Anda di halaman 1dari 32

 

PEMBANGUNAN KELUARGA LANSIA


TANGGUH DIMENSI EMOSIONAL

Evita Syukri dan Elly Irawan


TUJUAN PEMBELAJARAN

Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari bahan ajar ini, peserta mampu
mempraktikkan pembangunan keluarga Lansia tangguh
dimensi emosional
 
Indikator Keberhasilan
Setelah mempelajari bahan ajar ini peserta dapat:
menjelaskan konsep emosional
mengenal gejala dan masalah psikologis Lansia
mempraktikkan cara berkomunikasi efektif dengan Lansia
menjelaskan upaya memberdayakan Lansia
EMOSI DAN
PENGERTIANNYA
APA ITU EMOSI ?
Emosi merupakan reaksi dari apa yang ada di pikiran
kita.
Kondisi emosional adalah keadaan psikologis yang
meliputi aspek kemampuan berpikir, perasaan maupun
sikap yang tampak melalui perilaku yang dapat diamati.
Misalnya:
 Saat saya mendapat pujian dan senyuman dari orang lain 
pikiran saya mengatakan orang ini senang kepada saya, 
saya akan merasa bahagia  saya dapat tersenyum.
 Saat saya diacuhkan oleh teman ketika berjumpa,  pikiran
saya mengatakan teman saya mungkin tidak menyukai saya
 saya dapat merasa sedih, tersinggung, marah  mungkin
saya akan merengut, atau mungkin menangis
JENIS-JENIS EMOSI

EMOSI POSITIF EMOSI NEGATIF


(Emosi yang menyenangkan) (Emosi yang tdk menyenangkan)
Contoh : Contoh :
• Bahagia (rasa diterima, rasa • Sedih

dihormati, rasa diakui, rasa • Kecewa


dicintai, rasa diterima, rasa • Tertekan
dilindungi, rasa dicintai, dll) • Kesepian
• Gembira, semangat
• Patah hati
• Bangga (rasa mampu diri,
• Marah
rasa dihargai, rasa memiliki, • Takut
dll)
• Cemas, gelisah, gugup
• Nyaman
• Dll
• Dll
KECERDASAN EMOSI (EQ)
Kecerdasan Emosi (EQ)  kemampuan seseorang untuk :
1. mengenali, menyadari emosi diri dan effeknya, percaya diri
2. mengendalikan/mengontrol emosi diri
3. memahami dan merasakan perasaan orang lain/empati
4. memotivasi diri, tetap fokus /komitment, berinisiatif dan
optimis
5. melakukan hubungan sosial, mampu menginspirasi orang
lain untuk dapat mengontrol emosi negatif
SIFAT-SIFAT/ NILAI MORAL YANG
MENCERMINKAN KECERDASAN EMOSI
YANG TINGGI

• Sabar, memahami posisi orang lain


• Tidak mudah terpancing, berpikir panjang
• Hangat, penuh kasih, ramah,
• Santun, sopan
• Antusias, menularkan semangat
• Mudah berteman, toleransi
• Pendengar yang baik, empatis
• Cermat dalam mengambil keputusan
• Optimis, tidak mudah stres/cemas
• Tidak mudah sedih .. dan lain-lain
LIMA TIPE KEPRIBADIAN LANSIA

1. Kepribadian konstrutif : realistis, menerima kenyataan, percaya


diri, objektif, sabar, bersyukur, tenang.
2. Kepribadian mandiri : terpengaruh oleh kejayaan masa lalu,
mengalami tekanan tidak memiliki otonomi (post power syndrom),
ingin menonjolkan diri.
3. Kepribadian tergantung : kurang percaya diri, pasif, ragu, rentan
merasa cemas bila ditinggal orang dekat, sulit mengambil
keputusan, cenderung menarik diri.
TIPE...(LANJUTAN)
4. Kepribadian bermusuhan : menyalahkan orang lain,
tidak terima disalahkan, agresif, merasa tidak puas,
kurang bersyukur, suka mengatur, mudah tersinggung
5. Kepribadian kritik diri (Self Hate Personality) :
pesimis, kurang bersemangat, sulit menerima bantuan
orang lain, merasa tidak berguna, merasa menyusahkan
orang lain, merasa tidak disayang, merasa diri tidak
pantas, mudah sedih.
GEJALA PSIKOLOGIS PADA LANSIA
1. Perubahan pada aspek emosi/perasaan :
- perasaan diri,
- perasaan sosial,
- perasaan etis, estetis,
- perasaan intelek serta
- perasaan religius.

2. Perubahan sikap dan perilaku


a. Kemunduran psikomotorik : gerakan kaku dan lamban.
b. Perubahan dalam hubungan sosial, cenderung mencari
orang-orang seusianya, mengurangi partisipasi dalam
hubungan sosial.
GEJALA PSIKOLOGIS ... (LANJUTAN)

c. Memimpikan dan berorientasi pada masa


lampau, dengan kenangan-kenangan yang
menyenangkan; kejayaan, keunggulan dan
keberhasilan
d. Merasa diri menjadi kurang menarik.
e. Menurunnya motivasi. Seringkali kurang
didukung oleh kekuatan fisik maupun psikologis 
dukungan keluarga dan pasangan hidup sangat
berarti untuk terpelihara dan tumbuhnya rasa
percaya diri.
 
MASALAH PSIKOLOGIS LANSIA

• Kecemasan dan ketakutan : cemas akan perubahan fisik dan


fungsi anggota tubuh, cemas akan tersingkir dari kehidupan sosial,
takut kehilangan kasih sayang, takut penyakit, takut mati, takut
kekurangan uang.
 
• Mudah tersinggung,cenderung peka, gelisah dan sikap banyak
menuntut, kadang kala terjadi ledakan emosi yang penuh
kecurigaan.

• Rasa kesepian : ketika teman dan orang2 dekat meninggal, anak-


anak meninggalkan rumah. timbul kekhawatiran akan makna/nilai
dirinya dan guna bagi masyarakat.
MASALAH .., LANJUTAN
• Hilangnya kepercayaan diri : tidak yakin akan
dirinya, akan menjalani hidup dengan perasaan iri dan
benci
• Bermimpi masa lampau : berusaha melarikan diri
dari masa kini yang tidak menyenangkannya, ke masa
lampau dengan kenangan-kenangan yang indah.
• Egois : sebagai kompensasi dari kekuatan yang dirasa
semakin surut, muncul pelampiasan dalam bentuk
kesombongan, keras kepala, mementingkan diri
sendiri dan merasa dirinya paling benar.
MASALAH... LANJUTAN

 aspek biologis, meliputi: perasaan indra (panas,


dingin, pahit, asin dan sebagainya), perasaan
vital (lapar, haus, kenyang dan lain-lain) dan
perasaan naluriah (antara lain: kasih sayang,
cinta, takut);
KEKERASAN LINGKUNGAN
 Kekerasan fisik: memukul, menendang, mendorong
yang dilakukan oleh orang lain di luar rumah tangga.
 Pengabaian fisik: mengabaikan keamanan bagi
Lansia, fasilitas umum yang tidak memudahkan
Lansia serta membahayakan Lansia, isolasi,
pembiaran, dan lain-lain.
 Kekerasan psikis/psikologis: kata-kata kasar, celaan,
makian, tuduhan, merendahkan/meremehkan, dan
sebagainya yang dilakukan oleh orang lain di luar
rumah tangga.
KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT)
 Kekerasan fisik: menganiaya/memukul, mengambil
hak miliknya tanpa izin oleh pasangan hidup Lansia
atau anggota keluarga kepada Lansia,
 Pengabaian fisik: tidak memperhatikan kebutuhan
pokok Lansia, makanan, pemeliharaan kesehatan,
pengobatan, pembiaran akan kesakitan, pengabaian
keamanan, dan lain-lain.
 Kekerasan psikologis: kata2 kasar, bentakan, hinaan,
merendahkan/ejekan, menyalahkan, ancaman, dan
lain-lain oleh pasangan hidup Lansia atau anggota
keluarga kepada Lansia.
MENYIKAPI KEPRIBADIAN LANSIA

1. Memahami kondisik fisik dan psikologis Lansia


2. Mampu berkomunikasi efektif dengan Lansia
3. Banyak mengalah, tidak menunjukkan perlawanan,
menghindari konflik
4. Mengajak Lansia untuk melakukan sesuatu kegiatan,
menjalankan hobi semasa muda
5. Bila gejala gangguan psikologis tampak terlalu berat,
dan tidak dapat diatasi oleh orang awam, sebaiknya
segera dirujuk ke dokter/ psikolog/ psikiater
CARA BERKOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN LANSIA
APA ITU KOMUNIKASI ?
Komunikasi  Proses Penyampaian Pesan.
Ada dua bentuk komunikasi, yaitu:
1. Komunikasi Verbal : menyampaikan pesan dengan
menggunakan bahasa lisan, bahasa yang baik, memilih
kata yang mudah dipahami, kalimat sederhana,
pengucapan yang tegas tetapi teratur dengan intonasi
yang benar.
2. Komunikasi Non Verbal : menyampaikan pesan
dengan menggunakan bahasa tubuh  Tatap mata,
mendengar dengan seksama, posisi sejajar, wajah ramah,
mengusap, memegang tangan, hangat, sopan, penuh
perhatiaan, sabar/tidak tergesa gesa, memberi
kesempatan berpikir.
3 ( TIGA) PERTANYAAN DALAM
BERKOMUNIKASI DENGAN LANSIA

1. Apakah anda membuat Lansia merasa


nyaman?
2. Apakah anda membuat Lansia merasa
dimengerti?
3. Apakah Lansia merasakan emosi yang positif
akibat berinteraksi dengan Anda?
CARA BERKOMUNIKASI EFEKTIF
DENGAN LANSIA
1. Antusiasme
2. Senyum yang tulus
3. Kontak mata
4. Pendengar yang baik
5. Respon positif
6. Panggilan yang menyenangkan
7. Bahasa yang sederhana, jelas, ramah
8. Menemukan dan mengangkat kelebihan mereka serta
memuji usaha mereka
9. Menanyakan minat mereka
10. Beradaptasi dengan bahasa tubuh dan perasaan mereka
11. Bina kedekatan emosional
DISKUSI KELOMPOK

TOPIK DISKUSI :
1. Upaya yang perlu dilakukan Lansia
dalam mempersiapkan diri menemukan
makna hidup
2. Upaya Lansia saat menghadapi kesepian
3. Upaya yang dilakukan keluarga bagi
Lansia dalam memberdayakan Lansia
PERSIAPAN LANSIA MENEMUKAN
MAKNA HIDUP
• Menentukan tempat tinggal untuk masa tua
• Menyesuaikan diri dengan uang pensiun dan uang yang
dimiliki
• Kegiatan rutin rumah tangga secara memuaskan
• Hubungan yang harmonis dengan suami/istri, anak dan
cucu
• Persiapan diri untuk hidup tanpa pasangan
• Memelihara hubungan dengan lingkungan sekitar
• Menerima usia lanjut dengan lapang dada
UPAYA LANSIA SAAT MENGHADAPI
KESEPIAN
• Berusaha membuat dirinya bermanfaat: bagi diri sendiri,
keluarga, dan masyarakat sesuai kemampuan yang dimiliki
• Mengunjungi teman Lansia
• Memperhatikan dan menghibur Lansia lain yang
mengalami kesusahan
• Berhubungan dengan teman melalui telpon, surat
menyurat, dll
• Membuka diri untuk bergaul
• Melaksanakan ibadah menurut agama yang dianutnya
dengan tekun;
• Menemukan kembali minat dan bakat
Upaya Keluarga Dalam
Memberdayakan Lansia
• Membantu Lansia menemukan makna hidup pada usia
lanjut.
• Menyediakan waktu untuk mengajak berbicara dari hati
ke hati agar Lansia dapat menyampaikan keluhannya.
• Berupaya memahami apa yang dirasakan Lansia,
mencari penyebab masalah dan berbagi pengalaman
dengan keluarga Lansia lain.
• Berusaha memenuhi kebutuhan Lansia dengan
memberikan perhatian, kasih sayang yang tulus dan rasa
aman.
UPAYA KELUARGA ..... LANJUTAN

• Membimbing dalam membantu


mengembangkan aktualisasi diri Lansia
misalnya melalui kegiatan olah raga, senam,
memasak, berkebun, aktivitas lain, kemudian
memberikan pujian tulus
• Membantu untuk dapat menciptakan suasana
yang menyenangkan bagi kehidupan Lansia.
• Merujuk kepada tenaga ahli, apabila
menghadapi Lansia yang mengalami gangguan
mental yang cukup mengganggu.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai