Disusun oleh:
FAKULTAS KEPERAWATAN
KATA PENGANTAR
1
I
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan.
Makalah ini merupakan salah satu tugas yang di berikan oleh ibu dosen
Denni Fransiska Helena M, S.kep., M.kep selain itu makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan para pembaca dan juga bagi para penulis.
Saya menyadari bahwa karena keterbatasan waktu dan pengetahuan yang saya
miliki, dalam pemaparan makalah ini masih terdapat kekurangan, untuk itu kami
sangat mengharapkan saran dan masukan yang bersifat membangun guna
memperbaiki laporan ini agar menjadi lebih baik sehingga dapat member manfaat
bagi saya maupun orang lain.
Penyusun
DAFTAR ISI
2
I
KATA
PENGATAR……………………………………………………………………………………
……………………….i
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………………………
……………………..ii
BAB I 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah..................................................................................................2
BAB II 3
TINJAUAN PUSAKA 3
2.1 Pengertian penyakit jantung rematik..................................................................3
2.2 Anatomi dan Fisiologi jantung rematik..............................................................4
2.2.1
Anatomi…………………………………………………………………………………………
………………….
2.2.2
Fisiologi…………………………………………………………………………………………
……………………
2.3 Etilogi penyakit jantung rematik........................................................................7
2.4 Manifestasi klinis penyakit jantung rematik.......................................................8
2.5 Klasifikasi penyakit jantung rematik..................................................................9
2.6 Pemeriksaan penunjang penyakit jantung rematik..................................10
2.7 Komplikasi penyakit jantung rematik.....................................................11
2.8 Dampak terhadap sistem tubuh lainya penyakit jantung rematik...........11
2.9 Asuhan keperawatan secara teori dari penyakit jantung rematik............13
BAB III KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan.........................................................................................34
3
I
DAFTAR PUSAKA….
…………………………………………………………………………………...35
BAB I
PENDAHULUAN
4
I
5
I
BAB II
TINJAUAN PUSAKA
2.2.1 Anatomi
Jantung adalah organ otot yang berongga dan berukuran sebesar kepalan
tangan. Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke pembuluh darah dengan
kontraksi ritmik dan berulang. Jantung normal terdiri dari empat ruang, 2 ruang
jantung atas dinamakan atrium dan 2 ruang jantung di bawahnya dinamakan
ventrikel, yang berfungsi sebagai pompa. Dinding yang memisahkan kedua atrium
dan ventrikel menjadi bagian kanan dan kiri dinamakan septum.
Batas-batas jantung:
Kanan : vena cava superior (VCS), atrium kanan, vena cava
inferior (VCI)
Kiri : ujung ventrikel kiri
6
I
7
I
8
I
Untuk diagnosis rheumatic fever digunakan kriteria Jones yang pertama kali
diperkenalkan pada tahun 1944, dan kemudian dimodifikasi beberapa kali. Kriteria
ini membagi gambaran klinis menjadi dua, yaitu manifestasi mayor dan minor
9
I
grup A.4,11
- Kriteria
Mayokarditis
Karditis adalah komplikasi yang paling serius dan paling sering terjadi
setelah poli artritis. Pankarditis meliputi endokarditis, miokarditis dan
perikarditis. Pada stadium lanjut, pasien mungkin mengalami dipsnea ringan-
sedang, rasa tak nyaman di dada atau nyeri pada dada pleuritik, edema, batuk
dan ortopnea. Pada pemeriksaan fisik, karditis paling sering ditandai dengan
murmur dan takikardia yang tidak sesuai dengan tingginya demam. Gambaran
klinis yang dapat ditemukan dari gangguan katup jantung dapat dilihat pada
tabel 2.
Gangguan Ma
nif
est
asi
- Aktivitas ventrikel kiri meningkat
Regurgitasi Mitral
- Bising pansistolik di apeks, menyebar
ke aksila bahkan ke punggung
- Murmur mid-diastolik (carrey
coombs
10
I
murmur) di apeks
- Aktivitas ventrikel kiri meningkat
perifer.12
Friction rub pericardial menandai perikarditis. Perkusi jantung yang
redup, suara jantung melemah, dan pulsus paradoksus adalah tanda khas efusi
-Poliartritis Migrans
11
I
besar seperti sendi lutut, pergelangan kaki, siku, dan pergelangan tangan.
Gejala ini bersifat asimetris dan berpindah-pindah (poliartritis migrans).
Peradangan sendi ini dapat sembuh spontan beberapa jam sesudah serangan
namun muncul pada sendi yang lain. Pada sebagian besar pasien dapat
sembuh dalam satu minggu dan biasanya tidak menetap lebih dari dua atau
tiga minggu
Chorea sydenham terjadi pada 13-14% kasus rheumatic fever dan dua
kali lebih sering pada perempuan. Gejala ini muncul pada fase laten yakni
beberapa bulan setelah infeksi Streptococcus (mungkin 6 bulan). Manifestasi
ini mencerminkan keterlibatan proses radang pada susunan saraf pusat,
ganglia basal, dan nukleus kaudatus otak. Periode laten dari chorea ini cukup
lama, sekitar tiga minggu sampai tiga bulan dari terjadinya rheumatic fever.
Gejala awal biasanya emosi yang lebih labil dan iritabilitas. Kemudian diikuti
dengan gerakan yang tidak disengaja, tidak bertujuan, dan inkoordinasi
muskular. Semua bagian otot dapat terkena, namun otot ekstremitas dan
wajah adalah yang paling mencolok. Gejala ini semakin diperberat dengan
-Eritema Marginatum
-Nodulus Subkutan
12
I
- Kriteria Minor
Demam biasanya tinggi sekitar 39oC dan biasa kembali normal dalam waktu 2-3
minggu, walau tanpa pengobatan. Artralgia, yakni nyeri sendi tanpa disertai tanda-
tanda objektif (misalnya bengkak, merah, hangat) juga sering dijumpai. Artralgia
biasa melibatkan sendi-sendi yang besar. Penanda peradangan akut pada
pemeriksaan darah umumnya tidak spesifik, yaitu LED dan CRP umumnya
meningkat pada rheumatic fever. Pemeriksaan dapat digunakan untuk menilai
perkembangan penyakit
1. stadium I
Berupa infeksi saluran nafas oleh kuman Beta Strepococcus Hemolyticus Grup
A. Keluhan : Demam, Batuk, Rasa sakit waktu menelan, muntah, Diare,
Peradangan pada tonsil yang disertai eskudat
2. Stadium II
13
I
Stadium ini disebut juga preiode laten, ialah masa antara infeksi streptococcus
dengan permulaan gejala demam reumatik; biasanya periode ini berlangsung 1-3
minggu, kecuali korea yang dapat timbul 6 minggu atau bahkan berbulan-bulan
kemudian
3. Stadium III
Yang dimaksud dengan stadium III ini fase akut demam reumatik/ penyakit
jantung reumatik. Manifestasi klinis tersebut dapat digolongkan dalam gejala
peradangan umum dan manifestasi spesifik demam rematik / penyakit jantung
remaatik
4. Stadium IV
Disebut juga stadium inaktif. Pada stadium ini penderita demam reumatik tanpa
kelainan jantung/ penderita penyakit jantung reumatik tanpa gejala sisa katup
tidak menunjukkan gejala apa-apa.
Pada penderita penyakit jantung rematik dengan gejala sisa kelainan katup
jantung, gejala yang timbul sesuai dengan jenis serta beratnya kelainan. Pada fase
ini baik penderita demam reumatik maupun penyakit jantung reumatik sewaktu-
waktu dapat mengalami reaktivitas penyakitnya
14
I
a. Pemeriksaan Laboratorium
15
I
muncul.4
16
I
Gagal jantung
Aritmia
Edema paru
Emboli paru
Endokarditis
a. Munculnya Dispne
b. Munculnya Edema
17
I
Perifer biasanya keluhan dari penderita adalah pada saat bangun tidur di pagi
hari, kaki masih tampak normal. Namun semakin siang kaki dan pergelangan
kaki membengkak dan apabila ia membuka sepatu, maka ia tidak akan dapat
lagi mengenakannya
c. Munculnya sianosis
Sinus-sinus hati pada gagal jantung selalu terdapat darah yang sangat
berlebihan, sehingga hati akan membengkak dan pada palpasi akan terasa
lunak dan sakit (Citra Kunia putrid dan Trisna insane nor, 2013)
d. Selain mengenai jantung demam rematik juga menimbulkan efek sistemik
lain. Efek tersebut antara lain adalah inflamasi dan nyeri sendi migratoei
(berpindah-pindah), munculnya nodus-nodus kulit, dan kadang-kadang
ruam. Sistem saraf pusat dapat terserang sehingga terjadi perubahan
perilaku, kecanggungan dalam berjalan dan berbicara, dan munculnya jenis
gerakan yang disebut korea yang di tandai dengan gerakan spontan
menyentak. Manifestasi sistem saraf ini biasanya berkurang dalam beberapa
minggu atau bulan.
