Anda di halaman 1dari 21

mer

etrium untuk
4
g
uterus dalam
PASCA
ASCA
kematian
tidak ibu disebabkan oleh
mampu
sebagian besar perdarahan pasca
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. D P2A0
POSTPARTUM 11 JAM DENGAN HPP
Ndisi
asca persalinan, tekanan darah
a belum lahir
n (preeclampsia/eclampsia),
tersebut
(HEMORRHAGIC POST PARTUM) ATAS
INDIKASI SISA PLASENTA DAN ANEMIA
aborsi yg tidak aman (WHO
dinding uterus
ernal mortality,2019
persalinan
dilahirkan.
pas sempurna
yangberupa
dapat terjadi
ost partum merupakan salah
esyangpersalinan
dapat
mbang kematian ibu di dunia.
an
ahwa 3–5volume
oleh % pasien obstetri di
robekan
nia mengalami perdarahan
dari 500 ml.
arus dilakukan
um (Kemenkes RI, 2016).
an vagina dan DISUSUN OLEH :
ukanterjadinya,
setelah  
salinan dibagi ASTRIA WENDAHSARY (312020046)
fundus uteri IMAN NURAHMAN (312020052)
perdarahan
erlahan. Para RINA ROSRIANI (312020031)
rimer
i kavum uteri dan SUPARNA ANDINATA (312020034)
njol ke dalam WINI PRIMADIANTI (312020036)
posisi
onia Uteri)
pada usia lebih dari 35 Etiologi Hemorragic Postpartum
i menjadi
ensio penyebab pertama perdarahan
Plasenta)
predisposisi terjadinya
m.agian
Kegagalan serabut-serabut myometrium
dapat atau seluruh plasenta
mengakibatkan
ukakan
berkontraksi dan memendek.
mengganggu kontraksi
enakan pada usia diatas Perdarahan postpartum disebabkan oleh
inus-sinuswanita
seorang darah tetap
sudahterbuka, banyak faktor. Beberapa faktor predisposisi
menimbulkan
ngkan perdarahan
fungsi reproduksi adalah anemia, yang berdasarkan
yang cukup banyak dapat terjadi karena
prevalensi di negara berkembang
ada saat proses persalinan baik normal
merupakan penyebab yang paling
engan
elainantindakan,
Koagulasi sehingga inspeksi harus
hamilan terdahulu darah)
yang bermakna. Penyebab perdarahan
kukan
mekanismesesudah proses
pembekuan persalinan
darah selesai
an telah dilahirkan. postpartum paling sering adalah atonia
number
anyak
perdarahan
perdarahan dapat
yang tidak
anak, cenderung
dikendalikan.
dapat uteri serta retensio plasenta, penyebab
mpat
engan perdarahan
tindakan dapat
yang terjadi di vulva,
biasanya
semua kala persalinan lain kadang-kadang adalah laserasi serviks
vik, porsio dan uterus
mengendalikan perdarahan. atau vagina, ruptur uteri, dan inversi uteri
(Eka, 2018).

4T
aat postpartum akan

4T
ini disebabkan karena
kurang. Jumlah oksigen
babkan otot-otot uterus
ekuat sehingga timbul
perdarahan banyak.
Patofisologi
Penatalaksanaan Hemorragic Postpartum
Dalam melakukan penanganan perdarahan postpartum secara
sistematis terdapat dua tingkat penatalaksanaan yaitu tatalaksana 2. Tatalaksana Khusus
umum dan tatalaksana khusus. a. Atonia uteri : Memberikan 20-40 unit oksitosin dalam 1000 ml
1. Tatalaksana Umum larutan NaCl 0,9%/Ringer Laktat dengan kecepatan 60
a. Memanggil bantuan tim untuk melakukan tatalaksana tetes/menit dan 10 unitIM. Lanjutkan infus oksitosin 20 unitd
secara simultan alam 1000 ml larutan NaCl 0,9%/Ringer Laktat dengan kecepatan
b. Menilai sirkulasi, jalan napas, dan pernapasan pasien. 40 tetes/menit hingga perdarahan berhenti.
c. Apabila menemukan tanda-tanda syok, lakukan b. Retensio Plasenta : Melakukan plasenta manual secara hati-hati
penatalaksanaan syok c. Sisa Plasenta : Melakukan eksplorasi digital (bila serviks terbuka)
d. Memberikan oksigen. dan keluarkan bekuan darah dan jaringan. Bila serviks hanya
e. Memasang infus intravena dengan jarum besar dapat dilalui oleh instrumen, lakukan evakuasi sisa plasenta
f. Memulai pemberian cairan kristaloid (NaCl 0,9% atau Ringer dengan aspirasi vakum manual atau dilatasi dan kuretase.
