Anda di halaman 1dari 14

Pengembangan Padat Karya

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA
Pokok 01 Dasar Hukum

Bahasan
02 Padat Karya

03 Jenis Padat Karya

04 Mekanisme Padat Karya


Dasar Hukum
UU No 13 Tahun 2003 PP No 33 Tahun 2013
Tentang Ketenagakerjaan Perluasan Kesempatan Kerja
Pasal 39 Ayat 1 & 2, Pasal 6
Pasal 39 Ayat 1 & 2
Pemerintah dan Pemerintah Daerah
Pemerintah bertanggung jawab dan menetapkan kebijakan perluasan kesempatan
bersama-sama masyarakat kerja di setiap sektor sesuai dengan
mengupayakan perluasan kewenangannya yang meliputi kebijakan
kesempatan kerja di dalam hubungan perluasan kesempatan kerja di dalam dan di
kerja maupun di luar hubungan kerja luar hubungan kerja untuk menciptakan dan
mengembangkan kesempatan kerja yang
produktif dan berkelanjutan dengan
mendayagunakan potensi SDA, SDM,
Pasal 41 Ayat 1 & 2
kelembagaan masyarakat dan TTG
Perluasan kesempatan kerja di luar
hubungan kerja dilakukan melalui
Pasal 8 & 9
penciptaan kegiatan yang produktif dan
berkelanjutan dengan mendayagunakan POLA TKM, PADAT KARYA, Kebijakan perluasan kesempatan kerja di luar
potensi sumber daya alam, sumber daya TTG, TKS dan pola lain hubungan kerja dilakukan dalam bentuk
manusia dan teknologi tepat guna dan yang mendorong terciptanya program kewirausahaan dengan
dilakukan dengan : Perluasan Kesempatan pola TKM, PADAT KARYA, TTG, TKS dan pola
Kerja lain yang mendorong terciptanya PKK
Padat Karya
Suatu sistem yang mengutamakan dan /atau memprioritaskan penggunaan
tenaga kerja yang cukup banyak untuk bekerja dalam suatu kegiatan
pembangunan atau kegiatan usaha yang dilaksanakan oleh pemerintah atau
masyarakat yang dapat memberikan penghasilan, baik sementara atau pun tetap
dan/atau terus menerus

Tujuan :
 Menekan pengangguran dan kemiskinan;
 Memupuk rasa kebersamaan, gotong royong dan partisipasi masyarakat;
 Meningkatkan kemampuan manajerial, keterampilan dan kreatifitas usaha ekonomi
produktif;
 Mengelola sumber daya alam lokal secara optimal;
 Meningkatkan kualitas dan kuantitas pengembangan dan pemberdayaan masyarakat ke
Contents
arah Title baik.
yang lebih
Dimensi sasaran Tenaga Kerja Wanita
Tenaga kerja wanita dalam Tenaga Kerja Lansia
Tenaga Kerja Muda kondisi khusus sehingga
rentan terhadap Tenaga kerja
Usia 15-29 tahun (lulusan permasalahan sosial, hukum / penduduk/seseorang yang
SMU/SMK/Pesantren/sederajat dan warga binaan (pengguna telah mencapai usia 59 -
masyarakat putus sekolah) psikotropika, tuna susila dan 64 tahun yang masih
narapidana) mampu dan produktif
untuk melakukan
pekerjaan

Keluarga Miskin Penganggur Tenaga Kerja Disabilitas

Setengah
Tenaga kerja yang mengalami
Keluarga yang
keterbatasan fisik, intelektual, mental
berpenghasilan kurang dari
dan / atau sensorik dalam jangka waktu
Penganggur
Rp. 750.000,- per bulan
lama yang dalam berinteraksi dengan
(berdasarkan kriteria BPS
lingkungan, mengalami hambatan dan
dan BKKBN) dibuktikan
kesulitan untuk berprestasi secara
dengan surat keterangan
penuh dan efektif dengan warga lainnya
tidak mampu dari
berdasarkan kesamaan hak
Kelurahan

TKI Bermasalah
Orang Tua Pekerja Anak TKI Purna Penguatan Usaha/ TKI yang dipulangkan dari negara
Adalah Bapak dan Ibu atau TKI yang masih menganggur atau Terapan TTG penempatan dikarenakan melanggar
wali dari pekerja anak setengah menganggur maksimal 3 hukum dan tidak diperbolehkan
Masyarakat yang sudah memiliki bekerja kembali
penerima manfaat PPA-KPH (tiga) tahun sejak kepulangannya ke rintisan usaha/pengembangan usaha
(Pengurangan Pekerja Anak Indonesia, ditandai dengan stempel
dalam rangka mendukung imigrasi kepulangan di pasport atau
Program Keluarga Harapan) surat keterangan dari RT/RW
setempat
Jenis Padat Karya

Infrastruktur Produktif
Pembangunan Sarana dan Pengembangan Sarana dan
Prasarana Dasar Pendukung Prasarana Usaha Produktif
Perekonomian Masyarakat PADAT dan Berkelanjutan untuk
Pengembangan Ekonomi
KARYA Masyarakat
Kegiatan Padat Karya

Infrastruktur Produktif
Usaha-usaha disektor pertanian,
pangan dan holtikultura (Misal:
Pembuatan Jalan baru/rintisan
budidaya Jagung, Cabe, Kembang
Kol, dll);
Pembuatan/Rehabilitasi Irigasi, Jalan
Sektor Industri Kreatif;
Desa, Embung, TPT

