Anda di halaman 1dari 32

Laporan Kasus

Luka Bakar
OLEH:
B A G U S D I A N P R A N ATA
11 0 2 0 1 3 0 5 2

Pembimbing:
dr. Aladin S. Johan, Sp.B

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BEKASI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
21 DESEMBER 2020 – 30 JANUARI 2021
Identitas Pasien
Nama : Ny. E Anamnesis dilakukan secara
Umur: : 51 tahun autoanamnesis di Ruang
Alamat : Cikarang Perawatan Shasta, RSUD
Kabupaten Bekasi pada
Pekerjaan : Pegawai
tanggal 22 Desember 2020.
Agama : Islam  
Suku : Sunda Keluhan utama : Luka bakar
Status : Menikah pada muka dan tangan sejak
1 hari SMRS
Tanggal masuk RS: 15 Desember 2020
Riwayat Penyakit Sekarang
Pingsan (-),
linglung (-), mual Di RSUD Kab
Jam 14.00 siang (-), muntah (-), selama 6 jam di Bekasi.
kebakar akibat sesak (-), rasa rumah dan Gelembung
sambaran api panas di kulit (+), keluarga tidak dipecahkan (+),
saat membakar muka tangan melakukan dibersihkan (+),
sampah kaki bengkak (+), tindakan apa apa diperban (+),
menggunakan ada gelembung selain hanya muka diberi salep
bensin di di tangan (+). berdoa jam 20.00 (+), di beri infus
halaman depan Melihat jelas (+), malam ke RSUD (+), dipasang
rumah batuk (-), serak Kab. Bekasi selang kencing
(-), napas bau (+).
gas (-)
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat Penyakit Keluarga :
pasien memiliki prnyakit
keluhan yang sama, diabetes
hipertensi, untuk keluhan
melitus, hipertensi, asma,
yang sama, diabetes melitus,
TBC, alergi makanan dan
asma, TBC, alergi makanan
obat disangkal
dan obat disangkal

Riwayat Kebiasaan: pasien


tidak memiliki riwayat
Riwayat Pengobatan: Pasien
merokok, tidak minum
tidak sedang mengkonsumsi
alkohol, dan tidak
obat rutin saat ini.
menggunakan obat-obatan
terlarang
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 140/80mmHg
Frekuensi nadi : 88 x/menit
Frekuensi napas : 22 x/menit
Suhu : 36°C
SpO2 : 97%
Status Generalis
Kepala : Normochepale, rambut hitam, rambut tidak mudah dicabut
Muka : Bengkak pada seluruh muka (+), kulit tampak menghitam diseluruh wajah (+)
Mata : Pupil bulat 3mm, isokor, refleks cahaya langsung dan tidak langsung (+/+), konjungtiva
anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Telinga : Simetris kanan-kiri, sekret (-/-)
Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), sekret (-)
Mulut : Bibir kering (+), warna kehitaman (+)
Leher : Trakea letak normal deviasi (-), pembesaran KGB (-)
Thorax Abdomen
Inspeksi : Simetris bilateral saat statis dan dinamis Inspeksi : bentuk datar, pelebaran vena collateral
(-), kaput medusa (-), darm contour (-), darm
Palpasi : Fremitus taktil dan vocal teraba steifung (-)
simetris, massa (-)
Auskultasi : Bising usus (+)
Perkusi : Sonor diseluruh lapang paru
Perkusi : Timpani di seluruh lapang abdomen,
Auskultasi : Vesikuler (+), wheezing (-/-), Rhonki
(-/-) pemeriksaan undulasi (-), shifting dullness (-)

