secara vegetatif mempunyai fungsi :
a. melindungi tanah terhadap daya perusak butir-butir
hujan yang jatuh.
b. Melindungi tanah terhadap daya perusak aliran air di
atas permukaan tanah.
c. Memperbaiki kapasitas infiltrasi tanah dan penahan air
yang langsung mempengaruhi besarnya aliran
permukaan.
• Berbagai implementasi
Konservasi Lahan secara
vegetatif diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Metoda Vegetatif
– metoda konservasi dengan menanam
berbagai jenis tanaman seperti tanaman
penutup tanah, tanaman penguat teras,
penanaman dalam strip, pergiliran tanaman
serta penggunaan pupuk organik dan mulsa.
a. Penanaman Tanaman Penutup Tanah
 untuk mencegah erosi, menambah bahan organik
dan memperbesar kemampuan tanah untuk
menyerap dan menahan air hujan yg jatuh.

Dasar-dasar Agronomi-Upaya Peningkatan


24
Produksi
Penutup tanah Arachis pintoi untuk tanaman lada.
Supaya tidak terjadi persaingan terhadap air dan hara, tanaman,
penutup tanah disiang secara melingkar dengan garis tengah
lingkaran berkisar antara 1,5-2 m. Foto: F. Agus.

Dasar-dasar Agronomi-Upaya Peningkatan


25
Produksi
Ada 4 (empat) jenis tanaman penutup tanah, yaitu :
• Jenis merambat (rendah), contoh : Colopogonium
moconoides, Centrosoma sp, Ageratum conizoides,
Pueraria sp, dll.
• Jenis perdu/semak (sedang), contoh : Crotalaria sp,
Acasia vilosa, dll.
• Jenis pohon (tinggi), contoh : Leucaena leucephala
(lamtoro gung), Leucaena glauca (lamtoro lokal),
Albizia falcata
• Jenis kacang-kacangan, contoh : Vigna sinensis,
Dolichos lablab (komak)
Dasar-dasar Agronomi-Upaya Peningkatan
26
Produksi
b. Penanaman Rumput Makanan Ternak
• Penanaman rumput makanan temak
memegang peranan penting dalam usaha tani
konservasi lahan kering.
• Contoh rumput makanan temak yang dapat
dipakai antara lain :
– Brachiaria decumbens (rumput signal)
– Panicum muticum (Kolonjono)
– Paspalum notatum (rumput bahia)
– Panicum maximum (rumput benggala)
– Pennicetum purpureum (rumput gajah)

Dasar-dasar Agronomi-Upaya Peningkatan


27
Produksi
Cara penggunaan rumput makanan ternak
dalam usaha konservasi adalah sebagai berikut :

• Rumput ditanam didalam


jalur/strip.
Penanaman dilakukan menurut garis kontur dengan
letak penanaman dibuat selang-seling agar rumput
dapat tumbuh baik, usahakan penanamannya pada
awal musim hujan. Selain itu tempat jalur rumput
sebaiknya ditengah antara barisan tanaman pokok.

Dasar-dasar Agronomi-Upaya Peningkatan


28
Produksi
Strip rumput gajah (Penisetum purpureum) sebagai
tanaman penguat teras

Dasar-dasar Agronomi-Upaya Peningkatan


29
Produksi
• Rumput ditanam pada Guludan/galengan.
Penanamannya diusahakan berselang-seling
pada musim penghujan. Jaraktanam diusahakan
serapat mungkin agar guludan/galengan lebih
kuat.

Dasar-dasar Agronomi-Upaya Peningkatan


30
Produksi
• Rumput ditanam pada Talud/Tampingan.
Sebagaimana diketahui bangunan teras terdiri dari
bidang - bidang olah, talud guludan/galengan dan
saluran air. Pada bagian talud usahakan
penanamannya dibuat selang-seling dan dibenamkan
agak dalam sehingga benar-benar berfungsi
menahan erosi.

Dasar-dasar Agronomi-Upaya Peningkatan


31
Produksi
• Rumput ditanam pada Saluran Pembuangan
Air.
Karena pada saluran air juga dapat terjadi erosi oleh arus
aliran air pada dasar saluran, untuk itu perlu juga ditanam
rumput (makanan temak). Rumput makanan ternak yang baik
sebagai penguat saluran pembuangan air, yaitu : Brachiaria
brizantha, Brachiaria decumbens dan Pasalum notatum.
Penanamannya dibuat selang-seling mengikuti panjang
saluran pembuangan air. Semakin rapat jarak tanam semakin
baik.

Dasar-dasar Agronomi-Upaya Peningkatan


32
Produksi
c. Penanaman dalam Strip
– Penanaman dalam strip adalah suatu sistim
bercocok tanam dengan cara menanam beberapa
jenis tanaman dalam strip-strip berselang-seling
pada sebidang tanah dan disusun memotong lereng
atau searah kontur.
• Setiap lajur ditanami dengan satu jenis tanaman
• Lajur-lajur dibuat memotong lereng atau searah kontur
• Tanaman pangan atau tanaman semusim ditanam secara
berselangseling dengan tanaman pupuk hijau atau
tanaman penutup tanah yang ditanam secara rapat.

