Anda di halaman 1dari 34

BLEPHAROPLASTI

Unas Mei 2018 no 1-20


Definisi
 Suatu tindakan operasi untuk memperbaiki
fungsi ataupun kosmetik kelopak mata atas
dan bawah.
Indikasi Operasi
 Blepharoplasti kelopak mata atas
- Fungsional
- Kosmetik
- Keduanya
 Blepharoplasti kelopak mata bawah
◦ Dermatokalasis
◦ Hipertrofi orbikularis
◦ Sklera terlihat
◦ Negative vector
◦ Lower eyelid laxity
◦ Ektropion
◦ Entropion
◦ Tear through deformity
◦ Double convexity deformity
◦ Festoons
◦ Malar mounds or bags
Teknik operasi
 Upper blepharoplasti
◦ Dilakukan penandaan dengan marker pada saat pasien
belum teranastesi, dan posisi pasien duduk.Pada orang Asia
ditentukan dahulu apakah akan dilakukan single eyelid fold
atau double eye lid fold.
◦ Pembiusan dilakukan dengan sedasi maupun anestesi umum
tergantung usia, kontraindikasi untuk pembiusan dalam
narkose umum atau tidak. Desinfektan dengan larutan
antiseptik dan lapangan operasi di persiapkan dengan linen
steril.
◦ Dilakukan infiltrasi dengan xylokain 2%, 1 : 100,000
epinefrin dalam spuit 1 ml dan jarum no. 27, diantara kulit
dengan otot pada kelopak mata atas untuk menghindari
hematoma.
 Setelah penandaan dan infiltrasi sempurna dilakukan insisi
sesuai penandaan dan perencanaan gambar. Pada
beberapa pasien, kadang diperlukan sedikit pengambilan
dari ototnya. Eksisi lemak dilakukan pada pasien-pasien
yang memiliki kelopak mata yang prolaps, yang diawali
dengan mengindetifikasi orbital septum, yang berada
dibawah m. Orbikularis okuli dan memiliki kantong lemak
medial dan sentral. Lebih baik mengangkat lemak daerah
sentral dahulu dikuti daerah medial. Sebelum diangkat,
lemak disuntik dahulu dengan lokal anestesi sebelum di
klem menggunakan hemostat kecil, kemudian dikauter.
Lemak yang diambil hanya lemak yang mudah muncul
pada permukaan luka. Pengambilan lemak yang berlebihan
menyebabkan retraksi kelopak mata dan orbital rim yang
“overhang”.
 Setelah diyakinan tidak terdapat perdarahan, maka
dilakukan penjahitan dangan menggunakan prolene 6-0.
 Luka ditutup dengan kassa dan plaster.
Komplikasi Upper
 asimetris,
 perdarahan,
 infeksi,
 ekimosis subkonjungtival,
 lagopthalmost,
 scar,
 buta,
 kemosis,
 hematoma.
 Lower blepharoplasti
◦ Sayatan dengan pendekatan transkonjungtival
ataupun transkutaneus. Pendekatan
transkonjungtival ideal dilakukan pada pasien
yang masih muda (15-35 tahun) tanpa adanya
kelainan lamela anterior, dan pasien yang tidak
ingin terlihat scar.
 Pendekatan transkonjungtival
◦ Pendekatan preseptal.
◦ Pendekatan postseptal
 Pendekatan Transkutaneus (skin-muscle flap)
◦ Dilakukan pada pasien-pasien dengan kelainan
lamela, dan orang tua. Memiliki risiko pasca bedah
yang lebih tinggi.
Komplikasi lower
 retroorbital hematom,
 mata kering,
 kemosis,
 ektropion,
 milia,
 penglihatan kabur,
 infeksi,
 preseptal hematom,
 epifora,
 asimetris
Unas Mei 2018 no 1-20
1. Seorang wanita 30 tahun mengalami kelumpuhan
nervus fasialis selama 1 tahun. Sementara
didiagnosis dengan Bell’s palsy dan mendapat
terapi kortikosteroid, tetapi tidak tercatat adanya
perbaikan. Pada pemeriksaan ulangan ditemukan
perbaikan tidak terjadi pada daerah muka tetapi
tidak ada tanda kelumpuhan pada bagian kepala-
leher yang lain. Dugaan saudara:
 a. Belum cukup waktu untuk proses regenerasi

 b. Infeksi Herpes zoster

 c. Fraktur tulang temporal yang tidak terdeteksi

akibat KDRT
 d. Penyakit Lyme

 e. Kemungkinan suatu neoplasma

E
2. Seorang laki-laki 75 tahun mengeluh
gangguan pada keseimbangan dan pada
pemeriksaan tes keseimbngan Hallpike hasil
positif. Dugaan diagnosis :
a. Transient ischemic attacks
b. Benign positional vertigo
c. Cervical vertigo
d. Acoustic neurinoma
e. Meniere’s disease

B
3. Timpanogram tipe As klasifikasi Jerger dapat
terjadi pada
a. OME
b. OMA
c. Disfungsi tuba
d. Timpanosklerosis
e. Dislokasi tulang pendengaran

D
4. The procedure of choice in labyrinthine fistula
is
a. canal wall up mastoidecomy
b. bondy prosedur
c. atticotomy
d. radical mastoidectomy
e. modified radical mastoidectomy

E
5. Protection of middle ear from unwanted
nasopharungeal secreations during swallowing
activity is most likely enchanced
a. When the lenghth of the eustachius tube
lumen is shorter than normal
b. When the radius of the eustachius tube lumen
is larger than normal
c. When the tympanic membrane is not intack
d. When the viscosity of the secretions are thiner
as to thicker
e. By the middle ear cushion

E
6. A 27 year old male patient came to an
outpatient clinic grade B general hospital with
chief complaint of severe headache and vomitting
since this morning. Patient also have runny and
blocked nose since 2 weeks ago. On nasal
endoscopy there were purulent secretions found
in the bilateral medial meatus with oedematous
middle turbinates. Which of these is an
intracranial complication with the most favorable
outcome?
a. Epidural abscess
b. Meningitis
c. Subdural abscess
d. Intracerebral abscess
A
7. Prinsip pengobatan kasus meningitis yang
diakibatkan otitis media akut adalah:
a. Antibiotik intravena
b. Antibiotik intravena dan miringotomi
c. Miringotomi dan pemasangan pipa ventilasi
d. Kortikosteroid
e. Timpanoplasti

B
8. Seorang laki-laki umur 40 tahun, datang
dengan keluhan 2 hari tersumbat pada kedua
hidung, terasa nyeri, sakit kepala, dan panas.Pada
pemeriksaan rinoskopi anterior tampak septum
nasi hiperemis dan menggembung serta fluktuasi.
Lekositosis ringan, darah rutin dalam batas
normal. Diagnosis yang paling mungkin untuk
penderita ini:
a. Peradangan adenoid persisten
b. Hematoma septum nasi
c. Alergi hidung musiman
d. Abses septum nasi
e. Polip nasi bilateral
D
9. Upaya untuk melakukan kepastian diagnosis
tersebut di atas adalah melakukan:
a. Pungsi percobaan
b. Pemeriksaan rinoskopi percobaan
c. Penentuan kadar Ig E darah
d. Polipektomi
e. Tampon anterior

A
10. Insisi yang dilakukan:
a. Insisi 2 sisi pada ketinggian yang berbeda
b. Insisi satu atau dua sisi diputuskan setelah
evaluasi kartilago spetum
c. Insisi satu sisi yang paling bombans
d. Insisi di dua sisi jika kartilago kuadringularis
destruksi berat
e. Insisi didua sisi tidak satu level, terdiri dari
insisi vertikal dan horisontal

B
11. A pregnant (20weeks, primiparis) woman
presents to your clinic complaining of severe
nasal congestion for the past month, which has
made it difficult for her to sleep. On examination
she has a straight septum, bilateral boggy inferior
turbinates, and no additional nasal abnormalities
on endoscopy. What is the best initial
recommendation? (soal dibahasa Indonesiakan)
a. Trial of saline irrigations.
b. Loratadine (Claritin) and a medrol dose pack
c. Loratadine (Claritin) and steroid nasal sprays.
d. Do nothing, as there are no safe medications
for the developing fetus.
A
12. Posisi sinus lateralis berada di :
A. Bagian cranial os petrosus
B. Bagian kaudal os petrosus
C. Bagian posterior os petrosus
D. Daerah yang sulit diketahui

C
13. Solid angle atau sudut padat adalah :
A. Sudut sinodura yang sangat sempit
B. Lokasi kanalis semisirkularis
C. Daerah dimana terdapat prosesus brevis
inkus
D. Saraf fasialis berjalan mendekati area
tersebut
E. Ad antrum mastoid

B
14. .Fistel pada labirin sirkumskripta terbanyak
terjadi pada :
A. Foramen rotundum
B. Foramen ovale
C. Kanali semisirkularis lateral
D. Promontorium
E. Semua diatas benar

C
15. Cochlear implantation in contraindicated in
patient with :
A. Cochlear otosklerosis
B. Obliterated labirintitis
C. Fraktur of the cochlea
D. Colesterol granuloma of the petrous apex
E. Michelle malformation

E
16. Seorang perempuan, 19 tahun datang ke
poliklinik THT dengan keluhan penghidu berkurang
yang dirasakan sejak 6 bulan yang lalu. Sebelumnya
pasien sudah sering berobat dengan ingus kental,
hidung tersumbat dan lendir tertelan ke tenggorok.
Pada pemeriksaan rinoskopi anterior tampak massa
pada kavum nasi bilateral disertai sekret kental. Apa
penyebab terjadinya penghidu berkurang pada kasus
di atas :
A. Gangguan epitel olfactoria
B. Gangguan pada jalur saraf olfactoria
C. Gangguan konduksi partikel bau menuju ke celah
olfaktorius
D. Sekret kental di dalam rongga sinus
E. Gangguan aliran udara rongga hidung
C
17. What are the indications for imaging in acute
sinusitis?
A. Any patient who has a child in day care or
works in a health care environment  
B. Any patient who has had exposure to
antibiotics within the previous 6 weeks
C. Any patient suspected of complications of
acute sinusitis or who is immunocompromised
and at high risk for such complications
D. Any patient who has a history of recurrent
acute sinusitis presenting with an acute flare

C
18. Untuk konfirmasi, pada pasien ini dilakukan
pemeriksaan ABR, kemungkinan hasil
pemeriksaan didapat adalah :
a. Latency gelombang I memeanjang
b. Interpeak latency gel I-III memanjang
c. Interpeak latency gel III-V memanjang
d. Rasio amplitudo gel V/I kurang dari satu
e. Tidak ada perbedaan parameter telinga kira
dan kanan

C
19. Posturography :
a. Cannot distuingish between visual and
propriceptive causes of unsteadiness
b. Is likely to replace the ENG as the best test of
the vestibular reflex
c. Has been modified to evaluate the patient for
a perylimph fistula
d. Include of evaluation of the patients gait
e. Cannot evaluate to long loop reflexes

C
20. The optokinetic system:
a. Allows us to look around rapidly
b. Allows us to keep our visual field in focus
while we are moving
c. Recordings are not affected by fatigue
d.Recordings are very useful in specifically
locating the site of the lesion
e.Recordings cannot be distorted by labyrinthine
disease

B
HATUR NUHUN……

Anda mungkin juga menyukai