STASE BEDAH RSUD CIANJUR Pembimbing : dr.H.Wiyoto Sukardi, Sp.B Pendahuluan • Kanker esophagus adalah salah satu tumor saluran cerna bagian atas. • Faktor risiko: – Usia ≥ 50 tahun – Male : Female = 3:1 – Alcohol – Merokok – Esophageal disorder seperti achalasia, chronic esophagitis, dan Plumer-Vinson Syndrome Latar Belakang • Angka kejadian kanker esophagus lebih dari 480.000 per tahun • Meskipun pementasan pra operasi yang memadai, 25% pasien yang diobati dengan operasi primer memiliki margin reseksi mikroskopis positif (R1), dan tingkat kelangsungan hidup 5-tahun jarang melebihi 40% . • Peran neoadjuvant kemoradioterapi telah diperdebatkan selama beberapa dekade. Namun, sebelumnya peneliti telah melaporkan percobaan neoadjuvant kemoradioterapi terdiri dari carboplatin dan paclitaxel bersamaan dengan radiotherapy. Regimen ini memiliki tingkat toksik-efek yang rendah. Metode • Rancangan penelitian: Randomized, Controlled, multicenter, unblinded • Kriteria Eksklusi: – Pasien yang sudah memiliki diagnosa histologi untuk karsinoma sel squamous yang dapat diobati, adenocarcinoma, atau large-cell undifferentiated carcinoma pada esophagus atau esophagogastric junction – Batas atas dari tumor harus minimal 3 cm di bawah esophageal sphincter bagian atas – Pasien pada stage T1N1 atau T2-3N0-1 tanpa tanda-tanda metastasis – Usia antara 18-75 tahun – performance status score ≤ 2 – Fungsi hematologi, renal, hepatic dan pulmonary masih adekwat – Tidak ada riwayat radiotheraphy atau kemoterapi sebelumnya Metode (Lanj.) • Intervensi: – Untuk grup chemoradiotheraphy dilakukan pemberian mingguan carboplatin 2 mg per milliliter per minute dan paclitaxel (50 mg per square meter of body-surface area selama 5 minggu, dan diberikan bersamaan dengan radiotherapy (41.4 Gy in 23 fractions 5 hari per minggu, kemudian diikuti dengan operasi • Analisis statistik – Faktor-faktor yang dianalisis: histologic tumor type, treatment center, lymph-node (N) stage dan WHO performance score. – Analisis dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 17.0 Hasil • 275 (75%) memiliki adenocarcinoma, 84 (23%) memiliki squamous- cell carcinoma, and 7 (2%) memiliki large-cell undifferentiated carcinoma. • Mayor hematologic toxic effects pada chemoradiotherapy–surgery group – leukopenia (6%) – neutropenia (2%) • Mayor nonhematologic toxic effects pada chemoradiotherapy–surgery group – anorexia (5%) – fatigue (3%). • Reseksi total pada Stage R0 pada grup chemoradiotherapy–surgery adalah 92% sedangkan pada grup surgery-alone 69% (P<0.001). • Respon komplit secara patologik didapatkan pada 47 dari 161 pasien (29%) yang akan menjalani sereksi setelah chemoradiotherapy • Komplikasi postoperasi didapatkan dengan perbandingan yang sama di kedua grup, yaitu sebanyak 4%. • Kelangsungan hidup secara keseluruhan secara signifikan lebih baik pada pasien chemoradiotherapy–surgery group (hazard ratio, 0.657; 95% confidence interval, 0.495 to 0.871; P = 0.003). Diskusi • Complete Remission baik pada tumor primer dan kelenjar limfe yang terinfiltrasi merupakan hasil yang sangat memuaskan dari chemoradiotheraphy. • Tipe histologis tumor bukan merupakan faktor prognostik untuk kelangsungan hidup. Meskipun tingkat respon patologis lebih tinggi pada pasien squamouscell karsinoma dibandingkan dengan adenokarsinoma. Keterbatasan Penelitian • Peneliti tidak dapat menjelaskan alasan mengenai persentase komplikasi postoperatif yang bernilai sama pada kedua grup pada penelitian ini. Level of Evidence