Anda di halaman 1dari 58

OLEH :

IR.AHMAD SYARIF SUKRI,MA.,MT


Lektor Kepala / IV. B
KONDISI BANJIR EXISTING
DRAINASE PERKOTAAN

 ACUAN
1. QS AL-QAMAR;12
Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air- mata air
maka bertemula air-air itu untuk satu urusan yang
sungguh telah sitetapkan.

2. QS. Al-JAATSIYAH : 5
Dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang
diturunkan ALLAH dari langit lalu dihidupkannya dengan
air itu bumi sesudah matinya; dan pada perkisaran angin
terdapat pula tanda-tanda ( kekuasaan ALLAH ) bagi
kaum yang berakal
DRAINASE PERKOTAAN

PENDAHULUAN
DRAINASE ( DRAINAGE ) BERASAL DARI KATA KERJA ‘TO DRAIN’ YANG
BERARTI MENGERINGKAN ATAU MENGALIRKAN, MENGURAS, MEMBUANG,
ATAU MENGALIHKAN AIR ,Drainase ADALAH TERMINOLOGI YANG DIGUNAKAN
UNTUK MENYATAKAN SISTEM-SISTEM YANG BERKAITAN DENGAN
PENANGANAN MASALAH KELEBIHAN AIR, BAIK DIATAS PERMUKAAN MAUPUN
DIBAWAH PERMUKAAN
DRAINASE SECARA UMUM DAPAT DIARTIKAN SEBAGAI SUATU TINDAKAN
TEKNIS UNTUK MENGURANGI KELEBIHAN AIR, BAIK YANG BERASAL DARI AIR
HUJAN, REMBESAN,ATAU KELEBIHAN AIR IRIGASI. ATAU DAPAT PULA
DIARTIKAN SEBAGAI USAHA UNTUK MENGONTROL KUALITAS AIR TANAH
DALAM KAITANNYA DENGAN SALINITAS.
SISTEM DRAINASE ADALAH SERANGKAIAN BANGUNAN AIR YANG BERFUNGSI
UNTUK MENGURAGI ATAU MEMBUANG KELEBIHAN AIR DARI SATU KAWASAN
ATAU LAHAN, SEHINGGA LAHAN DAPAT DIFUNGSIKAN SECARA OPTIMAL
PROYEK
PEMBANGUNAN DRAINASE
DRAINASE PERKOTAAN

PERMASALAHAN DRAINASE PERKOTAAN

BANJIR MERUPAKAN KATA YANG SANGAT POPULER SAAT INI DI INDONESIA KHUSUSNYA
PADA MUSIM HUJAN, MENGINGAT HAMPIR SEMUA KOTA DI INDONESIA MENGALAMI
BENCANA BANJIR, YANG HAMPIR SETIAP TAHUN BERULANG, NAMUN SAMPAI SAAT INI
MASALAH INI BELUM TERSELESAIKAN, BAHKAN CENDERUNG MAKIN MENINGKAT, BAIK
FREKUENSI, LUAS,KEDALAMAN MAUPUN DURASINYA.

AKAR PERMASALAHAN BANJIR DIPERKOTAAN BERAWAL DARI PERTAMBAHAN PENDUDUK


YANG SANGAT CEPAT, DIATAS RATA-RATA PERTUMBUHAN NASIONAL, AKIBAT URBANISASI,
BAIK MIGRASI MUSIMAN MAUPUN YANG PERMANEN. PERTAMBAHAN PENDUDUK YANG
TIDAK DIIMBANGI DENGAN PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA PERKOTAAN YANG
MEMADAI MENGAKIBATKAN PEMANFAATAN LAHAN PERKOTAAN MENJADI ACAK-ACAKAN
YANG DAPAT MENGAKIBATKAN PERMASALAHAN DRAINASE YANG SANGAT KOMPLEKS. HAL
INI JUGA DISEBKAN TINGKAT PEMAHAMAN DAN KESADARAN MASYRAKAT MASIH RENDAH
TENTANG DAMPAK BANJIR DAN PERMASALAHAN YANG DIHADAPI SUATU KOTA.
PENYEBAB / MASALAH
DRAINASE PERKOTAAN

PERMASALAHAN LAIN YANG DIHADAPI DALAM PEMBANGUNAN


DRAINASE ADALAH LEMAHNYA KOORDINASI DAN
SINKRONISASI DENGAN KOMPONEN INFRASTRUKTUR YANG
LAIN. SEHINGGA SERING DIJUMPAI DILAPANGAN TIANG
LISTRIK DITENGAH SALURAN DRAINASE, DAN PIPA AIR
BERSIH ( PDAM) MEMOTONG SALURAN PADA PENAMPANG
BASAHNYA, SERINGJUGA DIJUMPAI PENGGALIAN SALURAN
DRAINASE DENGAN TAK SENGAJA PRASARANA YANG TELAH
LEBIH DULU TERTANAM DALAM TANAH KARENA TIDAK ADA
INFORMASI YANG AKURAT, ARSIP/DOKUMEN TIDAK ADA, ATAU
PERENCANAAN DAN ATAU PEMATOKAN DILAPANGAN TIDAK
MELIBATKAN INSTANSI PENGENDALI TATA RUANG

Gambar. PERMASALAHAN BANJIR KOTA PANTAI DAN


ELEMEN- ELEMENYA
Dapat dilihat sebagai berikut :
Pertumbuhan
pnduduk
Lahan utk
Kebutuhan
Produksi Usaha,
Tempat
sampah pertanian
tinggal
Perubahan
Tataguna
Manajemen lahan Debit
Sampah ErosiLahan
meningkat Banjir
Tdk baik meningkat

Pembuangan Saluran meluap


Sampah ke Sedimentasi Banjir
saluran saluran

Permasalahan
Penurunan Drainase
Pengambilan Kapasitas Perkotaan
Air Tanah saluran
berlebihan
Genangan
Amblesan lokal Pasang
Kebutuhan tanah
surut
Air bersih
DAMPAK
Komponem Infrasturktur

Sistem Air Bersih Sistem manajemen air Limbah

Fasilitas Manajemen Limbah Fasilitas Transportasi


Padat atau Persampahan

Sistem Transit Publik Sistem Kelistrikan

Fasilitas Drainase Bangunan Umum


Pengendalian Banjir

Fasilitas Taman, Rekreasi


Fasilitas Perumahan
Dan Stadion

Fasilitas Gas Alam


Fasilitas Telekomonikasi Pertambangan
Dari ke 12 Kelompok Dadap dikelompokkan ke dalam 7 Gruf Infrastruktur

KLP Air
Air bersih,Sanitasi,
Drainase dan
Pengendalian
banjir
Klp Jalan
KLP.
Jl.Raya, Jl.Kota,
telekomonikasi
Jembatan

Grup
Klp. Klp.
Energy Infrastruktur Sarana Transpor
Produksi dan Distri Terminal,Jaring Rel,
Busi listrik, Stasiun,Pelabuhan
gas Bandar Udara

KLP. KLP
Bangunan Kota Pengelolaan Limbah
Pasar,Sarana Sistem Manajemen
Olah Raga Limbah Padat,
persampahan
DRAINASE PERKOTAAN

•IDENTIFIKASI PROYEK
EVALUASI
•PRA STUDY KELAYAKAN
DAN PERENCANAAN
DAN PEMOGRAMAN •STUDY KELAYAKAN
MONITORING
•PERENCANAAN RINCI