A. Pengkajian
18
I
19
I
20
I
21
I
22
I
pematasan
aktivitas
2. Nyeri akut Goal : pasien tidak Manajemen nyeri
berhubungan akan mengalami nyeri 1. Kaji
dengan agen selama dalam secara
cedera biologis perawatan komphere
Objektif : klien akan nsif
terbebas dari nyeri tentang
setelah dilakukan nyeri,
tindakan keperawatan meliputi
selama 1x24 jam lokasi,
dengan kriteria hasil : karakterist
1. Mengontrol ik nyeri,
nyeri : durasi,
mengenal frekuensi,
faktor intersitas
penyebab atau
nyeri, tindakan beratnya
pencegahan, nyeri, dan
tindakan faktor
pertolongan presipitasi
non analgetik, 2. Berikan
menggunakan informasi
analgetik tentang
dengan tepat, nyeri,
mengenal seperti
tanda-tanda penyebab,
pencetus nyeri berapa
untuk mencari lama
23
I
pertolongan, terjadi,
melaporkan dan
gejala kepada tindakan
tenaga pencegaha
kesehaan n
2. Menunjukkan 3. Ajarkan
tingkat nyeri pengunaan
frekuensi teknik
nyeri, lama non-
nyeri, ekspresi farmakolo
nyeri gi
(misalnya
: relaksasi,
imajinasi
terbimbing
, terapi
musik,
diktraksi,
imajinasi
terbimbing
masase)
4. Evaluasi
keefektifa
n dari
tindakan
mengontro
l nyeri
5. Kolaborasi
24
I
pemberian
analgetik
3. Hipertermi Goal : pasien tidak Penanganan
berhubungan akan mengalami hipertermia
dengan proses hipertemi selama 1. Observasi
penyakit dalam perawatan. suhu
Objektif : pasien dapat sesering
menunjukkan mungkin
termoregulasi yang 2. Observasi
baik setelah dilakukan tekanan
tindakan keperawatan darah,
selama 1x24 jam nadi, dan
dengan kriteria hasil : frekuensi
1. Suhu tubuh nafas
dalam batas 3. Observasi
normal penurunan
2. Tidak sakit tingkat
kepala kesadaran
3. Nadi dalam 4. Observasi
batas normal adanya
4. Frekuensi aritmea
nafas dalam 5. Berikan
batas normal anti piretik
5. Tidak ada 6. Berikan
perubahan pengobata
warna kulit n untuk
mengatasi
penyebab
demam
25
I
7. Selimuti
klien
8. Berikan
cairan
intravena
9. Kopres
cairan
pada
lipatan dan
aksila
4. Keridakseimba Goal : pasien akan Manajemen
ngan nutrisi meningkatkan asupan nutrisi dan
kurang dari nutrisi yang adekuat observasi nutrisi
kebutuhan selama dalam 1. Identifikas
berhubungan perawatan i faktor
dengan Objektif : kebutuhan penyebab
anoreksia nutrisi adekuat setelah mual.
dilakukan tindakan Muntah
keperawatan selama 2. Tanyakan
4x24 jam dengan pada klien
kreteria hasil: tentang
1. Adanya alergi
peningkatan makanan
berat badan 3. Timbang
2. Tidak berat
terjadinya badan
penurunan klien pada
berat badan interval
3. Klien mampu yang tepat
26
I
mengidentifika 4. Anjurkan
si kebutuhan masukan
nutrisi kalori
4. Asupan nutrisi yang tepat
dan cairan yang
adekuat sesuai
5. Klien dengan
melaporkan gaya hidup
keadekuatan 5. Anjurkan
tingkat energi peningkata
n
pemasuka
n protein
dan
vitamin b
6. Anjurkan
agar
banyak
makan dan
buah serta
minum
7. Diskusi
dengan
ahli gizi
dalam
menentuka
n
kebutuhan
27
I
kalori dan
protein
8. Ciptakan
lingkunga
yang
menyenan
gkan
sebelum
makan
5. Intoleransi Goal : pasien akan Manajemen
aktivitas meningkatkan energi
toleransi terhadap 1. Tentukan
aktivitas selama dalam keterbatas
perawatan an klien
Objektif : klien dapat terhadap
menunjukan toleransi aktivitas
terhadap aktivitas 2. Dorong
setelah dilakukan pasien
tindakan keeprawatan untuk
selama 1x24 jam mengungk
dengan kriteria hasil : apkan
1. Klien dapat perasaan
menentukan tentang
aktivitas yang keterbatas
sesuai dengan an
peningkatan 3. Motivasi
nadi untuk
2. Mempertahank melakukan
an warna dan periode
28
I
kehangatan istirahat
kulit dan dan
aktivitas aktivitas
3. Melaporkan 4. Rencanaka
peningkatan n periode
aktivitas aktivitas
harian. saat klien
memiliki
banyak
tenaga
5. Bantu
klien
untuk
bangun
dari
tempat
tidur atau
duduk
disamping
tempat
tidur atau
berjalan
6. Bantu
klien
untuk
mengident
ivikasi
aktivitas
29
I
yang lebih
disukai
7. Evaluasi
program
peningkata
n tingkat
aktivitas
D. Implementasi
E. Evaluasi
Kasus
30
I
A. Pengkajian
I. Identitas klien dan keluarga (Penanggung jawab)
a. Identitas Kien
Nama : An. D
Umur : 8 thn
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama :
Pendidikan :
Suku Bangsa :
Alamat :
No.Medrec :
Dx. Medis : Penyakit jantung rematik
Tgl. Masuk :
Tgl. Pengkajian :
b. Penanggung Jawab
Nama : Ny.D
31
I
Umur :
Pekerjaan :
Hub. Dengan klien : Keluarga (ibu)
32
I
Tidak dikaji
c. Penyakit, operasi, pemeriksaan/tindakan medis atau cedera
Sebelumnya
Tidak dikaji
d. Penyakit pada masa kanak-kanak
Tidak dikaji
e. Riwayat alergi
Tidak dikaji
f. Imunisasi
Tidak dikaji
g. Pengobatan
Tidak dikaji
VI. Riwayat Tumbuh Kembang
a. Riwayat Pertumbuhan
Tidak dikaji
b. Riwayat Perkembangan
Tidak dikaji
33
I
RS
1 Nutrisi:
a. Makan
Jenis, jumlah porsi dan frekuensi
(berapa kali sehari) makanan yang apa
saja yang dimakan (termasuk makan
pokok, dan cemilannya)
Untuk bayi ASI / PASI, Makanan
tambahan sejak kapan diberikan
Nafsu makan Kurang nafsu
makan
34
I
35
I
disukai
Teman bermain yang disukai
Waktu - waktu yang digunakan ketika
bermain
5 Kebersihan Diri (personal Hygiene)
Mandi
Berapa kali sehari, memakai
sabun/tidak,mandi sendir/dibantu,
memakai air dingin/hangat.
Sikat Gigi
Berapa kali sehari, memakai
odol/tidak,sikat gigi sendiri/dibantu
Cuci Rambut
Berapa kali sehari/minggu,
memakai shampoo/tidak, dibantu/sendiri
36
I
37
I
7. Genetalia
Genitalia wanita
Genetalia pria
Tidak dikaji
Anus
Tidak dikaji
8. Ekstemitas
sakit sendi yang berpindah-pindah, nodul subcutan didaerah
persendian, dan chorea (+)
XIII. Data penunjang
Tidak terkaji
XIV. Analisa Data
Analisa data memuat interpretasi terhadap data senjang sehingga
memunculkan masalah keperawatan, dibuat dalam table analisa
Poliartritis/Artalgia
38
I
Nyeri Akut
Demam
39
I
DIAGNOSA INTERVENSI
NO KEPERAWAT RENCANA
TUJUAN RASIONAL
AN TINDAKAN
Nyeri akut b.d Tujuan jangka 1. Kolaborasi 4. Mengurangi
1. rematik heart pendek : untuk rasa nyeri
disiasae Nyeri akut b.d pemberian 5. Untuk
rematik heart obat kenyamanan
disesae analgetik pasien
Tujuan jangka 2. Mengatur 6. Untuk
panjang : posisi tubuh mengurangi
Setelah pasien tingkat
dilakukan 3. Edukasi kepanikan
tindakan pasien pasien
keperawatan terhadap 7. Untuk
2x24 jam. nyeri mengetahui
Diharapkan 4. Pantuan perkembang
nyeri akut nyeri an nyeri
terasi
Kriteria Hasil :
- Tidak 1. Observasi
ada TTV 1. Untuk
eritma 2. Kompres mengetahui
klien pada penurunan
daerah suhu klien
3. Kolaborasi 2. Mengurangi
untuk suhu tubuh
Tujuan jangka pemberian klien
40
I
Kriteria hasil
- Suhu :
360C
(normal)
41
I
BAB III
KESIMPULAN
2.9 Kesimpulan
Demam rematik adalah suatu penyakit radang yang terutama menyerang sususan
saraf pusat, kulit dan jaringan subkutis, penyebab penyakit dan faktor
lingkungan. Infeksi streptococcus beta hemolyticus grup A pada tenggorokan
selalu mendahului terjadinya demam rematik, baik pada serangan pertama
maupun serangan ulangan untuk menyebabkan serangan demam rematik,
pemeriksaan diagnostic / penunjang pada diagnosis demam rematik akut di bagi
3 golongan. Demam rematik tidak akan kambuh bila infeksi diatasi
42
I
Daftar Pustaka
https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=anatomi+dan+fisiologi+jantujg+rematik&btnG=&rlz=
43