Anda di halaman 1dari 12

KESEHATAN REPRODUKSI

LANSIA
Aging atau
Proses Menua menua

Proses menghilangnya secara


Proses menjadi lebih tua
perlahan kemampuan tubuh untuk
yang menggambarkan
mengganti sel yang rusak dan
perubahan seseorang
mempertahankan struktur dan fungsi
seiring berjalannya waktu.
normalnya sehingga tidak dapat
Proses menua merupakan
bertahan terhadap rangsangan
proses multidimensi dari
(misalnya penyakit) dan tidak
fisik, psikologis dan sosial
mampu memperbaiki kerusakan
(Bowen dkk., 2004; Birbrair
yang diderita (bowen dkk., 2004;
dkk., 2013).
birbrair dkk., 2013).
Teori-teori yang mengemukakan tentang proses penuaan
pada manusia

Telomere adalah bagian paling ujung dari DNA. Dengan


adanya telomere, penggandaan DNA yang berlangsung
Teori sebelum pembelahan sel dapat dilakukan secara tuntas.
Telomere Dengan demikian dikatakan bahwa telomere berperan
dalam membatasi lama hidup (Mikhelson dkk., 2013).

Teori ini menyatakan bahwa proses menua


dipengaruhi hormon reproduksi melalui sinyal sel
Teori Siklus Sel yang terlibat dalam pertumbuhan dan
Reproduksi perkembangan di masa awal kehidupan dan
akan mempertahankan fungsi reproduksi di masa
setelahnya (Bowen dkk., 2004).
Teori Kerusakan DNA

Kerusakan DNA menyebabkan sel berhenti membelah atau


menginduksi apoptosis atau kematian sel terprogram.

Teori Autoimun

Teori ini menyatakan bahwa penuaan terjadi karena meningkatnya


antibodi yang menyerang jaringan dari tubuh itu sendiri.

Teori mTOR

mTOR adalah protein yang menghambat degradasi sel. Ketika


suatu organisme membatasi dietnya, aktivitas mTOR berkurang
yang diikuti dengan peningkatan degradasi sel.
Teori Genetik Clock

Menua telah terprogram secara genetik. Tiap species mempunyai


suatu jam genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi
tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan akan
menghentikan replikasi sel bila tidak diputar, jadi menurut konsep
ini bila jam kita berhenti kita akan meninggal dunia, meskipun
tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit.

Teori Radikal Bebas

Radikal bebas menimbulkan kerusakan sel yang akan memicu


munculnya tanda proses penuaan (Bernstein, 1991; Harman,
1981).
Teori Sosial
Teori tersebut menerangkan bahwa dengan berubahnya usia seseorang
secara berangsur–angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan
sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lansia menurun,
baik secara kualitatif maupun kuantitasnya sehingga sering terjadi
kehilangan ganda yaitu:
a. kehilangan peran (Loss of Role),
b. b. hambatan kontak sosial (Restraction of Contact and
Relationships),
c. c. berkurangnya komitmen (Reduced Commitment to Social Mores
and Values).

Teori Psikologi
(Teori tugas perkembangan)
Menurut Hangskerst (1992), setiap individu harus memperhatikan tugas
perkembangan yang spesifik pada tiap tahap kehidupan yang akan
memberikan perasaan bahagia dan sukses. Tugas perkembangan yang
spesifik ini tergantung pada maturasi fisik, penghargaan kultural
masyarakat dan nilai serta aspirasi individu.
Pembagian Kelompok Usia Lanjut

Pembagian kelomok usia lanjut akan dipaparkan sebagai berikut


(Wijayanti, 2008):

Menurut Departemen Kesehatan RI


a. Masa Virilitas atau menjelang usia lanjut : 45-54 tahun
b. Masa Prasenium atau lansia dini : 55-64 tahun
c. Masa Senium atau usia lanjut : >65 tahun
d. Lansia berisiko tinggi : 70 tahun

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)


a. Usia Lanjut ini : 60-74 tahun
b. b. Usia Tua : 75-89 tahun
c. c. Usia Sangat Lanjut : >90 tahun
Permasalahan pada Lansia
a. Panca indera
b. Esophagus
c. Lambung
d. Tulang
e. Otot
f. Ginjal
g. Jantung dan pembuluh darah
h. Paru
i. Endokrin
j. Kulit dan rambut
k. Sistem imun
Upaya Kesehatan Lansia
1. Peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan
para lansia di pelayanan kesehatan dasar,
khususnya Puskesmas dan kelompok lansia
melalui program Puskesmas Santun Lanjut
Usia.
2. Peningkatan upaya rujukan kesehatan bagi
lansia melalui pengembangan Poliklinik Geriatri
di Rumah Sakit
3. Peningkatan penyuluhan dan penyebarluasan
informasi kesehatan dan gizi bagi usia lanjut.

Anda mungkin juga menyukai