Pembuatan dan Pemadatan Jalan Pengelolaan Hasil Pertanian,


Makadam Peternakan, dan Perikanan

Sektor Peternakan (Misal: Kambing,


Pembuatan Los Pasar Tradisonal
Sapi, Babi, Ayam, dll);

Sektor Perikanan (Misal: Lele, Patin,


Pembuatan Jalan Paving Blok
dll);
Sanitasi lingkungan

Pembangunan Sarana Mandi, Cuci,


Kakus (MCK)
Hasil Kegiatan
Padat Karya Infrastruktur

Padat karya Produktif


ROAD MAP KEGIATAN 2020

<+ 2 Th
Outcome:
1. Terciptanya
Sub Sektor
perluasan dan
Tanaman kesempatan kerja

POLA PENDAMPINGAN
Pangan dan Stakeholder
Holtikultura 2. Meningkatnya
kesejahteraan
PADAT
Sub Sektor
Kementerian/Dinas 3. Meningkatnya
KARYA Perikanan
PRODUKTIF Terkait keterampilan
4. Meningkatnya
Sub Sektor kualitas kehidupan
Peternakan Dunia 5. Perputaran
Usaha/Industri ekonomi melalui
penciptaan nilai
tambah
Tahap Persiapan
Me
ka
nis Pengajuan Proposal
Proposal diterima Proposal disetujui Identifikasi Lokasi: Penetapan SK Penyiapan dokumen
me dan diverifikasi dan diidentifikasi • Potensi Sumber Daya
• Observasi Lapangan
Pelaksanaan

Pro • analisa data identifikasi


• Laporan hasil identifikasi
gra Tahap Pelaksanaan
m
Pa
dat
• Desain Teknis /sketsa pekerjaan
Ka Rembug Masyarakat Pendaftaran dan
Seleksi Pekerja fisik
• Pembayaran UPK
• Pengadaan Bahan material
• K3, Musibah dan
Bencara
• Pencatatan data pekerja
rya • Pengaturan pembagian kerja
dan Peralatan Kerja
• Sewa Peratan
• Pembuatan Papan
Data dan Prasasti
(Re • Jangka waktu pelaksanaan • Pembuatan Papan Data
dan Prasasti
gul Tahap Pelaporan
er) 1.
2.
Penerima Kegiatan Melaporankan hasil kegiatan
Direktorat akan melakukan MONEV
3. Hasil Monev dijadikan anlisa/pedoman perbaikan pada tahun berikutnya
SKEMA PERLUASAN
KESEMPATAN KERJA DALAM
PENANGGULANAGAN COVID-19
(1/1)
1) Output Kegiatan Penyemprotan disenfectan dan 1) disenfectan dan sanitizer.
pembuatan lorong disenfectan di gerbang desa dan 2) Pelaku kegiatan masyarakat Desa, korban PHK dan
gerbang Kawasan Industri. Calon PMI yang gagal berangkat serta PMI pulang
2) Pelaku kegiatan masyarakat desa, koarban PHK dan karena negara penempatan lockdown.
Calon PMI yang gagal berangkat serta PMI pulang 3) Bentuk stimulus yaitu Jasa Perangsang Kerja selama
karena negara penempatan lockdown 10 hari dan hasil produksi dijual murah kepada
Padat Karya
3) Bentuk stimulus yaitu Jasa Perangsang Kerja selama Infrastruktur Sanitasi masyarakat melalui BUMDES atau koperasi.
10 hari. Lingkungan 4) Bekerjasama dengan Balai Latihan Kerja UPTP/UPTD,
4) Bekerjasama dengan Serikat Pekerja/ Serikat Buruh. BLK Komunitas
Paket Kebijakan
Perluasan Kesempatan
Tenaga Kerja Mandiri Padat Karya Produktif
Kerja
During Covid-19
1) Output kegitan menciptakan wirausaha baru berkelompok (20 orang), selama 5 hari.
2) Pelaku kegiatan korban PHK, Pedagang Kecil (seperti PKL, Asongan dan Warteg), Calon PMI
yang gagal berangkat dan PMI pulang karena negara penempatan lockdown.
3) Bentuk Stimulus berupa:
a.Pelatihan dan Pembekalan berupa toturial melalui media sosial
b.Bantuan Saran Usaha (BSU) berupa alat dan bahan dengan mekanisme pengadaan di
Pusat (Dit. PPKK)
4) Bekerjasama dengan Ditjen PHI dan Jamsos. 11
IMPLIKASI/DAMPAK
KEGIATAN PADAT KARYA
 Tersedianya lapangan kerja dan usaha bagi penganggur, setengah
penganggur dan miskin;
 Tersedianya prasarana infrastruktur sederhana sebagai penunjang
kegiatan sosial-ekonomi masyarakat;
 Tersedianya sarana dan prasarana sebagai penunjang kegiatan usaha
produktif masyarakat;
 Adanya pendapatan bagi masyarakat, sehingga diharapkan dapat
meningkatkan kesejahteraan;
 Tumbuhnya rasa kebersamaan, gotong-royong dan partisipasi
masyarakat;
 Tumbuh dan berkembangnya wirausaha baru sebagai pencipta
lapangan kerja
 Terkelolanya pontensi sumberdaya lokal secara maksimal;
 Menekan arus migrasi dan urbanisasi.
Usulan/Rekomendasi Kemnaker

Kegiatan Padat Karya Infrastruktur Output padat karya produktif dapat


dapat dilakukan dengan sharing ditindaklanjuti oleh Kementerian
cost dengan anggaran Dana Desa Perindustrian, Kementerian Pertanian,
(dari Kementerian Desa) atau stakeholder lain seperti
Pemerintah Daerah dan CSR
Perusahaan/Swasta.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai