Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ASPEK PERPAJAKAN DI PT RUMAH SAKIT PELABUHAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Kapita Selekta Perpajakan

Dosen Pengampu :
Sony Devano, S.E., Ak., M.Ak., CA., BKP, CPA.

Disusun oleh :
Billy Satrio (120104180006)
Ashilah Seiza Diah Kirana (120104180047)
Ajeng Anggita (120104180050)

PROGRAM STUDI D4 AKUNTANSI PERPAJAKAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Aspek
Perpajakan di PT Rumah Sakit Pelabuhan” untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Kapita Selekta Perpajakan dengan tepat waktu.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kesalahan pada makalah ini.
Oleh sebab itu, penyusun berharap kritik dan saran yang membangun sebagai bentuk
perbaikan pada makalah ini. Akhir kata, penyusun mengucapkan terimakasih kepada seluruh
pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Jatinangor, 22 September 2021

Tim Penyusun Makalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ i

DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii

BAB I ................................................................................................................................................... 3

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 3

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 3

1.3 Maksud dan Tujuan ..................................................................................................... 3

BAB II.................................................................................................................................................. 5

2.1 Badan Usaha Rumah Sakit di Indonesia ..................................................................... 5

2.1.1 Pengertian Rumah Sakit ....................................................................................... 5

2.1.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit ........................................................................... 5

2.2 Profil PT Rumah Sakit Pelabuhan ............................................................................... 7

2.2.1 Sejarah Pendirian PT Rumah Sakit Pelabuhan .................................................... 7

2.2.2 Proses Bisnis PT Rumah Sakit Pelabuhan ........................................................... 8

2.3 Aspek Perpajakan di PT Rumah Sakit Pelabuhan ....................................................... 8

2.3.1 Pengenaan Pajak PT Rumah Sakit Pelabuhan ..................................................... 8

2.3.2 Utang Pajak ........................................................................................................ 15

2.3.3 Tarif Pajak .......................................................................................................... 15

BAB III .............................................................................................................................................. 16

3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 1

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pajak adalah iuran atau pungutan wajib yang dipungut oleh pemerintah dari masyarakat
untuk menutupi pengeluaran rutin negara dan biaya pembangunan tanpa balas jasa yang dapat
ditunjuk secara langsung. Pajak memang merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa
dipisahkan dari dalam APBN dikarenakan pajak merupakan salah satu komponen APBN
dengan kontribusi terbesar dalam penerimaan negara yang banyak membantu pemerintahan
dalam memajukan negara itu sendiri.

Pasal 1 angka 3 Undang-Undang KUP ditegaskan bahwa Badan adalah sekumpulan


orang dan/atau kesatuan baik yang melakukan usaha maupun tidak yang meliputi perseroan
terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau badan
usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi, dana
pension, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau
organisasi lainnya, Lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif
dan bentuk usaha tetap. Berdasarkan ketentuan tersebut maka Rumah Sakit termasuk sebagai
Wajib Pajak Badan yang ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan termasuk
pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu.

Oleh karena itu, penulis membuat makalah ini untuk mengetahui lebih dalam mengenai
badan usaha Rumah Sakit dan aspek-aspek perpajakan apa saja yang ada di badan usaha
Rumah Sakit.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu Rumah Sakit?


2. Apa tugas dan fungsi Rumah Sakit?
3. Bagaimana sejarah pendirian PT Rumah Sakit Pelabuhan?
4. Bagaimana proses bisnis PT Rumah Sakit Pelabuhan?
5. Apa saja aspek perpajakan yang ada di PT Rumah Sakit Pelabuhan?

