Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ashilah Seiza Diah Kirana

NPM : 120104180047

Kelas : Pemeriksaan Pajak B

TUGAS 3 – SP2DK

Yth : Kepala KPP Pratama Sumedang

Hal : Jawaban atas surat No. SPD5DK-JBJ1/WPJ.09/KP.15/2020

Menindaklanjuti surat Kepala KPP Pratama Sumedang nomor SPD5DK-JBJ1/WPJ.09/KP.15/2020 tanggal


27 September 2020 tentang permintaan penjelasan atas data dan/atau keterangan, dengan ini kami
jelaskan sebagai berikut :

1) Terdapat selisih peredaran usaha pada SPT tahunan dibandingkan dengan jumlah penyerahan
pada SPT Masa PPN sebesar Rp 30.427.274.419,-

Penjelasan : ]

Atas selisih tersebut merupakan penghasilan jasa medis/kesehatan yang bukan objek PPN
sehingga tidak diterbitkan faktur pajak. Karena itu tidak dilaporkan di SPT Masa PPN.

2) Tidak terdapat rincian beban-beban sebagai berikut :

1. Beban Layanan Medik sebesar Rp 8.603.067.413,-


2. Beban Penunjang Layanan Medik sebesar Rp 7.678.662.578,-
3. Rupa-rupa Beban Umum sebesar Rp 4.353.284.615,-
4. Beban Pemeliharaan sebesar Rp 1.548.436.555

Penjelasan :

Biaya – biaya diatas merupakan biaya sehubungan dengan kegiatan usaha (bukti- bukti

terlampir).
3) Terdapat selisih Beban Gaji dan Kesejahteraan Karyawan pada SPT Tahunan lebih besar dari
Penghasilan Bruto Pegawai Tetap pada SPT Masa PPh Pasal 21 sebesar (Rp 2.874.113.271)

Penjelasan :

Selisih beban gaji pegawai yang terdapat pada SPT Tahunan dan SPT Masa PPh 21 sebesar Rp
2.874.113.271 terjadi karena adanya biaya JHT dan JP pegawai masing-masing sebesar 3,7% dan
2% yang ditanggung oleh perusahaan. Selain itu perbedaan PTKP pada setiap pegawai juga
menjadi penyebab selisih tersebut.

4) Terdapat nilai penyusutan atas harta dengan nilai sisa buku awal tahun Rp “0” namun masih
disusutkan.

Penjelasan :

Adanya kesalahan identifikasi umur ekonomis saat perhitungan beban penyusutan asset tetap.

5) Terdapat selisih beban pemeliharaan pada Laporan Laba Rugi dibandingkan dengan Jumlah
Penghasilan Bruto pada SPT Masa PPh Pasal 23.

Penjelasan :

Beban pemeliharahaan sebesar Rp 1.548.436.555 yang ada di laporan laba rugi tidak dipotong
PPh Pasal 23 sehingga saat pengisian SPT Masa PPh 23 pajak terutangnya 0.

6) Terdapat selisih nilai penghitungan pemotongan PPh Pasal 21 atas pembayaran imbalan kepada
Tenaga Ahli antara penghitungan menurut Peneliti dengan penghitungan yang dilaporkan WP
pada SPT Masa PPh 21.

Penjelasan :

Adanya penghasilan yang tidak dilaporkan dalam pengisian SPT Masa yang dilakukan oleh
internal PT. Lingkar Pharma Jaya sehingga terjadinya selisih tersebut. Tetapi untuk selisih Rp
7.918.913 tersebut sudah dilakukan pembetulan dan sudah dibayarkan.

7) Terdapat selisih nilai Laba Ditahan pada Neraca tahun 2017 dengan Laba 2016 yang dibawa
ketahun 2017.

Penjelasan :
Adanya kesalahan input dari internal PT. Lingkar Pharma Jaya. Laba ditahan Neraca 2017
seharusnya sama dengan Laba tahun berjalan Neraca 2016 yaitu sebesar Rp 2.251.918.158,-

8) Berdasarkan informasi yang diperoleh sebelumnya diketahui bahwa tanah dan bangunan Rumah
Sakit yang digunakan oleh perusahaan merupakan milik komisaris yang tidak, dipungut biaya
sewa.
- Atas penggunaan tanah dan/atau bangunan tersebut dapat dikategorikan sebagai Hubungan
lstimewa sebagaimana disebutkan dalam Pasal 18 ayat (4) UU Nomor 361 Tahun 2008.
- Berdasarkan Pasal 18 ayat (3) UU Nomor 36 Tahun 2008 diatur bahwa :
Direktur Jenderal Pajak berwenang untuk menentukan kembali besarnya penghasilan dan
pengurangan serta menentukan utang sebagai modal untuk menghitung besarnya Penghasilan
Kena Pajak bagi Wajib Pajak yang mempunyai hubungan istimewa dengan WajibPajak lainnya
sesuai dengan kewajaran dan kelaziman usaha yang tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa
dengan menggunakan metode perbandingan harga antara pihak yang independen, metode
harga penjualan kembeit, metode biaya-plus, atau metode lainnya.
- Sehubungan dengan hal tersebut saudara diminta untuk memberikan Salinan dokumen sebagai
berikut :
a. Perjanjian/ kontrak/ akta terkait pemakaian bangunan Rumah Sakit
b. Bukti kepemilikan tanah dan bangunan Rumah Sakit.
c. Printout daftar harta pada SPT Tahunan PPh Orang Pribadi atas nama Komisaris
d. SPPT PBS tanah dan bangunan Rumah Sakit
e. Bukti penempatan modal disetor perusahaan dari pemegang saham

Penjelasan :

Bukti sudah dilampirkan.

9) Terdapat space bangunan yang digunakan oleh Bank SRI dan ATM SRI di area Rumah Sakit,
namun tidak terdapat data pemotongan PPh Final atas sewa tanah dan/atau bangunan antara
SRI dengan PT Lingkar Pharma Jaya dan Komisaris.

Penjelasan :

Pihak SRI tidak memberikan bukti potong PPh Final ke PT. Lingkar Pharma Jaya dan Komisaris.

10) Terdapat perbedaan nilai antara Beban Pajak pada Laba Rugi dengan Pajak Penghasilan pada
Penyesuaian Fiskal Positif sebagai berikut :
- Laporan Laba Rugi
Beban Pajak 1.542.086.165
- Penyesuaian Fiskal Positif
Pajak Penghasilan 1.434.960.804 –
- Selish 107.125.361

Penjelasan :

Atas beban pajak tersebut terdapat kesalahan dalam melakukan pencatatan secara akuntansi,
sehingga akun beban pajak tersebut terdiri dari PPh 21, Angsuran PPh 25, dan KB PPN.

11) Terdapat selisih nilai Hutang Pajak yang lebih besar dari nilai pajak yang terutang pada SPT
Tahunan dan SPT masa Desember sebagai berikut :
- Hutang Pajak Cfm.Neraca 828.410.985
- Pajak Terutang Cfm. SPT
1). SPT Tahunan 2017 (PPh Pasal 29) 49.628.953
2). SPT Masa PPh 21 masa Desember 2017 140.640.919
3). SPT Masa PPh 23 masa Desember 2017 –
4). SPT Masa PPh 25 masa Desember 2017 24.556.189
5). SPT Masa PPh Final 4 (2) Desember 2017 –
6). SPT Masa PPN masa Desember 2017 8.794.195
Sub Jumlah 223.620.256 -

- Selisih 604.790.729

Penjelasan :
Ada kesalahan dalam melakukan pencatatan atas akun hutang pajak pada Neraca dimana
seharusnya didalam akun Hutang Pajak tersebut dicatat sebesar pajak terutang Masa Desember
2017 tetapi pada akun hutang pajak tersebut, WP masih mencatat ke dalam akun Hutang Pajak
dan belum membebankan pajak yang sebenarnya telah dibayar pada masa sebelumnya
sehingga terdapat selisih nilai hutang pajak yang lebih besar dan nilai pajak yang terutang pada
SPT Tahunan dan SPT Masa Desember.

12) Terdapat tambahan modal disetor pada Neraca namun tidak dicantumkan pada Lampiran V SPT
Tahunan.

Penjelasan :

Tambahan modal disetor pada Neraca tidak tercantum pada Akte Pendirian dan PT Lingkar
Pharma Jaya belum membuat Akte Perubahan sehingga tambahan modal disetor sebesar Rp
5.883.792.124 tidak dimasukan ke SPT Tahunan.
13) Terdapat hutang bank pada Neraca per 31 Desember 2017 sebesar Rp 5.858.764.849,- atas
hutang bank tersebut agar Saudara berikan salinan dokumen perjanjian hutang dengan pihak
bank dan keterangan penggunaan hutang tersebut serta salinan mutasi rekening koran bank
selama tahun 2017.

Penjelasan : Dokumen terlampir.

14) Terdapat selisih Arus Kas Masuk dan Kas Keluar dari data Neraca dan Laporan Laba Rugi sebagai
berikut:

Penjelasan :

Informasi pada surat tidak lengkap, bukti tidak dapat dilampirkan.

15) Terdapat selisih Pajak Masukan yang dapat dikreditkan oleh Wajib Pajak senilai Rp 10,643,314
dibandingkan dengan hasil penghitungan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan sesuai
Pedoman penghitungan sebagaimana Pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-
78/PMK.03/2010.

Penjelasan :

Selisih pajak sebesar Rp 10.643.314,- karena adanya aktivitas ekspor yang tidak terlaporkan
dalam laporan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai