Anda di halaman 1dari 19

PANCASILA DALAM

KONTEKS SEJARAH
BANGSA INDONESIA

Kelompok 2 :
1. Afiyyah Nuu Azizah (2311201007)
2. Ashiva Shalsabila (2311201009)
3. Aullia Firdauz (2311201010)
4. Sulisthia Erly Jandira (2311201011)
5. Alfian Cahya Febriyana
(2311201012)
PENDAHULUAN

Dasar Hukum Pendidikan Pancasila

1. UU No.2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

2. PP No.60 Tahun 1999 Tentang Pendidikan Tinggi

3. Surat Keputusan Dirjen DIKTI Departemen Pendidikan Nasional


Republik Indonesia No. 38 / DIKTI / Kep./2002 yang merupakan
penyempurnaan lebih lanjut dari Keputusan Dirjen DIKTI No.
265/ DIKTI/ Kep/ 2000 dan Surat Keputusan Dirjen DIKTI No.
356/ DIKTI/ Kep/ 1995
Tujuan Pendidikan Pancasila secara umum

1. Menjadi warganegara yang memiliki kesadaran kebangsaan yang tinggi dan


sikap tanggungjawab sebagai Warga Negara Indonesia.

2. Menghayatii filsafat dan tata nilai filsafat Pancasila, sehingga menjiwai tingkah
lakunya selaku warga negara Republik Indonesia.

Tujuan Pendidikan Pancasila bagi Mahasiswa

1. Memahami, menganalisis dan menjawab masalah-masalah yang dihadapi oleh


masyarakat bangsanya dan konsisten dengan cita-cita yang digariskan dalam
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945

2. Memiliki penuh rasa tanggung jawab sebagai mahasiswa dalam memecahkan


berbagai masalah dalam hidup berbangsa dan bernegara dengan menerapkan
pemikiran yang berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila.
PENGERTIAN PANCASILA

Menurut Para Ahli :


Ialah isi jiwa bangsa Indonesia secara turun-
temurun yang sekian abad lamanya terpendam
bisu oleh kebudayaan barat, dengan demikian
Pancasila tidak saja falsafah negara, tetapi lebih
luas lagi yakni falsafah bangsa Indonesia.

Lima dasar yang berisi pedoman atau aturan


tentang tingkah laku yang penting dan baik.
Pancasila berasal dari kata panca yang berarti lima
dan sila berarti sendi, asas, dasar atau peraturan
tingkah laku yang penting dan baik.
Etimologi Histori

Istilah “Pancasila” berasal Pada tanggal 1 Juni 1945 di dalam


dari bahasa Sansekerta dari sidang tersebut Ir. Soekarno berpidato
India (bahasa kasta secara lisan mengenai calon rumusan
Brahmana). Bahasa rakyat dasar negara Indonesia. Kemudian untuk
biasa disebut dengan bahasa memberikan nama “Pancasila” yang
Prakerta. artinya lima dasar, di mana didalamnya
termuat isi rumusan lima prinsip.
NILAI-NILAI PANCASILA DALAM SEJARAH BANGSA

Zaman Kerajaan Nusantara Tua

Nilai-nilai pancasila telah ada dan melekat


serta teramalkan dalam kehidupan sehari-hari
sebagai pandangan hidup, sehingga materi.
Pancasila yang berupa nilai-nilai tersebut adalah
dari bangsa Indonesia sendiri, sehingga bangsa
Indonesia sebagai kausa materialis Pancasila,
Nilai-nilai tersebut kemudian diangkat dan
dirumuskan secara formal oleh para pendiri
negara untuk dijadikan sebagai dasar filsafat
negara Indonesia.
Zaman Kerajaan Majapahit

Pada masa kerajaan ini, istilah Pancasila


dikenali yang terdapat dalam buku
Negarakertagama karangan Prapanca dan
buku Sutasoma karangan Empu Tantular.
Dalam buku tersebur istilah Pancasila
disampung mempunyai arti "berbatu sendi
lima" (dalam Bahasa Sansekerta), juga
mempunyai arti "pelaksana kesusilaan yang
lima" (Pancasila Krama).
1. Tidak boleh melakukan kekerasan.
2. Tidak boleh mencuri.
3. Tidak boleh berjiwa dengki.
4. Tidak boleh berbohong.
5. Tidak boleh mabuk minuman keras.
Zaman Penjajahan

Nilai-nilai Pancasila pada saat penjajahan Belanda berupa perlawanan-


perlawanan oleh rakyat diberbagai wilayah nusantara sebagai akibat praktek-
praktek Belanda yang dirasa membuat penderitaan bagi rakyat Indonesia.
Masa penjajahan Belanda bermula setelah Kerajaan Majapahit
mengalami keruntuhan. Belanda yang pada awalnya ingin mencari rempah-
rempah akhirnya mempunyai rencana untuk menguasai dan memiliki seluruh
kekayaan Indonesia.
Zaman Kebangkitan Nasional

Bentuk nilai-nilai pancasila itu ialah dengan membangkitkan


kesadaran bangsa Indonesia akan pentingnya bernegara dan
persatuan Indonesia. Usaha-usaha yang dilakukan adalah
mendirikan berbagai macam organisasi politik di samping
organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan dan sosial.
PROSES PEMBENTUKAN PANCASILA

SEBAGAI DASAR NEGARA

Pembentukan BPUPKI

Pada tanggal 1 Maret 1945 pemerintah pendudukan Jepang di Jawa


yang dipimpin oleh Panglima tentara ke-16 Letnan Jenderal Kumakici
Harada mengumumkan pembentukan Dokuritsu Junbi Cosakai atau
Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI). Tujuan pembentukan badan tersebut adalah menyelidiki
dan mengumpulkan bahan-bahan penting tentang ekonomi, politik
dan tata pemerintahan sebagai persiapan untuk kemerdekaan
Indonesia.
Anggota BPUPKI

K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat (ketua)


R.P. Soeroso (Wakil Ketua)
Ichibangse Yoshio (Wakil Ketua), orang
jepang
Ir. Soekarno
Drs. Moh. Hatta Prof. Dr. P.A.A. Hoesein Djajadiningrat
Mr. Muhammad Yamin Ki Bagoes Hadikusumo
Prof. Dr. Mr. Soepomo A.R. Baswedan
KH. Wachid Hasyim Soekiman
Abdoel Kahar Muzakir Abdoel Kaffar
Mr. A.A. Maramis R.A.A. Poerbonegoro Soemitro Kolopaking
Abikoesno Tjokrosoejo K.H. Ahmad Sanusi
H. Agoes Salim K.H. Abdul Salim
Mr. Achmad Soebardjo Liem Koen Hian
Tang Eng Hoa
Oey Tiang Tjoe
Oey Tjong Hauw
Yap Tjwan Bing.
Masa Persidangan Pertama BPUPKI (29 Mei-1 Juni 1945)

Hasil yang Didapat :

Mr. Mohammad Mr. Supomo


Ir. Sukarno
Yamin (31 Mei 1945)
(1 Juni 1945)
(29 Mei 1945)

1. Peri kebangsaan 1. Persatuan 1. Kebangsaan Indonesia


2. Peri kemanusiaan 2. Kekeluargaan 2. Internasionalisme atau
3. Peri ketuhanan 3. Keseimbangan lahir perikemanusiaan
4. Peri kerakyatan dan batin 3. Mufakat atau demokrasi
5. Kesejahteraan rakyat 4. Musyawarah 4. Kesejahteraan sosial
5. Keadilan sosial. 5. Ketuhanan Yang Maha
Esa.
Masa Persidangan BPUPKI Kedua (10–16 Juli 1945)

Hasil yang Didapat :

Membentuk Panitia Sembilan

1. Ir. Sukarno (ketua),


2. Abdulkahar Muzakir
3. Drs. Moh. Hatta
4. K.H. Abdul Wachid 22 Juni 1945
Hasyim Piagam Jakarta atau Jakarta
5. Mr. Moh. Yamin Charter oleh Mr. Moh. Yamin
6. H. Agus Salim
7. Ahmad Subarjo
8. Abikusno Cokrosuryo
9. A. A. Maramis
Proses pematangan draft pancasila (panitia 9)

Panitia Persiapan Kemerdekaan


Indonesia yang bersidang sesudah
Proklamasi Kemerdekaan, menjadikan
Piagam Jakarta itu sebagai
Pendahuluan bagi Undang-Undang
Dasar 1945, dengan mencoret bagian
kalimat "dengan kewajiban
menjalankan syari'at Islam bagi
pemeluk-pemeluknya". Alasannya,
untuk menjaga persatuan dan kesatuan
karena ada keberatan oleh pihak lain
yang tidak beragama Islam.
Terbentuknya PPKI dan massa persidangan PPKI

PPKI adalah panitia yang bertugas untuk mempersiapkan kemerdekaan


Indonesia. Sebelumnya sudah dibentuk BPUPKI, kemudian dibubarkan oleh Jepang
dan dibentuk PPKI pada tanggal 7 Agustus 1945 yang diketuai oleh Ir. Soekarno.
Izin pembentukan badan ini diberikan oleh Hisaichi Terauchi, seorang marsekal
Jepang yang berada di Saigon. Badan ini dibentuk sebelum MPR ada.
Pada awalnya PPKI beranggotakan 21 orang (12 orang dari Jawa, 3 orang dari
Sumatra, 2 orang dari Sulawesi, 1 orang dari Kalimantan, 1 orang dari Nusa
Tenggara, 1 orang dari Maluku, 1 orang dari golongan Tionghoa). Dan massa
persidangan ppki yaitu Sidang PPKI dilaksanakan sebanyak 3 kali yakni: Sidang
pertama PPKI dilaksanakan tanggal 18 Agustus 1945. Sidang kedua PPKI
dilaksanakan tanggal 19 Agustus 1945. Sidang ketiga PPKI dilaksanakan tanggal 22
Agustus 1945.
Aggota PPKI

Soekarno (Ketua)
Moh. Hatta (Wakil Ketua)
Mr. Dr. Soepomo KRT Radjiman
Wedyodiningrat
P. Soeroso
Soetardjo Kartohadikoesoemo Pangeran Soerjohamidjojo
Kiai Abdoel Wachid Hasjim Pangeran Poerbojo
Ki Bagus Hadikusumo Mohammad Amir
Otto Iskandardinata Abdul Maghfar
Abdoel Kadir Teuku Mohammad Hasan
GSSJ Ratulangi
Andi Pangerang
H. Hamidan
I Goesti Ketoet Poedja
Johannes Latuharhary
Yap Tjwan Bing
Pengesahan pancasila sebagai dasar negara

Pada tanggal 18 agustus 1945, dengan beberapa keputusan :

1. Menetapkan dan mengesahkan


pembukaan UUD 1945 dan UUD 1945
2. Memilih presiden dan wakil presiden
(Sukarno dan Moh. Hatta)
3. Membentuk Komite Nasional
Indonesia sebagai badan musyawarah
darurat.
4. Fungsi pokok pancasila sebagai dasar
Negara dan ideology Negara
KESIMPULAN

Sejarah sangatlah berperan penting dalam kehidupan terutama


dalam bernegara dan berbangsa. Karena dari sejarah, suatu bangsa
dapat belajar dari pengalaman masa lalu tersebut untuk dijadikan
sebagai pelajaran dimasa sekarang maupun masa yang akan datang.
Jika sejarah dalam negeri ini dihilangkan, mungkin kejadian-kejadian
kelam yang terjadi pada orang terdahulu. Akan terjadi kembali di masa
kemudian. Terutama terhadap ideologi negara, para penghianat negara
akan semakin mudah dalam mengubah ideologi negara.
DAFTAR PUSTAKA

http://mentarivision.blogspot.com/2011/11/dasar-hukum-
dan-tujuan-pendidikan.html?m=1

https://pancasila.weebly.com/pengertian-pancasila.html

https://www.kompasiana.com/amp/eganurfadillah5648/5b
f3a2ddaeebe122a304f9a8/pancasila-dalam-konteks-sejarah

http://hamiddarmadi.blogspot.com/2018/07/nilai-nilai-
pancasila-dan-sejarah.html?m=1\

https://mahasiswa.ung.ac.id/613413023/home/2014/3/26/pr
oses-perumusan-dan-pengesahan-pancasila-sebagai-
dasar-nega

Anda mungkin juga menyukai