Anda di halaman 1dari 42

TALKSHOW ‘KEREN GA HARUS MEROKOK’ VIA

INSTAGRAM LIVE SEBAGAI UPAYA MENCEGAH


PERILAKU MEROKOK
DI KELURAHAN LOROK PAKJO

HUMAIROH OKBA VEKOS PUTRI


OUTLINE
1. PENDAHULUAN
2. TINJAUAN PUSTAKA
3. METODE
4. HASIL
5. SIMPULAN DAN SARAN
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
 Kebiasaan merokok sudah meluas di hampir semua
kelompok masyarakat di Indonesia
 Masalah merokok telah menjadi semakin serius,
mengingat merokok berisiko menimbulkan berbagai
penyakit atau gangguan kesehatan
 Rokok merupakan salah satu penyebab kematian terbesar
di dunia
 Prevalensi merokok di Indonesia naik dari tahun ke
tahun. Persentase pada penduduk berumur > 15 tahun
adalah 35,4% aktif merokok (65,3% laki-laki dan 5,6%
wanita), artinya 2 diantara 3 laki-laki adalah perokok
aktif.
IDENTIFIKASI MASALAH
PERENCANAAN
Mengadakan talkshow ‘Keren Ga Harus Merokok’ via
instagram live dengan menghadirkan narasumber dan salah
satu pasien poli rokok puskesmas kampus sebagai upaya
mencegah perilaku merokok masyarakat Kelurahan Lorok
Pakjo dan meningkatkan kunjungan poli rokok dimasa
pandemi covid-19.
PEMILIHAN INTERVENSI
Input
Sarana:
 Meja

 Kursi

 Poster/leaflet/brosur

 Buku titik akupresur

 Rak

 Ringlight

 Smartphone

Prasarana:
 Ruang poli rokok Puskesmas Kampus

Tenaga
 Petugas promkes : sebagai salah narasumber talkshow, membantu menyosialisasikan
poster promosi kegiatan talkshow
 Petugas kestrad : mengajarkan teknik akupresur ke pasien poli rokok
 Petugas poli umum/lansia : melakukan screening pasien
 Petugas poli rokok : melakukan pelayanan pasien rokok
PROSES
 Melakukan koordinasi dengan kepala puskesmas untuk membahas rencana
kegiatan dan meminta persetujuan
 Melakukan koordinasi dengan petugas promkes, kestrad, poli umum/lansia dan

poli rokok
 Menyiapkan materi penyuluhan

 Menentukan narasumber, yaitu: penulis, salah satu staf promkes, salah satu

pasien poli rokok


 Menentukan waktu dan jam pelaksanaan talkshow

 Membuat poster talkshow

 Melakukan promosi kegiatan talkshow pada akun instagram


@puskesmas.kampus
 Mengundang siswa SMA yang berada diwilayah kerja puskesmas

 Melakukan talkshow

 Pembuatan laporan akhir

  
OUTPUT
Masyarakat Kelurahan Lorok Pakjo mengikuti talkshow
“Keren Ga Harus Merokok” via instagram live

OUTCOME
 Meningkatnya jumlah views pada talkshow “Keren Ga Harus Merokok”
via instagram live dibanding talkshow sebelumnya
 Adanya feedback dari audience mengenai materi talkshow ataupun
mengenai poli rokok puskesmas kampus sebagai upaya meningkatkan
kunjungan poli rokok Puskesmas Kampus
 Terciptanya program yang dapat memperkuat usaha pencegahan perilaku
merokok pada masyarakat Kelurahan Lorok Pakjo
PELAKSANAAN
Pelaksanaan talkshow via instagram live akan dilaksanakan
pada Puskesmas Kampus pada bulan September 2020.

