PPN

&
PPnBM
Pokok Materi PPN

• PRINSIP - MEKANISME PPN – IDENTIFIKASI PPN

• SUBJEK & OBJEK PPN
• BARANG KENA PAJAK / JASA KENA PAJAK
• FASILITAS PPN
• FAKTUR PAJAK
• PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN
• RESTITUSI PPN
• PPn BM
• SPT MASA PPN
 DASAR HUKUM PPN INDONESIA
UU No.8/1983 UU No.11/1994 UU No.18/2000

Ps 20 : disebut dg UU No.42/2009
UU PPN 1984 Berlaku 1-4-2010

Nama
Tetap

Mulai berlaku sejak

1 April 1985 Ps.2 ay.(2) & Ps.14 ay.(1) huruf d
(PP No.1/1985) UU No.6/1983 jo UU No.16/2000
ttg KUP menyebut UU PPN dg nama
UU PPN 1984, tidak diubah
 MEKANISME PPN

PKP
KAS A
NEGARA Rp.160 Jt +
Rp.16 Jt
FP Rp.16 Jt
2 unit BKP
SSP Rp.10 Jt @ Rp.80 Jt.
a.n PKP B
FP Rp.10 Jt FP Rp.10 Jt FP Rp.12 Jt
+ SSP

Pemungut 1unit BKP PKP 1 unit BKP PKP 1 unit BKP PKP
PPN Rp.100 Jt.
B
Rp.100 Jt.
C
Rp.120 Jt.
D
Rp.100 Jt + Rp.100 Jt + Rp.120 Jt +
SSP Rp.10 Jt Rp.10 Jt Rp.12 Jt
 PAJAK ATAS KONSUMSI DALAM NEGERI
(GENERAL CONSUMPTION)

MULTI STAGE TAX

PAJAK OBYEKTIF

LEGAL KARAKTER TARIF TUNGGAL

PPN (INDONESIA)
PAJAK TIDAK LANGSUNG

NON CUMULATIVE

INDIRECT SUBSTRACTION/CREDIT/INVOICE METHOD

Pajak Penjualan (PPn) Catatan : nilai tambah yg diperhitungkan = 1.000

Pengusaha Harga Jual PPn 10% Bayar KN Harga dibayar

K
Benang 1.000 100 100 1.100 U
Tekstil 2.100 210 210 2.310 M
Garmen 3.310 331 331 3.641 U
Ped. Besar 4.641 464 464 5.105 L
Ped. Eceran 6.105 610 610 6.715 A
Jml dibayar oleh konsumen = 6.715 T
Jml pajak dipikul oleh konsumen = 1.715
I
F
Beban pajak yang dipikul oleh konsumen = 1.715/6.105 x 100% = 28%

Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Pengusaha Harga Jual PPN 10% Bayar KN Harga dibayar N
O
Benang 1.000 100 100 1.100 N
Tekstil 2.000 200 100 2.200
K
Garmen 3.000 300 100 3.300 U
Ped. Besar 4.000 400 100 4.400 M
U
Ped. Eceran 5.000 500 100 5.500 L
Jml dibayar oleh konsumen = 5.500 A
Jml pajak dipikul oleh konsumen = 500 T
I
Beban pajak yang dipikul oleh konsumen = 500/5.000 x 100% = 10% F
 TUKAR MENUKAR TUNAI
PENYERAHAN HAK
ATAS BKP KARENA JUAL BELI
SUATU PERJANJIAN
YANG MENIMBULKAN ANGSURAN
PENYERAHAN HAK
PENGALIHANBKP
KARENA PERJANJIAN PENYERAHAN BKP DLM
SEWA BELI/LEASING
PENYERAHAN RANGKA PRINSIP SYARIAH
YG PENY. DIANGGAP LGS
BARANG DARI PKP KE PIHAK YG
PENYERAHAN BKP
KEPADA PEDAGANG KENA PAJAK MEMBUTUHKANNYA
PERANTARA ATAU (Ps.1A ay.(1)
MELALUI JURU LELANG UU PPN 1984) PENYERAHAN BKP
SCR KONSINYASI (dihapus)

PENYERAHAN BKP
PEMAKAIAN SENDIRI/ DARI PUSAT KE CABANG
PEMBERIAN CUMA2 ATAU SEBALIKNYA DAN
PENYERAHAN ANTAR CABANG

PERSEDIAAN BKP DAN AKTIVA YG MENURUT TUJUAN SEMULA TDK UTK

DIPERJUALBELIKAN, YG MASIH TERSISA PD SAAT PEMBUBARAN PERUSAHAAN,
 Sejak
BUKAN PENYERAHAN BKP (1)
(Ps.1A ayat (2) UU PPN 1984
1-4-2010

PENGALIHAN BKP DLM

RANGKA PENGGABUNGAN
PELEBURAN, PEMEKARAN
PEMECAHAN, PENGAMBIALIHAN
USAHA DG SYARAT
PIHAK-PIHAKNYA ADALAH PKP
Serta pengalihan Barang Kena Pajak
untuk tujuan setoran modal
pengganti saham, dengan syarat pihak yang
melakukan pengalihan dan yang
menerima pengalihan adalah
Pengusaha Kena Pajak;
BKP YG MENURUT
TUJUAN SEMULA TIDAK
UTK DIJUALBELIKAN
YG MASIH TERSISA
PADA SAAT PEMBUBARAN
PERSH DAN YG PMNYA TIDAK
DPT DIKREDITKAN SBGMN
PASAL 9 AYAT (8) B DAN C
 Sejak BUKAN PENYERAHAN BKP (2)
1-4-2010 (Ps.1A ayat (2) UU PPN 1984

PENYERAHAN BKP PENYERAHAN BKP

KEPADA MAKELAR SBG JAMINAN
UTANG PIUTANG

PENYERAHAN BKP
DARI PUSAT KE CABANG
ATAU SEBALIKNYA DAN
PENYERAHAN ANTAR CABANG
DALAM HAL PKP TELAH
MEMPEROLEH IJIN PEMUSATAN
TEMPAT PAJAK TERUTANG
Selingan Heula….

Penyerahan atau Bukan?

• PT. ABC dealer mobil menjual kepada konsumen.

• PT. ABC memberi bonus hasil produksi berupa sepatu
kepada karyawannya.
• PT. ABC menyerahkan persediaan barang dagang ke
cabang perusahaan.
• PT. ABC menyerahkan persediaan barang dagang ke
anak perusahaan.
• PT. ABC menjaminkan tanah/bangunan untuk
memperoleh kredit UKM.
• PT. ABC menitipkan barang ke PT. Gramedia untuk
menjualkan buku terbitannya
 PENGUSAHA
(Ps.1 angka 14 UU PPN 1984 )

ORANG BADAN
PRIBADI

DALAM LINGKUNGAN
PERUSAHAAN/PEKERJAAN

MELAKUKAN USAHA
MENGHASILKAN PERDAGANGAN

MENGIMPOR MEMANFAATKAN
BARANG BKP TDK BERWUJUD/
JKP DARI LUAR DI
DLM DAERAH PABEAN
MENGEKSPOR
MELAKUKAN
USAHA JASA
 PENGUSAHA
(Ps.1 angka 14 UU PPN 1984 )

MELAKUKAN PENYERAHAN BKP/JKP YG DIKENAKAN PAJAK,

KECUALI SEBAGAI PENGUSAHA KECIL
(Ps.1 angka 15 UU PPN 1984 )

SEJAK SEMULA BERMAKSUD MENYERAHKAN BKP/JKP

(Ps.2 ayat (1) PP No. 143/2000)

PENGUSAHA KENA PAJAK (PKP)

 SUBYEK PPN
BENTUK KERJA-
PKP SAMA OPERASI
(Ps.2 ay.(2) PP
No. 143/2000) NON
PKP
PENGUSAHA YG MELAKUKAN
ATAU SEJAK SEMULA ORANG PRIBADI/
BERMAKSUD MELAKUKAN BADAN YG MENG-
PENYERAHAN BKP/JKP IMPR BKP
(Ps.1 angka 15 UU PPN 1984 jo. (Ps.4 huruf b UU PPN 1984)
Ps.2 ayat (1) PP No. 143/2000)

OR.PRIBADI/BADAN OR.PRI./BADAN
Ps.4 huruf a, c, f YG MEMANFAATKAN YG MEMBANGUN
dan Ps.16D BKP TDK BERWUJUD/ SENDIRI DILUAR
UU PPN 1984 JKP DARI LUAR, KEG. USAHA/
DI DLM DAERAH PAB. PEKERJAANNYA
(Ps.4 huruf d & e UU PPN 1984) (Ps.16C UU PPN 1984)
 PENGUSAHA KECIL

MENYERAHKAN BKP MENYERAHKAN JKP

OMZET 1 th
TDK > 4,8 Milyar
 KEWAJIBAN PKP
(Ps.3A UU PPN 1984)

MEMILIKI MEMUNGUT MENYETOR MELAPORKAN

NPPKP PAJAK TERUT. PAJAK TERUT. PAJAK TERUT.

Menyelenggarakan
Melaporkan Membuat catatan perolehan Mengisi dan
usaha untuk Faktur Pajak & peredaran serta menyampaikan
dikukuhkan (Ps.13 UU PPN mengkreditkan PM SPT Masa PPN
sebagai PKP 1984) sesuai ketentuan (Ps.3 UU KUP)
(Ps.28 UU KUP &
Ps.9 UU PPN 1984)

PKP tidak membuat FP sanksi = 2% x DPP

Bukan PKP membuat FP sanksi pidana
 KEWAJIBAN PKP
(Ps.3A ayat (1)UU PPN 1984 jo Ps. 2 ayat (2) UU KUP)

WAJIB MELAPORKAN USAHA TIDAK

UTK DIKUKUHKAN SBG PKP LAPOR

BAGI PECIL YG DLM SUATU

MASA PAJAK DLM 1 th BUKU SELAMBAT- DENDA
MENCAPAI JML PEREDARAN LAMBATNYANYA 2% x DPP
DI ATAS BATAS MAX.,SELAM- SBLM MELAKUKAN (Ps.14 UU KUP)
BAT-LAMBATNYA PD AKHIR PENYERAHAN
MASA PAJAK BERIKUTNYA BKP/JKP
(Ps.4 ay.(4)+(6) Kep DJP
(Ps.4 ay.(5) huruf b Kep DJP No.161/PJ/2001,19-2-2001)
No.161/PJ/2001,19-2-2001)

Wajib
Dpt memilih melaksanakan
Pengusaha kecil utk dikukuhkan kewajiban PKP
(Ps.4 ay.(5) huruf b Kep DJP (Ps.3A ay.(2)
No.161/PJ/2001,19-2-2001) menjadi PKP UU PPN 1984)
OBJEK PPN :
Ps.4,
Ps. 16 C dan
Ps. 16 D
UU PPN 1984
OBJEK PAJAK
OBJEK PAJAK
Pasal 4
PPN DIKENAKAN ATAS

Ps. 4 ay. (1) huruf a Ps. 4 ay. (1) huruf e

PENYER. BKP DI DLM DAERAH PEMANFAATAN JKP DR LUAR DAERAH PAB
DI DLM DAERAH PABEAN
PAB. YG DILAKUKAN PENGUSAHA
Ps. 4 ay. (1) huruf b
Ps. 4 ay. (1) huruf f
IMPOR BKP EKSPOR BKP BERWUJUD OLEH PKP
Ps. 4 ay. (1) huruf c
PENYER. JKP DI DLM DAERAH Ps. 4 ay. (1) huruf g
PAB. YG DILAKUKAN PENGUSAHA EKSPOR BKP TDK BERWUJUD
OLEH PKP
Ps. 4 ay. (1) huruf d
PEMANFAATAN. BKP TDK BERWUJUD Ps. 4 ay. (1) huruf h
DARI LUAR DI DLM DAERAH PABEAN EKSPOR JKP OLEH PKP

Ps. MEMBANGUN SENDIRI YG DILAKUKAN TIDAK DALAM

16C KEGIATAN USH/PEK. OLEH ORANG PRIBADI/BADAN
PENYER. BKP BERUPA AKTIVA YG MENRT TUJUAN SEMULA Ps.
TDK UTK DIPERJUALBELIKAN OLEH PKP, KECUALI PM-NYA TDK
16D 18
DPT DIKREDITKAN BERDASARKAN Ps 9 AY. (8) HURUF b & c
 PEMANFAATAN BKP TIDAK BERWUJUD DAN JKP
DARI LUAR, DI DALAM DAERAH PABEAN
(Permenkeu No. 40/PMK.03/2010, 22 Februari 2010)

Dilaporkan dlm SPTMasa PPN

FOREIGN Masa Pajak saat pajak terutang
PLc. yaitu April 2010

TEKNOLOGI ROYALTY KN
& & FEE
MARKETING Rp300 juta SSP
Nama : FOREIGN PLc.
PPN Alamat : JERMAN
10% NPWP : 000000000.237.000
PT PPN : Rp 30.000.000,00
FAR- Masa Pajak : APRIL 2010
MASI Jakarta, 15 MEI 2010
PT FARMASI
SSP = FP NPWP : 01.237.457.4.237.000
19
PPN = PM dpt dikreditkan Tanda Tangan
 BARANG KENA PAJAK
Ps.1 angka 2 Ps.1 angka 3
UU PPN 1984 Dikenakan UU PPN 1984 :
Barang : PPN Barang Kena Pajak

Ps.4A ay. (1)

BERWUJUD UU PPN 1984

TDK BERWUJUD

tdk bergerak bergerak

Pada dasarnya semua barang dikenakan PPN,

Kecuali yang ditentukan lain oleh Undang-undang
 Barang hasil pertambangan atau
hasil pengeboran yang diambil
langsung dari sumbernya, tidak termasuk
hasil pertambangan batu bara

Barang kebutuhan pokok yang

sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak

BARANG
TIDAK KENA Makanan dan minuman yang disajikan di
PAJAK hotel, restoran, rumah makan, warung,
(Ps. 4A ay.2) dan sejenisnya baik yang dikonsumsi di
tempat maupun tidak, termasuk makan-
an dan minuman yang diserahkan oleh
usaha jasa boga atau katering

Uang, emas batangan dan surat berharga

21
 Minyak mentah (crude oil)

Gas bumi, tidak termasuk gas bumi seperti elpiji

yang siap dikonsumsi langsung oleh masyarakat

Panas bumi

Asbes, batu tulis, batu setengah permata, batu kapur,

BR. HASIL PERTAM- batu apung, batu permata, bentonit, dolomit, felspar
BANGAN ATAU PE- (feldspar), garam batu (halite), grafit/andesit, gips,
NGEBORAN YANG kalsit, kaolin, leusit. magnesit, mika, marmer, nitrat,
DIAMBIL LANGSUNG opsidien, oker, pasir dan kerikil, pasir kuarsa, perlit,
DARI SUMBERNYA fosfat (phospat), talk, tanah serap (fullers earth), ta-
nah diatome, tanah liat, tawas (alum), tras, yarosif,
zeolit, basal, dan trakkit.

Batubara sebelum diproses menjadi briket

Batubara (dihapus)

Bijih besi, bijih timah, bijih emas, bijih tembaga,

bijih nikel, bijih perak, serta bijih bauksit
22
 Beras, gabah, jagung, sagu, kedelai, garam

Daging, yaitu daging segar tanpa diolah tetapi telah me-

lalui proses disembelih, dikuliti, dipotong, didinginkan,
dibekukan, dikemas atau tidak, digarami, dikapur, dia -
samkan, diawetkan dengan cara lain, dan/atau direbus.

Telur, yaitu telur yang tdk diolah termasuk telur yang te-
lah dibersihkan, diasinkan atau dikemas
BR KEBUTUHAN
POKOK YG DI –
Susu, yaitu susu perah baik yg telah melalui proses didi-
BUTUHKAN RAK- nginkan maupun dipanaskan, tidak mengandung tambah-
YAT BANYAK an gula atau bahan lainnya, dan/atau dikemas atau tidak

Buah-buahan, yaitu buah-buahan segar yg dipetik, baik yg

telah melalui proses dicuci, disortasi, dikupas, dipotong,
diiris, di-grading, dan/atau dikemas atau tidak dikemas.

Sayur-sayuran, yaitu sayuran segar yang dipetik, dicuci,

ditiriskan, dan/atau disimpan pada suhu rendah, terma-
suk sayuran segar yang dicacah

23
FASILITAS SEJAK 2001 FASILITAS PPN/PPnBM
( Ps. 16B ayat (1) UU PPN 1984 )

PP
PAJAK TERUTANG DIBEBASKAN DARI
TDK DIPUNGUT PENGENAAN PAJAK

1. Kegiatan di kawasan/tempat tertentu di

dlm daerah Pabean
2. Penyer. BKP/JKP tertentu
3. Impor BKP tertentu
4. Pemanfaatan BKP tdk berwujud atau JKP
tertentu dari luar, di dlm Daerah Pabean

1. Mendorong ekspor yg merupakan prioritas nasional di Kaber/EPTE atau wil.

lain di dalam Daerah Pabean yang dibentuk khusus untuk itu
2. Menampung kemungkinan perjanj. dg. neg. lain dlm bid. Perdag. & investasi
3. Meningkatkan kesehatan & kesejahteraan masyarakat.
4. Menjamin tersedianya peralatan TNI/POLRI.
5. Meningkatkan pendidikan & pembangunan tempat ibadah 24
6. Mengembangkan armada angkutan umum.
 FASILITAS BEBAS
BARANG STRATEGIS

BR. MODAL BERUPA MESIN DAN PERALATAN

PABRIK BAIK DLM KEADAAN TERLEPAS/
PP No. 12/2001 TERPASANG. TDK TERMASUK SK CADANG
STL DIUBAH DG
BIBIT/BENIH
PP No. 31/2007
DARI BR. HASIL
IMPOR DAN PERTANIAN
PENYERAHAN
BR. HASIL PERTANIAN : Pertanian,Perkebunan,
Kehutanan, Peternakan, Perburuan, Penangkapan,
Perikanan yg diambil langsung dari sumbernya
DIBEBASKAN
MAKANAN TERNAK/BH BAKU
DARI PENGE- MAKANAN TERNAK
NAAN PPN
LISTRIK KECUALI UNTUK PERUMAHAN
DENGAN DAYA > 6600 WATT
PENYERAHAN
AIR BERSIH DIALIRKAN MELALUI PIPA OLEH

25
RUSUNAMI
BR MODAL BEBAS PPN
KELOMPOK BKP TERTENTU YANG ATAS
IMPORNYA DIBEBASKAN DARI PENGENAAN PPN
SENJATA, AMUNISI, ALAT ANGKUTAN DI AIR, ALAT ANGKUTAN DI BAWAH AIR, ALAT ANGKUTAN
DI UDARA, KENDARAAN LAPIS BAJA, KENDARAAN ANGKUTAN KHUSUS LAINNYA, DAN
KOMPONEN ATAU BAHAN YANG DIPERLUKAN DALAM PEMBUATAN SENJATA DAN AMUNISI
OLEH PT. PINDAD UNTUK KEPERLUAN TNI DAN POLRI YANG BELUM DIBUAT DI DALAM NEGERI

VAKSIN POLIO DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM PEKAN IMUNISASI NASIONAL (PIN)

BUKU-BUKU PELAJARAN UMUM, KITAB SUCI, DAN BUKU-BUKU PELAJARAN AGAMA

KAPAL LAUT, KAPAL ANGKUTAN SUNGAI, KAPAL ANGKUTAN DANAU DAN KAPAL ANGKUTAN
PENYEBERANGAN, KAPAL PANDU, KAPAL TUNDA, KAPAL PENANGKAP IKAN, KAPAL
TONGKANG DAN SUKU CADANG SERTA ALAT KESELAMATAN PELAYARAN ATAU ALAT
KESELAMATAN MANUSIA YANG DIIMPOR DAN DIGUNAKAN OLEH PERUSAHAAN PELAYARAN
NIAGA NASIONAL ATAU PERUSAHAAN PENANGKAPAN IKAN NASIONAL

PESAWAT UDARA DAN SUKU CADANG SERTA ALAT KESELAMATAN PENERBANGAN ATAU ALAT
KESELAMATAN MANUSIA, PERALATAN UNTUK PERBAIKAN ATAU PEMELIHARAAN YANG
DIIMPOR DAN DIGUNAKAN OLEH PERUSAHAAN ANGKUTAN UDARA NIAGA NASIONAL

KERETA API DAN SUKU CADANG SERTA PERALATAN UNTUK PERBAIKAN ATAU PEMELIHARAAN
SERTA PRASARANA YANG DIIMPOR DAN DIGUNAKAN OLEH PT. KERETA API INDONESIA (KAI)

PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK PENYEDIAAN DATA BATAS DAN PHOTO UDARA WILAYAH
NEGAARA R.I YANG DILAKUKAN OLEH TENTARA NASIONAL INDONESIA 26
KELOMPOK BKP TERTENTU YANG ATAS PENYERAHANNYA
DIBEBASKAN DARI PENGENAAN PPN
RUMAH SEDERHANA, RUMAH SANGAT SEDERHANA, RUMAH SUSUN SEDERHANA, PONDOK BORO,
ASRAMA MAHASISWA DAN PELAJAR SERTA PERUMAHAN LAINNYA, YANG BATASANNYA DITETAPKAN
OLEH MENKEU SETELAH MENDENGAR PERTIMBANGAN MENTERI PEMUKIMAN DAN PRASARANA
WILAYAH

SENJATA, AMUNISI, ALAT ANGKUTAN DI AIR, ALAT ANGKUTAN DI BAWAH AIR, ALAT ANGKUTAN DI
UDARA, KENDARAAN LAPIS BAJA, KENDARAAN ANGKUTAN KHUSUS LAINNYA, DAN KOMPONEN ATAU
BAHAN YANG DIPERLUKAN DALAM PEMBUATAN SENJATA DAN AMUNISI OLEH PT. PINDAD UNTUK
KEPERLUAN TNI DAN POLRI

VAKSIN POLIO DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM PEKAN IMUNISASI NASIONAL (PIN)

BUKU-BUKU PELAJARAN UMUM, KITAB SUCI, DAN BUKU-BUKU PELAJARAN AGAMA

KAPAL LAUT, KAPAL ANGKUTAN SUNGAI, KAPAL ANGKUTAN DANAU DAN KAPAL ANGKUTAN
PENYEBERANGAN, KAPAL PANDU, KAPAL TUNDA, KAPAL PENANGKAP IKAN, KAPAL TONGKANG DAN
SUKU CADANG SERTA ALAT KESELAMATAN PELAYARAN ATAU ALAT KESELAMATAN MANUSIA YANG
DIIMPOR DAN DIGUNAKAN OLEH PERUSAHAAN PELAYARAN NIAGA NASIONAL ATAU PERUSAHAAN
PENANGKAPAN IKAN NASIONAL

PESAWAT UDARA DAN SUKU CADANG SERTA ALAT KESELAMATAN PENERBANGAN ATAU ALAT
KESELAMATAN MANUSIA, PERALATAN UNTUK PERBAIKAN ATAU PEMELIHARAAN YANG DIIMPOR DAN
DIGUNAKAN OLEH PERUSAHAAN ANGKUTAN UDARA NIAGA NASIONAL

KERETA API DAN SUKU CADANG SERTA PERALATAN UNTUK PERBAIKAN ATAU PEMELIHARAAN SERTA
PRASARANA YANG DIIMPOR DAN DIGUNAKAN OLEH PT. KERETA API INDONESIA (KAI)

PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK PENYEDIAAN DATA BATAS DAN PHOTO UDARA WILAYAH NEGARA
R.I YANG DILAKUKAN OLEH TENTARA NASIONAL INDONESIA 27
 JASA KENA PAJAK
Ps.1 angka 5 Ps.1 angka 6
UU PPN 1984 Dikenakan
UU PPN 1984 :
Jasa: PPN Jasa Kena Pajak

Setiap kegiatan pelayanan berdasarkan suatu

perikatan atau perbuatan hukum yang Ps.4A ay. (1)
menyebabkan suatu barang atau fasilitas atau UU PPN 1984
kemudahan atau hak tersedia untuk dipakai

Termasuk jasa yang dilakukan untuk

menghasilkan barang karena pesanan
atau permintaan dengan bahan dan atas
petunjuk pemesan

Pada dasarnya semua Jasa dikenakan PPN,

Kecuali yang ditentukan lain oleh UU
 PENYERAHAN
JASA KENA PAJAK
(Ps.1 angka 7 jo penjelasan Ps.4 huruf c UU PPN 1984)

SETIAP KEGIATAN PEMBERIAN JASA

PEMBERIAN JASA KENA PAJAK DG
KENA PAJAK CUMA-CUMA

PEMAKAIANSENDIRI
JASA KENA PAJAK
 q. Jasa boga
atau katering
Ps.4A ay.(3) UU PPN 42/2009
Pelayanan
a. kesehatan o. Jasa telepon
p. Jasa
pengiriman
medik umum dgn uang
. logam uang dg wesel
pos
b. TIDAK
Pelayanan DIKENAKAN m. jasa bid.
n. jasa Pemerintahan
sosial PPN penyediaan umum
tempat parkir
c.
Pengiriman l. Perhotelan
surat dengan
perangko
SEJAK k. Tenaga kerja
1-4-2010
d.Jasa Keuangan Angkutan
umum di darat
j.
& air
e. g.Jasa Kesenian &
Jasa hiburan (pj. Penyiaran
pendidika
n h. i. tidak bersifat
Asuransi Tontonan)
f. Keagamaan iklan
 JASA KEUANGAN

UU 18/2000 PPN tidak dikenakan atas jasa perbankan. (Pasal 4A (3) huruf d)

PPN tidak dikenakan atas jasa keuangan, berupa:

1. jasa menghimpun dana dari masyarakat berupa giro, deposito
PERUBAHAN berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lain
yang dipersamakan dengan itu;
(UU 42/2009)
2. jasa menempatkan dana, meminjam dana, atau meminjamkan
dana kepada pihak lain dengan menggunakan surat, sarana
telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek, atau sarana
lainnya;
3. jasa pembiayaan, termasuk pembiayaan berdasarkan prinsip
syariah, berupa:
a) sewa guna usaha dengan hak opsi;
b) anjak piutang;
c) usaha kartu kredit; dan/atau
d) pembiayaan konsumen;
4. jasa penyaluran pinjaman atas dasar hukum gadai, termasuk
gadai syariah dan fidusia; dan
5. jasa penjaminan.
(Pasal 4A (3) huruf d)
KELOMPOK JKP TERTENTU YANG ATAS PENYERAHANNYA
DIBEBASKAN DARI PENGENAAN PPN
JASA YANG DITERIMA OLEH PERUSAHAAN PELAYARAN NIAGA NASIONAL ATAU PERUSAHAAN
PENANGKAPAN IKAN NASIONAL YANG MELIPUTI : JASA PERSEWAAN KAPAL, JASA
KEPELABUHAN MELIPUTI JASA TUNDA, JASA PANDU, JASA TAMBAK, DAN JASA LABUH, SERTA
JASA PERAWATAN ATAU REPARASI (DOCKING) KAPAL

JASA YANG DITERIMA OLEH PERUSAHAAN ANGKUTAN UDARA NIAGA NASIONAL YANG
MELIPUTI : JASA PERSEWAAN PESAWAT UDARA DAN DAN JASA PERAWATAN ATAU REPARASI
PESAWAT UDARA

JASA PERAWATAN ATAU REPARASI KERETA API YANG DITERIMA OLEH PT. KERETA API INDONESIA

JASA YANG DISERAHKAN OLEH KONTRAKTOR UNTUK PEMBORONGAN BANGUNAN (RS, RSS, RUMAH
SUSUN SEDERHANA,

JASA PERSEWAAN RUMAH SUSUS SEDERHANA, RS, RSS

JASA YG DITERIMA DEPARTEMEN PERTAHANAN, TNI ATAU POLRI DLM RANGKA PEMELIHARAAN DAN
PERBAIKAN PERALATAN DEP. PERTAHAHAN, TPESAWAT UDARA DAN SUKU CADANG SERTA ALAT
KESELAMATAI ATAU POLRI

