Anda di halaman 1dari 42

KOMUNIKASI PASIEN

DENGAN OBAT ANALGETIKA

KHAIRIL ARMAL, S.SI, Apt, SpFRS


Curuculum Vitae
Nama : Khairil Armal, S.Si, Apt, SpFRS
Tempat Tanggal Lahir : Sungai Abang (jambi) 23-08-1971
Alamat : Jl. Cendana II Blok B No 17 Garegeh Bukittinggi
Riwayat Pendidikan :
1. SD-SLTP : Sungai Abang, Jambi
2. SLTA : MAN Koto Baru Padang Panjang
3. S1 : Fakultas Farmasi Univ. Andalas
4. Profesi : Fakultas Farmasi Univ Andalas
5. S2 : Fakultas Farmasi Univ. Airlangga
Riwayat Pekerjaan:
1. Instalasi Farmasi RSUD Muara Teweh –KalTeng (1997-1999)
2. Instalasi Farmasi RSSN Bukittinggi (2004-sekarang)
Organisasi
1. Ikatan sarjana Farmasi Indonesia : Pengurus Daerah SUMBAR Seie Farmasi RS : 2005 s/d 2010
2. Ikatan Apoteker Indonesia: Ketua PC Bukittinggi Padangpanjang : 2010 s/d 2015
3. Ikatan Apoteker Indonesia (Anggtota Dewan pengawas Cabang Bkt-PP) 2015 s/d Skrg
Aktifitas
1. Staf apoteker di RSSN Bukittinggi (ka Instalasi Farmasi)
2. Staf Dosen tidak tetap di Fakultas Farmasi Universitas Andalas (Program Profesi Apoteker), STIFI Perintis Padang, AKFAR
Dwifarma Bukittinggi dan AKFAR Imam Bonjol Bukittinggi
3. Staf Dosen tidak Tetap di Poltekes Kemenkes Padang, StiKes Fort de Kock, Stikes Perintis, Stikes Yarsi, Univ
Muhammadiyah
4. Dosen pembimbing tugas akhir program studi Farmasi Klinik& Komunitas program Pascasarjana Universitas Andalas
Adalah pengalaman sensori dan emosi yang
tidak menyenangkan dimana berhubungan
dengan kerusakan jaringan atau potensial
terjadi kerusakan jaringan (International
Association for the Study of Pain IASP,
1979).
Sebagai mana Namun nyeri bersifat
diketahui bahwa nyeri individual yang
tidaklah selalu dipengaruhi oleh
NYERI berhubungan dengan genetik, latar belakang
derajat kerusakan kultural, umur dan
jaringan yang jenis kelamin
dijumpai
MEKANISME NYERI

Nyeri merupakan suatu Apabila telah terjadi


bentuk peringatan akan kerusakan jaringan, maka
adanya bahaya kerusakan sistem nosiseptif akan
jaringan. Pengalaman bergeser fungsinya dari
sensoris pada nyeri akut fungsi protektif menjadi
disebabkan oleh stimulus fungsi yang membantu
noksius yang diperantarai perbaikan jaringan yang
oleh sistem sensorik rusak
nosiseptif.
Sistem ini berjalan
mulai dari perifer melalui
medulla spinalis, batang
otak, thalamus dan
korteks serebri.
Penanganan Rasa Nyeri

Merintangi Blokade pusat nyeri


terbentuknya di susunan saraf
rangsangan pada pusat dengan
reseptor nyeri analgetik sentral
perifer dengan (narkotik) atau
analgetik perifer dengan anastetik
Merintangi penyaluran umum.
rangsangan di saraf-
saraf sensoris, misal
dengan anastetik lokal
KARAKTERISTIK PASIEN NYERI

1. Mengalami Gangguan fisik


 Shock karena sakit berlebihan
 Nafsu makan menurun
 Perasaan tidak nyaman
2. Mengalami Gangguan psikologis
 Cemas, takut, dan gelisah
 Insomnia, putus asa
 Depresi ; dpt pula bunuh diri
Lanjutan…

3. Mengalami Gangguan sosial


 Hambatan dalam pergaulan
 Perpecahan dalam keluarga
 Hambatan dalam pekerjaan
4. Mengalami Gangguan spiritual
 Meninggalkan ibadah
Analgetika atau obat
penghilang rasa nyeri
adalah zat-zat yang
mengurangi atau
menghalau rasa nyeri
tanpa menghilangkan
kesadaran (perbedaan
dengan anastetika umum)
A
N
Analgetik perifer
(non-narkotik), A
Analgetik
yang terdiri dari L narkotik, khusus
obat-obat yang G digunakan untuk
tidak bersifat E menghalau nyeri
narkotik dan T hebat seperti
tidak bekerja pada kanker.
I
sentral.
K
A
PENGGOLONGAN OBAT:
Undang-undang

OBAT BEBAS
 Paracetamol, Asam Asetilsalisilat
OBAT BEBAS TERBATAS
 Ibuprofen (Sirup), Ibuprofen 200 mg
OBAT KERAS
 Obat Wajib Apotik: Na Diklofenak, Piroxicam,
Metamfiron, Asam Mefenamat, Ibuprofen 400 mg,
Ibuprofen 600 mg
 Meloxicam, Tramadol, dll

OBAT NARKOTIKA: Morfin, Pethidin

19
©NSAID dengan akitivitas kuat
Derivat Salisilat : Aspirin,
Derivat Asam Propionat: Ibuprofen
Asam Asetat : Indometasin
Oksikam : Piroksikam, meloksikam
Diklofenak : Natrium Diklofenak
Derivat Koxib: Selekoxib

©Analgetik/antipiretik dengan Efek


Antiinflamasi minimal
-Parasetamol
-Asam Mefenamat
 Efek Analgetik

Meringankan atau menghilangkan rasa nyeri tanpa

mempengaruhi susunan saraf pusat atau menurunkan

kesadaran, juga tidak menimbulkan ketagihan

(intensitas nyeri ringan sampai sedang)

 Efek anti radang atau anti inflamasi  Efek antipiretik

Analgetik juga memiliki daya anti radang, Obat-obat ini akan menurunkan suhu badan

khususnya kelompok NSAID’S (Non- hanya pada keadaan demam. Daya antipiretiknya

Steroid Anti Inflamasi Drugs) termasuk berdasarkan rangsangan terhadap pusat

asetosal pengatur kalor di hipotalamus yang

mengakibatkan vasodilatasi perifer (di kulit) dan


Zat-zat ini digunakan untuk rasa nyeri
bertambahnya pengeluaran kalor dan disertai
yang disertai peradangan
keluar keringat yang banyak.
Mekanisme Kerja

Cara kerja NSAID’S NSAID’S idealnya hanya


sebagian besar menghambat siklo-
berdasarkan hambatan oksigenase II/COX-II
sintesa prostaglandin (peradangan) dan tidak
dimana kedua jenis ciklo- COX-I (perlindungan
oksigenase diblokir mukosa lambung)
Efek Samping

Ő Efek ulcerogan : mual, muntah, nyeri


lambung, gastritis
Ő Agregasi trombosit dikurangi,
Ő Obat yang banyak menimbulkan
sehingga masa perdarahan dapat
keluhan lambung serius adalah
diperpanjang. Efek ini reversible
indometasin, piroksikam.
kecuali asetosal.
Ő Gangguan fungsi ginjal: insufisiensi,
Ő Reaksi kulit : ruam dan urtikaria
kelainan pada regulasi elektrolit dan
(diklofenak dan sulindac)
air (udem, hiperkalemia)
Ő Lain-lain : bronkokontriksi, efek
Ő Prostaglandin (PG) memelihara volume
sentral, gangguan fungsi hati
darah yang mengalir melalui ginjal
(diklofenak)
(perfusi) karena terhambatnya sintesa
PG maka perfusi dan laju filtrasi
glomeruler berkurang dengan efek-
efek tersebut.
ANALGETIK NARKOTIK

Tubuh dapat mensintesa


Disebut juga OPIOIDA (=mirip zat-zat opioidnya sendiri,
opiat) adalah zat yang yakni zat endorfin
bekerja terrhadap reseptor
opioid khas di susunan saraf (adalah kelompok
pusat (SSP) hingga persepsi polipeptida endogen yang
nyeri dan respon emosional terdapat di cairan
terhadap nyeri berubah cerebrospinal (CCS) dan
(dikurangi).
dapat menimbulkan efek
yang menyerupai efek
morfin).
Berdasarkan Kerjanya:

Agonis Opiat
Antagonis Opiat : Nalokson,
 Alkaloid candu : morfin, kodein,
nalorfin, pentazosin
heroin, nicomorfin
Bila digunakan sebagai
 Zat sintesis : metadon dan derivat-
analgetik, obat ini dapat
derivatnya (propoksifen), petidin
menduduki reseptor
dan derivatnya serta tramadol

Cara kerja obat ini sama dengan morfin,


Kombinasi
hanya berbeda mengenai potensi
Zat ini juga dapat mengikat
dan lama kerjanya, efek samping
pada reseptor opioid, tetapi
serta resiko habituasi dan adiksi.
tidak mengaktivasi kerjanya
dengan sempurna
Mekanisme Kerja

Ő Endorfin bekerja dengan jalan menduduki reseptor-reseptor


nyeri di susunan saraf pusat hingga perasaan nyeri dapat diblokir.

Ő Khasiat analgetik opioida berdasarkan kemampuannya


menduduki sisa-sisa reseptor nyeri yang belum ditempati endorfin.

Ő Tetapi bila analgetik tersebut digunakan terus-menerus.


Pembentukan reseptor-reseptor baru distimulasi dan produksi
endorfin di ujung saraf di rintangi. Akibatnya terjadilah kebiasaan
dan ketagihan.
Penggunaan  Pertama obat 4 dd 1 g
Parasetamol (4 kali sehari
 Three Step Analgesik Ladder: 1 gram parasetamol), bila
WHO telah menyusun suatu program efeknya kurang ke 4-6 dd
penggunaan analgetik untuk nyeri
hebat (misal pada kanker), kodein 30-60 mg
digolongkan dalam 3 kelas : (bersama parasetamol).
1. Non-opioid : NSAID’S, termasuk Bila tidak juga baru
asetosal opioida kuat : morfin
2. Opioida lemah : d-propoksifen, (oral, subkutan, kontinu,
tramadol dan kodein atau IV).
kombinasi parasetamol+kodein
 Tujuannya di buat suatu
3. Opioida kuat : morfin dan
derivatnya serta zat sintesis tangga pengobatan
opioida. tersebut diatas untuk
menghindari resiko
habituasi dan adiksi
untuk opioida.
Gunakan Upaya nonfarmakologi
(misalnya latihan, panas atau
dingin) sebelum atau bersamaan
dengan terapi analgetik jika
memberikan hasil. Jika upaya tanpa
obat belum berhasil, diupayakan
terlebih dahulu menggunakan obat
analgetika non narkotik.
Untuk nyeri yang tidak dapat disembuhkan
dengan analgetik non narkotik, dapat
dipakai obat kombinasi analgetik narkotik
dan non narkotik.
Penggunmaan analgetika golongan narkotik
untuk nyeri akut dapat diterima dan
umumnya tidak akan menyebabkan
ketergantungan
Untuk nyeri akut,
kebanyakan obat opioid
dapat diminum bila perlu
(k/p. Prn). Untuk nyeri
kronik obat ini harus
digunakan dengan regimen
ATC (around the clock )
Minumlah obat hanya seperti yang
diperintahkan, jangan melebihkan dosis atau
minum obat lebih sering dari yang diminta.
Bila nyeri tidak hilang segera hubungi
dokter hal ini penting karena analgetik
narkotik dapat menimbulkan efek samping
yang serius bila tidak diminum sesuai
anjuran, atau obat ini dapat menutupi gejala
nyeri yang membutuhkan penanganan lebih
lanjut.
Jangan minum alkohol, menggunakan
obat lain yang mnyebabkan kantuk
(mis: obat tidur, antihistamin)
karena dapat menyebabkan rasa
kantuk yang hebat bahkan koma dan
kesulitan bernafas)
Jangan merokok, memasak,
mengendarai kendaraan bermotor
atau menjalankan mesin selama
minum obat ini terutama bila anda
merasa pusing, atau jika merasa
pandangan menjadi kabur setelah
minum obat.