Jantung Palpasi : Nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), massa


(-)
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2”, edema +/+
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : BJ 1 & 2 reguler, gallop (-), murmur
(-)
Status Lokalis Combustio 4,5 % pada facialis
dan colli anterior
Combustio pada brachii,
antebrachii, manus sinistra 4,5%
PARAMETER HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN
Hematologi
Hemoglobin 12,4 g/dL 12.0 – 16.0
Leukosit H 10400 /µL 5.000 – 10.000
Hematokrit L 36 % 40.0 – 6.20
Trombosit 366 /µL 150.000-450. 000
Eritrosit 4,87 10^6/ µL 4,60 – 6,20
MCV 74 fL 80 – 96
MCH 26 pg/mL 28 - 33
MCHC 35 g/dL 33 – 36
Basofil 0 % 0,0 – 1,0
Eosinofil 1 % 1,0 – 6,0
Neutrofil H 77 % 50 – 70
Limfosit L 12 % 20 – 40
Monosit L10 % 2–9
Laju Endap Darah H 25 mm/jam <10
(LED)
PARAMETER HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN
Kimia Klinik
SGOT (AST) 24 U/L < 38
SGPT (ALT) 16 U/L < 41
Glukosa Sewaktu 120 mg/dL 80 – 170
Ureum L 16 mg/dL 19 – 44
Kreatinin 0,7 mg/dL 0.67 – 1.17
eGFR 131,2 mL/min/1.73 m^2 >60 mL/min/1.73 m^2
Elekterolit
Natrium L 132 mmol/L 136-146
Kalium 3,8 mmol/L 3.5-5.0
Klorida (Cl) 102 mmol/L 98-106
Hemostasis
PT (Pasien) 12,4 Detik 10,3 – 12,9
PT (kontrol) 11,0 Detik 9,2 – 12,5
APTT (Pasien) H 51,6 Detik 25,8 – 33,7
APTT (Kontrol) 35,1 Detik 18,4 – 38,4
Serologi
Anti HCV (Rapid) Non Reaktif   Non Reaktif

HBsAg (Rapid) Non Reaktif   Non Reaktif


 Kesan: Cor dan pulmo dalam batas
normal.
DIAGNOSIS KERJA
Combustio Grade II A dengan TBSA 10% ec Flame
Hipertensi grade I PROGNOSIS
PENATALAKSANAAN Ad vitam : ad bonam
Ad functionam: dubia ad
Kelupas kulit kemudian beri Silver sulfadiazine bonam
Mebo Zalf di muka Ad sanationam : dubia
ad bonam
IVFD RL 500 cc/8 jam
Inj Ceftriaxone 2 gram/24jam
Inj Paracetamol 1000mg/8jam
Inj Ranitidin 50mg/12 jam
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Luka Bakar
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan
jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas
seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi, dan
dapat juga disebabkan oleh suhu yang rendah
Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan
morbiditas dan mortalitas tinggi yang memerlukan
penatalaksanaan khusus sejak awal (fase syok) sampai fase
lanjut.
Etiologi
Paparan Api Air Panas
• Kental cairan
Uap Gas lainnya
• Flame :
kontak & lama Panas Panas • Zat Kimia,
langsung waktu  • industri • cedera Radiasi,
kerusakan Sunburn
semburan luas atau inhalasi
api  • Kecelakaan : radiator • udem
cedera percikan, mobil paru
langsung sengaja • Cedera
• Benda
• oklusi
:circumferen luas
Panas: tial saluran
Rokok, • Terhirup nafas
solder besi,  cedera
alat masak inhalasi
DERAJAT LUKA BAKAR
Patofisiologi

Respon Lokal Respon Sistemik


Respon Lokal
● Secara lokal, luka bakar menyebabkan nekrosis koagulatif pada epidermis dan jaringan di
bawahnya
● Kedalaman luka bakar tergantung dari seberapa panas suhu yang terkena kulit dan
seberapa lama terpapar dengan suhu panas
Respon Lokal
3 area respon lokal:
1. Zona Koagulasi → Titik kerusakan maksimum terjadinya kehilangan jaringan ireversibel akibat
koagulasi protein → gangguan mikrosirkulasi
2. Zona Statis → Area hipoperfusi yang masih berpotensi untuk diselamatkan
3. Zona Hiperemia → Pembuluh darah dilatasi akibat mediator inflamasi yang dilepas oleh zona statis
Respon Sistemik
●Pelepasan mediator-mediator inflamasi
●Peningkatan permeabilitas membran kapiler → hipoalbuminemia → edema
●Hipovolemia
●Sekresi hormon stress (kortisol, ketokolamin), supresi hormon anabolik (growth hormone, insuline,
steroid) → katabolisme meningkat → hipermetabolik
●Depresi mekanisme imun → imunosupresi → resiko infeksi meningkat
●Peningkatan kejadian ARDS→ terutama apabila terdapat infeksi→ SIRS → SEPSIS
●Gangguan pertumbuhan → perubahan deposisi lemak, gangguan pertumbuhan massa otot,
berkurangnya mineralisasi tulang → dapat normal dalam 1-3 tahun
Status Lokalis
● Berdasarkan RULE OF NINES (%TBSA), dan
semua regio harus ditulis dengan lengkap
● Pada masing-masing regio harus dijabarkan:
○ Persentase (% BSA), grading (1,2a,2b,3)
○ Temuan pada luka bakar atau temuan yang
menyertai (bullae, dasar luka, eschar, rasa
nyeri)

Penulisan Diagnosis lengkap:


● Combustio/luka bakar
● Et causa (cth e.c sengatan listrik, terbakar api)
● Gradasi (%) → dihitung dan dicantumkan untuk
luka bakar diatas grade 2A
http://emedicine.medscape.com/article/934173-diagnosis.
● Luas luka bakar (%TBSA)
● Trauma yang menyertai (cth: trauma, inhalasi)
CONTOH
Status lokalis
- Regio kepala&leher : grade IIA 3%, IIB 5%
- Regio truncus : grade II B 5%, III 10%
- Regio ekstremitas superior dextra : grade IIA 3%, IIB 9%
- Regio ekstremitas inferior : grade II A 4%

Diagnosis
Luka bakar grade II A, III 25% (total presentase) ec api ledakan gas dengan trauma inhalasi
TATALAKSANA LUKA BAKAR
Seperti penanganan kasus
emergency
Resusitasi A,B,C
Resusitasi cairan ->
Monitor syok
Exposure  Environmental Control
1. Lepaskan pakaian dan
perhiasan
2. Log roll  evaluasi
bagian posterior
3. Jaga kehangatan
4. Estimasikan luas area
yang terbakar  rule of
nine
Fluid
Cairan inisial 
rumus Parkland
Kristaloid
modifikasi = 3 ml x
kgBB x % TBSA

50% 8 jam Pantau urine


pertama, 50% 16 output :
jam berikutnya 0,5ml/kgBB/jam
Analgesik
Analgesik intravena  morfin 0,05 – 0,1 mg/kg
Titrasi
Hindari oversedari pada pasien sadar
Dosis lebih kecil lebih aman
Tes dan Tube
Radiologi sesuai indikasi : thorax, pelvis, Hb/HT
cervical, FAST Scan (focused assessment with Ur Cr
sonography for Trauma), eFAST (extended Eelktrolit
FAST), imaging lain Mikroskopis urin
Kateter  pantau urine output AGD Arteri
NGT : pada pasien luka bakar >20% TBSA, GDS
untuk kompresi

Masih 3 jam pertama, bilas luka bakar


dengan air mengalir selama 20 menit jika
belum dilakukan/adekuat
Cedera Inhalasi
Keracunan CO, luka bakar ruang tertutup, ledakan
Lesi di mulut hidung, faring + bulu hidung
terbakar. Sputum berjelaga. Distress pernafasan
(RR naik,napas cuping hidung, trakea tertarik,
retraksi) - Bebaskan jalan napas
Batuk produktif, batuk serak, perubahan suara, - Oksigen aliran tinggi (NRM 15 LPM)
stridor inspirasi - Obstruksi  intubasi ETT jika
Hipoksia, udem pulmonal/ARDS, gagal napas terindikasi
- Ventilator
Perawatan Luka
1. Hentikan Pembakaran (pasien digulingkan, api ditutup dengan selimut, pakaian dilepaskan)
2. Mendinginkan Luka (air dingin 15 derajat mengalir 20 menit, jangan es, atau handuk basah,
jangan hydrogel)
3. Cegah Hipotermi
4. Mendinginkan Luka: bilas sabun air, saline, atau aqueous chlorhexidine 0,1%.
5. Elevasi tungkai
6. Tindakan bedah : Eskarotomi, Debridement, skin grafting
Komplikasi
SIRS
Hipertrofi jaringan parut
Kontraktur
Prognosis
Derajat luka bakar : semakin dangkal (derajat rendah) prognosis semakin baik
Luas permukaan (TBSA) : semakin luas semakin buruk,
Daerah : trauma inhalasi (saluran napas) meningkatkan resiko kematian
Usia pasien : semakin tua semakin buruk
Keadaan kesehatan : HIV, metastatic cancer, kelainan ginjal dan hepar memperburuk prognosis

Anda mungkin juga menyukai