OPERASI DAN PELAKSANAAN •PERSIAPAN KONSTRUKSI


PEMELIHARAAN PEMBANGUNAN •KONSTRUKSI
•PROYEK KOMPLEKS
DRAINASE PERKOTAAN
POLA JARINGAN DRAINSE

1. GRID IRON, SUNGAI TERLETAK DIPINGGIR KOTA,


SEHINGGA SALURAN CABANG DIKUMPULKAN DULU PADA
SALURAN PENGUMPUL
2. POLA SIKU
3. POLA ALAMAIAH
4. POLA RADIAL, BIASANYA DITEMPATKAN PADA DAERAH
YANG BERBUKIT
5. POLA JARING-JARING, MEMPUNYAI SALURAN PEMBUANG
YANG MENGIKUTI ARAH JALAN RAYA, DAN COCOK UNTUK
DAERAH DENGAN TOPOGRAFI DATAR.
DRAINASE PERKOTAAN
 Sistem Jaringan Drainase
Drainase perkotaan adalah drainase yang mengkhususkan pengkajian pada
kawasan perkotaan yang erat kaitannya dengan kondisi lingkungan fisik dan
sosial, budaya yang ada dikawasan kota tersebut.
Kriteria desain drainase perkotaan memiliki kekhususan, sebab untuk
perkotaan ada tambahan variabel seperti, keterkaitan dengan tataguna
lahan, keterkaitan dengan master plan drainase kota, keterkaitan dengan
masalah sosial budaya ( kurangnya kesadaran masyarakat dalam ikut
memelihara fungsi drainase kota )
Pada sistem pengumpulan air buangan yang diperhatikan ada 2 ( dua )
macam air buangan yaitu, air hujan dan air limbah, sehingga drainase dapat
dibagai atas tiga sistem, yaitu
1. Separate System ( sistem saluran terpisah )
2. Combined System ( sistem saluran tercampur )
3. Pscudo Separate System ( sistem saluran kombinasi )
DRAINASE ERKOTAAN
 Separate system ( Sistem Saluran Terpisah)

Sistem ini memisahkan saluran air hujan dengan saluran air limbah yang berasal dari
rumah tangga dan industri, pemilihan sistem ini didasarkan atas beberapa
pertimbangan antara lain :
 Periode musim hujan dan kemarau yang terlalu lama
 Kuantitas yang jauh berbeda antara air hujan dengan air limbah
 Air buangan memerlukan pengolahan terlebih dahulu sedangkan air hujan tidak perlu
dan secepatnya dibuang kesungai/laut yang terdapat pada daerah yang direncanakan
Keuntungan dari sistem saluran terpisah adalah :
 Sistem saluran mempunyai dimensi yang kecil sehingga memudahkan pembuatan dan
operasinya
 Penggunaan sistem terpisah mengurangi bahaya bagi kesehatan masyrakat
 Pada instalasi pengolahan air buangan tidak ada tambahan beban kapasitas, karena
penambahan air hujan
 Untuk saluran air buangan bisa direncanakan pembilas sendiri, baik pada musim
kemarau maupun pada musim hujan
Kerugian dari sistem saluran terpisah ini memerlukan biaya yang cukup besar
disebabkan hurus membuat 2 ( dua ) saluran yang terpisah.
DRAINASE PERKOTAAN
 Combined System ( Sistem Saluran Tercampur )

Sistem ini mengalirkan air limbah dan air hujan melalui satu saluran
yang sama, dan saluran ini harus tertutup. Pemilihan Sistem ini
didasarkan atas beberapa pertimbangan antara lain :
 Debit masing-masing buangan relatif kecil sehingga dapat dipersatukan
 Kuantitas air buangan dan air hujan tidak jauh berbeda
 Fluktuasi curah hujan dari tahun ketahun relatif kecil
Keuntungan dari saluran tercampu adalah :
 Hanya diperlukan satu sistem penyaluran air sehingga dalam
pemilihannya lebih ekonomis
 Terjadinya pengenceran air limbah oleh air hujan sehingga konsentrasi
air limbah menurun
Kerugian dari sistem tercampur, diperlukan areal yang luas untuk
menempatkan instalasi tambahan untuk penanggulangan pada saat –
saat tertentu
DRAINASE
PERKOTAAN
 Pscudo Separate System ( Sistem saluran Kombinasi )

Merupakan perpaduan antara saluran air limbah dan air hujan


dimana pada waktu musim hujan air limbah dan air hujan tercampur
dalam satu saluran air limbah, sedangkan air hujan berfungsi
sebagai pengencer dan penggelontor. Kedua saluran ini tidak
bersatu tetapi dihubungkan dengan sistem perpipaan interseptor.
Pemilihan sistem ini didasarkan atas beberapa pertimbangan
antara lain
 Perbedaan yang besar antara kuantitas air limbah yang akan
disalurkan melalui jaringan penyalur air limbah dan kuantitas air
hujan pada daerah pelanyanan
 Umumnya didalam kota dilalui sungai-sungai dimana air hujan
secepatnya dibuang kedalam sungai tersebut.
 Periode musim kemarau dan musim hujan yang lama dan fluktuasi
air hujan yang tidak tetap.
Kerugian sistem ini adalah diperlukanya areal yang luas karena
diperlukan areal saluran terbuka dan areal saluran perpipaan,
memerlukan biaya yang cukup besar.
DRAINASE PERKOTAAN
 KRITERIA PENENTUAN PEMBAGIAN DAERAH LAYANAN

Dalam menentukan luas Catchment area dari sebuah saluran yang


dilayani suatu areal tertentu, perlu diperhatikan sistem drainase pada
kota tersebut secara keseluruhan. Mengingat masing-masing areal
pelayanan dari setiap saluran merupakan sebuah subsistem dari sistem
drainase kota sebagai suatu kesatuan. Penentuan besarnya Catchment
area sangat tergantung dari beberapa faktor, antara lain :

1.kondisi topografi daerah


2.sarana/prasarana drainase yang sudah ada
3.sarana/prasarana jalan yang sudah ada dan yang akan dibangun
4.sarana/prasarana kota lainnya seperti jaringan listrik, telepon,PDAM
5.ketersediaan lahan alur saluran drainase
DRAINASE PERKOTAAN
 Menurut sejarah terbentuknya drainase digolongkan
dalam 2 ( dua ) jenis, Yaitu
1. Drainase Alamiah ( Natural Drainage )
Drainase ini terbentuk secara alamiah dan tidak terdapat
bangunan-bangunan penunjang seperti bangunan
pelimpah, pasangan batu/beton, gorong-gorong. Saluran
ini terbentuk oleh gerusan air yang bergerak karena
grafitasi yang lambat laun membentuk jalan air yang
permanen seperti sungai
2. Darinase Buatan ( Africial Drainage )
Drainase ini dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu
sehingga memerlukan bangunan – bangunan khusus
seperti selokan, pasangan batu/beton, gorong-gorong,
pipa-pipa dan sebagainya.
KONDISI DRAINASE
PERENCANAAN
SITEM DRAINASE
 Perencanaan sistem drainase perkotaan memerlukan banyak data yang
harus dikumpulkan sejak awal perencanaan sampai tahap rancangan rinci
( detailed design) diantaranya adalah :
 Inventarisasi sistem drainase yang ada
 Survey Topografi
 Pengumpulan Data hidrologi
 Pemetaan Udara
 Kependudukan
 Keadaan Fisik alami
 Fasilitas Yang terkait
 Data Banjir
 Data Pasang surut
 Data Hidrolik
 Data Non Struktur
 Data Penyelidikan Tanah
 Penetapan tingkat lanyanan
 Penentuan Teknologi
DRAINASE PERKOTAAN
Yang terpenting dalam perencanaan adalah tata letak sistem
jaringan drainase seperti,
1. Pola Arah Aliran
Dengan melihat topografi kita dapat menentukan arah aliran
yang merupakan drainase alamiah yang terbentuk secara alamiah,
dan dapat mengetahui toleransi lamanya genangan dari daerah
rencana.
2. Situasi dan kondisi Fisik Kota
Informasi situasi dan kondisi fisik kota baik yang ada
( Eksisting) maupun yang sedang direncanakan perlu diketahui,
antara lain :
a).Sistem jaringan ( Drainase,irigasi,PDAM, Listrik dan Telepon )
b).Daerah cekungan yang mungkin ada
c).Batas-batas daerah pemilikan
d).Letak dan jumlah prasarana yang ada
e).Tingkat kebutuhan drainase yang diperlukan
f). Gambaran prioritas daerah secara garis besar
g).Jumlah penduduk minimal 10 tahun terakhir
DRAINASE PERKOTAAN
 ASPEK HIDROLOGI  ASPEK HIDROLIKA
o KARAKTERISTIK  UMUM
HUJAN  ALIRAN PADA SALURAN
TERBUKA
o DATA HUJAN
 ALIRAN PADA SALURAN
o PENGOLAHAN DATA TERTUTUP
o DEBIT RENCANA  BANGUNAN AIR
 PEMAKAIAN HIDROLIKA DLM
PEREC.DRAINASE
ASPEK HIDROLOGI

 KARAKTERISTIK HUJAN
DURASI,
ADALAH LAMA KEJADIAN HUJAN ( MENIT, JAM, HARIAN ) DALAM
PERENCANAAN DRAINASE DURASI HUJAN SERING DIKALIKAN DGN
WAKTU KONSENTRASI ( TC) TERUTAMA PADA DRAINASE KOTA YANG
DIPERLUKAN DURASI YANG RELATIF PENDEK, MENGINGAT TOLENRANSI
TERHADAP LAMANYA PENANGANAN
INTENSITAS
ADALAH JUMLAH HUJAN YANG DINYATAKAN DALAM TINGGI HUJAN ATAU
VOLUME TIAP SATUAN WAKTU, BESARNYA INTENSITAS HUJAN BERBEDA-
BEDA TERGANTUNG DARI LAMANYA CURAH HUJAN DAN FREKUENSI
KEJADIANNYA.

2/3
R 24  24 
I   
24  Tc 
ASPEK HIDROLOGI

LE NGKUNG INTE NS ITAS


A DA LA H GRAFIK YA NG MENY ATAK AN HUB UNGAN A NTARA INTE NS ITA S DENGA N DURA S I HUJAN

WAKTU KONS ENTRAS I( Tc )


A DA LA H WA K TU YA NG DIP ERLUKA N UNTUK MENGA LIRK AN A IR DA RI TITIK TE RJAUH PA DA DA ERAH P E NGALIRA N KE TITI K K ONTROL Y A NG BE RADA DI HILIR SUATU SA LURA N

WAK TU K ONS ENTRAS I DAP A TDIB AGI MENJADI :


1. INLET TI ME (t o), YA ITU WAK TU Y A NG DI PE RLUKA N OLE H A IR UNTUK ME NGA LIR DI ATAS P ERMUK AA N TA NA H ME NUJU S A LURA N DRAI NA SE .
ASPEK HIDROLOGI

0 , 385
2. CONDUIT TIME (td), YAITU WAKTU YANG DIPERLUKAN  0,87 * lOLEH
 2
AIR UNTUK
tc   
1000 * S 
MENGALIR DISEPANJANG SALURAN SAMPAI TITIK KONTROL YANG
CALIPORNIA
DITENTUKAN DIBAGIAN HILIR. 0, 385
 L3 
PENENTUAN tc tc  6011,9 
 H
DAPAT DITENTUKAN DENGAN RUMUS : KINEMATIC
KIRPICH 0,94 L0,6 L0,6
tc 
I 0, 4 S 0 ,3
ASPEK HIDROLOGI

WAKTU
DIMANA : KONSENTRASI
Tc= WAKTU KONSENTRASI DAPAT JUGA
L = PANJANG SALURAN
DIHITUNG DENGAN
S = KEMIRINGAN RERATA SALURAN
MEMBEDAKAN DUA
H = BEDA ELEVASI ANTARA BATAS DAS DAN
PENGURASAN KOMPONEN:
I = INTENSITAS HUJAN 1. to
02.
, 77 td
2 n   Lo 
to   3,28.L  atau  0,0195 
3 S  So  SEHINGGA
td 
Ls
atau
Ld Tc= to + td
60V Vd
ASPEK HIDROLOGI

WAKTU KONSENTRASI BESARNYA SANGAT BERVARIASI DAN


DIPENGARUHI OLEH FAKTOR :
1. LUAS DAERAH PENGALIRAN
2. PANJANG SALURAN DRAINASE
3. KEMIRINGAN DASAR SALURAN
4. DEBIT DAN KECEPATAN ALIRAN
KEMERINGAN RERATA KECEPATAN RERATA
SALURAN
KURANG DARI 1 0,40
1-2 0,60
2-4 0,90
4-6 1,20
6-10 1,50
10-15 2,40
ASPEK HIDROLOGI
DATA HUJAN

DALAM PRAKTEK PENGUKURAN HUJAN TERDAPAT DUA JENIS ALAT UKUR


HUJAN YAITU :
1. MANUAL RAINGAUGE ( ALAT UKUR HUJAN BIASA )
2. AUTOMATIC RAINGAUGE ( ALAT UKUR HUJAN OTOMATIS )

DATA HUJAN YANG BAIK DIPERLUKAN DALAM MELAKUKAN ANALISIS


HIDROLOGI. DATA HUJAN HASIL PENCATATAN YANG TERSEDIA BIASANYA DLM
KONDISI TIDAK MENERUS, APABILA TERPUTUSNYA RANGKAIAN DATA HANYA
BEBERAPA SAAT KEMUNGKINAN TIDAK MENIMBULKAN MASALAH, TETAPI
UNTUK KURUNG WAKTU YANG LAMA TENTU AKAN MENIMBULKAN MASALAH
DALAM MELAKUKAN ANALISIS.
MENGHADAPI HAL TERSEBUT LANGKAH YANG DAPAT DITEMPUH ADALAH
DENGAN MELIHAT AKAN KEPENTINGAN DARI SASARAN YANG DITUJU APAKAH
DATA KOSONG TERSEBUT PERLU DIISI KEMBALI.

KWALITAS DATA YANG TERSEDIA AKAN DITENTUKAN OLEH ALAT UKUR DAN
MANAJEMEN PENGOLAANYA
ASPEK HIDROLOGI
 PENGOLAHAN DATA
HUJAN RERATA DAERAH ALIRAN
1
ADA TIGA METODE YANG SERING R  R1  R 2  R3  ....  Rn 
DIGUNAKAN UNTUK MENENTUKAN N
HUJAN RERATA AREAL, YAITU : A1.R1  A2.R 2  A3.R3
1.RATA – RATA ALJABAR R
A1  A2  A3
2.METODE POLIGON THIESSEN
 R1  R 2   R 2  R3   R3  R 4 
3. METODE GARIS ISOHYET A1   A2   A3 
2 2 2
R      
A1  A2  A3
ASPEK HIDROLOGI
 CARA MEMILIH METODE
LEPAS DARI KELEBIHAN DAN KELEMAHAN KETIGA METODE YANG DISEBUTKAN DIATAS,
PEMILIHAN METODE MANA YANG COCOK PADA SUATU DAS DAPAT DITENTUKAN DENGAN
MEMPERTIMBANGKAN TIGA FAKTOR BERIKUT:
1. JARINGAN POS PENAKAR
A. JARINGAN POS PENAKAR CUKUP = ISOHYET, THIESSEN, ALJABAR
B. JARINGAN POS PENAKAR TERBATAS = ALJABAR, THIESSEN
C. POS PENAKAR TUNGGAL = METODE HUJAN TITIK
2. LUAS DAS
> 5000 KM2 = ISOHYET
500 – 5000 KM2 = THIESSEN
< 500 KM2 = ALJABAR
3. TOPOGRAFI DAS
PENGUNUNGAN = ALJABAR
DATARAN = THIESSEN
BERBUKIT TDK BERATURAN = ISOHYET
ASPEK HIDROLOGI
 MELENGKAPI DATA

HASIL PENGUKURAN HUJAN YANG DITERIMA OLEH PUSAT


METEOROLOGI DAN GEOFISIKA DARI TEMPAT PENGAMATAN
HUJAN, KADANG TIDAK LENGKAP SEHINGGA DALAM DAFTAR
YANG DISUSUN ADA DATA YANG HILANG. UNTUK MELENGKAPI
DATA YANG HILANG KITA TIDAK DAPAT MENGADAKAN
PERKIRAAN. SEBAGAI DASAR UNTUK PERKIRAAN DIGUNAKAN
DATA HUJAN DARI TIGA STASIUN TERDEKAT, BIASANYA
MENGGUNAKAN PERSAMAAN

 R R R 
R 1
3 Ra  Rb  Rc 
 Ra Rb Rc 
ASPEK HIDROLOGI
 KALA ULANG
DALAM PERENCANAAN SALURAN DRAINASE PERIODE ULANG YANG DIGUNAKAN
TERGANTUNG DARI FUNGSI SALURAN SERTA DAERAH TANGKAPAN HUJAN YANG AKAN
DIKERINGKAN.

MENURUT PENGALAMAN, PENGGUNAAN PERIODE ULANG UNTUK PERENCANAAN


DRAINASE ADALAH :
SALURAN KWARTER = 1 TAHUN
SALURAN TERSIER = 2 TAHUN
SALURAN SEKUNDER = 5 TAHUN
SALURAN PRIMER = 10 TAHUN
PADA SUNGAI = 25 TAHUN

DEBIT RENCANA

BESARNYA DEBIT RENCANA DIHITUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIONAL


JIKA ALIRAN KURANG 80 Ha. UNTUK DAERAH ALIRAN YANG LEBIH BESAR SAMPAI 5000
Ha DIGUNAKAN RUMUS RASIONAL YANG DIMODIFIKSI DAN JIKA LEBIH DARI >5000 Ha
DIGUNAKAN HIDROGRAF SATUAN.
ASPEK HIDROLOGI
 RUMUS RASIONAL
Q   . .I . A

 RASIONAL MODIFIKASI Q  0,278C.I . A


Q  0,002778.C.Cs.I . A

DIMANA ;
Q = DEBIT RENCANA
β = KOEFESIEN PENYEBARAN HUJAN
α, C = KOEFESIEN PENGALIRAN
Cs = KOEFESIEN PENAMPUNGAN
A = LUAS DAERAH ALIRAN
I = INTENSITAS HUJAN
ASPEK HIDROLOGI
 Koefesien Pengaliran

Adalah nilai banding antara bagian hujan yang membentuk limpasan


langsung dengan hujan total yang terjadi besaran ini dipengaruhi oleh tata
guna lahan, kemiringan lahan, jenis dan kondisi tanah. Pemilihan koefesien
pengaliran harus memperkirakan kemungkinan adanya perubahan tata guna
lahan dikemudian hari.
Besar koefesien pengaliran dapat diambil acuan sebagai berikut :
1. perumahan tidak rapat 20 rumah/ha = 0,25-0,40
2. perumahan rapat sedang 20-60 rmh/ha = 0,40-0,70
3. perumhan rapat 60-160 rhm/ha = 0,70-0,80
4. taman dan daerah rekreasi = 0,20-0,3
5. daerah industri = 0,80-0,90
6. daerah perniagaan = 0,90-0,95
ASPEK HIDROLOGI
 Analisa Daerah Tangkapan

Debit rencana untuk daerah perkotan umumnya dikehendaki pembuangan


air yang sangat cepat, agar jangan ada yang berhenti.Untuk memenuhi
tujuan ini saluran –saluran harus dibuat cukup sesuai dengan debit
rencana.
Faktor-faktor yang menentukan sampai berapa tinggi genangan air yang
diperbolehkan agar tidak menimbulkan kerugian yang berarti, adalah
1. Berapa luas daerah yang akan tergenang ( sampai batas tinggi yang
diperbolehkan )
2. Berapa lama watu penggenangan.
Suatu daerah perkotaan umumnya memerlukan bagian dari satu daerah
aliran yang lebih luas, dan didaerah aliran ini sudah ada sistem drainase
alami. Perencanaan dan pengembangan sistem bagi suatu daerah
perkotaan yang baru harus diselaraskan dengan sistem drainase alami
yang sudah ada agar keadaan aslinya dapat dipertahankan sejauh
mungkin.
ASPEK HIDROLOGI
 Koefesien Penampungan ( Cs )

Makin besar Catchment area, maka pengaruh adanya


gelombang banjir harus diperhitungkan, untuk itu
pengaruh tampungan saluran drainase disaat
mengalami puncak pengaliran debit dihitung dengan
menggunakan Rasional Method dengan mengalikan
suatu koefesien daya tampungan daerah tangkapan
hujan, sehingga bentuk perhitungan menggunakan
metode Rasional Modifikasi, besar koefesien tersebut :

2tc
Cs 
2tc  td
ASPEK HIDROLOGI
 KOEFESIEN PENYEBARAN HUJAN
MERUPAKAN KOEFESIEN YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGOREKSI
PENGARUH PENYEBARAN HUJAN YANG TIDAK MERATA PADA SUATU
DAERAH PENGALIRAN. NILAI KOEFESIEN INI TERGANTUNG DARI KONDISI
DAN LUAS DAERAH PENGALIRAN, UNTUK DAERAH YANG RELATIF KECIL
BIASANYA KEJADIAN HUJAN DIASUMSIKAN MERATA SEHINGGA NILAI β=1

LUAS DAERAH PENGALIRAN KOEFESIEN PENYEBARAN HUJAN

0-1 1
5 0,995
10 0,980
15 0,955
20 0,920
25 0,875
30 0,820
50 0,800
ASPEK HIDROLOGI

 Analisa Debit Air Buangan Rumah Tangga

Air buangan rumah tangga ( air limbah ) merupakan air bekas yang sudah
dimanfaatkan sebagai hasil dari adanya berbagai kegiatan manusia sehari-
hari.
jumlah air limbah yang dibuang akan selalu bertambah dengan
meningkatnya jumlah penduduk dengan segala kegiatannya. Untuk
menentukan kuntitas air limbah secara pasti, sangat sulit karena banyak
faktor-faktor yang mempengaruhi. Banyaknya air limbah yang dibuang
dipengaruhi oleh :
1. Jumlah air bersih yang dibutuhkan akan mempengaruhi jumlah air limbah
yang dibuang,pada umumnya besarnya air limbah ditentukan berkisar 60-
70 % dari air bersih yang dibutuhkan.
2. Keadaan masyarakat dan lingkungan suatu daerah akan mempengaruhi
bersarnya limbah yang dibuang, dan dibedakan berdasarkan :
a. Tingkat perkembangan suatu kota
b. Daerah yang mengalami kekeringan ( sulit Air )
c. Pola hidup masyarakat
ASPEK HIDROLOGI
 Keserempakan pembuangan air limbah tidak sama antara sumber yang satu
dengan lainnya dalam setiap hari, beberapa besaran buangan limbah yang sering
digunakan dalam perencanaan :
 Amerika 100-200 lt/org/hari
 Eropa 40-150 lt/org/hari
 Indonesia 100-150 lt/org/hari
 Limbah industri 50 lt/org/hari
Dalam penentuan debit limbah rumah tangga, hal perlu diketahui adalah berapa
jumlah penduduk, dan jumlah yang menggunakan air bersih.
untuk memprediksi jumlah penduduk dapat menggunkan metode Aritmatik dan
Geometrik. Dengan rumuns

 Po  P1 
Pn  Po   .n
 t 
Pn  Po1  r 
n
ASPEK HIDROLOGI
 Untuk memperkirakan debit air buangan rumah
tangga menggunakan rumus H.M.Gifft

L
Qpuncak  5 P 5/6
.q md  Cr.P.q r  qinf
1000
Q min  1 / 5 P 5 / 6 q r
Dimana :
Pn = Jumlah penduduk tahun proyeksi qmd = Debit harian max
Po = Jumlah penduduk akhir tahun data qr = Debit rerata air buangan
P1 = Jumlah penduduk awal tahun qinf = Debit infiltrasi
n = Tahun proyeksi Cr = Koefesien infiltrasi
r = Proyeksi pertambahan per tahun L = Panjang saluran
P = Populasi dalam ribuan
Parameter Penentuan Prioritas
Penanganan Genangan
Tipikal Drainase

h Pasangan Batu Kali 1Pc : 4Ps

Pasangan Batu Kosong


Dasar Sungai Urugan pasir/lantai kerja
B
Perencanaan Kolam Detensi, Kolam Retensi
dan Sistem Polder

Kolam detensi, kolam retensi dan kolam tandon digunakan untuk


Melindungi daerah bagian hilir dari kerusakan yang disebabkan
Karena kondisi saluran sebelah hilir tidak mampu menampung
Debit dari saluran sebelah hulu, kelebihan debit tersebut ditampung
Dalam kolam detensi. Perencanaan kolam detensi,retensi dan tandon
Tergantung dari lokasi detensi,retensi, dan tandon.

Ada 4 tipe kolam detensi, retensi dan kolam tandon :

1.Kolam detensi dan retensi terletak disamping badan saluran/sungai


2.Kolam detensi dan retensi terletak pada badan saluran/sungai
3.Kolam detensi dan retensi terletak pada saluran ( channel storage
Atau long storage
4. Kolam tandon dapat diletakkan diluar alur sungai
Perencanaan Kolam Detensi, Kolam Retensi
dan Sistem Polder

Tahap Perencanaan
Kolam Detensi,
Retensi dan Kolam
Tandon
Perencanaan Kolam Detensi, Kolam Retensi
dan Sistem Polder

Anda mungkin juga menyukai