Bila anda mendapatkan obat narkotika suntikan,


tetaplah ditempat tidur dalam 30-60 menit seteleh
penyuntikan, karena obat dapat menyebabkan pusing
dan mengantuk dan memungkinkan membuat anda
terjatuh bila berjalan bila ada kebutuhan mendesak,
mintalah bantuan kepada obrang lain untuk
mendampingi anda.
Untuk anda yang dirawat di rumah sakit adalah
penting untuk memberi tahu perawat atau dokter
mengenai nyeri yang anda rasakan dan segera
meminta obat antinyeri bila merasa nyeri.
Penggunaan obat antinyeri adalah lebih baik
menggunakan obat antinyeri, karena dapat
mempercepat penyembuhan anda.
Minumlah obat narkotika oral dengan 1 gelas air
putih, bersama atau sesudah makan untuk
mengurangi mual dan muntah.
Jangan menghancurkan atau mebelah obat dalam
bentuk obat lepas lambat, karena dapat
menyebabkan terjadinya overdosis.
Tunda minum obat bila anda mengalami efek
samping yang parah (misalnya mengantuk yang
hebat, pusing yang hebat, susah bernafas, mual
atau muntah yang hebat, atau konstipasi) segera
laporkan ke petugas kesehatan
Efek Samping Umum

 Supresi SSP, mual sedasi, menekan pernafasan, batuk, pada dosis


lebih tinggi mengakibatkan menurunnya aktivitas mental dan
motoris.
 Saluran cerna : motilitas berkurang (obstipasi), kontraksi
sfingter kandung empedu (kolik batu empedu)
 Saluran urogenital : retensi urin (karena naiknya tonus dari
sfingter kandung kemih)
 Saluran nafas : bronkokontriksi, pernafasan menjadi lebih
dangkal dan frekuensinya turun
 Sistem sirkulasi : vasodilatasi, hipertensi, bradikardia
 Kebiasaan : dengan resiko adiksi pada penggunaan lama
KOMUNIKASI PASIEN:
ANALGETIKA PERIFER
 Secara umum penggunaan obat aman,
namun beritahu dokter jika anda
mengalami tekanan darah tinggi,
diabetes, kolesterol atau penyakit
ginjal.
 Gunakan dosis terendah dan hentikan
begitu anda mengalami perbaikan, jangan
menambah dosis yang dianjurkan atau
memperlama penggunaan obat.
 Efek terapi utama yang diamati adalah
menghilangnya rasa sakit. Berkurangnya
rasa sakit dapat dicapai dalam 30 sampai
60 menit.
 Jika obat ditujukan untuk pengobatan
peradangan efek yang diamati adalah
berkurangnya nyeri, pembengkakan,
merah, panas. Pengobatan akan
menghilangkantanda-tanda radang dalam
24-48 jam. Untuk hasil optimal bisa
membutuhkan waktu 1-2 minggu.
 Minumlah obat dengan 1 gelas air bersamaan atau segera
sesudah makan untuk menghindari iritasi lambung

 Minumlah air putih lebih banyak (minimal 8 gelas perhari)


untuk menghindari efek samping terhadap ginjal

 Segera laporkan apabila anda mengalami nyeri dada, sakit


kepala yang hebat atau pusing yang hebat, telinga
berdenging, nyeri ulu hati atau BAB berwarna hitam.
 Timbanglah berat badan setiap hari, segera
laporkan jika terjadi peningktan berat badan
yang drastis
 Jangan hancurkan atau belah obat yang
termasuk dalam obat sAlut enterik atau obat
lepas lambat
 Jangan berbaring dalam 15-30 menit setelah
minum obat untuk menghindari iritasi oesofagus
 Jangan menggunakan obat penghilang rasa sakit
lain secara bersama-sama, kecuali atas anjuran
dokter
 Selama menggunakan obat Hindari
mengkonsumsi alkohol (tape, durian)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai