Kelompok 1
Zsahra raisa Aqila (240210170102)
Rahmatika Aurelia Violcy (240210170090)
Mega Puspita Dewi (240210170091)
Rizal Khoiruddien (2402101700
Abhidhya Rezaldy (240210170106)
Annisa Rahmatin Nazila (240210170085)
Risya Aulia (240210170066)
Siti Firdausia (2402101700
Fadhila (2402101700
KARBOHIDRAT
Sukrosa
Maltosa Sukrosa terdapat dalam gula tebu dan dalam
Maltosa adalah suatu disakarida dan kehidupan sehari-hari sukrosa dikenal dengan gula
merupakan hasil dari hidrolisis parsial pasir. Sukrosa tersusun oleh molekul glukosa dan
tepung (amilum). Maltosa tersusun fruktosa yang dihubungkan oleh ikatan 1,2 –α.
dari molekul α-D-glukosa dan β-D- Sukrosa terhidrolisis oleh enzim invertase
glukosa. Dari struktur maltosa, terlihat menghasilkan α-D-glukosa dan β-D-fruktosa.
bahwa gugus -O- sebagai Campuran gula ini disebut gula inversi, lebih manis
penghubung antarunit yaitu daripada sukrosa. Jika diperhatikan strukturnya,
menghubungkan C 1 dari α-D-glukosa karbon anomerik (karbon karbonil dalam
dengan C 4 dari β-D-glukosa. monosakarida) dari glukosa maupun fruktosa di
Konfigurasi ikatan glikosida pada dalam air tidak digunakan untuk berikatan sehingga
maltosa selalu α karena maltosa keduanya tidak memiliki gugus hemiasetal.
terhidrolisis oleh α-glukosidase. Satu Akibatnya, sukrosa dalam air tidak berada dalam
molekul maltosa terhidrolisis menjadi kesetimbangan dengan bentuk aldehid atau keton
dua molekul glukosa. sehingga sukrosa tidak dapat dioksidasi. Sukrosa
bukan merupakan gula pereduksi.
KARBOHIDRAT KOMPLEKS
Selulosa merupakan polimer yang Pati terbentuk lebih dari 500 molekul monosakarida.
berantai panjang dan tidak Merupakan polimer dari glukosa. Pati terdapat dalam
umbi-umbian sebagai cadangan makanan pada tumbuhan. Karbohidrat kompleks atau yang
bercabang. Suatu molekul tunggal
Jika dilarutkan dalam air panas, pati dapat dipisahkan lebih sering disebut polisakarida
selulosa merupakan polimer rantai
menjadi dua fraksi utama, yaitu amilosa dan merupakan polimer monosakarida,
lurus dari 1,4’-β-D-glukosa. Hidrolisis
amilopektinDalam satu molekul amilosa terdapat 250 mengandung banyak satuan
selulosa dalam HCl 4% dalam air
satuan glukosa atau lebih. Molekul amilopektin lebih besar monosakarida yang dihubungkan
menghasilkan D-glukosa. Dalam
dari amilosa. Strukturnya bercabang. Rantai utama oleh ikatan glikosida. Hidrolisis
sistem pencernaan manusia terdapat
mengandung α-D-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan lengkap dari polisakarida akan
enzim yang dapat memecahkan
1,4'-α. Tiap molekul glukosa pada titik percabangan menghasilkan monosakarida.
ikatan α-glikosida, tetapi tidak
dihubungkan oleh ikatan 1,6’-α. Hidrolisis lengkap pati Glikogen dan amilum merupakan
terdapat enzim untuk memecahkan
akan menghasilkan D-glukosa. . Hidrolisis dengan enzim polimer glukosa.
ikatan β-glikosida yang terdapat
dalam selulosa sehingga manusia tertentu akan menghasilkan dextrin dan maltosa.
tidak dapat mencerna selulosa.
PATI
SELULOSA
FUNGSI KARBOHIDRAT UNTUK KESEHATAN
Diabetes melitus
2 Obesitas
Kelebihan berat badan sebagai akibat dari
penimbunan lemak tubuh yang berlebihan
3 Karies gigi
Intoleransi Laktosa
5|
galaktosemia
gangguan metabolisme galaktosa yang
disebabkan oleh defisiensi enzim yang terlibat
dalam metabolisme galaktosa untuk dikonversi
ke glukosa
Penyakit
DIABETES
•Penyakit atau gangguan metabolisme kronis OBESITAS
dengan multi etiologi yang ditandai dengan Disebabkan oleh konsumsi makanan melebihi
tingginya kadar gula darah disertai dengan yang dibutuhkan tubuh:
gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan • Kelebihan mengkonsumsi karbohidrat
protein sebagai akibat dari insufisiensi fungsi (nasi, roti, mie, gula, makanan dan
insulin. minuman manis)
•Insufisiensi insulin dapat disebabkan oleh • Kelebihan mengkonsumsi lemak
gangguan produksi insulin oleh sel-sel beta (gorengan, jerohan, daging berlemak
Langerhans kelenjar pankreas atau dan mentega)
disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel • Kurang mengkonsumsi serat (sayuran
tubuh terhadap insulin. dan buah)
•Bersifat kronis dengan karakteristik Kekurangan aktivitas fisik secara teratur
hiperglikemia. minimal 30 menit setiap hari dapat
•Komplikasi yang dapat timbul akibat kadar meningkatkan resiko obesitas.
gula darah yang tidak terkontrol: neuropati, Cara-cara yang mudah dilakukan untuk
hipertensi, jantung koroner, retinopati, mencegah obesitas:
nefropati, dan gangren. • Makan gizi seimbang sesuai
•Diabetes Melitus tidak dapat disembuhkan kebutuhan.
tetapi kadar gula darah dapat dikendalikan • Makan teratur.
melalui diet, olah raga, dan obat-obatan. Obesitas dapat dikurangi dengan cara
melakukan aktifitas Fisik minimal 30 menit
setiap hari serta rutin mengecek timbangan
berat-badan secara teratur.
Penyakit
KARIES GIGI
Makanan yang mengandung gula atau pati
dapat dengan mudah dipecah oleh a-amilase INTOLERANSI LAKTOSA
dan bakteri di mulut dan dapat menghasilkan
asam yang meningkatkan risiko karies. merupakan gejala klinis yang disebabkan
Pati dengan indeks glikemik tinggi akibat tidak terhidrolisnya laktosa secara
menghasilkan perubahan pH plak yang lebih optimal di dalam usus halus akibat enzim
nyata daripada pati indeks glikemik rendah, laktase yang berkurang. Gejala klinis yang
terutama bila dikombinasikan dengan gula. diperlihatkan yaitu diare profus, kembung,
Dampak karbohidrat pada karies nyeri perut, muntah, sering flatus, merah di
tergantung pada jenis makanan, sekitar anus, dan tinja berbau asam.
frekuensi konsumsi, tingkat kebersihan Penanganan dilakukan tergantung seberapa
mulut, ketersediaan fluoride, fungsi besar keparahan intoleransi laktosa individu
saliva, dan faktor genetik. tersebut
Program pencegahan untuk mengendalikan
dan menghilangkan karies gigi harus fokus
pada fluoridasi dan kebersihan mulut yang
memadai, dan bukan pada asupan sukrosa
saja.
Penyakit
GALAKTOSEMIA TOLERANSI GLUKOSA
Galaktosemia adalah suatu penyakit TERGANGGU
autosomal resesif yang diturunkan berupa
gejala awal diabetes melitus yaitu ketika
gangguan metabolisme galaktosa yang
memiliki kadar gula darah yang tinggi namun
disebabkan oleh defisiensi enzim yang terlibat
tidak termasuk kategori diabetes melitus
dalam metabolisme galaktosa untuk
dengan hasil TTGO didapatkan glukosa
dikonversi ke glukosa. Enzyme itu adalah
plasma 2 jam setelah beban antara 140–199
galaktokinase(GALK), galaktose-1-phosphate
mg/dL. Diagnosis GDPT pula ditegakkan bila
uridyltransferas(GALT), dan uridin-diposphate
setelah pemeriksaan glukosa plasma puasa
galactose-4’ epimerase(GALE).
didapatkan antara 100 – 125 mg/dL dan
pengobatan dilakukan dengan cara terapi diet
pemeriksaan TTGO gula darah 2 jam < 140
galaktosa, mengonsumsi susu formula
mg/dL.
berbasis kedelai, pemberian suplemen
TGT dapat diobati dengan cara pola hidup
kalsium dan vitamin D3 serta melakukan
sehat seperti makan makanan sehat, tidak
medical check up secara rutin
merokok, diet sehat, olahraga, menurunkan
berat badan, dan pengobatan sekunder
apabila terdapat penyakit yang mampu
meningkatkan resiko DM 5 |
KEBUTUHAN KARBOHIDRAT
KEBUTUHAN KARBOHIDRAT
Orang Laki
olahragawan perempuan
dewasa laki
lakill
Orang
olahragawan perempuan aki
dewasa
Aktivitas berat usia Usia
Aktivitas sedang
Anak-anak: 155-254 gr/ hari
Anak-anak: 155-254 gram (gr)/
9 – 10 gr/kgBB/hari 10-12 tahun: 289 gr/ hari 13-15
hari
8 – 12 gr/kgBB/hari. atau kira – kira 70% 10-12 tahun: 275 gr/ hari 13-18
tahun: 340 gr/hari 16-18 tahun:
Kebutuhan minimal dari kebutuhan energi 368 gr/ hari 19-29 tahun: 375
tahun: 292 gr/ hari 19-29
setiap orang adalah 50 keseluruhan setiap gr/ hari 30-49 tahun: 394 gr/ hari
tahun: 309 gr/ hari 30-49
– 100 gram/hari harinya 50-64 tahun: 349 gr/ hari 65-80
tahun: 323 gr/ hari 50-64
tahun: 309 gr/ hari Usia di atas
tahun: 285 gr/ hari 65-80
80 tahun: 248 gr/ hari
tahun: 252 gr/ hari di atas 80
tahun: 232 gr/ hari
Pengukuran Asupan Karbohidrat
DINNER
SPECIAL
CONTOH
KASUS
PENYAKIT
YANG BERHUBUNGAN DENGAN KARBOIDRAT
DIABETES MELITUS
Gejala klinis diabetes tipe 2
Gejala akut diabetes melitus yaitu : Poliphagia Ny. N dengan Diabetes Melitus Tipe II di
(banyak makan) polidipsia (banyak minum), RSUD Labuang Baji Makassar. Klien
Poliuria (banyak kencing/sering kencing di nampak lemah, nafsu makan menurun,
malam hari), nafsu makan bertambah namu penurunan berat badan, mual dan
berat badan turun dengan cepat (5-10 kg dalam muntah, sering merasa haus,
waktu 2-4 minggu), mudah lelah.
kesemutan pada kedua kakinya.
Gejala kronik diabetes melitus yaitu :
Kesemutan, kulit terasa panas atau seperti
Sebelum dibawa ke RS klien mengalami
tertusuk tusuk jarum, rasa kebas di kulit, kram, mual dan muntah sebanyak 2 kali
kelelahan, mudah mengantuk, pandangan dengan volume nasi bercampur air
mulai kabur, gigi mudah goyah dan mudah berwarna kekuning-kuningan. Ny. N
lepas, kemampuan seksual menurun bahkan sering merasakan haus dan kesemutan
pada pria bisa terjadi impotensi, pada ibu hamil pada kedua kakinya, serta klien merasa
sering terjadi keguguran atau kematian janin badannya semakin kurus.
dalam kandungan atau dengan bayi berat lahir
lebih dari 4kg.
Toleransi Glukosa
Istilah toleransi glukosa terganggu pertama Dari hasil uji klinis dari beberapa penelitian
kali diperkenalkan pada tahun 1979 oleh telah terbukti bahwa toleransi glukosa
“United Group Diabetes Program” (UGDP)
terganggu merupakan faktor risiko untuk
dan pada tahun 1980 WHO memasukkan
toleransi glukosa terganggu sebagai bagian timbulnya diabetes melitus tipe 2. Tercatat
dari klasifikasi diabetes melitus (DM) dan 1,5 - 4,0 % pertahun toleransi glukosa
gangguan toleransi glukosa. terganggu menjadi diabetes melitus. Dasar
Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) adalah timbulnya toleransi glukosa terganggu
istilah yang dipakai untuk menyatakan adalah resistensi insulin.
adanya disglikemi yaitu kenaikan glukosa
Gejala klinis :
plasma 2 jam setelah beban 75 gram
glukosa pada pemeriksaan tes toleransi Peningkatan rasa haus
glukosa oral (TTGO) yaitu antara 140 mg/dl Peningkatan frekuensi
sampai dengan 199 mg/dl. Keadaan ini buang air kecil di malam hari
disebut juga sebagai prediabetes oleh Kelelahan
karena risiko untuk mendapat diabetes Penglihatan kabur
melitus tipe 2 dan penyakit kardiovaskuler
Luka yang tak kunjung sembuh
sangat besar.
INTOLERANSI LAKTOSA
Manifestasi Klinis
Identifikasi Pasien: Gejala klinis dari intoleransi laktosa, antara lain1,2,3,4,5,6:
Seorang anak bernama Z • Diare (cair, kotoran berbau asam (ph dibawah 4,5), berlendir)
berusia 7 bulan, berjenis • perut kembung
kelamin perempuan, dengan • nyeri perut (meteorismus)
berat badan 6,7 kg yang • daerah sekitar anus kemerahan (pada bayi)
beralamat Desa Cangkoak, • flatulens
masuk ke rawat inap RSUD Gejala-gejala klinis diatas dapat timbul pada 30 menit hingga 2 jam
Arjawinangun tanggal 15 setelah mengkonsumsi
Februari 2012. Orang tua susu dan produk-produk susu (misalnya mentega, keju). Akibat gejala
pasien yaitu ayahnya bernama tersebut, pertumbuhan anak
“Tn E” yang berwiraswasta akan terlambat bahkan tidak jarang terjadi malnutrisi dengan rasio
dengan pendidikan terakhir tinggi dan berat badan kurang
yaitu SMA. Sedang ibu pasien dari persentil ke-5.
bernama “Ny. N” yang hanya
seorang ibu rumah tangga
dengan pendidikan terakhir
yaitu SD.
Hasil Pemeriksaan
Intoleransi laktosa adalah ketidakmampuan tubuh menguraikan laktosa yang terdapat di
dalam susu karena tidak cukupnya enzim laktase. Gejala klinis dari intoleransi laktosa,
antara lain ; Diare (cair, kotoran berbau asam (ph dibawah 4,5), berlendir) ; perut kembung;
nyeri perut (meteorismus); daerah sekitar anus kemerahan (pada bayi); flatulens. Gejala-
gejala klinis diatas dapat timbul pada 30 menit hingga 2 jam setelah mengkonsumsi susu
dan produk-produk susu Pada pasien didapatkan BAB cair (+) 4x, ampas (+), lendir (-),
darah (-) ; muntah (+) 2x dan demam (+). UUB tidak cekung, mata cekung -/-. Abdomen
kembung, BU (+), turgor baik. Perianal rush (+). Pengukuran pH tinja (pH < 6, normal pH
tinja 7) maka memperkuat dugaan adanya intoleransi laktosa. Pada pemeriksaan feses rutin
didapatkan warna kehijauan, konsistensi lembek, lender (-), darah (-), pus (-), amuba (-),
telur cacing (-), leukosit (-), eritrosit (-).
GALAKTOSEMIA
Angka insiden galaktosemia di populasi sangat bervariasi,
yaitu 1 kasus per 40.00-60.00 orang di Amerika Serikat, 1
kasus per 70.000 rang di Inggris dan 1 kasus per 20.000
Galaktosemia pertama kali orang di Irlandia. Galaktosemia merupakan kasus yang
dideskripsikan di Jerman oleh von
sering dijumpai diantara populasi wisatawan Irlandia. Di
Reuss dan dikutip oleh George pada
tahun 1908 dan oleh Goppert pada Asia kasus dari galaktosemia lebih jarang ditemukan. Di
tahun 1971, serta pertama kali Indonesia sendiri belum ada data mengenai angka insiden
dideskripsikan di Amerika Serikat oleh dari kasus galaktosemia.
Mason dan Turner pada tahun 1935.
Pada tahun 1953 Kalckar
mengidentifikasi galaktosemia sebagai
akibat dari defek pada metabolisme
karbohidrat.
Galaktosemia sering disebut juga
sebagai diabetes galaktosa,
galaktosuria esensial, galaktosemia
kongenital, galaktosis, dan galaktemia.
Thank you
ANY QUESTION?