Anda di halaman 1dari 18

Pembimbing :

dr. Hj. Yanti Daryanti, Sp.B-KBD

ELITIASIS  
 
Oleh :
Femi Dhiya Diandra (2015730045)
Fungsi Kantung Empedu

Kantung empedu, saluran empedu, dan sfingter Oddi ->

menyimpan dan mengatur aliran empedu

Absorpsi dan Sekresi. Dalam keadaan puasa, sekitar 80% dari

empedu yang dikeluarkan oleh hati disimpan di kantong

empedu. Sel epitel kandung empedu mengeluarkan

glikoprotein dan ion hidrogen.

Aktivitas motorik. Pengisian kantung empedu difasilitasi oleh

kontraksi tonik dari sfingter Oddi. Salah satu pendorong utama

pengosongan kandung empedu adalah hormon kolesistoksin

(CCK). CCK dilepaskan dari mukosa duodenum.

Regulasi Neurohormonal. Saraf vagus merangsang kontraksi

kandung empedu, dan stimulasi splanknikus simpatis adalah

penghambatan aktivitas motoriknya.


Batu empedu terbentuk sebagai hasil dari padatan yang mengendap dari larutan.

Larutan organik utama dalam empedu adalah bilirubin, garam empedu, fosfolipid, dan
kolesterol.

Di negara Barat, sekitar 80% batu empedu adalah batu kolesterol dan sekitar 15% hingga
20% adalah batu pigmen hitam. Kedua jenis batu pigmen ini lebih umum di Asia.
Batu Kolesterol -> biasanya batu dengan ukuran besar tunggal dengan permukaan halus. Bisa juga
multiple, ukuran bervariasi, irregular, warna berkisar dari kuning keputihan dan hijau hingga hitam.
Kebanyakan batu kolesterol bersifat radiolusen.

Batu pigmen mengandung <20% kolesterol dan berwarna gelap karena adanya kalsium bilirubinate.
 Batu pigmen hitam biasanya berukuran kecil, rapuh, hitam, dan terkadang berbintik. Dibentuk oleh supersaturasi kalsium

bilirubinate, karbonat, dan fosfat.

 Batu berwarna coklat biasanya berdiameter <1 cm, kuning kecoklatan, lunak, dan sering lembek. Bisa terbentuk di kantong

empedu atau di saluran empedu, biasanya sekunder akibat bakteri


CHOLELITHIASIS
Batu kantung empedu. 85% batu kolesterol, 15 % batu pigmen
Insiden : 10 % populasi U.S menderitai batu kantung empedu
FAKTOR RISIKO
Wanita, obesitas,subur, dan usia empat puluh.
Risk Faktor risiko lainnya termasuk ras asli Amerika, kehamilan, kontrasepsi oral, penyakit radang usus
(IBD), hiperlipidemia, dan nutrisi parenteral total (TPN).
Tanda dan gejala
Sebagian besar asymptomatic
Pada pasien simptomatik, nyeri RUQ menjalar ke belakang, epigastrium atau LUQ
yang cenderung lebih buruk setelah makan (terutama setelah makanan berlemak)
dan mungkin disertai mual dan muntah.
Kompleks gejala disebut kolik bilier dan biasanya hilang dalam beberapa jam.

Diagnosis
Ultrasound classic findings include an acoustic shadow (“headlight”) dangerakan
batu empedu yang bergantung pada gravitasi dengan reposisi pasien
Kolelitiasis asimtomatik tidak memerlukan kolesistektomi
SYMPTOMATIC
GALLSTONES
KOLESISTITIS KRONIS
2/3 pasien datang dengan nyeri -> kolik biliar
Rasa sakit memberat ketika batu menghalangi cyst duct -> peningkatan ketegangan
yang progresif di dinding kandung empedu.
GEJALA KLINIS
Nyeri, bisa berlangsung 1-5 jam
Di epigastrium atau kuadran kanan atas dan sering menjalar ke punggung kanan atau
antara scapula. Nyeri datang tiba-tiba atau setelah makan berlemak.
Bila nyeri berlangsung >24jam, harus dicurigai adanya batu di ductus sistikus atau
kolesistitis akut.
Hydrops : epitel produksi mukus - edema dinding – infalmasi- infeksi - perforasi
DIAGNOSIS
USG abdomen : tes diagnostic standar
Kolesterolosis -> " strawberry gallbladder."
PENATALAKSANAAN
Pasien dianjurkan untuk menjalani kolesistektomi laparoskopi elektif
90% pasien dengan gejala dan batu -> cholecystectomy
KOLESISTITIS AKUT
PATOGENESIS
Akibat batu empedu pada 90% hingga 95% kasus, hanya <1% penyebabnya tumor.

Obstruksi ->menyebabkan distensi, inflamasi, dan edema dinding-> menjadi menebal dan
kemerahan dengan perdarahan subserosal -> nekrosis/gangrene kolesistisis -> abses atau
empyema
80% pasien episode akut dari kolesistitis kronis.

Kolesistitis akut dimulai sebagai serangan kolik bilier, tetapi berbeda dengan kolik bilier, nyeri
tidak mereda itu terus-menerus dan mungkin bertahan selama beberapa hari. Nyeri biasanya di
kuadran kanan atas atau epigastrium dan dapat menjalar ke bagian kanan atas punggung atau
area interskapular.

Terdapat demam, anoreksia, mual, dan muntah, dan diperparah dengan bergerak, focal
tenderness (RUQ), teraba masa, Murphy sign (+),Leukositosis ringan sampai sedang (12.000-
15.000 sel / mm3)
DIAGNOSIS

Ultrasonografi -> sensitivitas dan


spesifisitas 95% -> menunjukkan
penebalan dinding kandung
empedu dan cairan pericholecystic

Biliary radionuclide scanning


(HIDA scan) -> kasus atipikal
TATALAKSANA
Pemberian

- Cairan

- Analgetik

- Antibiotik (gram negative aerob dan anaerob) -> gen 3 sefalosporin anaerob atau gen 2
sefalosporin kombinasi metronidazole

cholecystectomy -> tatalksana definitif


Brunicardi, F.C., et al., 2015. Schwartzs Principles of Surgery, 10th ed. USA :
McGraw-Hill Education
Kaufman, MS, et al,. 2009. First Aid Surgery Clerkship, 2nd ed. USA: McGraw-Hill
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai