Dosen Pengampu :
Sony Devano, S.E., Ak., M.Ak., CA., BKP, CPA.
Disusun oleh :
Billy Satrio (120104180006)
Ashilah Seiza Diah Kirana (120104180047)
Ajeng Anggita (120104180050)
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Aspek
Perpajakan di PT Rumah Sakit Pelabuhan” untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Kapita Selekta Perpajakan dengan tepat waktu.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kesalahan pada makalah ini.
Oleh sebab itu, penyusun berharap kritik dan saran yang membangun sebagai bentuk
perbaikan pada makalah ini. Akhir kata, penyusun mengucapkan terimakasih kepada seluruh
pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi seluruh pembaca.
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I ................................................................................................................................................... 3
BAB II.................................................................................................................................................. 5
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pajak adalah iuran atau pungutan wajib yang dipungut oleh pemerintah dari masyarakat
untuk menutupi pengeluaran rutin negara dan biaya pembangunan tanpa balas jasa yang dapat
ditunjuk secara langsung. Pajak memang merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa
dipisahkan dari dalam APBN dikarenakan pajak merupakan salah satu komponen APBN
dengan kontribusi terbesar dalam penerimaan negara yang banyak membantu pemerintahan
dalam memajukan negara itu sendiri.
Oleh karena itu, penulis membuat makalah ini untuk mengetahui lebih dalam mengenai
badan usaha Rumah Sakit dan aspek-aspek perpajakan apa saja yang ada di badan usaha
Rumah Sakit.
a. Maksud
3
- Memenuhi tugas mata kuliah Kapita Selekta;
- Mengidentifikasi dasar hukum Rumah Sakit di Indonesia;
- Mengidentifikasi profil PT Rumah Sakit Pelabuhan;
- Mengidentifikasi perpajakan di PT Rumah Sakit Pelabuhan;
b. Tujuan
- Mengetahui pengertian, fungsi Rumah Sakit di Indonesia
- Mengetahui sejarah pendirian PT Rumah Sakit Pelabuhan;
- Mengetahui aspek-aspek perpajakan di PT Rumah Sakit Pelabuhan;
4
BAB II
PEMBAHASAN
Koperasi Menurut WHO (World Health Organization) rumah sakit adalah bagian
integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan
paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit
(preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga
kesehatan dan pusat penelitian medik. Rumah sakit sebagai organ yang semula didirikan
berdasarkan tujuan sosial, kemanusiaan atau keagamaan itu dalam sejarah pertumbuhannya
telah mengalami perkembangan, sehingga rumah sakit berfungsi untuk mempertemukan 2
(dua) tugas yang prinsipil yang membedakan dengan organ lain yang memproduksi jasa.
Rumah sakit merupakan organ yang mempertemukan tugas yang didasari oleh dalil dalil etik
medik karena merupakan tempat bekerjanya para profesional penyandang lafal sumpah
medik yang diikat oleh dalil dalil hippocrates dalam melakukan tugasnya. Disamping itu dari
segi hukum sebagai dasar bagi wadah Rumah Sakit sebagai organ yang bergerak dalam
hubungan-hubungan hukum dalam masyarakat yang diikat oleh norma hukum dan norma etik
masyarakat yang kedua norma tersebut berbeda, baik dalam pembentukannya, maupun dalam
pelaksanaan akibatnya bila dilanggar. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, yang
dimaksud dengan rumah sakit adalah rumah tempat merawat orang sakit, menyediakan dan
memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi berbagai masalah kesehatan.
Tugas Rumah Sakit rumusan yuridisnya dapat dilihat pada ketentuan pasal 1 butir 1
Undang – Undang Rumah Sakit. Ketentuan ini disamping mengandung pengertian tentang
Rumah Sakit, memuat pula rumusan tentang tugas Rumah Sakit serta ruang lingkup
pelayanannya. Seperti disebutkan pada pasal ini, bahwa: “Rumah Sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang tugas pokoknya adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang meyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat
darurat”.
5
Pasal 4 Undang Undang No 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit menjelaskan Rumah
Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.
Pengaturan tugas dan fungsi Rumah Sakit yang terkait dengan banyaknya persyaratan
yang harus dipenui dalam pendirian Rumah Sakit merupakan salah satu bentuk pengawasan
preventif terhadap Rumah Sakit. Di samping itu penetapan sanksi yang sangat berat
merupakan bentuk pengawasan represifnya. pengaturan tersebut sebenaranya dilatarbelakangi
oleh aspek pelayanan kesehatan sebagai suatu hal yang menyangkut hajat hidup sangat
penting bagi masyarakat.
Pengaturan tentang peran dan fungsi Rumah Sakit sebelumnya meliputi halhal berikut
ini:
6
2.2 Profil PT Rumah Sakit Pelabuhan
PT Rumah Sakit Pelabuhan atau yang selanjutnya disebut “Perusahaan” berdiri pada
tahun 1999. Sejalan dengan motto “serve professionally, care personally: Ramah, Peduli dan
Bersahabat”, Perusahaan berkomitmen penuh untuk menjadi penyedia layanan kesehatan
terbaik bagi masyarakat.
Saat ini, Perusahaan mengelola jaringan rumah sakit yang tersebar di beberapa kota
besar di Indonesia, yang terdiri dari empat cabang rumah sakit dan tiga unit bisnis. Rumah
sakit yang berada di bawah pengelolaan Perusahaan adalah Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta,
Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon, Rumah Sakit Pelabuhan Palembang dan Rumah Sakit Port
Medical Center. Selain rumah sakit, Perseroan juga memiliki tiga unit bisnis, yakni IPC
Healthcare, Orchid Griya Nutrisi dan Klinik Pelabuhan dengan 12 cabang klinik.
VISI Menjadi perusahaan terbaik dalam industri kesehatan nasional dengan layanan
profesional kelas dunia.
Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan terakhir yang tertuang dalam Akta No.51
tanggal 18 Juli 2018, RS Pelabuhan melakukan kegiatan usaha di bidang kesehatan dan jasa
pelayanan kesehatan. Sesuai dengan bidang usaha tersebut, Perusahaan melaksanakan
kegiatan usaha di bidang:
1. Pelayanan Kesehatan;
2. Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan;
3. Pelayanan Jasa Konsultan Manajemen Kesehatan;
4. Perdagangan Farmasi dan Peralatan Kesehatan;
5. Pelayanan Asuransi Kesehatan;
6. Pelayanan Gizi Masyarakat;
7. Pelayanan Kebugaran Kesehatan;
8. Pelayanan Jasa Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM);
9. Pelayanan Kegiatan Penunjang Kesehatan Lainnya;
10. Pelayanan Jasa Boga Umum;.
Pajak PT Rumah Sakit Pelabuhan adalah pajak yang dikenakan berdasar penghasilan
yang diterima oleh PT Rumah Sakit Pelabuhan selama satu tahun pajak. Dari penghasilan PT
Rumah Sakit Pelabuhan, terdapat beberapa hal yang termasuk ke dalam objek pajak Rumah
Sakit yaitu :
8
Perusahaan menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2014), “Pajak Penghasilan”. Mengacu
pada PSAK revisi tersebut, pajak final tidak termasuk dalam lingkup yang diatur oleh PSAK
No. 46.
1. Pajak Kini
Aset dan liabilitas pajak kini untuk tahun berjalan diukur sebesar jumlah yang
diharapkan dapat direstitusi dari atau dibayarkan kepada otoritas perpajakan. Tarif pajak dan
peraturan pajak yang digunakan untuk menghitung jumlah tersebut adalah yang berlaku atau
secara substantif telah berlaku pada tanggal pelaporan di negara tempat Perusahaan
beroperasi dan menghasilkan pendapatan kena pajak. Kekurangan/kelebihan pembayaran
pajak penghasilan dicatat sebagai bagian dari “Pajak Penghasilan Badan - Kini” dalam
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain. Bunga dan denda disajikan sebagai
bagian dari penghasilan atau beban operasi lain karena tidak dianggap sebagai bagian dari
beban pajak penghasilan. Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui pada saat surat
ketetapan pajak diterima atau, jika diajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan
ditetapkan.
9
2. Pajak Tangguhan
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui menggunakan metode liabilitas atas
konsekuensi pajak pada masa mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan
liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas pada
setiap tanggal pelaporan. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer
kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh
dikurangkan dan akumulasi rugi fiskal, sepanjang besar kemungkinan perbedaan temporer
yang boleh dikurangkan dan akumulasi rugi fiskal tersebut dapat dimanfaatkan untuk
mengurangi laba kena pajak pada masa depan.
3. PPh Pasal 21
“Pemotongan pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan
dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak Orang
Pribadi dalam negeri wajib dilakukan oleh; Pemberi kerja yang membayar gaji, upah,
honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan
yang dilakukan oleh pegawai atau bukan pegawai.
Rumah Sakit sebagai pemberi kerja dalam hal ini diwajibkan melakukan pemotongan
terhadap penghasilan yang diterima oleh wajib pajak orang pribadi baik pegawai maupun
bukan pegawai.
Dengan demikian berdasarkan pasal 21 ini Rumah sakit harus melakukan pemotongan
pajak atas penghasilan yang diterima oleh :
10
a. Pegawai tetap dan pegawai tidak tetap
Rumah Sakit menghitung, memotong dan menyetorkan potongan PPh 21 pegawai tetap
dan pegawai tidak tetap ke Kantor Pajak serta membuat administrasi pajaknya.
Penghasilan pegawai tetap dan pegawai tidak tetap yang dikenakan pajak meliputi antara
lain:
- Gaji/Upah
- Tunjangan
- Lembur
- Tunjangan Hari Raya
- Insentif
- Penghasilan lain kena pajak
Pajak yang disetor adalah penghasilan tersebut diatas setelah dikurangi dengan PTKP dan
biaya yang boleh dikurangkan.
Pajak yang diterutang dihitung dari tarif pajak (pasal 17 ayat 1.a.) dikalikan dengan
Penghasilan Kena Pajak.
Tarif pajak yang diterapkan atas Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak Orang Pribadi
adalah :
11
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
Rumah Sakit menghitung, memotong dan menyetorkan potongan PPh 21 jasa dokter ke
Kantor Pajak serta membuat administrasi pajaknya. Penghasilan dokter yang dikenakan pajak
meliputi baik gaji maupun jasa yang diterima dari profesinya. Tarif pajak sebagaimana pasal
17 ayat 1.a. di atas.
Pajak yang dikenakan berdasar penghasilan yang diterima dari pekerjaan, jasa, atau
kegiatan yang dilakukan Rumah Sakit. PPh Pasal 21 terutang PT Rumah Sakit Pelabuhan
selama tahun 2020 ialah sebesar Rp 4.737.211.188,-.
12
4. PPh Pasal 23
Pada rumah sakit sering terjadi kontrak Kerjasama antara rumah sakit dengan dokter atau
pihak ketiga terkait penggunaan alat kesehatan dengan bagi hasil berdasarkan persentase
tertentu dari jumlah penerimaan uang pasien. Walaupun dinamakan bagi hasil namun pada
dasarnya merupakan jasa persewaan yang merupakan objek PPh Pasal 23.
Ayat (1) :
Atas penghasilan tersebut dibawah ini dengan nama dan dalam bentuk apapun yang
dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan
pemerintah, subyek pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap,
atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk
usaha tetap, dipotong pajak oleh pihak yang wajib membayarkan :
Huruf a. Sebesar 15% (lima belas persen) dari jumlah bruto atas :
• Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali sewa dan
penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta yang telah dikenai Pajak
Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (2).
• Imbalan sehubungan dengan jasa tehnik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa
konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong Pajak Penghasilan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 21.
13
5. PPh Pasal 4 Ayat 2
Objek PPh Pasal 4 ayat (2) pada Rumah Sakit, meliputi penyewaan ruangan untuk
anjungan tunai mandiri (ATM), perbankan, restoran, toko retail, tempat parkir, dan
penginapan di lokasi rumah sakit. Besaran Pajak terutang PPh Pasal 4 Ayat 2 pada tahun
2020 sebesar Rp 43.420.120,-.
6. PPh Pasal 25
Besarannya dihitung dari jumlah PPh Terutang Akhir Tahun yang didasarkan atas pajak
tahun sebelumnya kemudian dibagi 12. Rumah Sakit yang terkena PPh Masa Pasal 25 adalah
rumah sakit yang beromzet lebih dari Rp4,8 miliar. PPh Pasal 25 terutang PT Rumah Sakit
Pelabuhan selama tahun 2020 ialah sebesar Rp 332.084.548,-.
Pajak Pertambahan Nilai yang terutang pada tahun 2020 adalah senilai Rp 784.763.470,-.
14
2.3.2 Utang Pajak
Rincian utang pajak pada tanggal 31 Desember 2020 dan 2019 adalah sebagai berikut:
31-Des-20 31-Des-19
Pajak Penghasilan:
Pasal 21 4.737.211.188 3.157.322.649
Pasal 23 250.426.202 129.157.354
Pasal 4 (2) 43.420.120 -
Pasal 25 - 698.534.570
Pajak Pertambahan Nilai 784.763.470 234.919.788
Total utang pajak 5.815.820.980 4.219.934.361
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
16
DAFTAR PUSTAKA
Maulida, R. (2018, November 1). PPN Atas Jasa Rumah Sakit. Diambil kembali dari Online
Pajak: https://www.online-pajak.com/tentang-ppn-efaktur/ppn-rumah-sakit