JASA ANGKUTAN UMUM UDARA YG DISERAHKAN OLEH PERSH. ANGKUTAN UDARA NIAGA NASIONAL
KPD MASY. DI DAERAH TERTENTU YANG TIDAK TERSEDIA SARANA TRANSPORTASI LAINNYA YG
MEMADAI

JASA PENYEDIAAN JALAN TOL 33

 KAWASAN BERIKAT

KAWASAN PENGEMBANGAN
EKONOMI TERPADU (KAPET)

FASILITAS PPN
TIDAK KEMUDAHAN IMPOR UNTUK
DIPUNGUT TUJUAN EKSPOR (KITE)

KAWASAN BEBAS

IMPOR BKP YG DIBEBASKAN

PPN DITANGGUNG PEMERINTAH DARI BEA MASUK
 KEGIATAN MEMBANGUN SENDIRI
(Ps.16 C UU PPN 1984 jo. PMK 39/PMK.03/2010
jo PMK 163/PMK.03/2012

1. konstruksi utamanya terdiri dari kayu, beton,

pasangan batu bata atau bahan sejenis,
dan/atau baja; Pembangunan bertahap
2. diperuntukkan bagi tempat tinggal atau sepanjang masih dalam jangka
tempat kegiatan usaha waktu 2 tahun, diperlakukan
3. luas keseluruhan paling sedikit 200 m2 sebagai satu paket bangunan
Mulai 21 Nop 2012, 200 m2/lebih.
4. Dilakukan tdk dlm pekerjaan/kegiatan usahanya.

SAAT PEMBAYARAN :
selambat-lambatnya tanggal
15 bulan berikutnya dari
bulan dilakukan pengeluaran
 KEGIATAN MEMBANGUN SENDIRI

Pajak terutang pd LAPORAN :

saat dimulainya 1. PKP : SPT Masa PPN 1111
pembangunan 2. Non PKP dengan SSP Lb.3

Dasar Pengenaan Pajak
20% x seluruh biaya
yang dikeluarkan
(kecuali harga tanah)
Non NPWP :
Kolom NPWP pd SSP :
9 digit diisi angka 0 (nol)
3 digit diisi kode
KPP lokasi banguanan
3 digit terakhir 000
 SAAT PAJAK TERUTANG
(Ps.11 UU PPN 1984)

BRG. TDK BERGERAK

SAAT PENYER. saat penyer. hak untuk SAAT PEMBAY.
BKP/JKP menggunakan/menguasai Pembayaran diterima
BKP ybs, baik scr. hukum sebelum penyerahan
atau secara nyata kpd
BARANG BERGERAK pihak pembeli
saat penyer. langsung AKTIVA PERUS.&
kpd pembeli/pihak III EKSPOR BKP/JKP/ PERSED.BKP PD
utk & a.n pembeli atau SAAT PEMBUBAR.
penyer.kpd juru kirim/ BKP tdk Berwujud PERUSAHAAN
peng. jasa angkutan Saat BKP dikeluarkan
dari Daerah Pabean/Saat 1. Saat akte pembub.
Ekspor JKP ditandatangani
PENYERAHAN JKP 2. Nyata2 bubar
3. Berdasar penetapan
1. Saat tersedia fasilitas/ IMPOR BKP pengadilan
kemudahan untuk di- 4. Anggaran Dasar
pakai secara nyata. Saat BKP dimasukkan
2. Saat penagihan ke dlm Daerah Pabean
3. Saat pembay. yg men-
dahului penyerahan
SAAT BKP TDK BERWUJUD/JKP DR LUAR
DIMANFAATKAN DI DLM DAERAH PABEAN
 TEMPAT PAJAK TERUTANG
(Ps.12 UU PPN 1984)

PENYER.DI DLM IMPOR BKP KEGIATAN MEMBANGUN

DAERAH PABEAN
di tempat tinggal/tempat
kedudukan dan tempat
keg. usaha dilakukan,
yaitu di tempat pengusaha
dikukuhkan atau seha-
rusnya dikukuhkan.
SENDIRI DI LUAR LINGK.
di tempat BKP PERUSAHAAN/PEKERJAAN
dimasukkan ke dlm
Daerah Pabean Di tempat bangunan didirikan
(Kepmenkeu No.554/KMK.04/2000)
PEMANFAATAN BKP TDK BERWUJUD/
JKP DR LUAR DI DLM DAERAH PABEAN
Di tempat orang pribadi/badan yg memanfaatkan,
terdaftar sebagai Wajib Pajak

DITENTUKAN LAIN OLEH DJP SECARA JABATAN ATAU

ATAS PERMINTAAN TERTULIS DARI PKP
a. bila di tempat tinggal PKP tdk dilakukan kegiatan usaha, maka pajak
terutang di tempat kegiatan usaha dilakukan
b. pelaporan usaha di KPP yang wil.-nya meliputi tempat keg.usaha dilakukan
(a dan b sesuai dengan Kep.DJP No.KEP-525/PJ./2000, 6-12-2000)
c. satu tempat atau lebih yg ditetapkan DJP (permohonan pemusatan oleh PKP)
PEMUSATAN TEMPAT PAJAK TERUTANG

Permohonan diajukan PKP

ke Ka.Kanwil DJP
yg membawahi KPP

Untuk Pemusatan PPN terutang cukup memberitahukan

Dilampiri surat pernyataan bahwa administrasi penjualan
diselenggarakan secara terpusat pada tempat PPN yang terutang
yang dipilih sebagai tempat pemusatan PPN terutang
 DASAR PENGENAAN PAJAK (DPP)
(Ps.1 angka 17, 18, 19, 20, 26 UU PPN 1984 jo
Kepmenkeu No.567/KMK.04/2000, 26-12-2000)

Nilai berupa uang termasuk semua biaya yg diminta/

HARGA seharusnya diminta oleh Pengusaha krn penyer. BKP,
JUAL tdk termasuk PPN & pot. Harga dalam Faktur Pajak

Nilai berupa uang termasuk semua biaya yg diminta/

PENGGAN- seharusnya diminta oleh pemberi jasa krn penyer. JKP,
TIAN tdk termasuk PPN & pot. Harga dalam Faktur Pajak

NILAI Nilai berupa uang yg menjadi dasar perhitungan bea masuk

IMPOR ditambah pungutan lain oleh UU Pabean, tdk termasuk PPN

NILAI Nilai berupa uang termasuk semua biaya yg diminta/

EKSPOR seharusnya diminta oleh Eksportir (tecantum dlm PEB)

NILAI Nilai lain yang ditetapkan sebagai DPP untuk beberapa

LAIN penyerahan BKP dan JKP (KMK No.567/KMK.04/2000)
 NILAI LAIN SEBAGAI DPP

Obyek Pajak DPP PPN Terutang Keterangan

Harga Jual atau Penggantian PM dapat

pemakaian sendiri BKP dan atau JKP dikurangi laba kotor 10% x DPP dikreditkan

Harga Jual atau Penggantian PM dapat

pemberian cuma-cuma BKP dan atau JKP dikurangi laba kotor 10% x DPP dikreditkan

perkiraan Harga Jual rata-rata PM dapat

penyerahan media rekaman suara atau gambar 10% x DPP dikreditkan

perkiraan hasil rata-rata per judul film PM dapat

penyerahan film cerita 10% x DPP dikreditkan

harga jual eceran PM dapat

penyerahan produk hasil tembakau 10% x DPP dikreditkan

BKP berupa persediaan dan/atau

Harga Pasar Wajar PM dapat
aktiva yang semula tidak diperjualbelikan 10% x DPP dikreditkan
yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan

penyerahan jasa biro perjalanan atau jasa 10% (sepuluh persen) dari jumlah tagihan PM tidak dapat
biro pariwisata atau jumlah yang seharusnya ditagih 10% x DPP dikreditkan

10% (sepuluh persen) dari jumlah tagihan PM tidak dapat

jasa pengiriman paket atau jumlah yang seharusnya ditagih 10% x DPP dikreditkan

penyerahan Barang Kena Pajak dari Pusat ke Cabang Harga Pokok Penjualan/ PM dapat
Harga perolehan 10% x DPP dikreditkan
atau sebaliknya
 Obyek Pajak DPP PPN Terutang Keterangan

harga lelang PM dapat

penyerahan Barang Kena Pajak melalui juru lelang 10% x DPP dikreditkan

harga yang disepakati antara pedagang PM dapat

Penyerahan BKP melalui Pedagang Perantara perantara dengan pembeli 10% x DPP dikreditkan

penyerahan jasa pengurusan transportasi (freight

10% (sepuluh persen) dari jumlah yang PM tidak dapat
forwarding) yang di dalam tagihan jasa pengurusan ditagih atau seharusnya ditagih. 10% x DPP dikreditkan
transportasi tersebut terdapat biaya transportasi (freight charges)
Penyerahan Emas Perhiasan dan / atau jasa yang terkait 20% x harga jual Emas Perhiasan atau 20% x harga jual Emas
nilai penggantian. 10% x DPP Perhiasan atau nilai
dengan Emas Perhiasan oleh Pengusaha Emas Perhiasan. penggantian.
Selingan deui…
 FAKTUR PAJAK
(Per. Ment. Keu. No. 38/PMK.03/2010 jo
Per. Dirjen Pajak No. PER-24/PJ./2012)
 a. Nama, alamat, NPWP yg
menyerahkan BKP/JKP

b. Nama, alamat, NPWP Pem-

beli BKP/Penerima JKP

c. Jenis barang/jasa, jumlah

Harga Jual/Penggantian,
KETER. MINI- dan potongan harga Memenuhi
MAL YG WAJIB persyaratan
DICANTUMKAN d. PPN yang dipungut formal & ma-
DLM FAKTUR terial
PAJAK (Ps. 13 ay (9)
(Ps. 13 ay. 5 UU PPN 1984 e. PPnBM yang dipungut
jo PMK 151/PMK.03/2013)

f. Kode, Nomor Seri dan tgl

pembuatan Faktur Pajak

g. Nama dan tanda tangan

yang berhak menandata-
ngani Faktur Pajak

45
 KODE DAN NOMOR SERI FAKTUR PAJAK
(Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-24/PJ/2013)

Kode Transaksi Ex. Kode Cab. Th. Penerbitan Nomor Urut

Kode Status
0 = Normal
1 = Pengganti Nomor Seri Faktur Pajak

Kode Faktur Pajak

01 : Penyerahan kepada selain Pemungut PPN

02 : Penyerahan kepada Pemungut PPN Bendahara Pemerintah
03 : Penyerahan kepada Pemungut PPN lainnya
04 : Penyerahan dg DPP Nilai Lain selain kepada Pemungut PPN
05 : tidak digunakan lagi sejak 1 April 2010
06 : Penyerahan dengan tarif khusus selain kepada Pemungut PPN, ter-
Masuk penyerahan BKP kpd orang pribadi pemegang Paspor LN.
07 : Penyerahan dg PPN Tidak Dipungut selain kepada Pemungut PPN
08 : Penyerahan dengan PPN Dibebaskan selain kepada Pemungut PPN
09 : Penyerahan Aktiva Ps. 16D selain kepada Pemungut PPN
46
KESALAHAN PENGISIAN KODE & NOMOR SERI, FP MENJADI CACAT
 TATA CARA MEMPEROLEH
NOMOR SERI FP (Per-24/2012)

Langkah Pertama
PKP mengajukan permohonan kode aktivasi
dan password (Pasal 8 PER-24/PJ/2012)
• PKP datang ke KPP menyampaikan surat
permohonan kode aktivasi dan password.
• Dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja,
KPP akan menerbitkan kode aktivasi dan
password.
• KPP akan mengirim kode aktivasi ke
alamat PKP melalui pos, dan mengirim
password ke email PKP.
Hal-hal yang penting untuk diperhatikan:
Alamat pengiriman dan alamat email harus 47

ditulis dengan jelas dan benar agar kode

 TATA CARA MEMPEROLEH
NOMOR SERI FP (Per-24/2012)

Langkah Kedua
PKP mengajukan permintaan Nomor Seri Faktur Pajak (Pasal 9
PER-24/PJ/2012)
• PKP datang ke KPP menyampaikan surat permintaan Nomor Seri
Faktur Pajak. Syarat: PKP harus telah melaporkan SPT Masa PPN
3 (tiga) Masa Pajak sebelumnya.
• PKP meng-entry kode aktivasi dan password secara mandiri.
• KPP langsung memberikan surat pemberitahuan yang berisi block
number Nomor Seri Faktur Pajak ke PKP. (Pasal 9 ayat (3) PER-
24/PJ/2012)

Hal yang perlu diperhatikan:

• PKP hanya dapat membuat Faktur Pajak menggunakan Nomor Seri yang telah
48
diberikan oleh DJP.
 TATA CARA MEMPEROLEH
NOMOR SERI FP (Per-24/2012)

Langkah Ketiga
PKP menyampaikan nama pejabat/pegawai yang berhak
menandatangani Faktur Pajak
• PKP menyampaikan surat pemberitahuan nama dan contoh
tanda tangan pejabat/pegawai yang berhak menandatangani
Faktur Pajak, dilampiri dengan KTP/SIM/Paspor yang telah
dilegalisasi pejabat yang berwenang.
• Surat pemberitahuan tersebut wajib disampaikan paling lama
pada akhir bulan berikutnya sejak pejabat/ pegawai tersebut
mulai menandatangani Faktur Pajak

49
 ANGKA RUPIAH DALAM FAKTUR PAJAK
TIDAK SELALU SAMA DENGAN ANGKA RUPIAH
DALAM INVOICE/FAKTUR PENJUALAN

Setiap pembelian 2 ps sepatu dg Harga Jual a Rp 100.000,00

Pembeli memperoleh bonus 1 ps sandal dengan Harga Jual
Rp 57.500,00. Dalam kalkulasi Harga Jual sandal ini sudah
termasuk laba 15%.

Invoice Faktur Pajak

Penyerahan sepatu : 2 X Rp 100.000 = Rp 200.000 Rp 200.000

Bonus sandal = 100/115 x Rp57.500 *)= - Rp 50.000

Rp 200.000 Rp 250.000
Jumlah tagihan =
PPN terutang yang wajib dipungut = 10% x Rp 250.000 = Rp 25.000

*) DPP utk pemberian cuma-cuma = Harga Jual – laba kotor

50
 Perubahan Mulai
1 – 4 - 2010
a. PADA SAAT PENYERAHAN BKP/PENYERAHAN JKP

b. Pada saat penerimaan pembayaran dlm hal

penerimaan pembayaran terjadi sebelum pe-
nyerahan BKP/penyerahan JKP

SAAT PEMBUATAN
FAKTUR PAJAK
(Ps. 13 ay. (1a) & (2a) c. Pada saat penerimaan pembayaran termin
UU PPN 1984 jis Ps. 2 dlm hal penyerahan sebag. tahap pekerjaan
PERMENKEU No.38/PMK,
03/2010, Pasal Perdirjen
No. 24/PJ/2012

d. Pada saat PKP Rekanan menyampaikan tagihan

kepada Bendahara Pem. selaku Pemungut PPN

e. Paling lama pada akhir bulan penyerahan BKP/

JKP yang dibuatkan Faktur Pajak Gabungan

51
Perubahan Mulai
1- 04-2010 SAAT PEMBUATAN FAKTUR PAJAK
(Ps. 13 ayat (1) dan ayat (1a) UU PPN 1984

* Perjanjian jual beli BKP, harga jual Rp 100 juta

* Uang Muka Rp 10 juta diterima tgl 25 April 2016
* Penyerahan BKP tgl 1 Mei 2016
• Pembayaran Rp 90 juta diterima tgl 30 Juni 2016

Uang muka Penyerahan Pembayaran

Rp 10 juta BKP Rp 90 juta
25/4/2016 1/5/2016 31/5/2016 30/6/2016

FP 25/4/2016 FP 1/5/2016
PPN Rp 1 juta PPN Rp9 juta

1. Uang muka, FP dibuat pada saat penerimaan uang muka, tgl 25/4/010 (Ps. 13 ay (1a) huruf b)
2. Penyerahan BKP, FP dibuat pada saat penyerahan tgl 1/5/010, meskipun pembayaran baru dite-
rima pada tgl 30/6/2010. (Ps. 13 ay (1a) huruf a)
52
 SAAT PEMBUATAN FAKTUR PAJAK II
(Ps. 14 PER. DIRJEN PAJAK No. PER-13/PJ./2010, 24 Maret 2010)

 Perjanjian jual beli BKP, Harga Jual Rp 100 juta.

 Uang Muka Rp 10 juta diterima tanggal 5 April 2016
 Penyerahan BKP tgl 22 April 2016
 Pembayaran Rp 90 juta diterima tanggal 29 Sept. 2016

Uang muka Penyerahan Pembayaran

Rp 10 juta BKP Rp 90 juta
5/4/2016 22/4/2016 21/7/2016 1/9/2016 29/9/2016

3 bln (atau)

FP 5/4/16 FP 22/4/16 FP 21/7/16 FP 1/9/16

PPN Rp 1 juta PPN Rp 9 juta PPN Rp 9 juta PPN Rp 9 juta

PM DPT DIKRE- PM TDK DPT DI-

DITKAN OLEH KREDITKAN OLEH
Dalam hal PKP PEMBELI PKP PEMBELI
FP dibuat

DENDA = 2% x DPP 53
 PEMBUATAN FAKTUR PAJAK UNTUK
PEMBAYARAN MENGGUNAKAN VALAS

PT PEMBORONG menyerahkan JKP kpd PT Johnson

Indonesia, pembayaran dalam valas (USD)

Pembayaran II
Uang muka Penyerahan JKP Pembayaran I
5/3/10 22/4/10 30/4/10 27/7/10

FP 5/3/10 FP 22/4/10 Kurs Kurs

Kurs Kurs USD 1 = Rp9.380 USD 1 = Rp9.650
USD 1 = Rp9.200 USD 1 = Rp9.350
Tidak ada pengaruhnya thd kurs dlm FP

Keterangan Kurs diisi se-

suai dengan nilai kurs sesuai dengan Kurs Menteri Keuangan yang berlaku
pada saat pembuatan FP.
54
 SAAT PEMBUATAN FAKTUR PAJAK III
PENYERAHAN BKP/JKP KEPADA PEMUNGUT PPN
BENDAHARA PEMERINTAH
( Ps. 2 ay. (I) Per. Dirjen Pajak No. PER-13/PJ./2010, 24 Maret 2010)

PT ARGOMANIK selaku PKP Rekanan menyerahkan sejumlah almari arsip kepada

Satuan Kerja Pengadaan Peralatan Kantor sebuah instansi Pemerintah dg harga
penyerahan Rp 220 juta termasuk PPN yg dilakukan pada tanggal 14 Maret 2010.
Penagihan disampaikan pd tanggal 27 April 2010, sedangkan pembayaran diteri-
ma tunai melalui kas negara pada tanggal 22 Mei 2010.

Penyerahan Pembayaran
BKP Penagihan Rp 90 juta
14/3/10 27/4/10 22/5/10

FP 27/4/10
PPN Rp 20 juta

55
 SAAT PEMBUATAN FAKTUR PAJAK GABUNGAN I

PT SRIGUNTING adalah PKP Pedagang Besar, yang dalam bulan

April 2016 melakukan 6 kali penyerahan BKP kepada PT SWADA-
YA sebuah PKP dengan bidang usaha pusat perbelanjaan.

2/4/2016 8/4/2016 13/4/2016 19/4/2016 23/4/2016 26/4/2016 28/4/2016 30/4/16

Penyerahan I II III IV V VI
Batas waktu pem
buatan FP Gabung
FP Gabungan an utk slr penyer.
baik yg sdh diteri
ma maupun belum
diterima pembay.

DITERIMA PEMBAYARAN
UTK PENYERAHAN BKP
TGL 2/4/16 & 8/4/16
56
 SAAT PEMBUATAN FAKTUR PAJAK GABUNGAN II

PT SRIGUNTING adalah PKP Pedagang Besar, yg dalam bulan April 2

melakukan transaksi dg PT SWADAYA sbb :
a. 6 kali penyerahan BKP ;
b. diterima pembayaran uang muka utk penyerahan yg akan dilakuka
dalam bulan Mei 2010,

2/4/010 8/4/010 13/4/010 19/4/010 23/4/010 26/4/010 28/4/010 30/4/10

Penyerahan I II III IV V VI
Batas waktu pembuatan
FP Gabungan utk slr pe-
nyer. yg sdh diterima
maupun belum diterima
FP Gabungan pembay., dan penerima-
an uang muka

DITERIMA PEMBAYARAN UTK PENYE-

RAHAN BKP TGL 2/4/010 & 8/4/010
dan DITERIMA UANG MUKA UTK PE-
NYERAHAN BKP BULAN MEI 2010 57
 SAAT PEMBUATAN
FP BANGUNAN
FAKTUR PAJAK ATAS
PENYERAHAN JASA PEMBORONG
PENYERAHAN JKP PENYERAHAN JKP KPD
KPD PEMUNGUT PPN NON PEMUNGUT PPN
BENDAHARA PEM.
Tdk perlu dibuat FP krn FP
12/1/11 sdh dibuat pd saat penye-
Termijn V Rp 20 juta rahan JKP pd 12/10/2010
12/10/10 Termin IV Rp 80 juta 1. Penyerahan JKP dan
1. FP dibuat pada Bangunan selesai 100% pembay. bersamaan
saat PKP Rekanan dan diserahkan 2. FP dibuat 12/10/10
menyampaikan PPN Rp 10 juta
12/9/10 Termin III Rp 80 juta
tagihan.
2. Dilaporkan dalam 1. Pembayaran dite
SPT Masa PPN pada 12/7/10 Termin II Rp 80 juta sebelum dilakuk
bulan pembuatan penyerahan JKP.
Faktur Pajak 12/5/10 Termin I Rp 80 juta 2. FP dibuat pd saa
nerimaan pemba
2/3/10 Uang Muka Rp 20 juta

58
 PEMBETULAN FAKTUR PAJAK YANG
RUSAK, CACAT, SALAH TULIS DALAM PENGISIAN

Membuat Faktur Pajak Pengganti

Pembuatan FP Pengganti dengan cara membuat Faktur

Pajak lagi, diisi yang sebenarnya

Nomor FP Pengganti diisi nomor yang sama tetapi dengan

tanggal faktur yaitu tanggal baru

Kode pembetulan dari yang normal :”0” menjadi “1” dst

FP Pengganti dilaporkan dalam Masa Pajak yang sama dg

dilaporkannya FP yang diganti (SPT Pembetulan)

59
 Berdasarkan bukti dari pembeli BKP/penerima JKP tlh
terjadi pembatalan perjanjian, PKP Penjual/Pengusaha
Jasa membatalkan Faktur Pajak

Faktur Pajak yg dibatalkan harus tetap diadministrasi-

kan oleh PKP Penjual/Pengusaha Jasa.

PKP Penjual/Pengusaha Jasa menyampaikan pemberi-

PEMBATALAN tahuan tertulis beserta fotokopi Faktur Pajak yg diba -
FAKTUR PAJAK talkan kepada KPP dari PKP yang terkait.

Faktur Pajak yang dibatalkan tetap dilaporkan dlm SPT

Masa PPN PKP Penjual/Pengusaha Jasa dengan diisi
angka 0 (nol) pd kolom DPP, PPN atau PPN & PPnBM.
Dlm hal sudah dilaporkan, dilakukan pembetulan SPT.

PKP Pembeli BKP/Penerima JKP yg telah/blm melapor-

kan dlm SPT Masa PPN, melakukan pembetulan/mela-
porkan SPT dengan mencantumkan angka 0 (nol)
pada kolom DPP, PPN, dan PPnBM
60
 NOTA RETUR
)

DIBUAT TIDAK FUNGSI

DIBUAT

ADA BKP BKP YG DIKEMBALI-

DIKEMBALIKAN KAN DIGANTI DG BKP MENGURANGI
YG SAMA JENIS, PM/BIAYA/HARTA
DIBUAT PD BLN JML & HARGANYA PEMBELI PD BULAN
PENGEMBALIAN BKP DIBUAT NOTA
RETUR
PERUBAHAN PPN ATAS
DIBUAT OLEH PENYER. JKP, MAKA MENGURANGI
PEMBELI MEKANISMENYA : PK/PPnBM PENJUAL
PEMBETULAN FP PD BLN DITERIMA
NOTA RETUR
Memuat :
No.Urut, No & tgl FP atas BKP yg dikembalikan,
Identitas Penjual & Pembeli, PPN & PPn BM yg
dikembalikan, tgl buat, tanda tangan Pembeli
 DOKUMEN TERTENTU SEBAGAI FAKTUR PAJAK
(Peraturan DJP No. PER-10/PJ/2010, 9-Maret-2010)
DOK. TERTENTU
SBG FP STD

PIB & SSP NOTA PENJUALAN JASA

FP IMPOR BKP FPJASA KEPELABUHANAN

PEB TELAH DIFIAT MUAT

SPPB DJBC DILAMPIRI INVOICE
FP BULOG/DOLOG FP EKSPOR BKP

TICKET, AIRWAY BILL ATAU

PNBP DELIVERY BILL
FP PERTAMINA FP PENYERAHAN JASA ANG-
KUTAN UDARA DALAM NEGERI

TANDA PEMBAY/KUITANSI SSP UNTUK PEMBAY. PPN

JASA TELEKOM. /LISTRIK FP ATAS PEMANFAATAN BKP TDK
FAKTUR PAJAK PENYER. JASA BERWUJUD/JKP DARI LUAR DAERAH
TELEKOMUNIKASI/LISTRIK PABEAN DI DALAM DAERAH PABEAN

PE JKP/PE BKP TDK BERWUJUD

DILAMPIRI INVOICE
FAKTUR PAJAK ATAS EKSPOR JKP/ 62
EKSPOR BKP TDK BERWUJUD
 PRINSIP-PRINSIP PENGISIAN
FAKTUR PAJAK
PER-24/PJ./2012

DIISI LENGKAP, DITANDATANGANI DILARANG MEMBE-

JELAS & BENAR, OLEH PKP YBS. TULKAN DG CORETAN/
FORMAL & MATERIAL MENGGUNAKAN TIPPEX

FAKTUR PENJUALAN DILARANG MENG- KECUALI CORETAN PD

YG MEMUAT ISI SE- GUNAKAN CAP TANDA ASTERIK(*) &
SUAI KETENTUAN, DPT TANDA TANGAN PEMBETULAN NILAI
DISEBUT FP STANDAR KURS OLEH PEMUNGUT

TDK TERTAMPUNG: KEKELIRUAN DLM PE-

1. DIPECAH & SEMUA NGISIAN DIBETULKAN
DIISI LENGKAP DG CARA MEMBUAT FP
2.DILAMPIRI DG FAK- FP STANDAR HILANG STD PENGGANTI YG DI
TUR PENJUALAN YBS DIGANTI DG FOTO
COPY YG DILEGALI- LAMPIRI & DICAP NO.
SASI KEPALA KPP & TGL FP YG DIGANTI
 PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN
(Ps. 9 ayat (2) dan (9) UU PPN 1984)

PRINSIP DASAR PENGECUALIAN

(Ps. 9 ayat (2) UU PPN 1984) (Ps. 9 ayat (9) UU PPN 1984)

PENGKREDITAN PM DLM
PENGKREDITAN DLM MASA PAJAK TDK SAMA
MASA PAJAK SAMA
SELAMBAT-LAMBATNYA
DLM BLN KETIGA STLH
AKHIR MASA PAJAK YBS

SYARAT :
1. BLM DIBEBANKAN SBG BIAYA, dan
2. BLM DILAKUKAN PEMERIKSAAN

DLM HAL FP DITERIMA STLH LEWAT BLN KETIGA,

PENGKREDITAN DILAKUKAN DG CARA PEMBETULAN
SPT MASA PPN YANG BERSANGKUTAN
Diagram pengkreditan dlm Masa Pajak yg tdk sama

PEMBUATAN FP PEMBAYARAN
30/4/16 27/7/16 23/8/16

FP 30/4/16 PEMBELI DALAM

HAL
MENERIMA
FP 30/4/16 PEMBELI
MENERIMA
FP 30/4/16

PM DLM FP 30/4/16 DPT

DIKREDITKAN DALAM
SPT MASA PPN JULI 2016 PENGKREDITAN PM
SEPANJANG : DILAKUKAN DG CARA
1. BLM DIBEBANKAN PEMBETULAN SPT
SEBAGAI BIAYA MASA PPN APRIL 2016
2. BLM DILAKUKAN
PEMERIKSAAN
 PAJAK MASUKAN

DAPAT
FP
DIKREDITKAN

PM UNTUK PEROLEHAN BKP/JKP YANG

BERHUB. LANGSUNG DG KEG. USAHA
MELAKUKAN PENYER. KENA PAJAK
(Ps. 9 ay. (5) jo ay. (8) huruf b UU PPN 1984)

KEGIATAN USAHA

MANAJEMEN PEMASARAN

PRODUKSI DISTRIBUSI
 a. Utk perolehan BKP/JKP sebelum dikukuhkan sebagai PKP (dirubah 80% PK dapat dikredit

b. Tdk berhub. langsung dg kegiatan ush melakukan penyer. kena pjk.

c. Utk perolehan dan pemeliharaan kbm berupa sedan, station wagon,

kecuali sbg barang dag. atau disewakan

d. Untuk pemanfaatan BKP tidak berwujud atau JKP dari luar/ di dalam Daerah Pabean
, sebelum dikukuhkan sebagai PKP (berubah 80% dari PK dapat dikreditkan )

PAJAK MASUKAN e. Dihapus

PM TDK
TIDAK DAPAT
DPT f. Untuk perolehan BKP/JKP yg FP-nya
DIKREDITKAN
DIKREDIT
KAN
tdk memenuhi Ps. 13 ay. (5) atau ay.
(Ps. 9 ayat (8) & Ps 16B ayat (3) (9) atau tdk mencantumkan Nama, a-
UU PPN 1984)
lamat, NPWP Pembeli/Penerima JKP.

g. Pemanfaatan BKP tidak berwujud atau JKP dari luar/di dlm dae-
rah pabean yg FP-nya tdk memenuhi ketentuan Ps. 13 ayat (6).

h. Untuk perolehan BKP/JKP, yg PK-nya ditagih menggunakan SKP (dihapus)

i. Untuk perolehan BKP/JKP, yang PM-nya tidak dilaporkan, dite-

mukan dalam pemeriksaan (dihapus)

j. Utk perolehan BKP selain br. Modal atau JKP, sebelum PKP berproduksi (dihapus)

Ps. 16B ay (3) : Utk perolehan BKP/JKP, yg berhub. langsung dg. 67

kegiatan penyer. BKP/JKP yg dibebaskan dari pengenaan PPN
 PAJAK MASUKAN
DAPAT DIKREDITKAN

SYARAT FORMAL SYARAT MATERIIL

(Ps. 13 ay. 5 UU PPN 1984) (Ps. 9 ay. 9 UU PPN 1984)

BELUM DIBEBANKAN
Diisi secara lengkap, jelas, SEBAGAI BIAYA
(Ps. 9 ay. 9 UU PPN 1984)
dan benar sesuai dengan
Pasal 13 ayat 5 dan ayat 6
UNTUK PEROLEHAN BKP DAN/
JKP YG BERHUB. LANGSUNG
DG KEGIATAN USAHA MELAKU-
KAN PENYER. KENA PAJAK
(Ps. 9 ay. 5 & ay. 8 huruf b
UU PPN 1984)

Bukan merupakan KEGI-

“Faktur Pajak Tidak Lengkap” A`TAN
PRO- USAHA PEMA-
DUKSI SARAN

MANA- DISTRI-
68 BUSI
JEMEN
 FAKTUR PAJAK TIDAK LENGKAP

1 Faktur Pajak yang tidak diisi secara lengkap, jelas, benar, dan/atau tidak
ditandatangani oleh PKP atau pejabat/pegawai yang ditunjuk oleh PKP
untuk menandatanganinya sesuai dengan tata cara dan prosedur
sebagaimana diatur dalam PER-24/PJ/2012 merupakan Faktur Pajak Tidak
Lengkap. (Pasal 6 ayat (2) PER-24/PJ/2012)

2 Faktur Pajak Ganda

3 Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak yang tidak sesuai dengan ketentuan
sebagaimana diatur dalam PER-24/PJ/2012

4 Dalam hal PKP tidak atau terlambat menyampaikan pemberitahuan kepada

Kepala KPP tempat PKP dikukuhkan atau tempat pemusatan PPN terutang
dilakukan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (4) Pasal 13 ayat
(6) PER-24/PJ/2012

69
 PASAL 9 ( AYAT 7) UU PPN 1984
jo PERMENKEU No. 74/PMK.03/2010

PKP
JML PEREDARAN USAHANYA DLM 1 TH
TIDAK MELEBIHI Rp. 1.800.000.000,00

PEDOMAN PENGHITUNGAN
PENGREDITAN PAJAK MASUKAN
(PERMENKEU No. 74/PMK.03/2010, 31 Maret 2010)

PENYERAHAN BKP PENYERAHAN JKP

PM = 70% X PK PM = 60% X PK

2 (DUA) TH SEBELUMNYA a’ Syarat, PKP BARU DIKUKUHKAN

TDK > Rp 1.800.000.000,00 alternatif SEBAGAI PKP

70
 PEDOMAN PENGHITUNGAN
PENGREDITAN PAJAK MASUKAN BAGI PKP
YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA TERTENTU
(PERMENKEU No. 79/PMK.03/2010, 5 April 2010)

PENYERAHAN KENDARAAN BERMOTOR

BEKAS SECARA ECERAN

PM = 90% X PK

71
 Ps. 11 ay. (1)
UU PPN 1984
RESTITUSI

HASIL PENGREDITAN PM UTANG PAJAK

Ps. 3A ay. (1)

UU PPN 1984 WAJIB DIPUNGUT

Ps. 1 angka 23 BUKTI PUNGUTAN PAJAK

UU PPN 1984 adalah FAKTUR PAJAK

Ps. 13 ay. (1) PKP Wajib membuat Faktur Pajak

UU PPN 1984 untuk setiap penyerahan BKP/JKP

Ps. 9 ay. (2), (3) PAJAK PAJAK

UU PPN 1984
MASUKAN KELUARAN
KREDIT

PK > PM PM > PK

Ps. 9 ay. (4)

UU PPN 1984 KOMPENSASI RESTITUSI
72
REST- 1
UNTUNG SUKARDJI -01
 PM > PK
(Ps.9 ay. 4 UU PPN 1984)

KELEBIHAN
PEMBAYARAN
PAJAK
(Permenkeu No
72/PMK.03/2010
berlaku 1 April 2010)

Tidak tercantum
PPnBM DIBAYAR DI DLM DAERAH
PABEAN AKIBAT EKSPOR BKP YG
Membayar PPN/PPnBM TERGOLONG MEWAH
yang seharusnya Tidak (Ps.10 ay. 3 UU PPN 1984)
terutang/Dibebaskan
73
 EKSPOR BKP

PENYERAHAN BKP/JKP
KPD PEMUNGUT PPN

PENYEBAB
PM > PK
PENYERAHAN BKP/JKP
MEMPEROLEH FASILITAS
“PPN TIDAK DIPUNGUT”

MEMBAYAR PPN/PPnBM PEMBAYARAN PM

YANG SEHARUSNYA TDK DALAM MASA PROSES
TERUTANG/DIBEBASKAN INVESTASI
(Ps. 7 ayat 3, 4 & 5 Peraturan
Pemerintah No. 143/2000) 74
 Restitusi PPN
72/PMK.03/2010 berlaku 1 April 2010

 Waktu Pengajuan Restitusi

Permohonan restitusi dapat diajukan pada setiap
Ketentuan lama
masa pajak

1. Kelebihan Pajak dikompensasikan ke masa pajak

berikutnya;
2. Kelebihan Pajak terdiri dari: PPN atau PPN dan
Ketentuan baru PPnBM;
3. Permohonan restitusi pada akhir tahun buku;
4. Permohonan restitusi dapat diajukan setiap bulan
hanya untuk PKP-PKP tertentu (Pasal 9 ayat 4b)

• Restitusi hanya diakhir tahun agar lebih efisien

• Restitusi bagi PKP tertentu dapat diajukan setiap bulan karena secara
mekanisme PKP tersebut akan selalu mengalami lebih bayar setiap
Masa Pajak.
75
 3. Muatan Pasal
 Cara Pengajuan Permohonan
Ketentuan 1. Permohonan diajukan ke KPP tempat PKP dikukuhkan
lama 2. Satu permohonan untuk satu masa pajak

1. Permohonan diajukan dengan menggunakan: SPT atau

surat tersendiri
2. Bagi PKP yang memenuhi tiga status:
PKP berisiko rendah (UU PPN)
Ketentuan PKP kriteria tertentu (UU KUP)
baru PKP yang memenuhi persyaratan tertentu (UU KUP)
maka PKP tersebut diperlakukan sebagai PKP berisiko
rendah.
3. Permohonan diajukan ke KPP tempat PKP dikukuhkan
4. Satu permohonan untuk satu masa pajak
• Untuk memberikan kepastian hukum mengenai cara pengajuan;
• Untuk memberikan kepastian hukum mengenai status PKP bagi PKP yang memenuhi
lebih dari satu status PKP.
76
Permohonan pengembalian pada setiap Masa Pajak
dapat diajukan oleh:
1. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan ekspor Barang Kena
Pajak Berwujud;
2. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena
Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak kepada Pemungut
Pajak Pertambahan Nilai;
3. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena
Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang Pajak
Pertambahan Nilainya tidak dipungut;
4. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan ekspor Barang Kena
Pajak Tidak Berwujud;
5. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan ekspor Jasa Kena Pajak;
dan/atau
6. Pengusaha Kena Pajak dalam tahap belum berproduksi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2a) Undang-Undang
PPN (dihapus)
 Gagal Berproduksi
Permenkeu No 81/PMK.03/2010 berlaku 1 April 2010
Pasal 9 ayat (6a) dan ayat (6b) UU PPN

Ayat (6a) Pajak Masukan yang telah dikreditkan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2a) dan telah
diberikan pengembalian wajib dibayar kembali oleh
Pengusaha Kena Pajak dalam hal Pengusaha Kena
Pajak tersebut mengalami keadaan gagal
berproduksi dalam jangka waktu paling lama 3
(tiga) tahun sejak Masa Pajak pengkreditan Pajak
Masukan dimulai.

Ayat (6b) Ketentuan mengenai penentuan waktu,

penghitungan, dan tata cara pembayaran kembali
sebagaimana dimaksud pada ayat (6a) diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.

78
 Definisi Gagal Berproduksi
1.Gagal Berproduksi adalah suatu keadaan dimana PKP:
a. dalam hal kegiatan usaha utama PKP adalah produsen yang
menghasilkan BKP dan/atau JKP, apabila dalam jangka waktu
3 (tiga) tahun sejak pertama kali mengkreditkan PM tidak
melakukan kegiatan penyerahan BKP/JKP, dan/atau ekspor
BKP/ JKP yang berasal dari hasil produksinya sendiri.
b. dalam hal kegiatan usaha utama PKP adalah selain produsen,
apabila dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak pertama kali
mengkreditkan PM tidak melakukan kegiatan penyerahan
BKP/JKP, dan/atau ekspor BKP/JKP.
2. Saat Gagal Berproduksi adalah saat berakhirnya jangka waktu 3
(tiga) tahun sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf a dan 1
(satu) tahun sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf b.
3. Barang Modal adalah harta berwujud atau tidak berwujud yang
memiliki masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun, yang menurut
tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan.
79
Pembayaran Kembali PM
1. PKP yang Gagal Berproduksi wajib membayar
kembali Pajak Masukan sebesar Pajak Masukan
yang telah dikreditkan dan telah diberikan
pengembalian.
2. Pajak Masukan tersebut disetorkan paling lama
akhir bulan berikutnya setelah Saat Gagal
Berproduksi, dengan menggunakan SSP dengan
mencantumkan keterangan “Pembayaran kembali
Pajak Masukan atas impor dan/atau perolehan
barang modal yang telah dikreditkan dan telah
diberikan pengembalian”.
3. Pembayaran kembali Pajak Masukan tersebut
dilaporkan pada Masa Pajak dilakukan
pembayaran. 80
 PENGEMBALIAN PAJAK
(TAX REFUND)
Ps.16E

PPN & PPnBM yang sudah dibayar atas pembelian Barang Kena Pajak
yang dibawa ke luar Daerah Pabean oleh orang pribadi pemegang paspor
TAX REFUND

luar negeri, dapat diminta kembali

Minimal PPN Permintaan pengem-

Rp 500.000,00 balian diajukan ke
Kantor DJP di Bandara
yang ditunjuk
Pembelian dlm jang-
ka waktu 1 (satu) bl.
sblm berangkat

Dokumen yg diperlukan :
FP sesuai Ps. 13 ay. (5). 1. Paspor ;
Alamat & NPWP diisi dengan 2. Tiket pesawat terkait ;
No. Paspor & alamat di paspor 3. Faktur Pajak.
81
 PAJAK YANG TERUTANG DISETOR
PALING LAMA AKHIR BULAN BERIKUT-
NYA SETELAH AKHIR MASA PAJAK &
SEBELUM SPT MASA PPN DISAMPAIKAN

SAAT PENYETORAN
PAJAK TERUTANG
DAN PENYAMPAIAN
SPT MASA PPN
(Ps. 15A UU PPN 1984)

SPT MASA PPN DISAMPAIKAN PALING

LAMA AKHIR BULAN BERIKUTNYA
SETELAH AKHIR MASA PAJAK

82
 PAJAK PENJUALAN ATAS
BARANG MEWAH (PPn BM)
(Ps.5, 8 & 10 UU PPN 1984)

TUJUAN :
1. PENYEIMBANGAN PEMBEBANAN
PAJAK ANTARA KONSUMEN BER-
PENGh. RENDAH DAN TINGGI
2. PENGENDALIAN KONSUMSI BKP
TERGOLONG MEWAH
3. PERLINDUNGAN THD PRODUSEN
KECIL ATAU TRADISIONAL
4. MENGAMANKAN PENERIMAAN
NEGARA
KARAKTERISTIK :
1. PUNGUTAN TAMBAHAN DI
SAMPING PPN
2. DIKENAKAN SATU KALI (SAAT
IMPOR/PENYER. BKP MEWAH
OLEH PKP YG MENGHASILKAN)
3. TDK DPT DIKREDITKAN
4. EKSPOR BKP MEWAH, PPn BM
SAAT PEROLEHAN BISA DI-
MINTA KEMBALI/RESTITUSI.
 BARANG KENA PAJAK YG
TERGOLONG MEWAH
(Penjelasan Ps.5 ay.(1) UU PPN 1984)

PENGERTIAN
MENGHASILKAN
1. Bukan merupakan kebutuhan
pokok
• Merakit
2. Dikonsumsi oleh masyarakat
tertentu
• Memasak
3. Umumnya dikonsumsi oleh • Mencampur
masyarakat berpengh. Tinggi • Mengemas
4. Dikonsumsi untuk menunjukkan • Membotolkan
status • Keg. Lain yg dipersamakan
. • Menyuruh orang atau badan
lain melakukan keg tsb.
 TARIF PPn BM
10% s/d 75%
(Ps. 8 (1) UU 42 - 2009)

PP 41 Tahun 2013 - PP 22 Tahun 2014 PP 41 TAHUN 2013

dan Lampiran jo
33/PMK.010/2017 EKSPOR 33/PMK.010/2017
Ps.8 (2)
UU PPN
1984
KENDARAAN SELAIN
BERMOTOR KENDARAAN
BERMOTOR

10% 20%
0%
30% 40%
20% 40%

50% 60% 50% 75%

125%
Kendaraan Bermotor yang Dibebaskan
PPn BM
• Kendaraan bermotor yang digunakan untuk kendaraan
ambulan, kendaraan jenazah, kendaraan pemadam
kebakaran, kendaraan tahanan, dan kendaraan angkutan
umum;
• Kendaraan bermotor yang digunakan untuk tujuan Protokoler
Kenegaraan;
• Kendaraan bermotor untuk pengangkutan 10 (sepuluh)
orang atau lebih termasuk pengemudi, dengan motor bakar
cetus api atau nyala kompresi (diesel/semi diesel), dengan
semua kapasitas isi silinder, yang digunakan untuk
kendaraan dinas TNI atau POLRI;
• Kendaraan bermotor yang digunakan untuk keperluan patroli
TNI atau POLRI.
Kendaraan Angkutan Umum

• kendaraan bermotor yang dipergunakan untuk

pengangkutan orang dan atau barang
• yang disediakan untuk umum dengan dipungut
bayaran
• selain dengan cara persewaan (charter)
• baik dengan trayek maupun tidak
• sepanjang menggunakan plat dasar nomor polisi
warna kuning.
Kendaraan Angkutan Barang

• kendaraan bermotor dalam bentuk kendaraan bak

terbuka atau kendaraan bak tertutup
• dengan jumlah penumpang tidak lebih dari 3 (tiga)
orang termasuk pengemudi
• yang digunakan untuk kegiatan pengangkutan
barang baik yang disediakan untuk umum
maupun pribadi
Kendaraan Bermotor yang Dibebaskan PPn BM
ternyata dipindahtangankan atau diubah
peruntukannya
• Apabila kendaraan yang dibebaskan dari pengenaan Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah dalam jangka waktu 5 (lima) tahun
sejak impor atau perolehannya ternyata dipindahtangankan atau
diubah peruntukannya sehingga tidak sesuai dengan tujuan semula,
maka Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang terutang pada saat
impor atau perolehannya tersebut wajib dibayar kembali dalam
jangka waktu 1 (satu) bulan sejak Barang Kena Pajak tersebut
dipindahtangankan atau diubah peruntukannya.

• Apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sebagaimana yang

dimaksud dalam ayat (2) Pajak Penjualan Barang Mewah yang
terutang tersebut tidak atau kurang dibayar, Direktur Jenderal Pajak
menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)
ditambah sanksi sesuai dengan ketentuan yanga berlaku.
 TERIMA
KASIH

91