RASIO LIKUIDITAS
Analisis laporan keuangan merupakan suatu seni yang memerlukan
berbagai pertimbangan. Perlu hati-hati dan jangan terlalu yakin
terhadap rasio yang telah dihitung dan dibandingkan. Beberapa
situasi yang perlu diperhatikan oleh para analis antara lain adalah
sebagai berikut:
1.Formula rasio industri adalah berbeda diantara berbagai sumber,
sementara tidak tersedia informasi tentang bagaimana rasio industri
tersebut dihitung;
2.Perusahaan yang sama dapat menggunkan metode penilaian atau
pengakuan pendapatan yang berbeda yang dapat mengganggu
pemenuhan prinsip daya banding;
3. Perbedaan periode laporan keuangan yang digunakan oleh
perusahaan-perusahaan yang dike-lompokkan dalam satu kelompok
industri;
4. Perusahaan dengan kebijakan keuangan yang berbeda dimasukkan
dalam satu kelompok industri yang sama, misalnya perusahaan yang
capital-intensive dimasukkan dalam satu kelompok indus-tri dengan
perusahaan yang labor-intensive;
5. Beberapa data rata-rata industri ditentukan atas dasar sampel
perusahaan yang jumlahnya sedikit sehingga tidak dapat mewakili
kondisi industri yang sesungguhnya.
Rasio mengungkapkan hubungan matematis antara suatu
jumlah dengan jumlah lainnya, atau perbandingan antara suatu
pos dengan pos lainnya. Meskipun rasio hanyalah merupakan
hubungan sistematis namun penjabarannya dapat menjadi lebih
kompleks. Suatu rasio akan bermanfaat apabila rasio tersebut
memperlihatkan suatu hubungan yang mempunyai makna.
Sebagai contoh, rasio yang menggambarkan hubungan antara
penjualan dan biaya pemasaran adalah bermanfaat karena
hubungan ini memang mempunyai makna.
ANALISIS RASIO KEUANGAN
A. Current Ratio
Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aset lancar yang
dimiliki.
Artinya, kemampuan perusahaan untuk membayar utang lancar dengan aset lancar yang
ada sebesar 2 : 1 atau 200%. Setiap Rp 1,- utang lancar dijamin dgn aset lancar
sebesar Rp 2,-.
Artinya, kemampuan perusahaan untuk membayar utang lancar dengan aset lancar tanpa persediaan
sebesar 1,167 : 1 atau 116,7%. Setiap Rp 1,- utang lancar dapat dijamin dg aset lancar tanpa
persediaan sebesar Rp 1,167,-