Anda di halaman 1dari 37

GRAND TEORI KEPERAWATAN

(THE ROY’S ADAPTATION MODEL)


SISTER CALLISTA ROY
Oleh Kelompok 4

Yuyun
Agus hendra
Nova Gerungan
Rini
Rani
Fitri
BIBLIOGRAFI SISTER CALISTA ROY
 Suster Calista Roy adalah seorang
suster dari Saint Joseph of Carondelet. 14
oktober 1939 di Los Angeles California.
Roy menerima Bachelor of Art Nursing
pada tahun 1963 dari Mount Saint Marys
College dan Magister Saint in Pediatric
Nursing pada tahun 1966 di University of
California Los Angeles.
Roy memulai pekerjaan
dengan teori adaptasi
keperawatan pada tahun 1964
ketika dia lulus dari
University of California Los
Angeles. Dalam Sebuah
seminar dengan Dorrothy E.
Johnson, Roy tertantang untuk
mengembangkan sebuah
model konsep keperawatan.
Proses
Input Efektor output
kontrol

 Stimuli
internal
dan  Fs. Fisiologi Respon :
eksternal  Mekanisme  Konsep diri Adapti
 Tingkat koping  Fs. Peran f
adaptasi :  Regulator  Malad
 Fokal  Kognator Interdependen aptif

kontextual
 Residual

Umpan
Balik

Sumber : Tomey and Alligood. 2006. Nursing theoriest, utilization and application.
Mosby : Elsevier.
KONSEP MODEL ADAPTASI ROY

4 ELEMEN ESENSIAL
 MANUSIA

 LINGKUNGAN

 KEPERAWATAN

 KESEHATAN
PARADIGMA KEPERAWATAN MENURUT
TEORI SISTER CALISTA ROY
MANUSIA

Roy mengemukakan bahwa manusia sebagai


sebuah sistim yang dapat menyesuaikan diri
(adaptive system ). Sebagai sistim yang dapat
menyesuaikan diri manusia dapat digambarkan
secara holistik (bio, psicho, Sosial) sebagai satu
kesatuan yang mempunyai Inputs (masukan),
Control dan Feedback Processes dan Output
(keluaran/hasil).
 Stimulus Fokal
yaitu stimulus yang secara langsung dapat
menyebabkan keadaan sakit dan
ketidakseimbangan yang dialami saat ini. Contoh :
kuman penyebab terjadinya infeksi
 
 
 Stimulus Kontektual.
INPUT
yaitu stimulus yang dapat menunjang
terjadinya sakit (faktor presipitasi

 Stimulus Residual
Faktor Predisposisi, sehingga terjadi kondisi Fokal,
misalnya ; persepsi pasien tentang penyakit, gaya
hidup, dan fungsi peran.
MANUSIA SEBAGAI SISTEM ADAPTASI

Control Processes(coping Mechanisme)

cognator
masukan
keluaran
Stimul tingkat fugsi konsep
us
stimulus adaptasi fisiologis diri Respon
ekster
ekternal (local,
nal adaptif
conteks persepsi
stimulus tual, fungsi interde-
internal residual peran pendensi Respon
stimulus maladaptif

regulator

feedback
MEKANISME SUB SISTEM REGULATOR

spinalcord; Autonomic
Neural Brainstem & Reflex
Internal aotonomic Efectors Respons
stimulus reflex

Chemical
Resposive Responsiv
intact ness of terget
pathways ness of Hormonal body
Intact cirkulasi organs or response
to&from endokrin Output tissues
CNS glands

Short term
Chemical Perception Perception Effector
Memory
Ekterna
stimuli

Long term
Neural memory
MEKANISME SUB SISTEM COGNATOR

Internal
stimuli
Processor for
Intact pathways
and apparatus for

Perceptual/ Selec
information tive attention,
processing coding &
memory
Learning Imitation, Physichomotor
reinforcement choice of
& insight response Effectors Respons
Problem solvin &
Judgment decision-making

Defenses to seek
elief & affective
Emotion apprasial &
attachment

Ekternal
stimuli
FUNGSI
FISIOLOGIS

KONSEP
DIRI

kognator dan
KONTROL Regulator
FUNGSI
PERAN

INTERDEPE
NDEN
OUTPUT

 Faz Patrick & Wall (1989),


manusia sebagai suatu sistim
adaptive adalah Respon adaptive
(dapat menyesuaikan diri) dan
respon maldaptive (tidak dapat
menyesuaikan diri). Respon-
respon yang adaptive itu
LINGKUNGAN

Semua kondisi, keadaan dan pengaruh-


pengaruh disekitar individu yang dapat
mempengaruhi perkembangan dan perilaku
individu dan kelompok “(Roy and Adrews,
1991 dalam Nursing Theory : 260)
KEPERAWATA
N

tujuan keperawatan menurut Roy


adalah meningkatkan respon adaptif
individu dan menurunkan respon
inefektif individu, dalam kondisi
sakit maupun sehat.
KESEHATAN

proses menjadi terintegrasi dan utuh


yang mencerminkan kebersamaan
orang dan lingkungan
Hubungan komponen Dasar dalam Model Adaptasi Keperawatan.