1.3 Maksud dan Tujuan

a. Maksud

3
- Memenuhi tugas mata kuliah Kapita Selekta;
- Mengidentifikasi dasar hukum Rumah Sakit di Indonesia;
- Mengidentifikasi profil PT Rumah Sakit Pelabuhan;
- Mengidentifikasi perpajakan di PT Rumah Sakit Pelabuhan;
b. Tujuan
- Mengetahui pengertian, fungsi Rumah Sakit di Indonesia
- Mengetahui sejarah pendirian PT Rumah Sakit Pelabuhan;
- Mengetahui aspek-aspek perpajakan di PT Rumah Sakit Pelabuhan;

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Badan Usaha Rumah Sakit di Indonesia

2.1.1 Pengertian Rumah Sakit

Koperasi Menurut WHO (World Health Organization) rumah sakit adalah bagian
integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan
paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit
(preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga
kesehatan dan pusat penelitian medik. Rumah sakit sebagai organ yang semula didirikan
berdasarkan tujuan sosial, kemanusiaan atau keagamaan itu dalam sejarah pertumbuhannya
telah mengalami perkembangan, sehingga rumah sakit berfungsi untuk mempertemukan 2
(dua) tugas yang prinsipil yang membedakan dengan organ lain yang memproduksi jasa.
Rumah sakit merupakan organ yang mempertemukan tugas yang didasari oleh dalil dalil etik
medik karena merupakan tempat bekerjanya para profesional penyandang lafal sumpah
medik yang diikat oleh dalil dalil hippocrates dalam melakukan tugasnya. Disamping itu dari
segi hukum sebagai dasar bagi wadah Rumah Sakit sebagai organ yang bergerak dalam
hubungan-hubungan hukum dalam masyarakat yang diikat oleh norma hukum dan norma etik
masyarakat yang kedua norma tersebut berbeda, baik dalam pembentukannya, maupun dalam
pelaksanaan akibatnya bila dilanggar. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, yang
dimaksud dengan rumah sakit adalah rumah tempat merawat orang sakit, menyediakan dan
memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi berbagai masalah kesehatan.

2.1.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Tugas Rumah Sakit rumusan yuridisnya dapat dilihat pada ketentuan pasal 1 butir 1
Undang – Undang Rumah Sakit. Ketentuan ini disamping mengandung pengertian tentang
Rumah Sakit, memuat pula rumusan tentang tugas Rumah Sakit serta ruang lingkup
pelayanannya. Seperti disebutkan pada pasal ini, bahwa: “Rumah Sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang tugas pokoknya adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang meyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat
darurat”.

5
Pasal 4 Undang Undang No 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit menjelaskan Rumah
Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.

Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Rumah Sakit


mempunyai fungsi:

a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai


dengan standar pelayanan rumah sakit.
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan, dan
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

Pengaturan tugas dan fungsi Rumah Sakit yang terkait dengan banyaknya persyaratan
yang harus dipenui dalam pendirian Rumah Sakit merupakan salah satu bentuk pengawasan
preventif terhadap Rumah Sakit. Di samping itu penetapan sanksi yang sangat berat
merupakan bentuk pengawasan represifnya. pengaturan tersebut sebenaranya dilatarbelakangi
oleh aspek pelayanan kesehatan sebagai suatu hal yang menyangkut hajat hidup sangat
penting bagi masyarakat.

Pengaturan tentang peran dan fungsi Rumah Sakit sebelumnya meliputi halhal berikut
ini:

1. Menyediakan dan menyelenggarakan ;


a. Pelayanan medik
b. Pelayanan penunjang medic
c. Pelayanan perawat
d. Pelayanan Rehabilitas
e. Pencegahan dan peningkatan kesehatan
2. Sebagai tempat pendidikan dan atau latihan tenaga medik atau tenaga paramedic
3. Sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi bidang kesehatan.”.

6
2.2 Profil PT Rumah Sakit Pelabuhan

2.2.1 Sejarah Pendirian PT Rumah Sakit Pelabuhan

PT Rumah Sakit Pelabuhan atau yang selanjutnya disebut “Perusahaan” berdiri pada
tahun 1999. Sejalan dengan motto “serve professionally, care personally: Ramah, Peduli dan
Bersahabat”, Perusahaan berkomitmen penuh untuk menjadi penyedia layanan kesehatan
terbaik bagi masyarakat.