MONITORING DAN EVALUASI


Monitoring dilakukan setelah talkshow dilaksanakan. Hasil penelitian akan
dituliskan dalam laporan akhir dan dipaparkan pada bulan Desember 2020.
TINJAUAN PUSTAKA
PENGERTIAN
Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk
cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman
Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya
atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar atau
tanpa bahan tambahan.
TIPE PERILAKU MEROKOK
Menurut Levental dan Clearly (dalam Komalasari dkk)
Sebelum menjadi perokok, seseorang melalui beberapa tahapan yang
dilaluinya terlebih dahulu

 Tahap Perpatory, seseorang mendapatkan gambaran yang


menyenangkan mengenai merokok dengan cara mendengar, melihat atau
dari hasil bacaan. Hal-hal ini menimbulkan minat untuk merokok.
 Tahap Initiation, tahap perintisan merokok yaitu tahap apakah seseorang
akan meneruskan atau tidak terhadap perilaku merokok
 Tahap Becoming a Smoker, apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok
sebanyak empat batang per hari maka ia mempunyai kecenderungan
menjadi perokok
 Tahap Maintenance of Smoking, tahap ini merokok sudah menjadi salah
satu bagian dari cara pengaturan diri (self regulating). Merokok
dilakukan untuk memperoleh efek psikologis yang menyenangkan.
Menurut Silvan dan Tomkins, ada empat tipe perilaku
merokok berdasarkan Management of Affect Theory,
keempat tipe tersebut yaitu :

1). Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif


a). Pleasure relaxation, perilaku merokok hanya untuk
menambah atau meningkatkan kenikmatan yang sudah
didapat, misalnya merokok setelah minum kopi atau makan.
b). Stimulation to pick them up, perilaku merokok hanya
dilakukan sekedar menyenangkan perasaan.
c). Pleasure of handling the cigarette, kenikmatan yang
diperoleh dari memegang rokok. 
2). Tipe perilaku merokok yang dipengaruhi perasaan
negatif
Banyak orang yang merokok untuk mengurangi perasaan
negatif yang dirasakannya. Misalnya, merokok bila marah,
cemas, gelisah. Rokok dianggap sebagai penyelemat. Mereka
menggunakan rokok bila perasaan tidak enak terjadi dengan
tujuan menghindari perasan yang tidak enak.

3). Tipe perilaku merokok yang adiktif


Perokok yang sudah adiksi, akan menambah dosis rokok
yang digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang
dihisapnya berkurang.
4). Tipe perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan
Mereka menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk
mengendalikan perasaan mereka, tetapi karena sudah menjadi
kebiasaan.

Berdasarkan banyaknya rokok yang dikonsumsi perhari, WHO


mengklasifikasi perokok menjadi tiga kategori, yaitu :
 Perokok ringan: Mereka yang merokok 1 sampai 10 batang setiap
hari)
 Perokok sedang: Mereka yang merokok 11 sampai 20 batang
setiap harinya
 Perokok berat: Mereka yang merokok lebih dari 20 batang
setiap harinya
Berdasarkan tempat-tempat di mana seseorang menghisap rokok:
1). Merokok di tempat umum/ruang publik :
a) Kelompok homogen (sama-sama perokok) : secara berkelompok
mereka menikmati kebiasaannya. Umumnya mereka masih menghargai
orang lain, karena itu mereka menempatkan diri di area merokok
(smoking area).
b). Kelompok heterogen : merokok di tengah orang-orang lain yang tidak
merokok, anak kecil, orang jompo, orang sakit, dan lain-lain.
 
2). Merokok di tempat-tempat yang bersifat pribadi :
a). Kantor atau kamar tidur pribadi : perokok memilih tempat-tempat
seperti ini sebagai tempat merokok digolongkan kepada individu yang
kurang menjaga kebersihan diri, penuh rasa gelisah yang mencekam.
b). Toilet : perokok jenis ini dapat digolongkan sebagai orang yang suka
berfantasi.
 
KATEGORI PEROKOK
1. Perokok Pasif
asap rokok yang di hirup oleh seseorang yang tidak merokok
(Pasive Smoker). Asap rokok merupakan polutan bagi manusia
dan lingkungan sekitarnya.
Asap rokok yang dihembuskan oleh perokok aktif dan terhirup
oleh perokok pasif, lima kali lebih banyak mengandung karbon
monoksida, empat kali lebih banyak mengandung tar dan
nikotin.

2. Perokok Aktif
Rokok aktif adalah asap rokok yang berasal dari hisapan
perokok atau asap utama pada rokok yang dihisap (mainstream)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA
1. Pengaruh Orang Tua
2. Pengaruh Teman
3. Pengaruh Kepribadian
4. Pengaruh Iklan
BAHAYA MEROKOK
 Nikotin
Nikotin merupakan bahan kimia berminyak yang tidak berwarna
dan merupakan racun paling keras.
 Karbon Monoksida (CO)

Karbon monoksida merupakan gas yang lebih muda terikat


dengan hemoglobin dibandingkan dengan oksigen.
 Tar

Zat ini sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam yang
diperoleh dengan cara distilasi dari kayu atau arang. Tar ini juga
didapat dari getah tembakau. Bilamana zat-zat itu dihisap waktu
merokok akan mengakibatkan kanker paru-paru.
 Timah Hitam (Pb)
Bila seseorang menghisap satu bungkus rokok perhari berarti
menghasilkan 10 mikrogram, sedangkan batas bahaya kadar Pb dalam
tubuh adalah 20 mikrogram/hari.

 Amoniak
Amoniak merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari
nitrogen dan hidrogen. Zat ini tajam baunya dan sangat merangsang.

 Hidrogen sianida
sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak memiliki rasa.
Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar dan sangat
efisien untuk menghalangi pernapasan dan merusak saluran
pernapasan.
 Nitrous Oxide
Nitrous oxide merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila terhisap
dapat menyebabkan hilangnya pertimbangan dan menyebabkan rasa sakit.
Nitrous oxide ini adalah zat yang pada mulanya dapat digunakan sebagai
anastesia (zat pembius) waktu diadakan operasi.

 Fenol
Fenol adalah campuran dari kristal yang dihasilkan dari distilasi beberapa
zat organik seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang. Zat ini beracun
dan membahayakan karena fenol ini terikat ke protein dan menghalangi
aktivitas enzim.

 Hidrogen sulfide
Hidrogen sulfida adalah sejenis gas yang beracun yang mudah terbakar dengan
bau yang keras. Zat ini menghalangi oksidasi enzim (zat besi yang berisi
pigmen).
Penyakit utama yang disebabkan oleh merokok diantaranya
: Penyakit jantung koroner, lesi serebrovaskular, Aneurisma
aorta, Obstruksi jalan nafas kronik, Kanker (bibir, mulut,
faring, esofagus, perut, pankreas, laring, paru-paru, serviks,
ginjal, kanduung kemuh), Sudden Infant Death Syndrome,
Infant Respiratory Distress Syndrome, berat badan lahir
rendah.
PENCEGAHAN MEROKOK
 Menaikkan bea cukai tembakau
 Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang bahaya
menggunakan tembakau dan terpapar tembakau.
 Kurangi reklame dan promosi produk tembakau dan
mendorong perkembangan reklame anti tembakau.
 Meningkatkan kewaspadaan dari kenyataan bahwa
kebanyakan masyarakat tidak menggunakan produk
tembakau.
 Memperbaiki pelaksanaan hukum yang mengakses kaum
muda.
 Mempromosikan media yang memberitakan tentan
bahaya tembakau.
TEKNIK BERHENTI MEROKOK
Keinginan untuk terus merokok disebabkan karena kuatnya
ketergantungan terhadap nikotin. Dibutuhkan kemauan
yang kuat untuk berhenti merokok di samping dukungan
lingkungan dan bantuan medik.

Beberapa teknik untuk berhenti merokok adalah :


 Pendekatan perilaku

 Pendekatan Farmakoterapi : Terapi pengganti Nikotin,


Bupropion, Varenicline
 Terapi alternatif lain antara lain akupuntur, accupressure
dan hipnoterapi.
METODE
ANALISIS SITUASI
Data PIS-PK (Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga) Puskesmas
Kampus untuk indikator Proporsi Anggota Keluarga yang Merokok di Kelurahan
Lorok Pakjo terbilang stagnan dan tidak mencapai target dalam kurun waktu 3
tahun.

 Di tahun 2017, sebanyak 46% keluarga dengan anggota keluarga yang merokok.
 Pada tahun 2018, sebanyak 47% keluarga dengan anggota keluarga yang
merokok.
 Pada tahun 2019, sebanyak 46% keluarga dengan anggota keluarga yang
merokok.
 Pada tahun 2020, sebanyak 59,86% keluarga dengan anggota keluarga yang
merokok.

Target Nasional PISPK untuk indikator tersebut adalah 70% keluarga dengan
anggota keluarga tidak merokok.
WAKTU DAN TEMPAT PROJECT
Kegiatan talkshow ini dilakukan di Poli Rokok Puskesmas
Kampus pada bulan September 2020.
HASIL
Kegiatan talkshow ini diadakan pada tanggal 26 September
2020 pukul 10.00-11.00 WIB di Poli Rokok Puskesmas
Kampus Palembang.

Narasumber:
 dr. Humairoh Okba Vekos Putri (Penulis)

 Bapak Iryansah, S.KM, M.Kes. (Staf promosi kesehatan


Puskesmas Kampus)
 Bapak Akbar Aditya Pratama (Pasien Poli Rokok Puskesmas
Kampus yang berkeinginan kuat untuk berhenti merokok)
SESI KONSULTASI DI POLI ROKOK
EDUKASI PIJAT TITIK AKUPRESER MANDIRI DI
RUMAH
Salah satu sasaran penyuluhan
pencegahan rokok adalah remaja. Maka
dari itu, siswa SMA di wilayah kerja
Puskesmas Kampus di undang, yaitu:
 SMA Arinda Palembang
 SMK Arinda Palembang
 SMA Kartini Palembang
 SMK Kartini Palembang
 SMA Negeri 2 Palembang
 SMK Negeri 5 Palembang
 MA Al Amalul Khair Palembang
PELAKSANAAN TALKSHOW
Pelaksanaan talkshow dilakukan selama 48 menit 30 detik
sebanyak 702 views. Adapun materi yang disampaikan
narasumber adalah:
 dr. Humairoh Okba Vekos Putri : Rokok secara
umum, kandungan rokok, bahaya rokok, faktor yg
memengaruhi merokok , pencegahan merokok ,
manfaat berhenti merokok
 Iryansa, S.Km, M.Kes : Cara berhenti merokok
dan pelayanan poli rokok
 Akbar Aditya Pratama : pengalaman merokok,
alasan mau stop merokok, cara stop rokok dan
pengalaman berobat di poli rokok
NARASUMBER
SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN

 Terwujudnya talkshow “Keren Ga Harus Merokok” via


live instagram @puskesmas.kampus
 Meningkatnya views “Keren Ga Harus Merokok” via live
instagram @puskesmas.kampus dibanding talkshow
@puskesmas.kampus sebelumnya
 Adanya feedback dari audience mengenai materi yang
disampaikan narasumber dan Poli Rokok Puskesmas
Kampus
 Terciptanya program yang dapat memperkuat usaha
pencegahan perilaku merokok pada masyarakat
Kelurahan Lorok Pakjo
SARAN DAN KETERBATASAN
 Pasien poli rokok sulit untuk diminta datang
kembali/follow-up ke puskesmas, karena jadwal pribadi
yang berbenturan dengan jadwal poli rokok.
 Saat selesai live, video diunggah menjadi Ig TV di
Instagram @puskesmas.kampus, namun riwayat
komentar/feedback audience tidak ditampilkan oleh
instagram sehingga tidak dapat dibaca lagi oleh viewers
yang tidak mengikuti live.
 Perlu diadakannya survey kepuasan dan saran kepada
audience demi perbaikan program dikemudian hari
 Perlu diadakannya acara serupa secara berkala demi
melakukan penyuluhan yang berkala dan konsisten
walaupun dimasa pandemi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai