(PAGT)
Oleh
YETTI WIRA CITERAWATI SY, S.Gz, M.Pd
ASUHAN GIZI
• Asuhan Gizi adalah
serangkaian kegiatan yang
terorganisir/terstruktur
yang memungkinkan untuk
identifikasi kebutuhan gizi
dan penyediaan asuhan
untuk memenuhi
kebutuhan gizi.
PERATURAN MENKES RI NO. 78 TAHUN 2013
TENTANG PEDOMAN PELAYANAN GIZI RS
Jika
tujuan
tidak
tercapai
= PAGT
PAGT/Proses asuhan gizi terstandar
• PAGT Pendekatan
sistematik dalam
memberikan pelayanan
yang berkualitas, melalui
serangkaian aktivitas yang
terorganisir meliputi
identifikasi kebutuhan gizi
sampai pemberian
pelayanannya untuk
memenuhi kebutuhan gizi.
PAGT
• AsDI memperkenalkan
PAGT yang diadopsi
dari NCP-ADA.
• PAGT dilakukan pada
pasien yang berisiko
malnutrisi
Kata kunci : Pendekatan Proses, berpikir
kritis, membuat keputusan,
memecahkan masalah dan kolaborasi
PAGT
• PAGT dapat meningkatkan
profesionalisme dietesien, secara
efektif sebagai pemberi pelayanan
asuhan gizi, melalui cara berpikir
dan membuat keputusan secara
kritis dalam upaya menangani
masalah gizi, sehingga dapat
memberikan asuhan gizi yang
berkualitas, aman dan efektif.
PAGT
Proses Asuhan Gizi Terstandar disusun
sebagai upaya peningkatan kualitas
pemberian asuhan gizi.
Proses Asuhan Gizi Terstandar adalah
struktur dan kerangka yang konsisten
yang digunakan untuk memberikan
asuhan gizi dan menunjukkan
bagaimana asuhan gizi dilakukan.
Proses tersebut mendukung dan
mengarah pada asuhan gizi secara
individual.
THANK YOU
FORMAT NCP
• Lingkaran tengah
menggambarkan
hubungan antara
dietesien dengan
klien/pasien.
Pentingnya kolaborasi
dengan klien.
Ket
Gambar
2
MODEL PAGT
ADIME
Kotak terdalam
merupakan
langkah proses
asuhan gizi
Ket
Gambar
2
ADIME
Ket
Gambar
2
MODEL PAGT
• Kotak terdalam
menggambarkan
kemampuan dietesien
dalam menerapkan PAGT,
berdasarkan 4 langkah
yang berkesinambungan
yaitu pengkajian gizi,
diagnosis gizi, intervensi
gizi sampai monitoring
dan evaluasi gizi.
Ket
Gambar
MODEL PAGT
3
Kotak tengah
menggambarkan
kekuatan dan
kemampuan praktisi
dietetic yang mendasari
pelaksanaan PAGT
Ket
Gambar
3
Ket
Gambar
MODEL PAGT
3
• Kotak tengah
memperlihat-
kan kompetensi
yang unik dari
seseorang
dietesien
dalam
menerapkan
PAGT.
Ket
Gambar
MODEL PAGT
3
• Pengetahuan dan
keterampilan dietetik
dietesien mengembangkan
kapasitasnya untuk berpikir
kritis, berkolaborasi dan
berkomunikasi serta
mendorong dietesien bekerja
berdasarkan fakta-fakta dan
kode etik profesi.
Ket
Gambar
4
MODEL PAGT
Kotak terluar
adalah faktor
lingkungan yang
dapat
mempengaruhi
proses asuhan
gizi berlangsung
Ket
Gambar
4
MODEL PAGT
• Kotak terluar
menunjukkan faktor
lingkungan yang
dapat berpengaruh
terhadap kemampuan
klien/pasien/
kelompok untuk
menerima dan
memperoleh manfaat
dari intervensi asuhan
gizi.
MODEL PAGT
Ket
Gambar
4
• Faktor lingkungan
tersebut antara lain :
1. Tempat pelayanan
asuhan gizi
2. Sistem pelayanan
kesehatan yang
menunjang
pelayanana asuhan
gizi
3. Ekonomi dan sistem
sosial yang ada
Ket
Gambar
4
MODEL PAGT
• Fokus utama dalam
model ini adalah
hubungan antara
klien/pasien dengan
dietesien.
MODEL PAGT
• Kunci keberhasilan
pelayanan asuhan gizi
terpusat pada hubungan ini,
yaitu bagaimana dietesien
dapat berkolaborasi dengan
klien/pasien, memberikan
pelayanan yang terfokus
pada klien/pasien melalui
pendekatan individu.
Kualitas hubungan antara dietesien dan klien dipengaruhi oleh :
MNT
DIET
THERAPY
= MNT
• (L.K. Mahan and S. Escott-Stump.2004. Krause’s Food, Nutrition, & Diet Therapy.11 th ed.
