SIALOLITHASIS
Welcome!
We are very glad to meet you. SLIDE 3
Sialolitiasis adalah kejadian adanya batu yang letaknya bias di duktus, hilum atau
jaringan parenchyma galadula (gld). Frekuensi terjadinya 80% di gld.
Submandibularis; 20% di parotissedang 1% di sublingualis. Untuk gldsalivarius minor
sangat jarang; kalaupun ada hanya di bibir atas dan pipi. 75% di gldsalivarius major
singgel ; 3% multiple. Laki -2 lebih dari wanita dan sebagian besar middle age.
A. PENDAHULUAN Frekuensi untuk seluruh gld. Multipel 25% sedang single 75%.
Biokimiawi batu kelenjar liur mengandung substansi organik dan inorganik.
Substansi umumnya kalsium karbonat dan kalsiumfosfat. pada sialolitiasis berupa
kalsium posfat dengan sedikit komponen magnesium, ammonium dan karbonat
(hydroxyapatite) ditambah dengan karbohidrat dan asam amino sebagai imatrik
organic. Pada gout batu perutama terdiri atas asam urat.
Sialolithasis
SLIDE 4
B. Anatomi dan Fisiologi Kelenjar Liur
Kelenjar parotis merupakan kelenjar liur yang terbesar berukuran
5,8 x 3,4cm dan berat rata-rata 15-30 g. Berlokasi di regio pre
aurikula dan bagian posterior mandibula. Kelenjar parotis
berhubungan dengan rongga mulut melalui duktus Stensen dan
bermuara ke mukosa bukal setinggi molar 2 atas. Nervus fasialis
yang berfungsi motorik untuk otot wajah masuk ke kelenjar
parotis dan membaginya menjadi dua zona surgikal (lobus
superfisial dan lobus profunda. Lobus superfisialis terletak pada
bagian lateral dari maseter, lobus profunda terletak diantara
prosessus mastoid tulang temporal dan ramus mandibula. Kelenjar
parotis bagian superior dibatasin oleh zigomatikus. bagian bawah
dari kelenjar parotis meluas kebawah berbatasan dengan
anteromedial otot sternokleidomastoid.
SLIDE 5
H. Follow Up
1. Oleh karena factor resiko kejadian banyak yang masih mesterimaka perlu diberitahukan pada pasien paska operasi selalu
secara rutin di masase pada daerah kelanjar dan periksa bila gejala berulang seperti sebelum operasi secara dini
2. Bila penyebab penyakit GOUT maka perlu mengontrol asam urat dengan obat-obatan
3. USG & CT dan foto polos dapat menginformasikan tentang ada atau tidaknya batu
Sialodenitis Akut
peradangan akut pada kelenjar ludah SLIDE 11
D. Faktor Resiko
H. Tindak Lanjut
Umunya penyembuhan dalam
waktu 24-48 jam
F. Pemeriksaan G. Terapi Bila tidak, perlu insisi dan
Penunjang drainase.
Antimikroba per-oral: tu.
Untuk stafilokokus; ingat beta USG & CT dapat
Sialografi merupakan kontra laktam bakteri; bakteri anaerob menginformasikan tentang
E. Etiologi indikasi; foto konvensional dengan khoramfenikol , Terapi masih ada atau tidaknya abses
pandangan lateral,USG, simtomatis: anti inflamasi dan
Sstafilokokus koagulasi positif dan bisa
sialoendoskopi diagnostik, analgesik/analgesik antipiretik,
diikuti oleh streptokokus pneumoni, E.
coli, hemofilius influenza sedang CT potongan aksial, koronal mokolitik, Terapi operasi
bakteria anaerob yang sering adalah maupun sagital & MRI dapat minor dan major: major tak
bakterosides m dan streptokokus dikerjakan dikerjakan sedang
micros insisi(minor) dilakukan
Prosedur Operasi Minor:
SLIDE 13
1. Butir-Butir Penting
• Bila jelas ada abses dengan fluktuasi di permukaan maka perlu insisi. Untuk parotis sesuai dengan garis Lange di wajah dan kemudian pasang pematus berupa
selang infuse yang dibuat lubang banyak dan anastesi lokal saja sedang glandula submandibularis perlu insisi kulit bawah mandibula sekitar 4 cm dibawah
mandibula guna menghidari perlukaan terhadap r.cervikalis n. VII dengan anastesi local atau sebaiknya dengan neurolep lalu dipasang pematus.
• Pada parotis abses sulit dilacak ok. Atasnya terdiri atas fasia yang tebal sehingga bila terbukti ada abses dan terapi konvensional tak membawa hasil maka perLu
insisi dengan GA/neorolep atau aspirasi jarum dengan panduan CT atau USG dengan bius lokal.
2. Teknik Insisi
• Dikerjakan bila tak ada fluktuasi. Penjelasan kepada penderita dan keluarganya mengenai tindakan operasi yang akan dijalani seta resiko komplikasi disertai
dengan tandatangan persetujuan dan permohonan dari penderita untuk dilakukan operasi (informedconsent). Pemeriksaan kelengkapan alat operasi, obat
anastesi. Panderita puasa minimal 6 jam bila akan GA atau neurolep.
• Bila dengan Ga atau neurolep, penderita ditidurkan terlentang kepala hiperekstensi dan miring kearah yang sehat.Dilakukan disinfeksi dengan larutan desinfeksi
sesuai prosedur kemudian daerah operasi ditutup dan dipersempit dengan linen steril.
• Untuk Parotis, insisi dengan standar parotidectomy flap dan dengan hemostad dibuat lubang banyak yaitu tempat-2 yang fluktuasi
• Kemudian alat pematus ditempatkan pada lubang-2 itu dan kulit ditutup
• Operasiselesai
Sialoadenitis Rekuren Kronik
SLIDE 14
Ruang Lingkup Tindak Lanjut
Pemeriksaan Penunjang
Serangan berulang dengan kejadian Perlu observasi untuk terbentuknya lesi benign
benjolan yang difus, sedikit sakit tekan dan Seperti yang akut akan tetapi disini lymphoepithelial yang perlu ditindaklanjuti ok
kenyal (indurasi) terutama saat makan. Di sialografi dapat dilakukan. Guna melihat mungkin makin membesar dan kambuh
aktivitas dinamik dari glandula maka dapat ansialoadenitis atau pertumbuhan
darah submandibula atau pipi
dilakukan dengan radiosialografi atau karsinomaundeferentiated dan pseudolymphoma
radionucleide imeging
Terapi
Definisi 1. Faktorresiko: faktor resiko harus hilang
Faktor Resiko
Peradangan pada glandulasalivarius 2. TerapiOperasiNonglandula: Tympanic Necrotomy.
yang khronik Aliran saliva berkurang ok.
3. Terapi Pamungkas: Sialoadenektomi atau eksisi
Penyempitan→ striktura, kalkulus/kalkuli; glandula
perubahan stuktur dari saliva ok→radang
akut tidak sembuh, radiasi ,sitostatika
Prosedur Operasi Major
hanya untuk GLD submandibularis SLIDE 15
1. Butir-Butir Penting 2. Teknik Operasi
1. Insisi kulit dibuat 4 cm dibawah tepi bawah mandi bula secara horizontal agak
melengkung kebawah
2. Insisi dilanjutkan mendalam melalui lapis platysma sampai dengan fascia cervicalis
1. Insisikulitagakjauh di bawah mandibula superficial (FCF)
2. Hindari perlukaan pada r.mandibularis n.VII dan r. cervicalis 3. Terjadilah flap superior dan inferior
nVII 4. A.maxilaris externa (A.ME) dan vena facialis anterior/communis (VFA/C) di klem dan
3. Hindari trauma pada n. hypoglossus dan n. lingualis diligasi
4. V fasialis anterior lebih superficial dariglandula 5. Pengangkatan glandula dimulai dari bagian tepi inferior glandula
5. Lapisan-2 dari luar ke dalam adalah kulit , subkutan, 6. Klem dan ligasi AME dan diutamakan puntung proksimal diikat 2 kali dengan sutera
platysma,fasia superficialis cervicalis, r mandibularis dan sedang puntung distal diikat satu kali
cervicalis n. VII, vasa vena dan arteri dan kapsula glandula 7. Lobus dalam diangkat dengan cara meretraksi m.mylohyoideus dengan CVR
6. Hafal anatomi dan topografi regio supra hyaoid 8. Duktus glandulasubman dibularis(Wharton’s duct) dipotong dan diligasi
9. Glandula mudah diangkat secara tumpul
10. Dasar trigonum submandibulare tampak serta vasa dan nervus seperti tersebut di atas dan
perlu ditunjukan pada asisten
11. Pematus kecil (selang infuse) yang diberi lubang banyak dipasang atau dengan alat
pematus khusus yaitu JACKSON- PRATT DRAIN dan jahitan lapis demi lapis
SLIDE 16
2 Fisiologi
3 Etiologi
4 Diagnosis
6 Tata Laksanan
Parotitis
Infeksi pada kelenjar parotis
SLIDE 18
Pendahuluan Fisiologi Etiologi
Parotitis adalah penyakit infeksi Fungsi utama dari kelenjar saliva adalah Virus yang terlibatdalamterjadinya
memproduksi saliva yang berguna pada
pada kelenjar parotis akibat virus. proses digestif, lubrikasi dan pertahanan
parotitis viral akutantara lain
Penyakit ini merupakan penyebab tubuh. Saliva secara aktif di produk didalam paramiksovirus, sitomegalovirus,
edema kelenjar parotis yang jumah yang besar sesuai dengan ukuran Coxsackie A dan B, ecovirus,
paling sering kelenjar saliva, secara ekstrinsik dikontrol influenza A, dan virus
oleh syaraf simpatik dan para simpatik
koriomeningitislimfositik
A. Volume lambung
B. Esophageal clearance
C. Gastric clearance
D. Potensi material makanan
E. Inkompetensi sfingter bawah esofagus
79. Tatalaksana rinitis alergi ringan persisten menurut ARIA &WHO :
A. Bronkoskopi
B. Esofagoskopi
C. Laringoskopi direk
D. Laringoskopi indirek
E. IV line + pasang NGT
81. Nasal cycle terjadi karena:
A. bayi
B. anak
C. remaja
D. dewasa
E. orangtua
83. Reaksi fase cepat tipe 1