Saat ini, Perusahaan mengelola jaringan rumah sakit yang tersebar di beberapa kota
besar di Indonesia, yang terdiri dari empat cabang rumah sakit dan tiga unit bisnis. Rumah
sakit yang berada di bawah pengelolaan Perusahaan adalah Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta,
Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon, Rumah Sakit Pelabuhan Palembang dan Rumah Sakit Port
Medical Center. Selain rumah sakit, Perseroan juga memiliki tiga unit bisnis, yakni IPC
Healthcare, Orchid Griya Nutrisi dan Klinik Pelabuhan dengan 12 cabang klinik.

Perusahaan memiliki visi “Menjadi Perusahaan Terbaik dalam Industri Kesehatan


Nasional dengan Layanan Profesional Kelas Dunia” dan untuk mewujudkan visinya tersebut,
Perusahaan senantiasa berupaya untuk meningkatkan kualitas layanannya, serta memperluas
jaringannya. Hal ini sejalan dengan misi Pemerintah Indonesia dalam membangun kesehatan
publik dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan yang berkualitas
di seluruh wilayah Indonesia.

RS Pelabuhan hadir dengan tujuan utama melayani kesehatan pegawai pelabuhan,


keluarga pegawai, perusahaan pelanggan serta masyarakat umum, termasuk bagi peserta
BPJS Kesehatan. Hal ini sejalan dengan aspirasi Perusahaan untuk memberikan layanan yang
dapat menjangkau semua lapisan masyarakat. Kami memberikan layanan bagi peserta BPJS
Kesehatan BAPEL JPKM Rumah Sakit Pelabuhan, IPC Health Care, asuransi-asuransi
terkemuka, layanan nutrisi dan gizi oleh Orchid Griya Nutrisi serta klinik-klinik yang
tersebar di wilayah kerja RS Pelabuhan.

Pada Agustus 2020, dilakukan pelepasan 67% saham PT Pelabuhan Indonesia II


(Persero) (IPC) di mana sebelumnya adalah pemegang saham pengendali RS Pelabuhan, ke
PT Pertamina Bina Medika-Indonesia Healthcare Corporation (PBM-IHC). Sehingga susunan
pemegang saham RS Pelabuhan adalah PBM-IHC 67%, IPC 32,88%, dan Koperasi Pegawai
Maritim 0,12%. Perjanjian jual beli saham RS Pelabuhan IPC dengan PBM-IHC tersebut
sejalan dengan program Holding Rumah Sakit BUMN yang sedang digarap oleh Pemerintah.
7
Dengan pengalaman panjang yang kami miliki, kami terus berupaya meningkatkan
pelayanan secara optimal kepada masyarakat, khususnya di masa pandemi COVID-19 yang
dimulai sejak penghujung tahun 2019. Kami berkomitmen untuk terus berkontribusi
memenuhi harapan dan kebutuhan layanan kesehatan serta mendukung program pemerintah
sebagai rumah sakit rujukan COVID-19.

VISI Menjadi perusahaan terbaik dalam industri kesehatan nasional dengan layanan
profesional kelas dunia.

MISI Menjalankan usaha layanan kesehatan berkualitas, berorientasi pada sinergi


sumber daya dan teknologi terkini serta pertumbuhan Perusahaan yang berkelanjutan.

2.2.2 Proses Bisnis PT Rumah Sakit Pelabuhan

Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan terakhir yang tertuang dalam Akta No.51
tanggal 18 Juli 2018, RS Pelabuhan melakukan kegiatan usaha di bidang kesehatan dan jasa
pelayanan kesehatan. Sesuai dengan bidang usaha tersebut, Perusahaan melaksanakan
kegiatan usaha di bidang:

1. Pelayanan Kesehatan;
2. Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan;
3. Pelayanan Jasa Konsultan Manajemen Kesehatan;
4. Perdagangan Farmasi dan Peralatan Kesehatan;
5. Pelayanan Asuransi Kesehatan;
6. Pelayanan Gizi Masyarakat;
7. Pelayanan Kebugaran Kesehatan;
8. Pelayanan Jasa Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM);
9. Pelayanan Kegiatan Penunjang Kesehatan Lainnya;
10. Pelayanan Jasa Boga Umum;.

2.3 Aspek Perpajakan di PT Rumah Sakit Pelabuhan

2.3.1 Pengenaan Pajak PT Rumah Sakit Pelabuhan

Pajak PT Rumah Sakit Pelabuhan adalah pajak yang dikenakan berdasar penghasilan
yang diterima oleh PT Rumah Sakit Pelabuhan selama satu tahun pajak. Dari penghasilan PT
Rumah Sakit Pelabuhan, terdapat beberapa hal yang termasuk ke dalam objek pajak Rumah
Sakit yaitu :

8
Perusahaan menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2014), “Pajak Penghasilan”. Mengacu
pada PSAK revisi tersebut, pajak final tidak termasuk dalam lingkup yang diatur oleh PSAK
No. 46.

1. Pajak Kini

Aset dan liabilitas pajak kini untuk tahun berjalan diukur sebesar jumlah yang
diharapkan dapat direstitusi dari atau dibayarkan kepada otoritas perpajakan. Tarif pajak dan
peraturan pajak yang digunakan untuk menghitung jumlah tersebut adalah yang berlaku atau
secara substantif telah berlaku pada tanggal pelaporan di negara tempat Perusahaan
beroperasi dan menghasilkan pendapatan kena pajak. Kekurangan/kelebihan pembayaran
pajak penghasilan dicatat sebagai bagian dari “Pajak Penghasilan Badan - Kini” dalam
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain. Bunga dan denda disajikan sebagai
bagian dari penghasilan atau beban operasi lain karena tidak dianggap sebagai bagian dari
beban pajak penghasilan. Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui pada saat surat
ketetapan pajak diterima atau, jika diajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan
ditetapkan.

9
2. Pajak Tangguhan

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui menggunakan metode liabilitas atas
konsekuensi pajak pada masa mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan
liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas pada
setiap tanggal pelaporan. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer
kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh
dikurangkan dan akumulasi rugi fiskal, sepanjang besar kemungkinan perbedaan temporer
yang boleh dikurangkan dan akumulasi rugi fiskal tersebut dapat dimanfaatkan untuk
mengurangi laba kena pajak pada masa depan.

3. PPh Pasal 21

Pasal 21 ayat (1)

“Pemotongan pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan
dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak Orang
Pribadi dalam negeri wajib dilakukan oleh; Pemberi kerja yang membayar gaji, upah,
honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan
yang dilakukan oleh pegawai atau bukan pegawai.

Rumah Sakit sebagai pemberi kerja dalam hal ini diwajibkan melakukan pemotongan
terhadap penghasilan yang diterima oleh wajib pajak orang pribadi baik pegawai maupun
bukan pegawai.

Dengan demikian berdasarkan pasal 21 ini Rumah sakit harus melakukan pemotongan
pajak atas penghasilan yang diterima oleh :

10
a. Pegawai tetap dan pegawai tidak tetap

Rumah Sakit menghitung, memotong dan menyetorkan potongan PPh 21 pegawai tetap
dan pegawai tidak tetap ke Kantor Pajak serta membuat administrasi pajaknya.

Penghasilan pegawai tetap dan pegawai tidak tetap yang dikenakan pajak meliputi antara
lain:

- Gaji/Upah
- Tunjangan
- Lembur
- Tunjangan Hari Raya
- Insentif
- Penghasilan lain kena pajak

Pajak yang disetor adalah penghasilan tersebut diatas setelah dikurangi dengan PTKP dan
biaya yang boleh dikurangkan.

Besarnya PTKP adalah :


- Rp 15.840.000,00 (lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu rupiah) untuk diri
Wajib Pajak orang pribadi
- Rp 1.320.000,00 (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah) tambahan untuk Wajib
Pajak yang kawin.
- Rp 15.840.000,00 (lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu rupiah) tambahan
untuk seorang istri yang penghasilannya digabung dengan pebghasilan suami
sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (1).
- Rp 1.320.000,00 (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah) tambahan untuk setiap
anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta
anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang
untuk setiap keluarga.

Pajak yang diterutang dihitung dari tarif pajak (pasal 17 ayat 1.a.) dikalikan dengan
Penghasilan Kena Pajak.

Tarif pajak yang diterapkan atas Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak Orang Pribadi
adalah :

11
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak

Sampai dengan Rp 50.000.000,00 (lima 5 % (lima persen)


puluh juta rupiah)
Di atas Rp 50.000.000,00 (lima puluh 15 % (lima belas
juta rupiah) sampai dengan Rp persen)

250.000.000,00 (dua ratus lima puluh


juta rupiah)
Di atas Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta 25 % (dua puluh lima persen)
rupiah) sampai dengan Rp
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
Di atas Rp 500.000.000,00 (lima ratus 30 % (tiga puluh
juta rupiah) persen)

b. Dokter dan tenaga medis lainnya

Rumah Sakit menghitung, memotong dan menyetorkan potongan PPh 21 jasa dokter ke
Kantor Pajak serta membuat administrasi pajaknya. Penghasilan dokter yang dikenakan pajak
meliputi baik gaji maupun jasa yang diterima dari profesinya. Tarif pajak sebagaimana pasal
17 ayat 1.a. di atas.

Pajak yang dikenakan berdasar penghasilan yang diterima dari pekerjaan, jasa, atau
kegiatan yang dilakukan Rumah Sakit. PPh Pasal 21 terutang PT Rumah Sakit Pelabuhan
selama tahun 2020 ialah sebesar Rp 4.737.211.188,-.

12
4. PPh Pasal 23

Pada rumah sakit sering terjadi kontrak Kerjasama antara rumah sakit dengan dokter atau
pihak ketiga terkait penggunaan alat kesehatan dengan bagi hasil berdasarkan persentase
tertentu dari jumlah penerimaan uang pasien. Walaupun dinamakan bagi hasil namun pada
dasarnya merupakan jasa persewaan yang merupakan objek PPh Pasal 23.

Pasal 23 UU No. 36 tahun 2008 yaitu :

Ayat (1) :

Atas penghasilan tersebut dibawah ini dengan nama dan dalam bentuk apapun yang
dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan
pemerintah, subyek pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap,
atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk
usaha tetap, dipotong pajak oleh pihak yang wajib membayarkan :

Huruf a. Sebesar 15% (lima belas persen) dari jumlah bruto atas :

• Deviden sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1) huruf g.


• Bunga sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1) huruf f.
• Royalti
• Hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang telah dipotong Pajak
Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 ayat (1) huruf e.

Huruf b. Sebesar 2% (dua persen)

• Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali sewa dan
penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta yang telah dikenai Pajak
Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (2).
• Imbalan sehubungan dengan jasa tehnik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa
konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong Pajak Penghasilan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 21.

Dengan demikian atas transaksi-transaksi tersebut diatas, maka PT Rumah Sakit


Pelabuhan dikenai Pajak Penghasilan pasal 23 pada tahun 2020 sebesar Rp 250.426.202,-

13
5. PPh Pasal 4 Ayat 2

Objek PPh Pasal 4 ayat (2) pada Rumah Sakit, meliputi penyewaan ruangan untuk
anjungan tunai mandiri (ATM), perbankan, restoran, toko retail, tempat parkir, dan
penginapan di lokasi rumah sakit. Besaran Pajak terutang PPh Pasal 4 Ayat 2 pada tahun
2020 sebesar Rp 43.420.120,-.

6. PPh Pasal 25

Besarannya dihitung dari jumlah PPh Terutang Akhir Tahun yang didasarkan atas pajak
tahun sebelumnya kemudian dibagi 12. Rumah Sakit yang terkena PPh Masa Pasal 25 adalah
rumah sakit yang beromzet lebih dari Rp4,8 miliar. PPh Pasal 25 terutang PT Rumah Sakit
Pelabuhan selama tahun 2020 ialah sebesar Rp 332.084.548,-.

7. PPN (Pajak Pertambahan Nilai)


• Jasa rumah sakit merupakan jasa yang tidak dikenakan PPN. Hal tersebut tercantum
dalam pada pasal 4A ayat (3) UU Nomor 42 Tahun 2009.
• Jasa rumah sakit berupa pelayanan rumah sakit secara rinci dijabarkan dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal RS.
• Jenis kriteria pelayanan jasa dalam peraturan Menteri Kesehatan Nomor
129/Menkes/SK/II/2008 merupakan jasa yang tidak dikenakan PPN.
• Istilah PPN jasa rumah sakit ini dimaksudkan untuk penjualan obat-obatan bagi
pasien rawat jalan. Sedangkan obat-obatan untuk pasien rawat inap masih termasuk
jasa pelayanan rumah sakit dan tidak dikenakan PPN.
• Dasar hukum pengenaan PPN untuk jasa rumah sakit, dalam hal ini obat untuk pasien
rawat jalan tertera dalam SE-06/PJ.52/2000 tentang Pajak Pertambahan Nilai atas
Penggantian Obat di Rumah Sakit.

Pajak Pertambahan Nilai yang terutang pada tahun 2020 adalah senilai Rp 784.763.470,-.

14
2.3.2 Utang Pajak

Rincian utang pajak pada tanggal 31 Desember 2020 dan 2019 adalah sebagai berikut:

31-Des-20 31-Des-19
Pajak Penghasilan:
Pasal 21 4.737.211.188 3.157.322.649
Pasal 23 250.426.202 129.157.354
Pasal 4 (2) 43.420.120 -
Pasal 25 - 698.534.570
Pajak Pertambahan Nilai 784.763.470 234.919.788
Total utang pajak 5.815.820.980 4.219.934.361

2.3.3 Tarif Pajak

Pada tanggal 31 Maret 2020, Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah


Pengganti Undang- Undang (“Perpu”) Nomor 1 Tahun 2020 yang telah menjadi Undang-
Undang (UU) No. 2 Tahun 2020, serta menetapkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 30
Tahun 2020 tentang Penurunan Tarif Pajak Penghasilan bagi Wajib Pajak Badan Dalam
Negeri yang Berbentuk Perseroan Terbuka dan berlaku sejak tanggal 19 Juni 2020.
Aturan tersebut menetapkan penurunan tarif pajak penghasilan wajib pajak badan dalam
negeri dan bentuk usaha tetap semula 25% menjadi 22% untuk tahun pajak 2020 dan
2021 dan 20% mulai tahun pajak 2022 dan seterusnya.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bidang usaha yang dijalankan oleh PT Rumah Sakit Pelabuhan adalah


menyelenggarakan melayani kesehatan pegawai pelabuhan, keluarga pegawai, perusahaan
pelanggan serta masyarakat umum, termasuk bagi peserta BPJS. PT Rumah Sakit Pelabuhan
termasuk badan usaha yang memiliki penghasilan, oleh karena itu diwajibkan memenuhi
kewajiban perpajakannya. Jenis-jenis pajak yang dibayarkan oleh PT Rumah Sakit Pelabuhan
selama tahun 2020 antara lain PPh Pasal 21, PPh Pasal 21 Final, PPh Pasal 23, PPh Pasal 25,
dan PPh Pasal 29, dan PPh Pasal 4 ayat (2).

16
DAFTAR PUSTAKA

Maulida, R. (2018, November 1). PPN Atas Jasa Rumah Sakit. Diambil kembali dari Online
Pajak: https://www.online-pajak.com/tentang-ppn-efaktur/ppn-rumah-sakit

Rumah Sakit Pelabuhan. (2020). Annual Report 2020.

Anda mungkin juga menyukai