Dasar-dasar Agronomi-Upaya Peningkatan


33
Produksi
Saluran teras dan strip rumput Brachiaria
decumbens (BD) pada sistem pertanaman
berbasis tanaman pangan semusim.

Dasar-dasar Agronomi-Upaya Peningkatan


34
Produksi
d. Pergiliran Tanaman
– Merupakan cara penting lainnya dalam upaya
konservasi tanah dan air yaitu dg
mengusahakan/menanam berbagai jenis tanaman
secara bergilir dalam urutan waktu tertentu pada
sebidang lahan, misalnya pergiliran antara tanaman
pangan dengan tanaman penutup tanah atau pupuk
hijau. Keuntungan lain pergiliran tanaman selain
untuk mencegah erosi adalah :
• Pencegahan hama penyakit, melalui pemutusan siklus
hidupnya.
• Memberantas tumbuhan pengganggu/gulma.
• Mempertahankan sifat-sifat fisik tanah dengan cara
mengembalikan sisasisa tanaman kedalam tanah.

Dasar-dasar Agronomi-Upaya Peningkatan


35
Produksi
Contoh hubungan antara pola hujan dan
alternatif pola tanam di lahan kering.

Dasar-dasar Agronomi-Upaya Peningkatan


36
Produksi
Penggunaan Mulsa. System pengelolaan tanah yang
menggunakan mulsa atau serasah tanaman.
Penanaman Searah Kontur. Sistem pengelolaan tanah dengan
cara menanam dalam bentuk jalur mengikuti garis kontur
berselang-seling dengan jenis tanaman lain.
Penanaman Tanaman Penutup Tanah. System pengelolaan tanah dengan
cara menanam tanaman yang biasanya berupa tanaman berumur pendek
(kurang dari dua tahun) guna mengendalikan erosi dan meningkatkan
kesuburan tanah.
2) Teknik Konservasi Lahan Secara Sipil Teknis
• Teras Datar. Teras datar adalah teknik konservasi
tanah berupa tanggul tanah sejajar kontur yang
dilengkapi saluran di atas dan di bawah tanggul,
bidang olah tidak diubah dari kelerengan permukaan
asli. Syarat teknis kemiringan lereng < 5 %.
• Teras Gulud. Teras gulud adalah teknik konservasi
tanah berupa guludan tanah dan saluran air.
Diantara guludan besar terdapat beberapa guludan
kecil sejajar kontur serta dilengkapi dengan SPA.
Syarat teknis kemiringan lereng 8 – 40 %.
Teras Bangku.
Teras bangku adalah teknik konservasi tanah dengan cara
menguban permukaan lahan miring menjadi teras-teras yang
menyerupai bangku dan mengikuti garis kontur. Syarat teknis
kemiringan lereng 10 – 40 %.
• Sengkedan. Sengkedan adalah teknik
konservasi tanah dengan cara
menempatkan batang, cabang, ranting
kayu atau bambu mengikuti garis kontur
dengan jarak tertentu.
• Embung. Embung adalah teknik
konservasi tanah berupa kolam
penampung air permukaan. Standar
teknis kemiringan lereng 2 – 18 %.
E. Rehabilitasi Pertanian

• Adalah usaha memperbaiki lahan pertanian yang semula tidak


produktif atau sudah tidak berproduksi menjadi lahan
produktif atau mengganti tanaman yang sudah tidak produktif
menjadi tanaman yang lebih produktif.
E. Rehabilitasi Pertanian
• Sebagai tindak lanjut dari program-program tersebut,
pemerintah menempuh langkah-langkah sebagai berikut :
– Memperluas,memperbaiki dan memelihara jaringan irigasi yang
meluas di seluruh wilayah Indonesia
– Menyempurnakan sistem produksi pertanian pangan melalui
penerapan berbagai paket program yang diawali dengan program
Bimbingan Masal (Bimas) pada tahun 1970. Kemudian disusul dengan
program intensifikasi Masal (Inmas), Intensifikasi Khusus (Insus) dan
Supra Insus yang bertujuan meningkatkan produksi pangan secara
berkesinambungan.
– Membangun pabrik pupuk serta pabrik insektisida dan pestisida yang
dilaksanakan untuk menunjang proses produksi pertanian.
• Usaha-usaha meningkatkan hasil pertanian
dapat dilakukan antara lain dengan cara :
– Membangun gudang-gudang, pabrik penggilingan
padi dan menetapkan harga dasar gabah
– Memberikan berbagai subsidi dan insentif modal
kepada para petani agar petani dapat
meningkatkan produksi pertaniannya.
– Menyempurnakan sistem kelembagaan usaha tani
melalui pembentukan kelompok tani, dan Koperasi
Unit Desa (KUD) di seluruh pelosok daerah
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai