Anda di halaman 1dari 28

Appendisitis

oleh :
Muhammad Miqdar
113170044

Pembimbing : dr. Mohammad Romdhoni., Sp. B

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah


Rumah Sakit Umum Daerah Waled
Fakultas Kedokteran
UNSWAGATI
Definisi
 Peradangan dari apendiks vermiformis
 Kegawatdaruratan bedah abdomen yang paling sering
ditemukan
Epidemiologi
Dapat ditemukan pada semua umur, kecuali anak
< 1 tahun jarang

Insidens tertinggi terjadi pada usia 20 - 30 tahun

Laki – laki = Perempuan


Anatomi dan Fisiologi

• Apendiks merupakan organ


berbentuk tabung,
panjangnya ± 10 cm (kisaran
3 - 15 cm), dan berpangkal
disaekum.
• Lumennya sempit dibagian
proksimal dan melebar di
bagian distal.
• Posisi apendiks : retrosaekal,
retroileal, ileosekal dan letak
pelvik.
Anatomi dan Fisiologi

• Perdarahan apendiks berasal


dari a. Apendikularis
• Persarafan parasimpatis
berasal dari cabang n. vagus
• Persarafan simpatis berasal
dari n. thorakalis X 
Anatomi dan Fisiologi

 Jaringan limfoid (GALT) Gut Associated Lymphoid Tissue yang ada sejak 2 minggu setelah
lahir
 GALT memproduksi IgA yang efektif sebagai pelindung terhadap infeksi, namun
pengangkatan appendiks tidak mempengaruhi sistem imun tubuh
 Menghabiskan lendir 1-2ml/hari yang dalam keadaan normal mengalir kedalam lumen da
kemudian ke sekum.
Patofisiologi

Obstruksi
lumen Kapasitas Distensi
Sekresi mukosa Merangsang
• Fekalit terus menerus sekret melebihi
• Hipertrofi limfoid • Multiplikasi cepat kapasitas lumen serat nyeri
• Barium kering bakteri dalam lumen apendiks aferen viseral
• Cacing askaris lumen
• E.histolytica

Pembendungan
Gangguan Nyeri somatis serosa Tekanan venula dan Nyeri viseral (di
mukosa (di titik arteriol berlebihan
merangsang epigastrium) :
menyebabkan
memudahkan Mc.Burney) : peradangan kongesti vaskular, samar, tumpul dan
infeksi bakteri tajam, jelas peritoneum dengan refleks mual difus
parietal

Abses
Demam, Upaya
takikardi,
pembatasan Massa Eksaserbasi
leukositosis
proses periapendikuler Sembuh
peradangan
Patofisiologi

Tekanan intra
Bendungan
Obstruksi lumen
mukus
meningkat

Apendisitis Aliran limfe


akut terhambat
Sekresi mukus Tekanan terus
berlanjut meningkat

Peradangan
Obstruksi vena, edema
mengenai
bertambah, dan bakteri akan
peritoneum
menembus dinding
setempat

Apendisitis
Supuratif Akut
(Purulenta)
Infark dinding
Aliran arteri Apendisitis
apendiks +
terganggu Gangrenosa
nekrosis

Apendisitis
Dinding pecah
Perforasi
Manifestasi Klinis
 Nyeri samar-samar dan tumpul di sekitar umbilikus atau
epigastrium
 Dalam beberapa jam nyeri berpindah ke perut kanan bawah
(Mc. Burney) → biasaya nyeri dirasakan lebih tajam
 Nyeri perut kanan bawah pada saat bergerak atau mengedan
 Nyeri saat batuk (Dunphy sign)
 Mual muntah
 Nafsu makan berkurang
 Demam
Pemeriksaan Fisik
 Inspeksi → tidak ditemukan gambaran spesifik, kembung apabila
terdapat perforasi
 Palpasi → nyeri tekan perut kanan bawah, Mc Burney sign, rovsing sign,
blumberg sign, psoas sign, obturator sign
 Perkusi → nyeri ketok perut kanan bawah
 Auskultasi → peristaltik usus normal, menurun apabila ada ileus
paralitik
 Rectal Toucher → nyeri pada arah jarum jam 9-12
Pemeriksaan Fisik
ROVSING’S SIGN
Pemeriksaan Fisik
BLUMBERG’S SIGN
Pemeriksaan Fisik

MCBURNEY’S SIGN
Pemeriksaan Fisik
PSOAS’S SIGN
Pemeriksaan Fisik

OBTURATOR’S SIGN
Iliac
tuberosity

Caecum
Pemeriksaan Fisik
RECTAL
TOUCHER

Nyeri abdomen kanan


bawah pada jam 9-12
Alvarado Score
M
• Migration of pain (1)

A
• Anorexia (1)

N
• Nausea / vomiting (1)

T
• Right lower quadrant tenderness (2)

R
• Rebound tenderness (1)

E
• Elevation of temperature (1)

L
• Leukosytosis (2)

S
• Shift of Neutrophils to the left (1)
Alvarado Score

 Interpretasi
• Score 9 – 10 : almost certain to have appendicitis, should go to the operating
room
• Score 7 – 8 : have a high likelihood of appendicitis
• Score 5 – 6 : compatible with, but not diagnostic of appendicitis
• Score 0 – 4 : extremely unlikely (but not impossible) that they have
appendicitis
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
 Leukositosis
 Peningkatan Neutrophil (shift to the left)
Pemeriksaan Penunjang

Foto Polos Abdomen


 Tidak spesifik dan tidak
direkomendasikan kecuali
ada kelainan yang
membutuhkan pemeriksaan Apendicolith
foto polos abdomen (seperti
perforasi, obstruksi usus
atau batu utereter).
 Gambaran : fekolit,
perselubungan di fossa
illiaka dextra.
Pemeriksaan Penunjang
USG Abdomen
 Dilakukan apabila hasil pemeriksaan fisik meragukan, dicurigai adanya abses,
menyingkirkan diagnosis banding seperti kehamilan ektopik, adnecitis dan sebagainya.

Penebalan dinding
apendiks
Diagnosa Banding

 Gastroenteritis
 Demam Dengue
 Kista Ovarium Terpuntir
 Kehamilan Ektopik Terganggu
Tatalaksana

 Apendiktomi
 Antibiotik
a. Pada apendisitis gangrenosa atau perforata
b. Preoperative, antibiotik broad spectrum intravena diindikasikan untuk mengurangi
kejadian infeksi pasca pembedahan
c. Post operatif, antibiotik diteruskan selama 24 jam pada pasien tanpa komplikasi
apendisitis
d. Diteruskan sampai 5-7 hari post operatif untuk kasus apendisitis ruptur atau dengan abses
e. Diteruskan sampai hari 7-10 hari pada kasus apendisitis ruptur dengan peritonitis difus
Komplikasi

Massa periapendikuler

Perforasi

Peritonitis
Prognosis

 Apendiktomi yang dilakukan sebelum perforasi prognosisnya baik.


 Setelah operasi masih dapat terjadi infeksi pada 30% kasus apendiks
perforasi atau apendix gangrenosa.
 Serangan berulang dapat terjadi bila appendiks tidak diangkat.
Terimakasih..

Anda mungkin juga menyukai