Laktat atau Ringer Asetat) sesuai dengan kondisi ibu. d. Robekan Jalan Lahir : Untuk ruptur perineum dan robekan
g. Melakukan pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan. dinding vagina lakukan penjahitan seperti biasa, untuk robekan
h. Jika fasilitas tersedia, lakukan pemeriksaan darah lengkap. Serviks lakukan penjahitan secara kontinu dimulai dari ujung atas
i. Memasang kateter Folley untuk memantau volume urin robekan kemudian ke arah luar sehingga semua robekan dapat
dibandingkan dengan jumlah cairan yang masuk. dijahit
j. Melakukan pengawasan tekanan darah, nadi, dan e. Gangguan Pembekuan Darah : Memberikan transfusi darah
pernapasan ibu. lengkap segar untuk menggantikan faktor pembekuan dan sel
k. Memeriksa kondisi abdomen: kontraksi uterus, nyeri tekan, darah merah.
parut luka, dan tinggi fundus uteri. f. Inversio uteri : Segera melakukan reposisi uterus. Namun jika
l. Memeriksa jalan lahir dan area perineum untuk melihat reposisi tampak sulit, apalagi jika inversio telah terjadi cukup
perdarahan dan laserasi (jika ada, misal: robekan serviks lama, konsul SPOG untuk dilakukan oprasi laparotomi. Bila
atau robekan vagina). laparotomi tidak berhasil dapat dilakukan histerektomi sub total
m. Memeriksa kelengkapan plasenta dan selaput ketuban. hingga total.
n. Menyiapkan transfusi darah jika kadar Hb < 8 g/dL atau g. Ruptura uteri : Konsul SPOG dan Memfasilitasi untuk melakukan
secara klinis ditemukan keadaan anemia berat operasi untuk dilakukan reparasi uterus atau histerorafi. Bila
o. Menentukan penyebab perdarahannya dan melakukan histerorafi tidak berhasil dapat dilakukan histerektomi sub total
tatalaksana spesifik sesuai penyebab hingga total.
a.  
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
• Sistem Endokrin
A. Pengkajian • Sistem Reproduksi
• Sistem Muskuloskeletal
1. Pengumpulan data • Sistem Integumen
a. Identitas pasien
b. Identitas penanggung jawab 5) Pola aktifitas (nutrisi, eliminasi,
c. Riwayat Kesehatan personal hygiene, istirahat tidur, gaya
1)Keluhan utama hidup)
2)Riwayat penyakit sekarang
3)Riwayat Kehamilan Saat Ini B. Diagnosa Keperawatan
4)Riwayat penyakit dahulu • Perfusi perifer tidak efektif
5)Riwayat penyakit keluarga • Ketidaknyamanan pasca post
6)Riwayat Ginekology dan Obstetri partum
• Riwayat Ginekologi • Nyeri akut
• Riwayat Obstetri • Defisit Perawatan
• Resiko Pendarahan
d. Pemeriksaan fisik • Resiko Syok
7) Kesadaran • Resiko infeksi
8) Keadaan Umum • Resiko Ketidakseimbangan
9) Tanda-tanda vital Cairan
10)Pemeriksaan Persistem • Resiko Hipovolemia
• Sistem Pernafasan • Resiko Gangguan Sirkulasi
• Sistem Kardiovaskuler Spontan
• Sistem Pencernaan  
• Sistem Persyarafan
• Sistem Perkemihan
C. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah Segala treatment yang dikerjakan oleh perawat yang
didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran (outcome) yang
diharapkan (Tim PPNI, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), 2018)

D. Implementasi
Implementasi Keperawatan adalah Perilaku atau aktivitas spesifik yang dikerjakan oleh
perawat untuk mengimplementasikan intervensi keperawatan (PPNI, Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia (SIKI), 2018).

E. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan
yang menandakan keberhasilan dari diagnosis keperawatan, rencana intervensi dan
implementasinya (Nursalam, 2018). Evaluasi asuhan keperawatan didokumentasikan dalam
bentuk SOAP.
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Pengumpulan data b. Riwayat Kesehatan
a. Identitas 1) Keluhan utama
1) Identitas Pasien Klien mengatakan ada perdarahan di jalan lahir
Nama : Ny. D 2) Riwayat kesehatan sekarang
No. Medrec : 00595529 Klien masuk ke IGD diantar oleh bidan dengan
Umur : 25 tahun keluhan perdarahan pervaginam sejak 11 jam
Tgl Masuk RS : 15-12-2020 melahirkan dan ditolong oleh bidan. Pasca
Tgl Pengkajian : 15-12-20202020 melahirkan plasenta perdarahan pervaginam terus
Diagnosa Medis : P2AO postpartum 11 jam menerus hingga 8 kali ganti pembalut.
dengan perdarahan post Pada saat dikaji perdarahan masih terjadi,
partum atas indikasi sisa berwarna merah segar, cair, bau amis, satu
plasenta + Anemia pembalut penuh. Selain perdarahan Klien
mengeluh lemas, pusing dan menggigil.
2) Identitas Penanggung Jawab ada data Klien dilakukan pemasangan infus RL dua jalur.
Nama : Tn. K Jalur pertama RL drip oksitosin 2 amp 30 gtt/menit,
Umur : Tidak terkaji RL polos guyur 1 plabot dilanjutkan 1 plabot dalam
Jenis Kelamin : Laki-laki 6 jam. Klien direncanakan untuk diberikan transfusi
Pendidikan : SMA WB, PRC dan akan dilakukan tindakan kuretase.
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
3) Riwayat Kehamilan saat iniKlien melakukan pemeriksaan ANC teratur
b) Riwayat Gynekologi
ke bidan
(1) Riwayat Menstruasi
HPHT 20 Desember 2019
Klien mengatakan awal pertama menstruasi pada usia 13
TP 27 September 2020
tahun dengan rentang 5 – 6 hari dengan siklus menstruasi 28
Kenaikan BB selama hamil 10 kg
hari dan hari terakhir menstruasi yaitu pada tanggal 20-12-
4) Riwayat kesehatan dahulu
2019.
Klien tidak memiliki riwayat sakit keras, tidak ada riwayat hipertensi
(2) Riwayat Perkawinan
maupun penyakit kelainan darah
Klien menikah pada tahun 2018
5) Riwayat kesehatan keluarga
(3) Riwayat Keluarga Berencana
Klien mengatakan di keluarga tidak ada yang memiliki penyakit
Tidak terkaji
keturunan seperti asma, DM, hipertensi maupun penyakit menular
7) Pemeriksaan Fisik
6) Riwayat Gynekologi & Obstetri
a) Keadaan Umum
a) Riwayat Obstetri
Kesadaran : Compos mentis
(1) Riwayat kehamilan sekarang, persalinan dan nifas yang
TD : 110/70 mmHg
lalu
N : 120 x/menit
(2) Riwayat persalinan sekarang
S : 36, 6 0C
Anak kedua lahir 11 jam sebelum masuk RS, lahir
R : 24 x/menit
spontan, cukup bulan, BBL 3800 gram ditolong oleh
b) Sistem Pernafasan
bidan.
Pengembangan paru simetris, suara napas vesikuler, CRT 3
Anak Tahun Usia Tempat  Penolong BB PB detik, frekuensi nafas 24x/menit
Ke Kehamilan Melahirkan / cara
1 2018 9 Bulan Di Bidan Spontan 3700gr -  
2 2020 9 bulan Di Bidan Spontsn 3800gr -
c) Sistem Kardiovaskular (2) Daerah Abdomen (uterus)
Tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 120 kali permenit, konjungtiva Tinggi fundus uteri setinggi umbilikus, kontraksi kuat, tidak
anemis, wajah pucat, akral dingin terdapat nyeri tekan, portio terbuka.
d) Sistem Pencernaan (3) Vulva
Mukosa bibir kering, bau mulut, mulut tidak bersih, tidak ada Terdapat laserasi jalan lahir yang sudah di hecting. Vulva penuh
caries gigi darah berwarna merah segar, cair, bau amis, satu pembalut
e) Sistem Persyarafan penuh
Kesadaran klien compos mentis, orientasi waktu baik, fungsi i) Sistem Muskuloskeletal
pengecapan, penciuman, pendengaran, dan penglihatan Klien (1) Atas
baik, reflek patella positif. Bentuk dan ukuran kedua tangan simetris, pergerakan bebas
f) Sistem Endokrin tanpa disertai adanya nyeri, reflek bisep ++/++, trisep ++/++,
Tidak terdapat pembengkakan kelenjar getah bening dan tiroid. ROM maksimal.
Tidak ada pengeluaran keringat berlebih. (2) Bawah
g) Sistem Perkemihan Bentuk tungkai kiri dan kanan simetris, pergerakan terbatas,
Daerah supra pubis tidak teraba tegang, kandung kemih kosong, reflek kuadrisep ++/++, reflek patela +,
terpasang DC keluar air kencing 200 cc. j) Sistem Integumen
h) Sistem Reproduksi Tidak terdapat cloasma gravidarum, kulit Klien lengket,
(1) Daerah Payudara berkeringat, rambut lengket dan lepek
Payudara simetris, putting susu menonjol, tidak terdapat
pembengkakan pada payudara
c. Pola aktifitas
2) Laboratorium
Nutrisi : Saat Hamil=tidak terkaji, Post Partum = tidak terkaji
 No  Pemeriksaan Hasil Nilai Satuan
Eliminasi : BAB & BAK Saat Hamil=normal ,
Rujukan
Post Partum = Pola BAK terganggu, terpasang DC output urine 200 cc
d. Aspek psikososial 1 Hemoglobin 6,2 12.0-16.0 gr/dL
2 Hematokrit 19 37-47 %
1) Pola pikir dan persepsi
3 Leukosit 13.800 4000- mm3/UL
Tidak terkaji 10.000
2) Persepsi diri
4 Trombosit 177.000 150000- Sel/uL
Tidak terkaji 440000
3) Gaya komunikasi 5 Coagulation Time 12   menit
Arah pembicaraan klien sesuai dengan yang ditanyakan perawat, bahasa 6 Bleeding Time 4   menit
yang digunakan adalah Bahasa Indonesia. 7 Golongan darah O    
8 Rhesus +    
4) Konsep diri 3) Terapi
Tidak terkaji Nama Obat Rute Dosis Waktu Indikasi
5) Kebiasaan seksual Pemberian
Klien mengatakan tidak ada gangguan pada saat berhubungan seksual. Ceftriaxone Injeksi 2x1gr   Antibiotik untuk mengobati
  intravena   infeksi bakteri. Obat
e. Data spiritual   ceftriaxone akan
    menghambat
1) Sumber kekuatan Klien
  perkembangbiakan bakteri,
Yang menjadi sumber kekuatan klien adalah suami dan anak-anaknya.   tetapi tidak dengan virus.
2) Kepercayaan dan keyakinan Klien  
Klien menganut agama Islam, klien mengatakan percaya dan yakin dengan Asam Injeksi 3x1 amp   Sebagai obat antikoagulasi
sering berdoa dan membaca al-quran dapat diberi kesehatan untuk Traneksamat intravena
dirinya, suami, dan anak-anaknya oleh Allah SWT. Oksitosin Drip dalam 2 ampul   Untuk
RL dalam mengencangkan kontraksi
3) Kegiatan ibadah yang dilakukan Klien 500cc RL uterus dan mengontrol
Klien menjalankan ibadah sholat wajib secara teratur, mengaji baca al- 30 perdarahan
gtt/menit setelah melahirkan
quran biasanya setelah selesai solat.
f. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan USG
Hasil USG ditemukan sisa plasenta
g. Analisa Data
B. Diagnosa Keperawatan
1. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan
kekurangan volume cairan (perdarahan) (D.0009)
2. Ketidaknyamanan pasca partum berhubungan dengan
kontraksi uterus (D.0075)
3. Risiko syok ditandai dengan perdarahan uterus (D.0039)
4. Resiko infeksi berhubungan dengan laserasi di jalan lahir
(D.0142)
5. Defisit perawatan diri berhubungan dengan immobilitas
(D.0109)
C. Intervensi Keperawatan
D. Implementasi Keperawatan
E. Evaluasi Keperawatan
PEMBAHASAN
Setelah penyusun berdiskusi tentang asuhan keperawatan pada B. Diagnosa keperawatan
klien P2AO postpartum 11 jam dengan perdarahan post partum
Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin
atas indikasi sisa plasenta + anemia dan memahami
akan terjadi. Pada langkah ini diidentifikasikan atau diagnosa
penatalaksanaan yang akan dilakukan, maka pada bab ini
potensial berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa, hal ini
penyusun akan membahas kesenjangan penatalaksanaan antara
membutuhkan antisipasi, pencegahan, bila memungkinkan
teori dan kasus.
menunggu mengamati dan bersiap-siap apabila hal tersebut benar-
benar terjadi (Ambarwati, 2010).
A. Pengkajian
Diagnosa utama yang bisa terjadi pada perdarahan postpartum
Secara garis besar pengumpulan data diklasifikasikan menjadi 2 adalah resiko syok.
yaitu: data subyektif dan data obyektif. Data subyektif yaitu diambil Pada kasus ini muncul diagnosa resiko syok. Meskipun tidak menjadi
dengan cara wawancara dengan pasien dengan menanyakan diagnosa utama, tapi diagnosa ini muncul di kasus.
keluhan utama, dan memperhatikan hal-hal yang mencemaskan
dari pasien. Data obyektif dengan menggunakan tehnik C. Intervensi
pemeriksaan yang tepat dan benar, melakukan pemeriksaan yang
Langkah-langkah ini ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya
terarah sesuai dengan keluhan pasien (Mufdlilah, 2009). Data yang
yang merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa yang telah
dikumpulkan kemudian diolah, sesuai kebutuhan pasien dengan
diidentifikasi atau diantisipasi. Rencana asuhan yang menyeluruh
cara menggabungkan dan menghubungkan data satu dengan yang
tidak hanya meliputi apa yang sudah dilihat dari kondisi pasien atau
lainnya sehingga dapat menunjukan suatu masalah yang terjadi.
dari setiap masalah. Semua keputusan yang dikembangkan harus
Pada data obyektif ditemukan tinggi fundus uteri setinggi
rasional dan benar-benar berdasarkan pengetahuan teori yang ada
umbilikus, kontraksi kuat, sesuai dengan teori bahwa pada kasus
serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang dilakukan klien
retensi sisa plasenta kontraksi rahim baik.
(Muslihatun, 2009)
Jadi dari pemeriksaan data subyektif dan obyektif penyusun tidak
menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pendarahan post partum merupakan salah satu penyumbang kematian ibu di dunia, 75% kematian ibu
disebabkan oleh perdarahan parah (sebagian besar perdarahan pasca persalinan, infeksi pasca persalinan,
tekanan darah tinggi saat kehamilan (preeclampsia/eclampsia), partus lama/macet, aborsi yg tidak aman (WHO
dalam key fact maternal mortality,2019). Diperkirakan bahwa 3–5 % pasien obstetri di seluruh dunia mengalami
perdarahan postpartum (Kemenkes RI, 2016).
Dari tinjauan kasus pasien diatas, factor penyebab terjadinya perdarahan diakibatkan ibu mengalami retensio
plasenta, Gejala utama ditandai dengan tertahannya plasenta di dalam rahim setelah ibu melahirkan bayi, tanda
paling umum dari plasenta yang tertinggal adalah plasenta gagal dilahirkan secara spontan dalam waktu 30
menit setelah melahirkan.
 
B.Saran
Manajemen persalinan kala III penting untuk mencegah terjadinya komplikasi pasca persalinan. Sehingga
walaupun diluar kompetensi, tetapi perawat juga diharapkan dapat menguasai dan mengimplementasikan
manajemen penatalaksanaan persalinan kala III.
 

Anda mungkin juga menyukai