Kelompok 5
Ateung
Ayu Tiara
Florentina Luspitasari
Pengertian HIV
4. AIDS
Fase ini mencapai akhir dari kondisi seseorang yang terkena
HIV/AIDS yaitu penurunan berat badan < 10% dari berat badan
semula, disertai salah satu dari diare kronik tanpa penyebab yang
jelas > 1 bulan kejadian, kelemahan kronik, dan demam yang
berkepanjangan
Diagnosis HIV
Cara terbaik untuk mengetahui seseorang terdeteksi HIV yaitu
dengan melakukan pemeriksaan test HIV karena pada stadium
awal pasien tidak menunjukkan gejala yang spesifik.
Pemeriksaan yang digunakan untuk mengetahui apakah
seseorang sudah terinfeksi HIV yaitu pemeriksaan antibodi
HIV.
Pengobatan HIV Pada Ibu
Bersalin
Kondisi ibu Regimen untuk ibu
ODHA hamil dengan indikasi terapi ARV Tunda terapi sampai trimester I berikan terapi
ARV seperti ODHA biasa tetapi tidak dianjurkan
pemberian EFT pada trimester I
ODHA hamil dan belum ada indikasi terapi AZT dimulai pada usia kehamilan 28 minggu
ARV dilanjutkan selama persalinan. AZT + 3TC sejak
kehamilan 36 minggu dilanjutkan hingga 1
minggu
pasca persalinan
Ibu HIV positif yang datang pada saat Untuk ibu yang belum diketahui status HIV nya
persalinan terapi belum pernah bila ada waktu tawarkan pemeriksaan dan
mendapatkan pengobatan ARV konseling segera setelah persalinan.
1. Pemeriksaan fisik
Transmisi vertikal pada 50-70% terjadi sewaktu kehamilan tua
atau pada saat persalinan sehingga pada waktu lahir bayi
tidak menunjukkan kelainan. Jadi bila saat lahir tidak
ditemukan kelainan fisik belum berarti bayi tidak tertular.
Pemantauan perlu dilakukan secara berkala, setiap bulan
untuk 6 bulan pertama, 2 bulan sekali pada 6 bulan kedua ,
selanjutnya setiap 6 bulan.
2. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah tepi
Pemeriksaan kadar immunoglobulin
Pemeriksaan antibody HIV
3. Pengobatan Antiretroviral
Obat antiretroviral yang dipakai pada bayi/anak adalah
Zidovudine Obat tersebut diberikan bila sudah terdapat
gejala seperti infeksi oportunistik, sepsis, gagal tumbuh,
ensefalopati progresif, jumlah trombosit < 75.000 / mm3
selama 2 minggu, atau terdapat penurunan status
imunologis.
4. Pemberian Makanan
Telah diketahui bahwa ASI mengandung virus HIV dan
transmisi melalui ASI adalah sebanyak 15 %. Kemungkinan
transmisi vertikal intrapartum dapat diturunkan sampai 2-4%
dengan menggunakan cara pencegahan seperti pemberian
antiretrovirus, persalinan secara seksio sesaria, maka
sebaiknya bayi tidak mendapat ASI.
5. Imunisasi
Beberapa peneliti menyatakan bahwa bayi yang tertular HIV
melalui transmisi vertikal masih mempunyai kemampuan
untuk memberi respons imun terhadap vaksinasi sampai
umur 1-2 tahun. Oleh karena itu di negara-negara
berkembang tetap dianjurkan untuk memberikan vaksinasi
rutin pada bayi yang terinfeksi HIV melalui transmisi
vertikal.
6. Dukungan Psikologis
Selain pemberian nutrisi yang baik bayi memerlukan kasih
sayang yang kadang-kadang kurang bila bayi tidak
disusukan ibunya.
Kasus