Keperawatan

Menggunakan proses
keperawatan u/ meningkatkan

Integrita
Manusia output Adaptasi Kesehatan
s

In
put Interaksi
Respon Inaktif

Lingkungan

Hubungan komponen Dasar dalam Model Adaptasi Keperawatan. (sumber: Craven, Ruth F, (2000).
Fundamentals of Nursing: Human Health and Function, 3rd ed, DLMN/DLC.
KELEBIHAN TEORI CALISTA ROY
 menggambarkan askep
 Berdasarkan teori Roy, tahapan proses
keperawatan dimulai dari 2 level pengkajian ,
diagnosa keperawatan, tujuan tindakan, intervensi
dan evaluasi.
 Kelebihan proses keperawatan bdsrk Model
Adaptasi Roy ini adalah pada tahap 2 level
pengkajian yang harus dilakukan perawat.
LANJUTAN ....
 Perawat tidak hanya dapat mengintervensi tanda
dan gejala tapi juga dapat mengetahui &
memberikan intervensi pada faktor presipitasi
dan faktor predisposisi dari masalah yang
dihadapi pasien.
 Perawat dapat memahami mulai dari infut proses
dan output
KEKURANGAN
 Overlaping yang terjadi pada psikososial adaptif
mode
 Ketika menilai prilaku adaptif dan maladaptif,
ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi
penilaian tersebut, salah satunya adalah sistem
nilai yang dianut perawat
 Tidak menjelaskan bagaimana sikap dan prilaku
caring perawat ketika melakukan asuhan
keperawatan.
ASUHAN KEPERAWATAN MENURUT
CALISTA ROY
PROSES KEPERAWATAN DLM TEORI ROY

1. Pengkajian perilaku
2. Pengkajian stimulus
3. Diagnosa keperawatan
4. Rumusan tujuan
5. Intervensi
6. Evaluasi
PENGKAJIAN PRILAKU
berhub. dg 4 mode adaptif
1. Fisiologi
2. Konsep Diri

3. Fungsi Peran
4. Interdependensi

sub sistem regulator : proses fisiologi tubuh (biologis)


sub sistem cognator : proses pikir indiv.(psiko-sosial)
PENGKAJIAN
 Mengidentifikasi stimulus :faktor fisiologi,
konsep diri, fungsi peran dan interdependensi
 Mengidentifikasi stresor : fokal, kontekstual dan
residual
 Mengkaji menggunakan dua tahanpan
INTERVENSI

 Pada fase ini, perawat dan pasien menetapkan


tujuan untuk meningkatkan adaptasi.
 Pernyataan Tujuan harus diatur tidak hanya
perilaku yang diamati tetapi cara perilaku akan
berubah (seperti yang diamati, diukur, atau
subyektif dilaporkan) dan waktu dimana
tujuannya akan dicapai.
IMPLEMENTASI
 perawat menentukan bagaimana cara terbaik
untuk membantu pasien dalam mencapai tujuan
nya dan memilih intervensi untuk
mempromosikan adaptasi yang diinginkan baik
melalui rangsangan perubahan atau proses adaptif
EVALUASI
 Untuk menentukan apakah tujuan adaptif telah
dipenuhi, perawat menggunakan keterampilan
yang sama seperti yang digunakan dalam tahap
penilaian dari intuisi proses pengamatan,
pengukuran, dan wawancara.
KASUS
 An. B seorang perempuan 15 thn, dia seorang siswi sekolah
menengah pertama (SMP) yang jarak antara rumah dan
sekolah cukup jauh sehingga dia hrs menggunakan kendaraan
(biasanya menggunakan motor). An. B merupakan anak
sulung dari 3 bersaudaran semua adiknya laki-laki yang sudah
bersekolah dan salah satu tugas An. B mengatar adik-adiknya
kesekolah sebelum dia pergi bersekolah. Pada saat dikaji klien
sudah 5 hari dirawat di RS karena dia sedang persiapan untuk
dilakukan operasi pada tangan kanannya karena ada benjolan
kira-kira berdiameter 5cm yang sudah dirasakannya sejak 3
tahun yang lalu dengan keluhan sering pegal dan sakit.
Selama dirawat klien ditunggui keluarganya secara bergantian
tapi kadang sendirian karena orang tuanya harus bekerja.
LANJUTAN KASUS
 Pada saat pengkajian klien mengeluh tidak napsu makan dan kadang
mual selain itu klien mengatakan cemas dengan kondisinya
sekarang dan bahkan nanti setelah dioperasi karena menurut
keterangan dokter yang disampaikan kepada An. B bahwa
benjolannya harus segera dioperasi karena khawatir bersifat ganas
dan dampak setelah operasi akan meninggalkan bekas operasi pada
tangan kanannya dan akan cepat lelah jika terlalu lama digunakan
beraktivitas. Hasil pemeriksaan fisik terdapat benjolan pada tangan
kanannya, BB sebelum sakit 55kg dan BB selama sakit 52kg, porsi
makan habis ½ porsi setiap makan, klien tampak lemah. TD :
120/70mmHg, N : 80x/mnt, R : 22x/mnt S : 37 derajat, wajah klien
tampak tegah dan klien tampak gelisah saat mengatakan dia tidak
mengetahui tentang penyakitnya dan tidak yakin bisa sembuh total,
PENGKAJIAN

Biodata
 Nama : An. B

 Tempat lahir : Bandung

 Umur : 15 thn
 Agama : Islam

 Suku : Sunda

 Pendidikan: SMP

 Alamat : Bandung

 Sumber data : Klien dan keluarganya

 Masuk RS : 11 September 2011

  
PENGKAJIAN PERTAMA
Pengkajian tahap pertama adalah mengumpulkan data
perilaku output Ibu L sebagai sistim adaptasi dihubungkan
dengan 4 mode adaptif fungsi fisiologis, konsep diri,
peran dan interdependen.
 Pengkajian tahap pertama pada An. B didapatkan data :
 Model fisiologis
S : Klien mengeluh tidak napsu makan bahkan mual
O : Porsi makan habis ½ porsi setiap makan , BB sebelum
sakit 55 kg dan BB sekarang 52kg, klien tampak lemas
LANJUTAN ....
 Model Konsep diri
S : Klien mengatakan khawatir dengan kondisinya sekarang dan setelah operasi
karena tangan kanannya akan ada bekas operasi dan akan mudah lelah jika selalu
beraktivitas
O : klien tampak gelisah dan wajah klien tampak tegang
 Mode Fungsi peran
S : Klien mengatakan dengan kondisinya seperti ini ia takut tidak bisa
mengantarkan adik-adiknya kesekolah dan dia tidak bisa mengikuti kegiatan
sekolah dengan baik ( dalam menulis)
O : Rendah diri terhadap penampilanya
 Mode Interdependen
S : An. B mengatakan keluarga yang menungguinya bergantian dan bahkan klien
sendiri krn orang tuanya hrs bekerja, Klien mengatakan tidak leluasa berada di RS
O: ada jadwal kunjungan untuk yang akan mengunjungi pasien.
PENGKAJIAN KEDUA

Setelah mengidentifikasi respon tidak efektif dan respon


adaptif selanjutnya melakukan pengkajian tahap kedua yang
meliputi fokal, kontekstual dan residual stimuli.
 Pengkajian tahap dua pada An. B didapatkan data :
 Stimulus fokal (etiologi)
Terdapat benjolan dengan diameter kira-kira 5 cm
 Stimulus konstekstual (presipitasi)
Klien mengatakan ayahnya mengalami penyakit yang sama
dengan dirinya
 Stimulus residual (predisposisi)
Klien tidak mengetahui tentang penyakitnya dan klien tidak
yakin penyakitnya bisa sembuh total
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Gangguan pemenuhan nutrisi kurang
dari kebutuhan (mal nutrisi)
berhungungan dengan anorexia
 Cemas berhubungan dengan penurunan
konsep diri body image dan harga diri
INTERVENSI DP 1

 Jelaskan pentingnya nutrisi untuk membantu


proses penyembuhan
 Anjurkan klien minum air hangat sebelum makan
 Anjurkan klien makan dalam keadaan makanan
hangat
 Hindarkan makanan yang dapat merangsang
mual spt : manan asam atau
INTERVENSI DP2
 Bina hubungan saling percaya dan yakinkan
kehadiran perawat adalah untuk membantu
memecahkan permasalahan klien
 Kuatkan koping klien dengan aspek adaptif yang
dimiliki
 Jelaskan operasi adalah tindakan yang paling
tepat
 Rencanakan kehadiran keluarga untuk menemani
klien

Anda mungkin juga menyukai