RIWAYAT REPRODUKSI
Menarche : 12 tahun
Siklus haid : teratur, 28 hari
Lamanya haid : 6 hari
Banyaknya : 2-3x ganti pembalut/hari
HPHT : 13 Januari 2020
Taksiran partus : 20 Oktober 2020 4
ANAMNESIS
RIWAYAT KEHAMILAN/MELAHIRKAN
No. Jenis Umur Jenis Tempat Penolong BBL PB Usia anak
Kelamin Kehamilan Persalinan (gr) (cm) Sekarang
4. Hamil ini
6
ANAMNESIS
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
▰ Riwayat asma (-)
▰ Riwayat hipertensi (-)
▰ Riwayat penyakit jantung (-)
▰ Riwayat diabetes melitus (-)
▰ Riwayat hepatitis (-)
Kepala Normocephalic, jejas (-), rambut tidak rontok dan berwarna kecoklatan
Wajah Bentuk simetris, tidak ada deformitas, tidak pucat, oedema (-)
Mata Konjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), edema palpebra (-/-)
Telinga Sekret (-/-), serumen (-/-), nyeri tekan tragus (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-)
Mulut dan Bibir tidak sianosis, mukosa bibir kering (-), pucat (-) lidah tidak kotor, gusi
tenggorokan tidak berdarah
10
STATUS GENERALIS
Leher Tidak ada pembesaran KGB, kelenjar tiroid tidak teraba membesar, JVP 5-
2 mmHg tidak meningkat.
Kulit Warna kuning langsat
Thoraks Normochest
Paru Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Jantung BJ I/II ireguler, murmur (+) di proyeksi katup mitral, gallop (-)
Ekstremitas Tidak tampak deformitas, terdapat tato pada pergelangan kaki kanan, akral
hangat pada keempat ekstremitas, CRT <2”
Punggung Tidak tampak deformitas, terdapat tato pada bagian tengah punggung
11
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS OBSTETRI
▰ Pemeriksaan luar
TFU 2 jbpx (38 cm), memanjang, puka, kepala, his 3x/10’/>40”, U 3/5, DJJ 145x/menit, TBJ 4185 gr.
▰ Pemeriksaan dalam
Inspekulo : Portio livide, OUE tertutup, fluor (-), fluxus (+), ketuban sedikit,
Warna bening, tidak berbau, tes lakmus (+), E/L/P (-)
VT : Portio lunak, Medial, eff 50%, pembukaan 5 cm, H-II penunjuk UUK
lintang
Bishop score : 7
12
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN LABORATORIUM (02 Oktober 2020)
14
PROGNOSIS
Dubia ad bonam
15
TERAPI
16
Observasi Induksi Persalinan
17
TINDAKAN
LAPORAN OPERASI
Instruksi post operasi :
Pukul 20.15 WIB Operasi dimulai
• IVFD RL + oksitosin 20 IU xx
tetes per menit
Pukul 20.30 WIB Lahir neonatus hidup, perempuan, BBL
• Inj. Ceftriaxone 2x1 gram i.v
4250 gram, PB 51 cm, LK/LD 36/38, A/S • Inj. Metamizol 3x1 gram i.v
8/9 FT AGA • Inj. Vit C 2x1 gram i.v
• Cek HB post operasi
Pukul 20.40 WIB Plasenta lahir lengkap
19
20
21
TINJAUAN PUSTAKA
22
Insert Your Image
DEFINISI
Keluarnya cairan dari jalan lahir/vagina sebelum proses persalinan. Pengertian
KPD menurut WHO yaitu rupture of the membranes before the onset of
labour. Ketuban pecah dini dapat terjadi pada atau setelah usia gestasi 37
minggu dan disebut KPD aterm atau premature rupture of membranes (PROM)
dan sebelum usia gestasi 37 minggu atau KPD preterm atau preterm premature
rupture of membranes (PPROM).
24
KETUBAN PECAH DINI
ETIOLOGI
Infeksi genitalia
Defisiensi vitamin C
Faktor selaput ketuban
Faktor umur dan paritas
Faktor tingkat sosio-ekonomi
Faktor-faktor lain
25
KETUBAN PECAH DINI
PATOFISIOLOGI
Infeksi
Hormon
Kematian sel terprogram
Peregangan selaput ketuban
PEMERIKSAAN 3
SPEKULUM
Mengambil sampel cairan ketuban di forniks
posterior dan mengambil sampel cairan untuk
pemeriksaan dengan kertas lakmus, kultur,
pemeriksaan bakteriologis.
4 PEMERIKSAAN DALAM
28
29
KOMPLIKASI
Setelah ketuban pecah biasanya segera disusul oleh persalinan. Pada kehamilan
Persalinan prematur aterm 90% terjadi dalam 24 jam setelah ketuban pecah. Kehamilan 28-34 minggu
persalinan dalam 24 jam. Kehamilan< 26 minggu persalinan terjadi dalam 1 minggu.
Infeksi Pada ibu terjadi korioamnionitis. Pada bayi dapat terjadi septicemia,
pneumonia, omfalitis
Hipoksia dan asfiksia Dengan pecahnya ketuban terjadi oligohidramnion yang menekan tali pusat
hingga terjadi asfiksia atau hipoksia.
Sindrom deformitas janin KPD dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat, kelainan disebabkan
oleh kompresi muka dan anggota badan janin serta hipoplasi pulmonar.
30
KETUBAN PECAH DINI
PROGNOSIS
Prognosis pada ketuban pecah dini sangat bervariatif tergantung pada :
Usia kehamilan.
Adanya infeksi / sepsis.
Faktor resiko / penyebab.
Ketepatan diagnosis awal dan penatalaksanaan
31
Insert Your Image
SEKSIO SESAREA
SEKSIO SESAREA
DEFINISI
Seksio sesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui
suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dalam keadaan utuh serta
berat janin diatas 500 gram (Wiknjosastro, 2010).
33
KLASIFIKASI
34
SEKSIO SESAREA
Indikasi Ibu Indikasi Janin
• Usia • Ancaman gawat janin (fetal distress).
• Tulang panggul sempit • Bayi besar (makrosemia).
• Persalinan sebelumnya dengan seksio • Letak sungsang (presentasi bokong).
sesarea • Faktor plasenta : plasenta previa, solution
• Faktor hambatan jalan lahir plasenta, plasenta accrete.
• Kelainan kontraksi rahim • Kelainan tali pusat : prolapsus tali pusat,
• Ketuban pecah dini terlilit tali pusat.
• Rasa takut kesakitan.
35
PERTIMBANGAN PELAHIRAN SESAR DAN
PERSALINAN PERVAGINAM
Kriteria seleksi pasien yang mencoba Persalinan Pervaginam pada Pasien Pernah Seksio
(P4S) atau Vaginal Birth After Caesarea (VBAC) menurut American College of
Obstetricians and Gynecologists (ACOG), yaitu: (Cunningham et al., 2009) (Martel,
2005).
▰ Satu kali riwayat seksio dengan insisi transversal rendah
▰ Pelvis adekuat secara klinis
▰ Tidak ada parut uterus lain atau riwayat ruptur uteri
▰ Dokter mendampingi selama persalinan, dapat memonitor persalinan dan
melakukan seksio sesarea segera ( dalam waktu 30 menit )
▰ Tersedianya dokter anastesi dan personil untuk melakukan seksio sesarea segera.
36
37
Insert Your Image
INDUKSI PERSALINAN
Induksi Persalinan
DEFINISI
Induksi persalinan ialah usaha agar persalinan mulai berlangsung sebelum atau
sesudah kehamilan cukup bulan dengan jalan merangsang timbulnya his.
Induksi persalinan merujuk dimana kontraksi uterus diawali secara medis
maupun bedah sebelum terjadinya partus spontan
39
Induksi Persalinan
Indikasi Ibu Indikasi Janin
▰ Indikasi ibu: ▰ Kehamilan lewat bulan
▰ Kehamilan dengan hipertensi ▰ Ketuban pecah dini
▰ Kehamilan dengan diabetes mellitus ▰ Kematian janin dalam rahin
▰ Perdarahan antepartum tanpa ▰ Pertumbuhan janin terhambat
kontraindikasi persalinan pervaginam ▰ Isoimmunisasi-Rhesus
▰ Kelainan kongenital mayor
40
Persyaratan Induksi Persalinan
▰ Sebaiknya serviks uteri sudah matang, yakni serviks sudah mendatar dan menipis dan sudah dapat dilalui
oleh sedikitnya 1 jari, serta sumbu serviks mengarah ke depan.
▰ Tidak ada disproporsi sefalopelvik (CPD).
▰ Tidak terdapat kelainan letak janin yang tidak dapat dibetulkan.
▰ Sebaiknya kepala janin sudah mulai turun ke dalam rongga panggul.
41
Skor Pelvik menurut Bishop
Proses Induksi
Kimia
43
PEMBAHASAN
44
PEMBAHASAN Apakah diagnosis sudah tepat?
Pasien Ny. YM berusia 37 tahun datang dengan keluhan keluar air-air dari jalan lahir.
Diagnosis pada pasien ini adalah G4P3A0 hamil 37-38 minggu menunjukkan bahwa pasien
sedang hamil anak keempat pada kehamilan keempat. Usia kehamilan 37-38 diketahui dari
pemeriksaan obstetri dan HPHT pasien tanggal 13 Januari 2020. Pasien mengaku gerakan
janin masih dirasakan. Pada pemeriksaan didapatkan denyut jantung janin 145x/menit.
Berdasarkan anamnesis riwayat keluar darah dan lendir (-). Pada pemeriksaan luar dan
pemeriksaan dalam ditemukan tanda-tanda inpartu dengan pembukaan serviks 5 cm
Berdasarkan anamnesis didapatkan informasi bahwa pasien mengeluhkan keluar
cairan yang banyak dengan warna jernih dan tidak berbau secara tiba-tiba dari jalan lahir
sejak 6 jam SMRS. Pada pemeriksaan spekulum didapatkan fluxus (+), ketuban tak aktif dan
didapatkan tes lakmus (+). Hal ini dapat didiagnosis sebagai ketuban pecah dini.
45
PEMBAHASAN Apakah penatalaksanaan pasien sudah tepat?
Pada pasien ini dilakukan manajemen aktif sesuai dengan algoritma manajemen KPD
karena usia kehamilan > 37 minggu. Dengan usia kehamilan >37 Minggu maka dilakukan
induksi dengan oksitosin bila induksi gagal maka dilakukan seksio sesarea.
Pada pasien ini dilakukan observasi tanda vital, kontraksi,dan denyut jantung janin, untuk
mengetahui pemantauan kondisi ibu dan janin agar tetap stabil. Pada 4 jam setelah
dilakukan induksi,kemajuan dilatasi serviks terhambat maka pasien dikatakan gagal induksi
dan direncanakan SC cito pada pukul 20.00
46
KESIMPULAN
47
KESIMPULAN
1. Diagnosis pada kasus ini adalah G4P3A0 hamil 37-38 minggu dengan KPD 6 jam SMRS
inpartu kala I fase aktif JTH preskep yang didapat berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
2. Penatalaksanaan di RSUD M. Yunus Bengkulu yang dilakukan pada pasien ini sudah tepat
yaitu dilakukan terminasi kehamilan dengan induksi namun karena gagal induksi sehingga
dilakukan persalinan secara seksio sesarea.
48
TERIMA KASIH
49