Anda di halaman 1dari 22

Laporan Kasus

HIFEMA
BAB I
STATUS PASIEN MATA
I. Identitas Pasien
 Nama : Tn. Joko A
 Usia : 23 tahun
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Mahasiswa
 Status Perkawinan : Belum menikah
 Suku/Bangsa : Lampung/Indonesia
 Alamat : Rajabasa, Bandar Lampung
 Tanggal MRS : 30 Juli 2020
II. Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 30 Juli
2020 di Poliklinik Mata Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar
Lampung.

 Keluhan Utama : Pandangan mata kanan kabur


 Keluhan Tambahan: Mata merah dan mata terasa nyeri
 Riwayat Penyakit Sekarang
Pandangan mata kanan terasa kabur dirasakan pasien sejak ±
4 hari sebelum masuk rumah sakit. Keluhan disertai nyeri dan mata
merah. 4 hari yang lalu, pasien mengalami perkelahian. Menurut
pasien, pasien telah dipukul dibagian wajah dan mengenai bagian
mata kanan. Lalu pasien merasa mata nya terasa kabur secara tiba-
tiba dan pasien tidak dapat melihat benda-benda yang jauh.
 Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah mengalami penyakit seperti ini
sebelumnya. Riwayat penyakit dibetes mellitus, hipertensi disangkal
pasien.
 Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang mengeluh seperti ini
III. Pemeriksaan Fisik b. Status Generalisata
 Kepala
a. Status Present o Bentuk : Normal
 Keadaan umum : Tampak sakit sedang o
Mata : Status Oftamlologis
 Kesadaran : Composmentis o Hidung : Normal
 Tekanan darah : 120/80 mmHg o Telinga: Normal
 Nadi : 86 kali/menit o Mulut : Normal
 Respirasi : 20 kali/menit
 Suhu : 36,0o C  Thoraks
o Jantung : Dalam Batas Normal
o Paru : Dalam Batas Normal

 Abdomen
o Hepar : Normal/Tidak teraba
o Lien : Normal/Tidak teraba

 Ekstremitas : Dalam Batas Normal


OCULAR DEXTRA OCULAR SINISTRA
6/20 VISUS 6/6
17,3 mmHg Tekanan Intraokuli 17,3 mmHg

Hematom (+) Edema (+) PALBEBRA SUPERIOR Dalam Batas Normal

Dalam Batas Normal PALPEBRA INFERIOR Dalam Batas Normal


Hiperemis (+) CONJUNGTIVA PALPEBRA Hiperemi (-) Edema (-)
Hiperemis (+) CONJUNGTIVA FORNICES Hiperemi (-) Edema (-)
Inj Konjungtiva (+) & Inj Konjungtiva (-) &
CONJUNGTIVA BULBI
Siliar (+) Siliar (-)
Hiperemi (+) SCLERA Dalam Batas Normal
Edema (+) CORNEA Jernih
Darah (+) 1/3 COA CAMERA OCULI ANTERIOR Dalam Batas Normal
Sinekia (-) IRIS Sinekia (-)
RAPD (-), Bulat, Reflek RAPD (-), Bulat, Reflek
PUPIL
cahaya (+) cahaya (+)
Sulit dinilai LENSA Jernih
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
FUNDUS REFLEKS
pemeriksaan pemeriksaan
 Resume
Pasien datang dengan keluhan pandangan kabur pada mata kanan
akibat trauma tumpul ± 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Keluhan
tersebut diikuti dengan nyeri dan mata merah.
Pada keadaan umum didapatkan pasien tampak sakit sedang. Dari
status oftalmologi, pada mata kanan didapatkan visus 6/20. Pada
konjungtiva palpebra dan konjungtiva fornices tampak hiperemis,
konjungtiva bulbi terdapat injeksi konjungtiva dan injeksi siliar.
Tampak adanya darah pada 1/3 COA pada mata kanan, kornea tampak
edema, iris tidak terdapat sinekia, pupil tidak terdapat RAPD, Refleks
cahaya (+).
Diagnosis Banding
- Hifema oculus
- Juvenile xanthogranuloma
- Manifestasi sickle cell disease

Diagnosis Kerja
- Hifema oculus dextra grade I ec trauma tumpul
 Penatalaksanaan
Medikamentosa
 Asam Traneksamat tab 500 mg
S 3dd 1
 Prednison tab
S 3 dd 1
 Cendo Tropin ED
S1 dd gtt 1 OD
 Timolol Maleate 0,25% (Jika TIO Tinggi)
S 2 dd gtt 1 OD

Non-medikamentosa
 Bed rest dengan elevasi kepala 300-450 (posisi semifowler)
Prognosis

 Ad vitam : ad bonam
 Ad fungsionam : ad bonam
 Ad sanationam : dubia ad bonam
BAB II
TINJAUAN pustaka

Defnisi

“Hifema merupakan keadaan dimana terdapat darah di


dalam bilik mata depan, yaitu daerah di antara kornea dan
iris, yang dapat terjadi akibat trauma tumpul yang merobek
pembuluh darah iris atau badan siliar dan bercampur dengan
humor aqueus (cairan mata) yang jernih.”
Etiologi

1.Trauma tumpul
2.Trauma intraoperasi
3.Pecahnya neovaskularisasi (pada pasien diabetes mellitus, uveitis,neoplasma ocular seperti retinoblastoma)
4.Kelainan vascular (juvenile xanthogranuloma)
Gejala klinis

 1. Adanya darah di bagian tengah mata


 2.Gejala peningkatan tekanan intra ocular : nyeri pada
mata, nyeri kepala, fotofobia
 3. Gangguan penglihatan
Klasifikasi Hifema
1. Berdasarkan pemenuhan darah dibilik mata depan
a) Grade 1, darah mengisi kurang dari 1/3 bilik mata depan
b) Grade 2, darah mengisi 1/3-1/2 bilik mata depan
c) Grade 3, darah mengisis 1/2 – kurang dari seluruh bilik
mata depan
d) Grade 4, darah mengisi seluruh bilik mata depan, dikenal
dengan total hyphema, blackball atau 8-ball hyphema
2. Berdasarkan penyebabnya hifema dibagi menjadi :
a) Hifema traumatika adalah perdarahan pada bilik mata
depan yang disebabkan pecahnya pembuluh darah iris dan
badan silier akibat trauma pada segmen anterior bola
mata.
b) Hifema akibat tindakan medis (misalnya kesalahan
prosedur operasi mata)
c) Hifema akibat inflamasi yang arah pada iris dan badan
silier, sehingga pembuluh darah pecah
d) Hifema akibat kelainan sel darah atau pembuluh darah
e) Hifema akibat neoplasma (contohnya retinoblastoma)
3. Berdasarkan onset perdarahannya, hifema dibagi
menjadi:
a) Hifema primer, terjadi langsung sampai 2 hari setelah
trauma pada mata
b) Hifema sekunder terjadi 2-5hari setelah trauma pada mata

4. Berdasarkan darah yang terlihat, hifema diklasifikasikan


menjadi:
c) Makrohifema, perdarahan terlihat dengan mata telanjang.
d) Mikrohifema, perdarahan terlihat apabila menggunakan
mikroskop.
Komplikasi

1. Peningkatan tekanan intraokuler


2. Gloukoma
3. Rebleeding atau pendarahan sekunder
4. Corneal blood staining (Cornea menjadi
kecoklatan)
Penatalaksanaan
Non Medika Mentosa Medika Mentosa
1. Menghentikan perdarahan 1. Golongan obat koagulansia ini dapat diberikan
2. Menghindari timbulnya perdarahan secara oral maupun parenteral, berguna
sekunder untuk menekan/menghentikan perdarahan
3. Mengeliminasi darah dari bilik depan
2. Ocular Hypotensive Drug : Semua para ahli
bola mata dengan mempercepat
absorbsi. menganjurkan pemberian acetazolamide
(Diamox) secara oral sebanyak 3x sehari
4. Mengontrol glaukoma sekunder dan
menghindari komplikasi yang lain. bilamana ditemukan adanya kenaikan tekanan
intraokuler.
5. Berusaha mengobati kelainan yang
menyertainya. 3. Kortikosteroid dan Antibiotika : Pemberian
hidrokortison 0,5% secara topikal akan
mengurangi komplikasi iritis dan perdarahan
sekunder dibanding dengan antibiotika.
Prognosis

Prognosis tergantung pada banyaknya darah yang tertimbun


pada kamera okuli anterior. Biasanya hifema dengan darah yang
sedikit dan tanpa disertai glaukoma, prognosisnya baik karena darah
akan diserap kembali dan hilang sempurna dalam beberapa hari.
Sedangkan hifema yang telah mengalami glaukoma, prognosisnya
bergantung pada seberapa besar glaukoma tersebut menimbulkan
defek pada ketajaman penglihatan. Bila tajam penglihatan telah
mencapai 1/60 atau lebih rendah maka prognosisnya penderita adalah
buruk kerena dapat menyebabkan kebutaan.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai