Anda di halaman 1dari 12

HIPERTENSI

Kelompok 4b

Rianty Damayanti Ruhiat 191FK3024


Dewi Asmara 191FK03027
Hafsah I S 191FK03028
1. Definisi
Hipertensi merupakan penyebab kematian utama melalui proses terjadinya stroke, kematian jaringan otot jantung dan kegagalan
fungsi ginjal. Faktor pemicu hipertensi dapat dibedakan atas yang tidak dapat terkontrol (seperti keturunan, jenis kelamin, dan umur) dan
yang dapat dikontrol (seperti kegemukan, kurang olahraga, merokok, serta konsumsi alcohol dan garam). Hipertensi atau tekanan darah
yang meninggi bersifat arbitrary, berarti penentuan titik potong (cut-off point) sebagai batas antara normotensi dan hipertensi sangat
tergantung dari kondisi popilasu setempat.

2. Anatomi Fisiologi
Secara Fisiologi jantung adalah salah satu tubuh yang paling vital fungsinya dibandingkan dengan organ tubuh vital lainnya.
Dengan kata lain apabila fungsi jantung mengalami gangguan maka besar pengaruhnya terhadap organ-organ tubuh lainnya terutama ginjal
dan otak. Karena fungsi utama jantung adalah sebagai single pompa yang memompakan darah ke seluruh tubuh untuk kepentingan
metabolisme sel-sel demi ketergantungan hidup

3. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala hipertensi seperti keringat berlebihan, kejang otot, sering berkemih dan denyut jantung yang cepat dan
tidak beraturan atau palpitasi. Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu pusing, muka merah, sakit
kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal dan lain- lain. Dan gejala hipertensi yakni meliputi pusing,
kaku tengkuk, kaku bahu, kesemutan, mual, lemas, sakit pinggang dan sesak nafas. faktor yang mempengaruhi gejala hipertensi
yaitu adanya kerusakan/gangguan vaskuler dengan manifestasi yang khas sesuai dengan sistem organ yang divaskularisasi.

4. Etiologi
Berdasarkan etiologinya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu :
Hipertensi esensial atau hipertensi primer
Hipertensi ini merupakan hipertensi yang tidak diketahui peyebabnya atau disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat 95% kasus
(Smeltzer & Bare, 2001). Banyak faktor yang mempengaruhinya, seperti jenis kelamin, genetik, usia, lingkungan, sistem renin
angiotensin dan sistem saraf otonom. Faktor-faktor lainya yaitu merokok, konsumsi garam berlebih, alkohol, obesitas, stres dan
kurang berolahraga/aktivitas fisik. (Lauralee, 2001; dalam Rahmadani, 2011)
Hipertensi sekunder
Hipertensi ini terdapat sekitar 5% kasus dari semua prevalensi hipertensi. Penyebab spesifiknya diketahui, misalnya; penyakit
ginjal (glomerulonefritis akut, nefritis kronis, penyakit poliartritis, diabetes nefropati), penyakit endokrin (hipotiroid,
hiperkalsemia, akromegali), koarktasio aorta, hipertensi pada kehamilan, kelainan neurologi, obat-obat dan zat-zat lain
(Lauralee, 2001; dalam Rahmadani, 2011).
5. Patofisiologi
Terjadinya hipertensi disebabkan oleh beberapa faktor berikut, yaitu:
•Perubahan struktural dan fungsional pada pembuluh darah.
Perubahan struktural pada pembuluh darah seiring bertambahnya usia meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan,
dalam relaksasi otot polos pembuluh darah. Perubahan ini akan menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah
•Peningkatan aktivitas saraf simpatis
Peningkatan aktivitas saraf simpatis dihubungkan dengan terjadinya peningkatan usia seseorang. Peningkatan usia juga akan diikuti dengan
penurunan sensitivitas baroreseptor. Peningkatan aktivitas simpatis akan meningkatkan resistensi vaskuler. Sel endotel pada pembuluh darah akan
lebih cenderung untuk vasokonstriksi akibat peningkatan aktivitas simpatis dan hal ini akan memperparah resistensi sistemik. Peningkatan usia
juga mengakibatkan penurunan fungsi ginjal karena penurunan jumlah nefron pada ginjal.

6. Klasifikasi
Hipertensi dapat dikelompokkan dalam dua kategori besar yaitu hipertensi primer (hipertensi esensial) dan hipertensi sekunder. Pengelompokan
ini ditinjau dari unsur penyebabnya.
1. Hipertensi Primer
Hipertensi primer juga disebut hipertensi esensial atau idiopatik dan merupakan 95% dari kasus-kasus hiepertensi Hipertensi esensial hingga saat
ini masih belum di ketahui penyebabnya. Selama 75 tahun terakhir telah banyak penelitian untuk mecari etiologinya. Adanya mekanisme
kompensasi yang kompleks dan konsekuensi sekunder dari hipertensi yang sudah ada telah menyebabkan penelitian etiologinya semakin sulit dan
observasi ini terbuka untuk berbagai interpretasi,
2. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder merupakan penyakit ikutan dari penyakit yang sebelumnya diderita. Sekitar 5 % kasus hipertensi ini telah di ketahui
penyebabnya. Penyakit yang memicu timbulnya hipertensi sekunder diantaranya penyakit-penyakit pada ginjal, pada kelenjar adrenal, pada
kelenjar tiroid, efek obat-obatan, kelainan pembuluh darah, serta pada kehamilan (pre-eklamsia).

7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu :
a. Pemeriksaan yang segera
1) Darah rutin (Hematokrit/hemoglobin)
2) Blood Unit Nitrogen/kreatinin
3) Glukosa
4) Kalium serum
5) Kolesterol dan trigliserid serum
6) Pemeriksaan tiroid
7) Kadar aldosteron urin/serum
8) Urinalisa
9) Steroid urin 10. EKG
Lanjutan……..
b. Pemeriksaan lanjutan (tergantung dari keadaan klinis dan hasil pemeriksaan yang pertama)
1) IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit parenkim ginjal, batu ginjal / ureter
2) CT Scan : mengkaji adanya tumor celebral, encelopati
3) IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : batu ginjal, perbaikan ginjal
4) USG : untuk melihat struktur ginjal dilaksanakan sesuai kondisi Klinis pasien.
8. Komplikasi
Pada hipertensi ringan dan sedang komplikasi yang terjadi adalah pada mata, ginjal, jantung, dan otak. Pada mata berupa pendarahan
retina, gangguan penglihatan sampai kebutaan. Gagal jantung merupakan kelainan yang sering ditemukan pada hipertensi berat di samping
kelainan koroner dan miokard. Pada otak sering terjadi pendarahan yang disebabkan oleh pecahnya mikroaneuresma yang dapat
mengakibatkan kematian. Kelainan lain yang dapatterjadi adalah proses tromboemboli dan serangan iskemia otak sementara (transiet
ischemic attack) (Suyono, 2004).

Asuhan Keperawatan Secara Kasus


Kasus
Seorang laki-laki usia 57 tahun, berat badan 85 kg dengan tinggi 170 cm, datang rumah sakit dengan keluhan pusing dan
Pundak terasa berat. Saat diperiksa TD pasien 170/110 mmHg. Ia mengeluh selama 1 tahun terakhir berat badan menaik 8 kg, dan
sering pusing di pagi hari. Ia mempunyai riwayat penyakit asma ketika usia beranjak dewasa. Kadang melakukan olah raga
berenang
•Riwayat keluarga, ayah mengidap hipertensi meninggal pada usia 58 tahun karena serangan jantung, Ibu pasien diabetes
melitus tergantung insulin, meninggal karena stroke pada 63 tahun. Ia merasa yakin bahwa hasil pemeriksaan tekanan darahnya
170/110 saat ini disebabkan ketegangan 2 bulan terakhir sejak ia mulai berhenti bekerja.
•Hasil test laboratorium darah sebagai berikut :
serum elektrolit –K 3,9 (3,9), Na 142 (139), BUN 32 mg/dl (8 –25), serum creatinin 0,9 mg/dl (0,6 –1,5), glukosa puasa 105 mg/dl
(70 –110), serum asam urat 10 mg/dl (3 –7), hb 15 (13 –17), WBC 9000 (60000 –10000), serta adanya kenaikan dari normal,
kolesterol total puasa dan trigliserida.
•Hasil pemeriksaan fundoskopi menunjukkan adanya penyempitan arteri, tanpa adanya pendarahan, hasil pemeriksaan EKG
serta x-ray dada menunjukkan telah adanya hipertrofi ventrikel kiri, sedangkan analisis urine menunjukkan proteinuria + 1. Ia
diberi hydroklorotiazid 25 mg/hari selama 2 minggu, serta pseudo efedrin 2x1 tablet 30 mg/hari
•Pengkajian
•Identitas klien Dan Keluarga (Penanggung Jawab)
•Identitas Klien
Nama :
Umur : 57
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama :
Pendidikan :
Alamat :
No. Medrek :
Dx. Medis : Hipertensi
Tgl. Masuk :
Tgl. Pengkajian :
•Penanggung Jawab
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Hub. Dengan klien :
•Alasan klien datang ke Rumah Sakit
Datang rumah sakit dengan keluhan pusing dan Pundak terasa berat. Saat diperiksa TD pasien 170/110 mmHg.
•Keluhan Utama
pusing dan Pundak terasa berat. Saat diperiksa TD pasien 170/110 mmHg. Ia mengeluh selama 1 tahun terakhir berat badan menaik 8 kg, dan
sering pusing di pagi hari
•Riwayat Kesehatan Sekarang
Ia mempunyai riwayat penyakit asma ketika usia beranjak dewasa
•Riwayat Kesehatan Terdahulu
Tidak Terkaji
Kebiasaan
Tidak Terkaji
Riwayat Keluarga
Ayah mengidap hipertensi meninggal pada usia 58 tahun karena serangan jantung, Ibu pasien diabetes melitus tergantung insulin,
meninggal karena stroke pada 63 tahun.
Riwayat Alergi
Tidak Terkaji
Pola Pengetahuan
Tidak Terkaji
•Pemeriksaan Fisik
•Penampilan Umum
Seorang laki-laki usia 57 tahun, berat badan 85 kg dengan tinggi 170 cm,
•Tanda-Tanda Vital
•Tekanan Darah : 170/110
•Pernafasan :-
•Nadi :-
•Berat Badan : 85
•Tinggi Badan : 170
•IMT : Tidak Terkaji
•Berat Badan Ideal : 63
•Kepala dan Leher
•Kepala
Tidak Terkaji
•Pendengaran
Tidak Terkaji
•Hidung
Tidak Terkaji
•Tenggorokan dan Mulut
Tidak Terkaji
•Sistem Kardiovaskuler
penyempitan arteri, tanpa adanya pendarahan, dada menunjukkan telah adanya hipertrofi ventrikel kiri
•Sistem Respirasi
Tidak Terkaji
•Sistem pencernaan
Tidak Terkaji
•Sistem Muskuloskeletal
Tidak Terkaji
•Sistem integumen
Tidak Terkaji
•Sistem Perkemihan
proteinuria + 1
•Sistem Endokrin
Tidak Terkaji
•Sistem Reproduksi
Tidak Terkaji
•Sistem Neuroligis
•Pola Aktivitas
•Data Laboratorium

serum elektrolit –K 3,9 (3,9), Na 142 (139), BUN 32 mg/dl (8 –25), serum creatinin 0,9 mg/dl (0,6 –1,5), glukosa puasa 105 mg/dl (70 –110),
serum asam urat 10 mg/dl (3 –7), hb 15 (13 –17), WBC 9000 (60000 –10000), serta adanya kenaikan dari normal, kolesterol total puasa dan
trigliserida.

N Pola Aktifitas Sebelum Masuk RS Sesudah Masuk RS


o

1 Nutrisi
.
 Makan

 Minum
2 Eliminasi
.
 Buang Air Kecil (BAK)

 Buang Air Besar (BAB)

3 Olahraga dan Aktivitas


.

4 Istirahat dan Tidur

5 Pola Interaksi Sosial

6 Kegiatan Keagamaan dan Sosial


•Analisa Data

No Data Senjang Etiologi Masalah Keperawatan

Ds Stimulasi baroreceptor dari sinus korotis & arkus aorta

 Pasien Mengeluh Nyeri Kepala

Do Saraf Simpatis (pelepasan kelokolamin)

 Pemeriksaan Tekanan Darahnya 170/110


Aktivasi epineprin dan norepineprin

Vasokontriksi

Peningkatan Tekanan Darah

Gangguan Sirkulasi

Otak

Resistensi Pembuluh Darah Otak

Nyeri Kepala
Ds Pembuluh Darah

 Klien mengeluh pusing dan pundak terasa


berat Sistemik
Do

 Hasil pemeriksaan fundoskopi menunjukkan Vasokontriksi


adanya penyempitan arteri, tanpa adanya
pendarahan, hasil pemeriksaan EKG serta x-
Afterload Meningkat
ray dada menunjukkan telah adanya hipertrofi
ventrikel kiri. WBC WBC 9000 (60000 –
10000), serta adanya kenaikan dari normal, Penurunan Curah Jantung
kolesterol total puasa dan trigliserida.
•Diagnosa Keperawatan
•Gangguan nyeri kepala b.d peningkatan tekanan darah ditandai klein mengeluh pusing
•Penurunan curah jantung b.d penyempitan pembuluh arteri
•Intervensi

No. Diagnose Keperawatan Intervensi


Tujuan Tindakan Keperawatan Rasional
1. Gangguan nyeri kepala Tujuan: 1. Teliti keluhan nyeri, 1. Mengidentifikasi
Setelah dilakukan tindakan catat intensitasnya, karakteristik nyeri
b.d peningkatan tekanan keperawatan selama 3x24 lokasi dan lamanya merupakan faktor
darah ditandai dengan jam diharapkan nyeri kepala 2. Pertahankan tirah yang penting
berkurang baring selama fase akut untuk menentukan
klien mengeluh pusing Kriteria Hasil 3. Minimalkan aktivitas terapi yang cocok
1. Pasien vosokontriksi yang serta mengevaluasi
mengatakan dapat meningkatkan keefektifan dari
nyeri berkurang saki kepala terapi
2. Ekspresi wajah 4. Kolaborasi pemberian 2. Meminimalkan
klien rileks analgetik stimulasi /
meningkatkan
relaksasi
3. Aktivitas yang
meningkatkan
vasokontriksi
menyebabkan
sakit kepala pada
adanya
peningkatan
tekanan vaskuler
serebral
4. Menurunkan/
mengontrol nyeri
2. Penurunan curah jantung Tujuan: 1. Batasi Aktifitas 1. Untuk menhetahui
Setelah dilakukan tindakan derajat hipertensi
b.d penyempitan pembuluh keperawatan selama 3x24 2. Pantau tekana darah
2. Mengontrol tekanan
arteri jam penyempitan pembuluh 3. Anjurkan klien darah
arteri berkurang relaksasi
Kriteria Hasil
1. Penyempitan pembukuh
darah arteri berkurang

•Pelaksanaan

Tanggal & jam Tindakan Dp ke Paraf


1. Menganjurkan pasien untuk meminimalkan aktivitas vasokontriksi yang dapat
meningkatkan sakit kepala

Hasil : Klien mengerti apa yang di katakana perawat


1. Menganjurkan klien untuk rileks

Hasil : Klien mengerti apa yang di katakana perawat


•Evaluasi dan Catatan Perkembangan

Tanggal & Jam No. DIP SOAP PARAP


S:

 Klien mengatakan sudah merasa nyaman dan


nyeri kepala berkurang

O:

 Klien terlihat rileks

A:

 Sebagian masalh teratasi

P:

 Melanjutkan intervensi berikutnya

S:

 Klien Mengatakan Sudah memahami


pengetahuan tentang penyempitan pembuluh
darah arter

O:

 Klien menjelaskan tentang penyempitan


pembuluh darah arteri

A:

 Masalah Teratasi

P:

 Melanjutkan Intervensi berikutnya

Anda mungkin juga menyukai