TERAPI GIZI MEDIK
• TGM pengaturan • TGM alur proses
jumlah serta jenis kegiatan
makanan dan jadwal
perencanaan makan
makana setiap hari
yang bertujuan sampai makanan
membantu disajikan kepada
peyembuhan pasien. pasien.
• TGM preskripsi diet, pelabelan makanan,
pemorsian makanan dan sampai makanan
disajikan kepada pasien (Almatsier, 2012)
KOMPONEN TGM
1. PENGKAJIAN STATUS GIZI PASIEN
C. Mobilitas
0= hanya diatas kasur atau dikursi roda
1=dapat beranjak dari kursi/kasur, tapi tdk mampu beraktivitas normal
2=mampu beraktivitas normal
Risiko tinggi
Konsultasikan kepada dokter dan dietetian untuk diagnosis lengkap serta
konsultasikan kepada dokter/dietetian untuk rekomendasi gizi individu dan
tindak lanjut
Risiko sedang
Konsultasikan kepada dokter untuk diagnosis lengkap. Pertimbangkan
intervensi gizi dengan dietetian. Periksa BB 2x/minggu dan evaluasi risiko gizi
tiap minggu. Bila perlu konsultasikan pada spesialis dokter untuk diagnosis
lengkap.
Risiko Rendah
Tidak ada intervensi gizi yang dioerlukan. Periksa BB secara teratur dan
evaluasi risiko gizi setiap minggu (atau menurut kebijakan RS)
HASIL PENELITIAN
• Penelitian Moeni, dkk (2012) di Iran
membandingkan STRONG kids , STAMP dan
PYMS pada 119 anak saat masuk RS. Hasilnya
bahwa ketiga alat skrining tersebut dapat
mengidentifikasi risiko malnutrisi pada anak,
tetapi dengan penggunaan yang berbeda.
• Metode PYMS dapat mengklasifikasikan risiko
tinggi malnutrisi dalam jumlah besar sedangkan
gagal untuk mengidentifikasi malnutrisi anak.
HASIL PENELITIAN
• STRONG kids memiliki korelasi yang kuat
dengan indeks antropometri dan mudah untuk
diaplikasikan, tanpa melakukan pengukuran
TB dan BB.
• STRONG kids dapat mendeteksi lebih besar
pasien malnourished.
• Studi ini menunjukkan STRONG kids
merupakan alat yang bermanfaat dan reliabel.
NEXT…….
• The STRONG-kids detected more children with moderate
undernutrition compared to PYMS () and STAMP ().
• High risk determined by STRONG-kids was also associated with length
of stay ().
• PYMS was superior in detection of the severely undernourished
children compared to STRONG-kids () [13].
• Another study conducted by Moeeni et al. [26] that evaluated 162
children with PYMS, STAMP, and STRONG-kids to full nutritional
assessment in New Zealand recommended that STRONG-kids was the
most reliable tool.
• Only high and moderate risk children using PYMS ( and , resp.) and
STRONG-kids ( and , resp.) had significantly longer admissions than low
risk group [26].
HASIL PENELITIAN
• Penelitian yang dilakukan di RSHS
Bandung,2014 tentang validitas skrining gizi
untuk anak-anak di RS dimana dalam
penelitian tersebut membandingkan skrining
gizi antara STRONG kids, PYMS, STAMP dan
SGNA.
• Berdasarkan penelitian tersebut bahwa PYMS
merupakan alat skrining yang dapat
diandalkan.
13). Adaptasi Strong Kids(STRONG-Kids)
Parameter Skor :
1.
Apakah pasien tampak kurus?
a. Tidak 0
b. Ya 1
2.
Apakah terdapat penurunan BB selama satu bulan terakhir?
(Berdasarkan penilaian objektif data BB bila ada/penilaian subjektif dari
orang tua pasien ATAU untuk bayi<1 tahun : BB naik selama 3 bulan
terakhir )
a. Tidak 0
a. Ya 1
3.
Apakah terdapat salah satu dari kondisi berikut ?
Diare > 5 kali/hari dan atau muntah> 3 kali/hr dalam seminggu terakhir 0
Asupan makanan berkurang selama 1 minggu terakhir 1
4.
Apakah terdapat penyakit atau keadaan yang mengakibatkan pasien
berisiko mengalami malntrisi? (lihat tabel dibawah ini)
a. Tidak 0
a. Ya 2
TOTAL SKOR
Sudah dibaca dan diketahui oleh Dietesien (diisi oleh dietesien)
diberitahukan ke Dokter (Coret salah satu)
Ya, pukul……………………. Tidak
13). STRONG-Kids
Diare kronik (lebih dari 2 mgg) Kelainan anatomi daerah mulut yang
(Suspect) PJB menyebabkan kesulitan makan (misal : bibir
(Suspect) Infeksi HIV sumbing)
(Suspect) Kanker Trauma
Penyakit hati kronik Kelainan metabolic bawaan (inborn error
Penyakit Ginjal Kronik metabolism)
TB Paru retardasi mental
Luka Bakar luas keterlambatan perkembangan
Lain-lain (berdasarkan pertimbangan dokter ) Rencana/paskaoperasi mayor (misal :
…………… laparatomi, toraktomi)
Terpasang stoma
INTERPRETASI :
1. = Risiko Rendah
1-3 = Risiko sedang
4-5 = Risiko Berat
SKRINING GIZI IBU HAMIL
TUGAS
• KOMPILASI SEMUA SCREENING TOOLS YANG TELAH DIBUAT
Tool Tujuan Sasaran Yang Parameter Kelebihan Kekurangan Validitas Reliabilitas Kapan Analisis
s Melakukan Interpretasi
Mengidentifikasi Dewasa Ahli gizi, 1. Riwayat Medis Relative Tidak Sensitifit Kappa 0,78 24 jam Tiap
SGA pasien yang Anak- perawat Perubahan sederhana mampu as 84,3 pertam parameter
malnutrisi atau anak Berat Badan non mendet % a diberi
yang beresiko Pasien Perubahan invasive eksi st Spesi masuk penilaian
malnutrisi Kanker, asupan makan Murah atus fisitas rumah A,B,atau C
bedah, Gejala Cepat gizi 91,4 % sakit Jika
kronik gangguan tidak akut, A = Gizi
renal gastrointestinal membutuhk dan Baik
insufici Perubahan an alat hanya B=
ency, kapasitas medis fokus Malnutrisi
dialysis, fungsional Merupakan pada ringan
sirosis Ada tidaknya gold standar undern dan
hati kaitan penyakit dan utrisi beresiko
dan ICU dengan direkomend tidak malnutrisi
kebutuhan gizi asikan oleh efektif sedang
2. Pemeriksaan fisik ESPEN untuk C=
Hilangnya cukup mempr malnutrisi
lemak akurat ediksi berat
subkutan mudah outcom (Sacks,
Hilangnya dilakukan e dari 2000 dan
massa otot referensi ganggu Detsky,
Edema untuk an zat 1987)
pengemban gizi .
gan skrining
tool lain.
DAFTAR PUSTAKA
1. KeMenkes RI. 2014. Peraturan Menkes RI No.
78 Tahun 2013 Tentang Pedoman Pelayanan
Gizi RS. Kemenkes RI, Jakarta.
2. Hartono, Andry. 2006. Terapi Gizi dan Diet RS.
EGC, Jakarta.
3. Soenardi, Tuti., dkk. 2014. Mengangkat Gizi
dan Kuliner Makanan RS. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
4. Gutawa, Miranti., Fayakun, YL & Widyastuti,
Dyah. 2011. PAGT. Abadi Publishing &
Printing, Jakarta
TUGAS
• DARI 13 SKRINING :
1. TERJEMAHKAN KE B. INA
2. SKRINING DITUJUKAN UNTUK SIAPA?
3. BAGAIMANA CARA
PENGISIAN/PENGGUNAAN SKRINING
4. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
ASSESMENT/PENGKAJIAN GIZI
ASSESMENT GIZI
1. Dietary (Riwayat Terkait Gizi dan
Makanan/Riwayat Gizi) (FH)
2. Antropometri (AD)
3. Data Biokimia, tes medis, dan prosedur (BD)
4. Nutrition-Fokus tentang Fisik dan Klinis (PD)
5. Riwayat Klien (CH)
**Standar Pembanding (CS)
FH
(FOOD
HISTORY)
Dietary (Riwayat Terkait Gizi dan Makanan/Riwayat Gizi) (FH)
• FH 1.3.2 Parenteral
1. Formula/Larutan
2. Cairan Intravena (IV)
FH.1.4. ASUPAN SUBSTANSI BIOAKTIF
• FH 1.5.3. Asupan KH
1. KH Total
2. Gula
3. Zat Pati
4. IG
5. Beban Glikemik
6. Sumber KH
7. Ratio Insulin : KH
FH.1.5. ASUPAN ZAT GIZI MAKRO
1. CLIENT HISTORY
CH.1.1 DATA
PERSONAL
IDENTIFIKASI ?
URUTAN ASESMENT BERDASAR KASUS
2. FOOD HISTORY/RIWAYAT GIZI
FH.1. Asupan Makanan dan Zat Gizi
FH.2. Pemberian Makanan dan Zat Gizi
FH.3 .Penggunaan Obat2an atau obat alternatif
FH.4.Pengetahuan/kepercayaan/sikap
FH.5. Perilaku
FH.6. Faktor yang Mempengarhi Akses Makanan dan
Terkait Suplai Makanan/Gizi
FH.7. Aktifitas dan Fungsi Fisik
FH.8. Nilai-nilai Pasien/Klien Terkait Gizi
URUTAN ASESMENT
BERDASAR KASUS
3. ANTROPOMETRI
4. BIOKIMIA
5. FISIK KLINIS