Anda di halaman 1dari 24

Kehamilan dengan

Overdistensi Uterus
Pengertian kehamilan
 kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau

penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan


dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi
Kehamilan Normal
 Lamanya hamil normal  280 hari (40 minggu/ 9 bulan 7

hari) dihitung dari HPHT


 Terbagi menjadi 3 trimester

 Trimester pertama : 12 minggu (konsepsi – 3 bulan)


 Trimester kedua : 15 minggu (minggu ke-13 sampai ke
-27),
 Trimester ketiga : 13 minggu (minggu ke 28 hingga ke-
40)
Kehamilan dengan overdistensi
 Overdistensi uterus  pembesaran uterus lebih dari

normal akibat faktor tertentu sehingga cenderung


mempunyai daya kontraksi yang jelek
 Kehamilan dengan distensi uterus memerlukan
penanganan yang sangat hati-hati guna menurunkan
morbiditas maupun mortalitas ibu dan janin
Penyebab overdistensi uterus
saat kehamilan
Unsur uterus

Air ketuban

Plasenta

Janin
Unsur uterus
Tumor Jinak

 Mioma uteri  intramural dan submukosum

 Adenomiosis uteri  berupa pulau-pulau

endometrium mempengaruhi sifat kontraksi dari


miometrium .
Air ketuban
Poli hidramnion

 Pemeriksaan  Ultrasonografi  memberikan nilai

pengukuran satu kantong air ketuban yang terdalam


secara vertikal > 80 mm.
Polihidramnion Ringan (80-99 mm)

Polihidramnion Sedang (100-120 mm)

Polihidramnion Berat (> 120mm)


Plasenta
Plasenta yang lebih tebal

Sering ditemukan pada :

 Diabete melitus

 Inkompatibilitas rhesus

 Thalasemia mayor

 Mola parsial  meninggal < cukup bulan

 Infeksi sifilis
Unsur Janin
 Jumlah Janin

 Pada kehamilan ganda

Amati taksiran berat janin

Banyaknya air ketuban

Jumlah plasenta

 Ukuran Janin

 Pada bayi tunggal  besar bayi >>  >> regangan uterus


Plasenta besar
Mempersulit Manajemen Kala III

 Jika + bayi makrosomia  uterus bisa lahir lengkap asal

kontraksi bagus
 Thalasemia  sifat plasenta lembek dan cair  mudah

hancur  menghambat usaha evakuasi jar.plasenta baik


secara manual maupun kuretase karena retensio
plasenta ataupun sisa plasent yang tertinggal  cairan
inf berisi oksitosin harus terpasang
Plasenta tebal
Degenarasi hidropik, air ketuban yang sangat

sedikit tetapi plasenta tebal  lakukan sectio


secaria jika memang diperlukan.
Plasenta
Kasus janin tunggal makrosomia (berat janin
>4000 gram atau ukuran usia kehamilan > persentil
90)  kelelahan miometrium (uterus terus teregang
semasa usia kehamilan hingga menjelang kelahiran)
Kasus multipara dan kala I lama  perdarahan kala
III  begitu bayi lahir, infus dengan oksitosin sudah
harus jalan
Kasus hidrosefalus (lingkar kepala > 35 cm) 
regangan segmen bawah rahim yang berlebihan
 ruptura uteri
Diagnosis
Palpasi abdomen teraba 1 janin  taksiran persalinan,

hidramnion, janin besar


Teraba beberapa bagian fetus yang mengarah ke

kehamilan ganda cari :


 Kepala janin relatif < ukuran fetus

 Besar uterus melebihi lamanya amenore

 Teraba 2 balotemen atau lebih

 Terdengar > 1 djj dgn stetoskop fetal doppler


Diagnosis
Pemeriksaan USG  menentukan jumlah,

presentasi dan TBJ, jumlah cairan amnion


Jika USG (-)  pemeriksaan radiologis (AP) 

menentukan jumlah janin dan presentasi


Hal-hal penting yang harus
diperhatikan antara lain :
1. Mengantisipasi terjadinya pelepasan plasenta
sebelum waktunya (solutio plasenta)
2. Prolaps tali pusat saat ketuban pecah
3. Kelainan letak janin seperti letak miring, lintang
4. Gawat janin
5. Retensio plasenta
6. Perdarahan pascapersalinan
Tatalaksana
 Kehamilan dengan distensi uterus, hidrosomia (janin
dengan air ketuban yang banyak) dan makrosomia
(janin > 95 persentil)  persalinan dengan resiko

 Penatalaksanaan kala III sangat diperlukan


Tahap penanganan kala III:
 Singkirkan ada/tidaknya hipotonia/atonia uteri
Tidak ada  eksplorasi robekan jalan lahir
Sisa kotiledon tertinggal  kuretase
.....Tatalaksana
 Kasus atonia  tindakan bimanual, pemasangan
Dekstrosa 5% 500 ml dengan oksitosin 20 IU, injeksi
Metergin 1 ampul (IV) dan Misoprostol 3 tablet per
rektal

 Histerektomi pilihan terakhir


Pencegahan
Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan

kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi


Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,

mental, sosial ibu, dan bayi


Mengenali secara dini ketidaknormalan atau

komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil,


termasuk riwayat penyakit
Penanganan
Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan

dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma


seminimal mungkin
Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan

pemberian ASI eksklusif


Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima

kelahiran bayi agar tumbuh kembang secara normal


Asuhan Antenatal Standar (7T)
Timbang berat badan

Ukur Tekanan darah

Ukur Tinggi Fundus Uteri

Beri imunisasi TT

Beri tablet Fe

Test PMS

Temu wicara dalam rangka rujukan


Langkah Asuhan Antenatal
Sapa ibu dan keluarganya dan membuatnya merasa nyaman

Mendapatkan riwayat kehamilan ibu dengan cara


mendengarkan dengan teliti (anamnese)
Melakukan pemeriksaan fisik (KU, TTV, st. generalis, st. obstetri

Melakukan pemeriksaan laborat

Memberikan konseling tentang gizi, perubahan fisiologis,


asuhan ante natal standar (7T), dll
Mendokumenkan kunjungan tersebut
Untuk pemeriksaan berkala
ANC mengikuti memeriksa untuk ibu dengan
kehamilan risiko tinggi
Daftar Pustaka
Prawiroharjo, Sarwono, dkk. Ilmu Kebidanan
Edisi keempat. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, 2010. p.606-613
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai