Kelompok 4b
2. Anatomi Fisiologi
Secara Fisiologi jantung adalah salah satu tubuh yang paling vital fungsinya dibandingkan dengan organ tubuh vital lainnya.
Dengan kata lain apabila fungsi jantung mengalami gangguan maka besar pengaruhnya terhadap organ-organ tubuh lainnya terutama ginjal
dan otak. Karena fungsi utama jantung adalah sebagai single pompa yang memompakan darah ke seluruh tubuh untuk kepentingan
metabolisme sel-sel demi ketergantungan hidup
3. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala hipertensi seperti keringat berlebihan, kejang otot, sering berkemih dan denyut jantung yang cepat dan
tidak beraturan atau palpitasi. Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu pusing, muka merah, sakit
kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal dan lain- lain. Dan gejala hipertensi yakni meliputi pusing,
kaku tengkuk, kaku bahu, kesemutan, mual, lemas, sakit pinggang dan sesak nafas. faktor yang mempengaruhi gejala hipertensi
yaitu adanya kerusakan/gangguan vaskuler dengan manifestasi yang khas sesuai dengan sistem organ yang divaskularisasi.
4. Etiologi
Berdasarkan etiologinya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu :
Hipertensi esensial atau hipertensi primer
Hipertensi ini merupakan hipertensi yang tidak diketahui peyebabnya atau disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat 95% kasus
(Smeltzer & Bare, 2001). Banyak faktor yang mempengaruhinya, seperti jenis kelamin, genetik, usia, lingkungan, sistem renin
angiotensin dan sistem saraf otonom. Faktor-faktor lainya yaitu merokok, konsumsi garam berlebih, alkohol, obesitas, stres dan
kurang berolahraga/aktivitas fisik. (Lauralee, 2001; dalam Rahmadani, 2011)
Hipertensi sekunder
Hipertensi ini terdapat sekitar 5% kasus dari semua prevalensi hipertensi. Penyebab spesifiknya diketahui, misalnya; penyakit
ginjal (glomerulonefritis akut, nefritis kronis, penyakit poliartritis, diabetes nefropati), penyakit endokrin (hipotiroid,
hiperkalsemia, akromegali), koarktasio aorta, hipertensi pada kehamilan, kelainan neurologi, obat-obat dan zat-zat lain
(Lauralee, 2001; dalam Rahmadani, 2011).
5. Patofisiologi
Terjadinya hipertensi disebabkan oleh beberapa faktor berikut, yaitu:
•Perubahan struktural dan fungsional pada pembuluh darah.
Perubahan struktural pada pembuluh darah seiring bertambahnya usia meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan,
dalam relaksasi otot polos pembuluh darah. Perubahan ini akan menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah
•Peningkatan aktivitas saraf simpatis
Peningkatan aktivitas saraf simpatis dihubungkan dengan terjadinya peningkatan usia seseorang. Peningkatan usia juga akan diikuti dengan
penurunan sensitivitas baroreseptor. Peningkatan aktivitas simpatis akan meningkatkan resistensi vaskuler. Sel endotel pada pembuluh darah akan
lebih cenderung untuk vasokonstriksi akibat peningkatan aktivitas simpatis dan hal ini akan memperparah resistensi sistemik. Peningkatan usia
juga mengakibatkan penurunan fungsi ginjal karena penurunan jumlah nefron pada ginjal.
6. Klasifikasi
Hipertensi dapat dikelompokkan dalam dua kategori besar yaitu hipertensi primer (hipertensi esensial) dan hipertensi sekunder. Pengelompokan
ini ditinjau dari unsur penyebabnya.
1. Hipertensi Primer
Hipertensi primer juga disebut hipertensi esensial atau idiopatik dan merupakan 95% dari kasus-kasus hiepertensi Hipertensi esensial hingga saat
ini masih belum di ketahui penyebabnya. Selama 75 tahun terakhir telah banyak penelitian untuk mecari etiologinya. Adanya mekanisme
kompensasi yang kompleks dan konsekuensi sekunder dari hipertensi yang sudah ada telah menyebabkan penelitian etiologinya semakin sulit dan
observasi ini terbuka untuk berbagai interpretasi,
2. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder merupakan penyakit ikutan dari penyakit yang sebelumnya diderita. Sekitar 5 % kasus hipertensi ini telah di ketahui
penyebabnya. Penyakit yang memicu timbulnya hipertensi sekunder diantaranya penyakit-penyakit pada ginjal, pada kelenjar adrenal, pada
kelenjar tiroid, efek obat-obatan, kelainan pembuluh darah, serta pada kehamilan (pre-eklamsia).
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu :
a. Pemeriksaan yang segera
1) Darah rutin (Hematokrit/hemoglobin)
2) Blood Unit Nitrogen/kreatinin
3) Glukosa
4) Kalium serum
5) Kolesterol dan trigliserid serum
6) Pemeriksaan tiroid
7) Kadar aldosteron urin/serum
8) Urinalisa
9) Steroid urin 10. EKG
Lanjutan……..
b. Pemeriksaan lanjutan (tergantung dari keadaan klinis dan hasil pemeriksaan yang pertama)
1) IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit parenkim ginjal, batu ginjal / ureter
2) CT Scan : mengkaji adanya tumor celebral, encelopati
3) IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : batu ginjal, perbaikan ginjal
4) USG : untuk melihat struktur ginjal dilaksanakan sesuai kondisi Klinis pasien.
8. Komplikasi
Pada hipertensi ringan dan sedang komplikasi yang terjadi adalah pada mata, ginjal, jantung, dan otak. Pada mata berupa pendarahan
retina, gangguan penglihatan sampai kebutaan. Gagal jantung merupakan kelainan yang sering ditemukan pada hipertensi berat di samping
kelainan koroner dan miokard. Pada otak sering terjadi pendarahan yang disebabkan oleh pecahnya mikroaneuresma yang dapat
mengakibatkan kematian. Kelainan lain yang dapatterjadi adalah proses tromboemboli dan serangan iskemia otak sementara (transiet
ischemic attack) (Suyono, 2004).
serum elektrolit –K 3,9 (3,9), Na 142 (139), BUN 32 mg/dl (8 –25), serum creatinin 0,9 mg/dl (0,6 –1,5), glukosa puasa 105 mg/dl (70 –110),
serum asam urat 10 mg/dl (3 –7), hb 15 (13 –17), WBC 9000 (60000 –10000), serta adanya kenaikan dari normal, kolesterol total puasa dan
trigliserida.
1 Nutrisi
.
Makan
Minum
2 Eliminasi
.
Buang Air Kecil (BAK)
Vasokontriksi
Gangguan Sirkulasi
Otak
Nyeri Kepala
Ds Pembuluh Darah
•Pelaksanaan
O:
A:
P:
S:
O:
A:
Masalah Teratasi
P: